Disya tampak gelisah, karena sang suami tak juga ada kabarnya. Sedangkan Sella dan Bagas justru sedang asyik menikmati es cream.
"Sella kemana ya? Mengapa jam segini belum pulang? Bi, biasanya Sella pulang jam berapa? Memangnya dia suka pulang malam ya, Bi?" tanya Disya kepada Bi Inah.
"Enggak, Bu. Biasanya siang atau sore Sella sudah pulang. Mungkin sedang ada tugas belajar kelompok, Bu," jawab Bi Inah.
Bagas dan Sella sudah dalam perjalanan pulang, Sella terlihat sudah tertidur pulas. Bagas sempat memarkirkan mobilnya di tepi jalan untuk membetulkan posisi tidur Sella. Bagas ingin memberikan kenyamanan untuk Sella.
"Sayang kamu adiknya Disya. Entah mengapa aku merasa nyaman berada di dekat kamu," gumam Bagas dalam hati.
Bagas melepas safety belt dirinya. Perlahan wajahnya mendekat ke wajah Sella yang sedang tertidur pulas, bibir Bagas kini sudah menempel di bibir Sella yang begitu menggoda. Bibir mungil berwarna pink muda.
Sella membuka matanya, saat Bagas menciumnya dengan lembut. Sella langsung mendorong tubuh Bagas.
"Kak, aku ini bukan Mba Disya. Mengapa Kakak selalu seenaknya mencium aku. Aku ini adik ipar kakak, aku kecewa sama kakak," ucap Sella, dirinya merasa kecewa dengan sikap yang dilakukan Bagas kepadanya.
"Iya, aku tahu Sel. Aku memang salah. Namun, aku tak menghindari perasaan ini. Aku merasa ada hal yang berbeda saat bersama kamu. Aku merasa nyaman berada di dekat kamu. Mungkin aku sudah mencintai kamu," ucap Bagas sambil menggenggam tangan Sella. Bagas juga menciumi tangan Sella. Tak ada kata kakak, ucapan Bagas seperti kepada seorang kekasih.
"Jangan seperti ini, Kak! Yang Kakak lakukan salah, bagaimanapun Kakak masih menjadi status suami Mba Disya. Aku yakin Mba Disya akan marah besar, jika dirinya tahu apa yang kita lakukan," ucap Sella.
"Apa Kakak sengaja melakukan hal ini ke aku, karena Kakak berniat membalas dendam kepada Kak Disya? Kalau memang seperti itu, aku kecewa banget sama Kakak. Padahal selama ini aku sangat mengagumi kesetiaan Kakak sama Mba Disya. Bahkan aku berharap ingin memiliki suami seperti Kakak," ungkap Sella.
"Demi Allah Sel, aku tak ada sedikitpun niat seperti itu ke kamu. Aku pun tak mengerti tentang perasaan aku ke kamu. Aku yakin, kalau apa yang aku rasa saat ini bukan sekedar perasaan seorang kakak dengan adiknya. Aku mencintai kamu," ucap Bagas.
"Tapi Kak, perasaan Kakak salah. Maaf, aku juga tak percaya kalau Kakak benar-benar mencintai aku," ujar Sella.
Bagas yakin kalau dirinya benar-benar mencintai Sella. Meskipun rasanya begitu cepat dirinya mencintai Sella. Namun, dirinya tak bisa membohongi perasaannya. Sebenarnya perasaan itu tumbuh sudah cukup lama, karena mereka sering bersama. Perhatian Sella kepadanya, membuat Bagas merasa di hargai.
Hal serupa yang dirasakan Sella, dirinya sudah terjerat pesona sang kakak ipar. Namun, selama ini Sella selalu menghindari perasaannya. Karena Bagas adalah suami dari kakaknya, dia tak ingin menjadi perusak rumah tangga kakaknya.
Namun, cinta hadir karena terbiasa bersama. Bagas lebih banyak melewati waktunya bersama Sella. Hadirnya Sella memberikan warna tersendiri di hidup Bagas yang kerap merasa kesepian dan tak di hargai oleh Disya. Sella hadir memasuki ruang kosong di hati Bagas.
Mungkin selama ini Bagas masih bisa menahannya, dia tak ingin menyakiti hati Disya. Namun, saat ini ceritanya berbeda. Disya berselingkuh, mengkhianati pernikahan mereka. Tak adalagi yang patut dipertahankan, kalau perasaan hati keduanya telah terkikis.
"Maaf Kak, aku tetap tak bisa. Aku tak bisa menerima Kakak. Bagiku, Kakak tetap Kakak ipar aku. Aku menghargai kakak aku," ujar Sella.
Sella meminta Bagas untuk melajukan kembali mobilnya, jika tidak dia akan turun di situ dan pulang naik ojek online. Sella semakin panik, saat sang kakak menghubungi dirinya.
"Aku harus segera pulang Kak, Mba Disya sudah menghubungi aku. Aku tak ingin Mba Disya merasa curiga kalau kita jalan berdua," ungkap Sella. Sella memilih untuk tidak menerima panggilan dari sang kakak.
"Kemana sih ini anak, jam segini belum pulang juga. Sudah Mas Bagas juga belum pulang sampai sekarang," gerutu Disya.
Sella meminta Bagas menurunkan dirinya di ujung jalan. Dia yakin sang kakak pasti sudah menunggu dirinya pulang.
"Biar saja sekalian, Disya tahu. Kalau perlu aku ceraikan dia saat itu juga. Jika dia bisa selingkuh, kau juga bisa. Memangnya dia saja yang memiliki perasaan kepada orang lain. Aku juga. Jika keduanya sudah merasa nyaman dengan orang lain, untuk apa pernikahan kita masih di pertahankan," cerocos Bagas.
"Kakak gila ya? Aku tak segila itu Kak, menyakiti hati Mba Disya. Aku seorang wanita, kita sama-sama wanita. Aku tak ingin menyakiti hatinya," sahut Sella. Sella langsung membuka pintu mobil Bagas, saat mobil Bagas terhenti. Dirinya langsung berlari meninggalkan mobil Bagas.
Mungkin Bagas terlihat gila, mencintai adik iparnya. Namun, semua itu bukan salahnya. Semua itu karena Disya yang membuat dirinya seperti ini. Disya yang membuat dirinya merasa nyaman dengan Sella, dan Disya juga yang membuat dirinya mengambil keputusan ini.
Rasa kecewa Bagas kepada Disya sangat besar. Dia yakin hubungan Disya dengan Adit sudah jauh. Pantas saja Disya tak mau hamil anaknya. Bagas baru sadar mengapa istrinya seperti itu.
Bagas tampak memukul-mukul stir mobil, dirinya merasa kecewa. Permasalahan dirinya dengannya Disya benar-benar menguras pikirannya. Hingga akhirnya Bagas memilih pergi ke club malam untuk menghilangkan sejenak beban dipikirannya. Terlebih Sella tampak marah kepadanya.
Bagas baru saja sampai di sebuah Club malam yang berada di daerah Jakarta. Ini hal pertama kali yang Bagas lakukan seumur hidupnya. Pikirannya saat itu sedang kacau. Dirinya mencintai Sella, tetapi Sella menolaknya. Dia mengira kalau Bagas hanya ingin membalaskan dendamnya kepada sang kakak. Sella tak percaya kalau dirinya benar-benar mencintai Sella. Sella tak ingin mengkhianati kakaknya.
"Maafkan aku Dis, kamu yang membuat aku memilih seperti ini. Kamu yang memulai mengkhianati pernikahan kita dengan Adit. Kamu yang pertama bermain api. Selama ini aku memendam perasaan aku, karena aku masih menghargai kamu sebagai istriku. Namun, sekarang. Aku juga butuh kebahagiaan," racau Bagas. Dirinya sudah terlihat mabuk. Terlebih dirinya selama ini tak pernah mabuk.
"Aku mencintai kamu Sel, rasa cinta aku kepada kamu tulus bukan hanya sekedar kakak ipar dengan adik iparnya. Aku mohon Sel, terima aku sebagai suami kamu. Aku ingin menceraikan Disya dan menikahi kamu. Aku yakin kalau kamu adalah wanita yang tepat untuk aku," racau Bagas lagi.
Entah sudah berapa banyak yang dia minum. Hingga dirinya menjadi tak karuan. Dirinya merasa tertekan. Dia mencintai Sella, tetapi Sella menolaknya. Karena dirinya masih berstatus menikah dengan kakaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
nonsk2711
awalnya Disya yg ksh peluang agar Sella membantu mengurus suaminya Bagas tp akhirnya jd bumerang,Bagas pengecut knp bkn menyelesaikan mslh mlh nambah mslh,hadeuhhhhh 🤦
2022-11-22
1
Idha Dharma LA
loh ..lohhh..lohh...klo sella gk mau.ya sama aku aja mazzeh...🤭🤭🤭
2022-11-21
0
3 semprul
Bagas kalau ada masalah ya di selesaikan , kalau udah gk bisa di pertahankan ya cari jalan yg terbaik , lari ke minuman bukan solusi , jelas Sella gk mau , status nya masih suami kakak nya , beda lagi kalau udah pisah , wanita itu butuh kepastian , bukan penantian...
2022-11-21
0