"Mas, aku hari ini izin pulang dulu ya! Pasti Bagas marah besar, karena aku tak pulang dan tak memberi kabar kepadanya," ucap Disya yang terlihat sudah bersiap-siap untuk pulang.
"Iya. Aku juga hari ini tak ke kantor. Aku ingin mengajak anakku main ke Mall, sudah lama aku tak mengajaknya liburan. Agar Hana tak marah kepada aku," ujar Adit. Sama halnya dengan Disya, dia juga sudah terlihat rapi. Mereka akan terpisah di hotel, pulang naik mobil mereka masing-masing.
"Kamu mencintai Hana ya? Kok kamu takut banget, kalau Hana sampai marah," sindir Disya.
"Kalau di tanya cinta, pasti aku akan menjawab. Cintaku lebih besar kepada kamu, bahkan jika diizinkan. Aku hanya ingin mencintai kamu di dunia ini," ujar Adit sambil merangkul tubuh Disya dengan mesra.
"Gombal," umpat Disya sambil mencubit perut Adit. Hingga akhirnya mereka tertawa bahagia. Jika takdir tak sekejam ini kepadanya, mereka tak akan seperti ini. Tak akan melibatkan Hana dan juga Bagas di hubungan terlarang mereka.
Disya keluar dari hotel lebih dulu, selang 30 menit barulah Adit yang keluar. Mereka akan kembali ke kehidupan mereka masing-masing, setelah semalam mereka bersama. Disya tampak bahagia, kekasihnya memang selalu membuatnya tersenyum.
Mobil Disya sudah memasuki area parkiran rumah mereka. Bagas sudah mengetahui kalau istrinya baru saja pulang. Terbesit rasa curiga di benaknya, atas sikap istrinya kepadanya.
"Mas, gimana keadaan kamu?" tanya Disya berbasa-basi, saat melihat sang suami yang sedang duduk bersantai di depan televisi. Sedangkan Sella lebih memilih menghindari kakak iparnya. Lebih memilih berdiam diri di kamar, bahkan dirinya belum sarapan.
Bagas langsung menarik tangan Disya dengan kasar ke kamar. Kemudian langsung melempar tubuh istrinya ke ranjang dengan kasar.
"Mas, Mas kok kasar sih?" ucap Disya.
"Dari mana saja kamu semalam? Tidur sama siapa kamu? Sama bos kamu? Sampai-sampai kamu melupakan suami kamu di rumah. Jawab!" bentak Bagas, dia terlihat sangat marah. Hingga tak kuasa menahannya lagi. Dia merasa istrinya semakin tak menghargai dirinya.
"Jangan salahkan aku bersikap kasar kepada kamu, kamu yang membuat aku seperti ini! Selama ini aku sudah berusaha untuk sabar, tetapi semakin kesini kamu semakin bersikap seenaknya kamu dan tak memikirkan perasaan aku," ucap Bagas dengan suara yang terdengar berat.
Tanpa Disya tahu, Bagas mencoba menahan perasaannya saat ini. Dirinya merasa sedih memikirkan pernikahannya yang seperti ini. Dirinya sebagai suami merasa gagal untuk mendidiknya menjadi istri yang sholeha.
Disya sempat tersentak kaget, saat Bagas mengucap dirinya tidur dengan bosnya. Mengapa suaminya bisa tahu? Apa semua ini hanya sekadar ucapan ataukah suaminya sudah mengetahui perselingkuhannya dengan Adit.
"Iya, aku mengaku salah. Karena semalam aku tidak pulang, padahal kamu sedang sakit. Aku terlalu sibuk bekerja, hingga aku melupakan kodrat aku sebagai seorang istri. Aku mengaku salah. Namun, apa yang kamu tuduhkan kepada aku itu tidak benar. Aku semalam ketiduran di kosan Sisil karena mengerjakan berkas-berkas untuk persiapan kedatangan investor dari Jepang lusa. Aku sampai lupa waktu, dan akhirnya aku ketiduran di sana. Tugasnya dari Pak Adit sudah selesai, makanya hari ini aku izin tak bekerja. Aku ingin menemani kamu di rumah," jelas Disya berbohong.
Disya memberanikan diri menghampiri suaminya yang masih tersulut api amarah. Dia mencoba mengelus dada sang suami dengan penuh kelembutan, agar sang suami tak marah lagi kepadanya. Dia ingin menenangkan sang suami, dia tahu yang suaminya inginkan.
"Aku mencintai kamu, maafkan aku," ucap Disya.
Disya langsung mencium bibir suaminya penuh kelembutan. Dia yakin, kalau suaminya sangat membutuhkan sentuhan lembut dari dirinya. Disya mendorong tubuh suaminya ke ranjang, membuat Bagas tak berdaya. Amarahnya hilang seketika.
Mereka tak menyadari kalau Sella melihat adegan mesra mereka. Niat hati ingin pamit, Sella justru harus melihat laki-laki yang sempat mencuri ciuman pertamanya. Kini sedang bermesraan dengan kakaknya. Dia harus menyadari siapa dirinya. Bagas lupa menguncinya pintu kamar mereka.
Saat tersadar, dirinya terperanjat kaget. Saat melihat Sella yang diam membisu seperti patung. Membuat Bagas merasa bersalah, karena dirinya sempat khilaf mengambil ciuman pertama adik iparnya.
"Sella?" ucap Disya.
"Ma-maaf Mba. Tadi aku berniat pamit sama Mba dan Kak Bagas. Aku ingin berangkat kuliah. Aku panggil Mba sama Kak Bagas enggak dengar. Kebetulan pintunya tak tertutup rapat. Maaf, aku memberanikan masuk ke dalam," jelas Sella yang terlihat gugup.
"Oh gitu. Justru Mba yang meminta maaf, Kak Bagas sih yang tak sabar. Mba baru sampai, sudah ingin menerkam saja. Sampai-sampai dia lupa menutup pintu kamar," ujar Disya sambil terkekeh, dan Sella hanya menganggukkan kepalanya lesu. Wajahnya terlihat kecewa, membuat Bagas tak enak hati.
"Oh ya, karena kamu sudah merawat Kak Bagas dengan baik. Sekarang Kak Baga sudah sehat lagi deh. Hari ini Mba libur, Mba akan full servis Mas Bagas. Jadi, kamu bebas kalau mau main sama teman-teman kampus kamu. Ini bonus untuk kamu," ujar Disya sambil memberikan tiga lembar uang merah kepada Sella.
Sella tampak ragu mengambilnya, karena dia ikhlas mengurus kakak iparnya selama sakit. Terlebih di situ ada Bagas juga, dia takut Bagas mengira dia melakukan semua ini karena mengharap pamrih.
"Sudah ambil saja! Jangan berpikir macam-macam. Kamu juga 'kan sekali-kali perlu refreshing, menikmati masa muda kamu," ucap Disya yang sedikit memaksa. Hingga akhirnya Sella mengambilnya. Dia langsung pamit dan mencium tangan Disya dan Bagas secara bergantian.
Setelah sang adik keluar, Disya langsung mengunci pintu kamarnya. Kemudian langsung membuka semua pakaian yang dia kenakan. Mau tak mau dia harus melayani nap*su suaminya, agar sang suami baik kembali.
"Huh, untungnya Mas Adit tak memberikan stempel. Bisa-bisa Mas Bagas bisa curiga kalau melihatnya," gumam Disya. Kali ini dirinya bisa terlepas.
Bagas yang sudah lama tak bercinta dengan istrinya tentu saja merasa senang, terlebih biasanya sang istri sering kali menolaknya, dan hari ini istrinya sendiri yang berniat memuaskan dirinya.
"Mas, buka dong! Kok jadi bengong gitu sih? Katanya dari kemarin kepengen. Sekarang, giliran aku sudah polos begini, Mas justru malah bengong," protes Disya.
Kini keduanya sudah berada di ranjang dan keduanya sudah sama-sama polos. Disya mulai mencium bibir suaminya dan tangannya mulai menyusuri leher dan tubuh suaminya. Memberikan sengatan-sengatan listrik di tubuh suaminya.
Membuat Bagas pun terlena, dia memainkan kedua bukit kembar istrinya. Permainan mereka semakin memanas, Disya memang paling pintar menyenangkan hati suaminya. Bagas tak tahu, kalau dirinya berbagi tubuh istrinya dengan Adit.
"Enak?" tanya Disya saat memainkan milik suaminya. Bagas hanya menganggukkan kepalanya, tak mampu berkata-kata lagi. Hal itu tentu saja membuat Disya tersenyum. Hari ini dirinya berniat menyenangkan hati suaminya, agar sang suami tak curiga lagi kepadanya.
Disya kini sudah berada di bawah kungkungan Bagas. Bagas tampak bersemangat memompa milik istrinya, membuat Disya menjerit merasakan nikmat. Hingga akhirnya mereka berdua mengerang bersama.
"Semoga, kamu segera hadir di rahim Mama," ucap Bagas sambil mencium perut istrinya. Berharap agar segera hadir makhluk kecil di rahim istrinya. Namun, semua itu hanya angan-angannya saja, karena sampai saat ini Disya masih mengkonsumsi pil KB. Agar dirinya tak hamil, karena dirinya berhubungan intim bersama Adit juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Dasar Jalang,udah ounya suami,Malah main dengan Mantan,Lha giliran Bagas yg selingkuh malah marah2,Udah salah nyuruh adek sendiri yg melakukan tugas yg seharusnya kamu yg melakukan sebagai isteri ke suami
2025-02-22
0
Qaisaa Nazarudin
LELAKI DAYUS..KALO CURIGA HARUSNYA DI SELIDIKI,BUKANNYA LANGSUNG MENCARI SELENGKANGAN.GOBLOK,
2025-02-22
0
Qaisaa Nazarudin
Bego,Ntar dia hamil anak selingkuhannya,kamu yg di kambing hitamkan..
2025-02-22
0