Dengan terpaksa Bagas akhirnya menandatangani surat perjanjian dari rumah sakit. Dia lakukan yang utama yaitu menyelamatkan nyawa Disya. Bagas tampak tegang menunggu operasi Disya berlangsung. Bagas juga sudah memberitahu berita ini kepada orang tua Bagas. Dia meminta orang tuanya untuk datang ke rumah sakit.
"Gas, bagaimana keadaan Disya?" tanya sang mama.
Mama dan Papanya baru saja sampai di rumah sakit dan langsung menghampiri Bagas yang duduk termenung. Wajahnya terlihat kusut, dan bajunya terlihat acak-acakan. Dia terlihat sangat stres membuat sang mama merasa kasihan dengan nasib anak semata wayangnya. Menantunya memang selalu menyusahkan bikin dirinya emosi.
"Masih di ruang operasi Ma," ucap Bagas lesu.
"Memangnya kenapa sih penyebab kecelakaan Disya?" tanya sang mama yang kini menatap ke arah sang anak, meminta penjelasan.
"Penyebabnya aku juga belum tahu, karena aku memang tak bersama dia. Mungkin pikiran yang membuat dia kurang konsentrasi, hingga akhirnya terjadi kecelakaan," jelas Bagas dan sang mama hanya ber oh ria.
Suasana sempat hening beberapa saat. Sampai akhirnya Bagas memulai pembicaraan lagi. Bagas ingin mengungkapkan permasalahan yang terjadi dengan dirinya, Disya, dan Sella. Bagas tak ingin Sella yang akan menjadi korban salah paham lagi.
"Ma, Pa, sebenarnya ada yang ingin Bagas ucapkan sama Mama dan Papa," ucap Bagas. Mata Bagas terlihat mulai berkaca-kaca. Bagas mencoba menahan sesak di dadanya. Terlihat sekali penyesalan di wajahnya.
"Ya sudah katakan saja jangan di tahan-tahan! Dari pada nanti kamu stres sendiri," ujar sang mama dan sang papa pun mengiyakan.
Bagas mulai membuka pembicaraan, dia mulai menjelaskan satu persatu atas apa yang terjadi antara Disya, dia, dan juga Sella. Mulai dari pengkhianatan Disya dengan bosnya, rasa cintanya kepada Sella, pemerko*saan yang terjadi kepada Sella, dan perceraian dirinya dengan Disya.
Bagas bersujud diantara kedua kaki orang tuanya. Meminta maaf atas kesalahan yang dia perbuat. Dia sangat menyesal, dengan apa yang terjadi dengannya. Yang paling dia sesali yaitu, dengan be*jadnya dia memper*kosa Sella, membawa Sella dalam permasalahan dirinya dengan Disya.
"Ya ampun Bagas, Mama benar-benar tak percaya kamu seperti itu. Tetapi, ya sudahlah semua sudah terjadi. Semua tak akan pernah kembali lagi. Bagus deh kalau kamu sudah talak si Disya, Mama setuju kamu bercerai dengannya. Dari dia menolak ingin punya anak, Mama mulai tak menyukai Disya. Sejak dulu Mama sudah curiga, pasti ada apa-apanya ini. Namanya orang menikah, pasti semuanya menginginkan memiliki anak. Nah dia selalu alasan masalah karier, padahal tanpa dia bekerja kamu 'kan bisa mencukupinya. Alasannya tak logis menurut Mama," ujar sang Mama dan Bagas menganggukkan kepalanya.
"Sudah bangun, tak perlu seperti ini! Setiap manusia tak ada yang sempurna, Mama yakin kalau Disya yang tak memulainya kamu pun tak mungkin seperti itu. Baguslah semua ini cepat terbongkar, sudah cukup selama ini dia bohongi kamu. Padahal kamu selalu saja mempertahankan dia, dan selalu menjalankan tugas kamu sebagai seorang suami yang baik. Berarti sekarang, kamu harus cari Sella. Kasihan dia, dia anak yang baik. Pasti hatinya sangat hancur mengalami nasib seperti itu," ucap sang mama lagi. Sedangkan sang papa hanya menyimak ucapan istrinya.
"Aku juga masih tak percaya. Semua ini karena pengaruh alkohol Ma, saat itu aku sedang mabuk. Aku benar-benar menyesal Ma. Makanya, aku ingin segera mengurus perceraian aku sama Disya. Setelah itu aku akan menikahi Sella, aku khawatir benih itu berkembang menjadi janin di rahim Sella," ungkap Bagas.
"Bagus dong kalau Sella hamil, tak ada alasan untuknya menolak kamu. Kamu harus nikahi dia segera! Tetapi kalau dia benar-benar hamil, nanti setelah dia melahirkan anak kamu, kamu harus menikahi dia lagi. Mama sih berharap Sella hamil, sudah lama Mama menginginkan seorang cucu dari kamu. Mungkin jalan hidup kamu seperti itu, kamu mendapatkan anak dari wanita lain, karena Disya tak ingin memberikan keturunan untuk kamu," sahut sang mama.
Bagas menceritakan kalau kedua orang tua Disya akan datang ke Jakarta. Bagas untuk menjelaskan permasalahan ini. Sang mama menyuruh Bagas untuk membuka isi ponsel Disya, mungkin saja adalah hal yang bisa memberatkan Disya dan memudahkan Bagas untuk bercerai dengan Bagas. Semacam bukti perselingkuhan dengan Adit.
Selama ini Bagas terlalu percaya, dia jarang sekali membuka ponsel Disya untuk mengisi dalam ponsel itu.
"Itulah kebodohannya kamu, sama istri terlalu percaya. Cinta dan sayang sih boleh, tetapi sesekali perlu 'lah lihat isi ponsel pasangan. Agar kamu tahu apa yang dia perbuat diluar sana. Terlebih jika istri sudah mulai memiliki gelagat tak baik. Itu patut dicurigai kalau seperti itu," ujar sang mama dan Bagas mengiyakan.
Jika dirinya tak melihat langsung dengan mata kepalanya sendiri, Disya berselingkuh dengan Adit. Mungkin sampai saat ini dirinya masih terjebak dalam permainan Disya dan Adit.
Obrolan mereka terhenti, karena dokter telah selesai melakukan operasi Disya. Bagas langsung menghampiri sang dokter, untuk menanyakan kondisi mantan istrinya.
"Operasi sudah selesai dilaksanakan, hanya menunggu pasien, siuman. Semoga saja pasien bisa segera melewati masa kritisnya. Namun ingat jika dia sudah sadar nanti, beri dukungan yang terbaik untuknya. Jangan buat dirinya frustasi saat mengetahui kondisinya saat ini. Tanpa rahim dan mengalami cacat," jelas sang dokter dan Bagas mengiyakan meskipun dirinya tak merasa yakin untuk menjalankannya. Karena dia juga ingin bahagia.
Bagas menatap wajah mantan istrinya dari balik jendela luar, Disya terlihat lemah tak berdaya di ranjang rumah sakit. Ada perasaan iba di benaknya. Bagaimanapun dia dulu pernah sangat mencintai mantan istrinya. Air mata Bagas jatuh satu persatu tak tertahan lagi.
"Andai saja kamu tak mengkhianati aku. Pasti kita kini sudah hidup bahagia. Aku pun tak akan tergoda dengan Sella, kamu yang membuat aku akhirnya jatuh cinta kepada Sella," gumam Bagas yang masih menatap wajah mantan istrinya.
Dilain tempat Sella tampak gelisah, dirinya sejak tadi perasaannya tak enak. Seakan terjadi sesuatu yang terjadi dengan sang kakak.
"Mengapa sejak tadi aku teringat Mba Disya ya? Apa semua ini karena perasaan bersalah aku sama dia? Ya Allah apa yang harus aku lakukan? Bukan hanya aku merasa hancur, hubungan keluarga aku pun hancur karena kejadian satu malam aku sama Kak Bagas," ucap Sella.
"Ya ampun Sel, lo belum makan juga. Sekarang gue tak mau tahu, buka mulut lo sekarang!" ucap Irwan.
Padahal Irwan sudah membelikan Sella nasi padang, karena dia takut Sella tak mau makan masakan dia. Namun, nyatanya Sella tetap saja tak mau makan. Hingga akhirnya dia menyuapin Sella.
"Lo itu harus makan, kalau lo tak makan nanti lo sakit! Ingat besok sudah mulai kuliah, dan sebentar lagi kita ujian tengah semester. Memangnya lo mau tak bisa ikut ujian, karena lo sakit?" cerocos Irwan dan Sella hanya menggelengkan kepalanya lemah.
"Makasih ya Wan, kamu sudah baik banget sama aku. Maaf ya aku sudah merepotkan kamu," ucap Sella dan Irwan menganggukkan kepalanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Greenenly
mantan istri woi
2024-08-05
0
Marsha Nabila
Alex siapa thoor😂😂tetangga sebelah kah😂😂😂
2023-03-30
0
nonsk2711
tiba" Sella tlpn k hp nya Disya yg angkat Bagas 😄...ngarep bgd ya...
Disha sadar diri aja yg perlu km bls skt hati itu k Adit hancurkn sx an tuh rumtang Adit,kesal akutuh
2022-11-23
0