"Mas Adit," teriak Disya sambil berjalan menghampiri kekasih sekaligus bosnya.
"Kok kamu lama banget sih?" protes Adit.
"Iya maaf, tadi Bagas sempat protes melihat aku sudah bersiap-siap untuk pergi. Seperti biasa dia meminta aku berhenti bekerja," jelas Disya.
"Terus kamu akan menuruti permintaannya?" Adit menghentikan langkahnya membuat Disya pun terhenti. Adit menatap Disya dengan serius, menunggu jawaban wanita yang masih dia cintai.
Disya langsung memeluk tubuh kekasih sekaligus bosnya, dan mengatakan kalau dirinya tak akan mau berpisah dengannya. Sekuat tenaga dia akan tetap mempertahankan bekerja di perusahaan Adit.
"Tidak. Memangnya kamu pikir, aku mampu melakukannya? Aku tak mau jauh dari kamu," ucap Disya yang sudah mulai meneteskan air matanya.
"Iya aku percaya," jawab Adit sambil menghapus air mata di pipi kekasihnya.
Kini mereka sudah berada di penerbangan menuju Yogyakarta. Mereka terlihat mesra seperti biasa. Aditya tampak menggenggam tangan kekasihnya erat.
Oh, cinta sesakit 'kah ini? Demi untuk bersama, mereka rela melakukan hal ini.
Aditya Anugrah, seorang CEO di perusahaan Disya bekerja. Usianya lebih tua tiga tahun dari Disya. Sejak Disya bekerja di perusahaannya, Adit sudah jatuh cinta kepada sosok Disya sang sekretaris. Ternyata, diam-diam Disya pun memendam perasaan kepada sang bos.
Lambat laun akhirnya mereka sepakat menjalin hubungan sebagai seorang kekasih. Namun, takdir begitu kejam. Orang tua Adit tak merestui hubungan mereka. Mereka ingin Adit menikah dengan wanita yang sepadan dengan mereka.
#Flashback On
"Pa, aku tak bisa menerima perjodohan ini! Aku mencintai Disya, dan aku tak mungkin melukai hatinya," protes Adit kepada sang papa.
"Disya ... Disya ... Disya lagi alasan kamu! Pokoknya Papa tidak akan pernah setuju sampai kapanpun! Jika kamu menolak perjodohan ini, Papa akan menarik semua fasilitas yang kamu miliki saat ini. Biar kamu menjadi gembel," ucap Papa Aska dengan suara yang keras.
Disya yang saat itu ingin mengantarkan berkas, justru dirinya langsung berlari masuk ke toilet menumpahkan kesedihannya. Dia mendengar percakapan kekasih sekaligus bosnya dengan papanya.
"Hanya karena aku orang biasa, aku tak bisa hidup bersamanya?"
Status sosial membuat mereka tak bisa bersama, padahal Adit berniat menikahi dirinya. Setelah dirinya selesai menumpahkan kesedihannya, Disya menghapus air matanya dan keluar dari toilet. Karena dia teringat akan berkas yang harus di tanda tangani Adit.
"Kamu harus kuat, Dis!" Disya menguatkan dirinya sendiri.
Dengan berjalan gontai, dia kini sudah berada di depan pintu ruangan Adit. Disya langsung mengetuk pintu ruangan Adit,kemudian membukanya.
"Permisi Pak, maaf mengganggu waktunya sebentar. Ada berkas yang harus Bapak tanda tangani sekarang juga," ucap Disya sambil memberikan satu map meras berisi lima lembar berkas. Adit sempat melirik ke arah Disya sebelum dia menandatangani berkas itu. Namun Disya memilih untuk menunduk.
Hatinya begitu sakit, kala mengingat ucapan Papa Aska tadi. Dadanya terasa sesak, menahan tangisnya. Disya berusaha untuk bersikap profesional.
"Mulai sekarang akhiri hubungan kalian! Jangan pernah bermimpi menikah dengan anakku! Karena sebentar lagi, Adit akan menikah dengan wanita yang sepadan dengannya," suara Papa Aska menggema di ruangan itu. Disya tampak terdiam, rasanya dia tak pantas untuk protes.
"Pa, aku belum mengiyakan ucapan papa. Itu berarti, aku belum mengiyakan perjodohan ini. Aku dan Disya butuh waktu untuk semua ini, kami saling mencintai," tegur Adit.
Disya memilih untuk diam, dan mengambil berkas yang sudah Adit tanda tangani. Dia sudah tak mampu menahan perasaannya lagi. Air matanya menetes kembali, dan Disya bahkan saat itu nangis sesenggukan.
Setelah menyelesaikan tugas yang tadi Adit tanda tangani, Disya izin pulang kepada HRD dengan alasan sakit. Selama ini mereka memilih menutupi hubungan mereka dari publik, hanya kedua orang tua Adit yang mengetahui hubungan mereka.
Setelah mendapatkan izin dari sang HRD, Disya bergegas untuk pulang ke kosannya. Saat sampai kosan, dia langsung menumpahkan kesedihannya.
"Apa orang tak punya seperti aku, tak pantas mendapatkan cinta dari Mas Adit?"
Disya memegangi dadanya yang terasa sakit. Hatinya begitu terluka, karena mencintai Adit. Sang papa baru saja pulang, Adit bergegas untuk menghampiri kekasihnya. Namun, tak menemukannya.
"Kemana Disya? Aku yakin dia pasti kecewa dengan ucapan papa tadi," gumam Adit saat melihat meja kerja Disya yang sudah terlihat rapi.
"Cari Disya, Pak?" tanya Emi. Pertanyaan Emi menyadarkan Adit yang saat itu terlihat diam dan hanya menatap meja kerja Disya.
"Em, I-iya. Disya kemana? Saya ada urusan sama dia," ucap Adit.
Emi menceritakan kalau Disya tadi pamit pulang, karena tiba-tiba sakit.
"Aku tahu Dis, itu pasti cuma alasan kamu saja," Adit bermonolog dengan hatinya.
"Oh gitu, ya sudah. Saya ada urusan, kemungkinan saya tidak kembali lagi ke kantor. Jika ada urusan penting, tolong hubungi saya ke ponsel ya!" titah Adit kepada Emi.
Adit langsung masuk ke ruangannya, dan mengambil ponsel dan kunci mobilnya. Dia memutuskan untuk pergi menemui kekasihnya.
Adit tak membutuhkan waktu lama untuk sampai di kosan Disya, karena kosan Disya letaknya tak jauh dari perusahaan. Kini dirinya sudah berada di kosan Disya. Dirinya bergegas untuk segera menemui Disya.
"Dis, ini aku!" panggil Adit lembut.
Mendengar suara kekasihnya, Disya cepat-cepat menghapus air matanya dan segera membuka pinta kamarnya. Agar Adit bisa segera masuk ke dalam.
"Dis, maafkan aku! Aku yakin ucapan papa begitu menyakiti hati kamu," ucap Adit membuat Disya menangis kembali. Menumpahkan perasaan yang dia rasakan saat itu. Pelukan mereka semakin erat, seakan mereka tak ingin terpisah.
Adit mencoba menenangkan kekasihnya, meskipun semua itu hanya untuk sementara. Keduanya tampak duduk di sebuah karpet di dekat kasur. Sebuah kosan yang sangat sederhana.
Adit mulai menceritakan apa yang papanya ucapkan kepada dia. Tangannya masih terus menggenggam tangan kekasihnya.
"Saat ini Aku terpaksa harus menerima perjodohan ini, Dis! Meskipun aku sangat mencintai kamu. Suatu saat nanti aku akan menceraikan dia dan menikahi kamu," ungkap Adit saat itu.
Seiringnya jalan, akhirnya Adit menikah dengan Hana. Wanita pilihan papanya, dia berusaha untuk menjalani pernikahannya. Bahkan akhirnya mereka memiliki seorang anak. Lantas bagaimana dengan Disya? Selama ini dia masih dengan setia menunggu pangerannya akan melamar dirinya, tetapi Adit justru semakin terikat dengan pernikahannya. Karena kedua orang tua mereka menginginkan seorang cucu dari mereka.
Hingga akhirnya Disya memutuskan untuk membuka hatinya untuk laki-laki lain. Sampai akhirnya dia dipertemukan Bagas. Pernikahan mereka tampak bahagia, Disya sudah mulai mencintai Bagas. Mereka tampak mesra. Namun, hal itu justru membuat Adit merasa gelisah. Terlebih saat melihat Bagas kerap mengantar dan menjemput Disya.
Hingga suatu hari, Adit mengatakan kalau dirinya ingin menjalin hubungan dengan Disya lagi. Karena dia tak bisa melupakan Disya dan masih mencintai Disya. Ternyata Disya pun merasakan hal yang sama. Meskipun dirinya mencintai suaminya, perasaan cintanya kepada Adit tidak berubah.
Keduanya sama-sama cemburu, jika keduanya bersikap mesra terhadap pasangannya. Mereka akhirnya sepakat selingkuh dari pasangannya. Mereka tetap menjalani perannya sebagai istri dan suami yang baik untuk keluarganya.
Namun, hubungan yang sekarang bukan hanya sekadar berpacaran. Mereka kerap bercinta saat bersama, menumpahkan gairah bercintanya. Sama halnya dengan Disya, Adit pun jarang sekali menyentuh istrinya. Jika dia sangat menginginkan, Adit justru menganggap sedang bercinta dengan Disya. Hal ini yang membuat Disya selalu menolak untuk hamil, Disya selalu mengkonsumsi Pil KB.
#Flashback Off
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Greenenly
kasihan bagas.. klo begini aku mendukung perselingkuhan bagas dg yg lain/Applaud//Applaud//Applaud/
2024-08-05
0
AR Althafunisa
Yang kasihan Bagas 🥲
2024-02-05
0
💜💜 Mrs. Azalia Kim 💜💜
mantan meresahkan
2022-12-22
0