Perkara Mengidam

Hari ini Kinara berencana pergi ke pasar untuk membeli stok sayurannya di dalam lemari es.

Juga ada sesuatu yang Kinara ingin beli, Kinara sedang sangat menginginkan mangga muda, Kinara bahkan sampai merasa akan meneteskan air liurnya karena begitu menginginkannya, jadi dia akan membelinya.

Tiba di pasar Kinara membeli sayuran, ikan, dan juga beberapa kilo daging untuk stok nya selama satu minggu ke depan, demi kesehatan bayinya Kinara membeli makanan sehat meski menguras kantongnya.

Kini giliran buah yang akan Kinara beli dan juga tentu saja mangga muda yang sejak tadi diinginkannya.

Kinara tersenyum mungkin ini yang dikatakan orang sebagai ngidamnya orang hamil, menginginkan sesuatu sampai tak tertahan, Kinara semakin tersenyum saat melihat kios buah di pinggir jalan, Kinara segera pergi kearah dimana mangga muda berada.

Saat memilah mangga yang masih segar Kinara terus menelan air liurnya yang terasa akan menetes jika sedikit saja dia membuka mulutnya.

"Kinara?" tangan Kinara berhenti di udara saat mendengar suara dibelakangnya, Kinara menoleh dan menemukan Anita bersama Yoga.

Kinara menghela nafasnya lalu dengan cepat memberikan mangga pilihannya agar di bungkus pemilik kios.

"Lima belas ribu Mbak.."

"Biar aku yang bayar" Yoga mencegah Kinara yang akan membayar mangganya.

"Tidak perlu.."

"Ra.."

"Gak papa Ra" belum selesai Yoga bicara Anita sudah memotong ucapannya "Aku juga lagi ngidam mangga muda, beruntung ada Mas Yoga yang selalu mengabulkan permintaanku yang aneh- aneh, kadang tengah malam aku juga pengen pizza tapi mas Yoga selalu siap siaga, jadi sekalian saja Mas Yoga yang bayar, kan Mas Yoga gak selalu bisa ada buat kamu setiap hari.."

"Tidak perlu, lima belas ribu Bang, saya ambil makasih ya" Kinara menyimpan uang sebesar lima belas ribu, lalu mengambil mangganya dan pergi mengacuhkan Anita dan Yoga.

Yoga menghela nafasnya, melihat Kinara pergi menjauh, dengan kantung belanjaan di kedua tangannya, apa Kinara selalu seperti itu, pergi ke pasar dan belanja sendiri, saat bersamanya, Yoga selalu meminta pelayan yang pergi ke pasar untuk belanja kebutuhan dapur.

Kinara hanya perlu mengolah apa yang tersedia di lemari es, dan kini Kinara harus turun sendiri ke pasar yang becek, jika Anita tak memintanya turun demi membeli mangga muda, Yoga juga mungkin tidak akan tahu jika Kinara ada di pasar.

Mereka baru saja dari rumah orang tua Yoga dan Anita meminta berhenti saat melihat kios buah di pinggir jalan.

Anita mengenggam mangga muda di tangannya dengan erat seolah ingin meremukkannya, dia sama sekali tidak menginginkan mangga muda itu, tapi saat di dalam mobil dia melihat Kinara jadi dia meminta Yoga berhenti dan beralasan tiba-tiba ingin mangga muda.

Anita ingin menunjukan pada Kinara bahwa Yoga begitu mencintainya, hingga memenuhi semua keinginan mengidamnya.

Anita melihat Yoga yang masih menatap punggung Kinara, dan membuat Anita semakin mengutuk Kinara dalam hati.

Kinara berjalan tanpa menoleh kearah belakang, dia tak mau melihat Anita dan Yoga, Kinara tersenyum pedih ini adalah keputusannya untuk bercerai, tak masalah tak ada suami yang siaga dan mengabulkan keinginan mengidamnya, dia mampu untuk melakukannya sendiri, meski tak dapat di pungkiri Kinara merasa iri, tentu saja.. setiap ibu hamil punya sisi manja tersendiri termasuk Kinara, Kinara tak ingin menangis sungguh, tapi air matanya menetes begitu saja, Kinara mengelus perutnya pelan sambil bergumam "Tidak Nak, jangan menginginkan sesuatu yang tidak bisa Ibu berikan"

Setelah dirasa sudah berjalan jauh, Kinara melihat sebuah halte, Kinara duduk dan menyeka keringatnya, Kepala Kinara melongok melihat apakah ada angkutan umum yang lewat, namun seolah takdir belum puas mempermainkannya , Kinara melihat mobil Yoga melintasinya begitu saja.

Perih, tentu saja..

Kinara membenci kedua orang itu, tentu saja, terutama Yoga..

Tapi Kinara tak bisa menepis jika cinta yang selama tiga tahun tertanam ini bisa hilang begitu saja.

Kinara melihat Anita yang tersenyum sedangkan Yoga tak melihat kearahnya, mereka melewati Kinara, barulah Kinara bernafas lega.

Jika tinggal di kota yang sama meski jarak lumayan jauh tetap saja akan bertemu, tapi apakah Kinara harus pergi saja yang jauh untuk menghindari mereka.

Kinara menggelengkan kepalanya, tidak dia tak ingin jadi pengecut, Kinara yakin dengan berjalannya waktu dia bisa melupakan semuanya, dan dia harus menghadapi mereka meski perih hati masih terasa, karena seperti apapun dia menghindari di suatu hari Kinara akan bertemu lagi dan itu akan lebih sulit.

.

.

Abi menyimpan berkas perceraiannya dengan Riana di depan Riana, mereka sedang berada di kamar Riana, dengan Abi yang sengaja mendatanginya.

Ya, selama ini kamar mereka bahkan terpisah..

"Kamu yakin?" Riana masih di tempat tidur dan memegang kepalanya, seperti biasanya Riana pulang dini hari setelah mabuk semalaman.

"Tanda tangani!"

"Apa yang aku dapat saat menjadi janda Wiratama?"

"Kamu bisa lihat sendiri ada perjanjian disana" Abi tidak akan menceraikan Riana dengan tangan kosong "Anggap saja itu kompensasi untuk melahirkan Arumi.."

Riana mengangguk dan cukup puas, dengan apa yang di berikan Abi, sedangkan Abi mengeram dalam hati Ibu mana yang mau menukar putrinya bahkan meski itu dengan harta yang melimpah, mungkin ada tapi Abi tak menyangka jika salah satunya adalah Riana.

Dengan ringan Riana menandatanganinya lalu memberikan pada Abi, "Aku akan pergi hari ini juga"

Abi mengangguk "Lakukan secepatnya!"

Riana tersenyum kecut "Kenapa mengambil keputusan ini? apa kamu sudah menemukan wanita lain?"

"Bukan urusan mu, tak perlu datang ke pengadilan, agar prosesnya lebih cepat.." Abi pergi begitu saja meninggalkan Riana yang tersenyum menang.

"Akhirnya aku bebas.." teriaknya. "Pertama, aku akan pergi liburan" Abi tak main-main memberikannya kompensasi rumah, mobil, dan juga uang yang melimpah tentu saja dia tidak akan menyia-nyiakannya.

Di luar kamar Abi mengepalkan tangannya, baiklah akan dia ingat jika hari ini adalah hari bebas untuk Riana, dan pastikan Riana tidak akan pernah menyesal bercerai darinya.

Abi berjalan pergi untuk menyerahkan berkas perceraiannya dengan Riana.

...

Arumi hanya bisa cemberut saat melihat Kinara dari kejauhan "Kamu kabur lagi?" Kinara duduk di sebelah Arumi, Arumi menghubunginya dan meminta bertemu dengannya di taman terakhir kali mereka bertemu.

"Mana bisa kabur" Arumi menunjuk dua orang di belakangnya, dua pengasuh yang berdiri siap sedia jika Arumi pergi selangkah saja.

"Oh, tuan putri punya pengawal?" Arumi mencebik, dari pada pengasuh memang lebih mirip pengawal.

"Kamu tidak sekolah?"

"Aku sekolah dirumah" Kinara mengangguk, pantas saja anak ini kesepian rupanya dia tak punya teman dan hanya terkurung dirumah.

"Kamu punya masalah besar lagi?" Arumi mengangguk "Kali ini sebesar apa?" Kinara membuka tasnya dan mengeluarkan sebuah kotak.

"Apa itu?" Arumi melihat Kinara membuka kotak lalu melihat isinya.

"Manisan Mangga, kamu mau?" mangga yang kemarin sore dibeli Kinara dibuat manisan agar lebih tahan lama dan Kinara bisa memakannya kapanpun dia mau.

"Apa enak?"

"Tentu saja, waktu Arumi menghubungi tante, tante baru menyelesaikan ini."

"Aku boleh coba" Kinara menyodorkan. kotak pada Arumi, dan Arumi mengambil satu,setelah itu Kinara membiarkan dua pengasuh Arumi untuk ikut mencoba.

"Duduklah, kalian tidak lelah berdiri seperti itu, tenang aja Arumi aman sama saya" Kedua pengasuh itu meringis lalu ikut duduk di kursi tak jauh dari sana.

"Gimana rasanya?"

"Asam.." Arumi mengeryitkan alisnya.

"Ya, karena tante tidak menambahkan terlalu banyak gula.." Kinara menyuapkan satu potong manisan ke dalam mulutnya, dia bahkan tidak mengeryit sama sekali.

"Bukannya manisan itu harusnya manis?"

Kinara mengangguk "Iya, tapi bayi tante maunya yang asam.."

"Bayi?" mata Arumi tiba-tiba berbinar.

"Hmm, tante punya bayi, disini" Kinara menunjuk perutnya yang sudah sedikit menyembul "Arumi mau menyentuhnya"

"Bolehkah?" Arumi tidak mengerti, kenapa bayi ada di dalam perut tapi dia penasaran dan ingin menyentuhnya.

"Tentu saja" Kinara membiarkan tangan Arumi mendarat di perutnya "Karena usianya belum empat bulan, jadi belum ada banyak gerakan "

"Jadi kapan akan bergerak?"

"Diusia empat bulan bayi mulai akan terasa sedikit getaran, lalu sudah mulai berdenyut, kemudian di usia lima sampai sembilan bulan baru akan semakin intens pergerakannya, kita akan bisa merasakan detak jantungnya hanya menempelkan tangan seperti ini, dan juga bayi akan bergerak dan menendang"

"Aku tidak mengerti" Kinara terkekeh

"Jadi nanti aku mau pegang lagi bayinya, apa boleh?"

"Hmm boleh.." Arumi tersenyum senang, baiklah jangan tanyakan masalah apa yang dia punya, karena mungkin masalahnya akan sama seperti kemarin, jadi saat Arumi sudah antusias dengan bayinya Kinara membiarkan saja, dia hanya memakan mangga mudanya sambil melihat Arumi mengelus perutnya.

Kinara tidak keberatan jika harus menemani Arumi nyatanya dia juga sendiri dan kesepian, jadi menemani Arumi bisa menjadi teman penatnya.

.

.

Like..

Komen..

Vote..

Terpopuler

Comments

Anisatul Azizah

Anisatul Azizah

haus validasi ya mak lampir

2024-02-18

1

Afternoon Honey

Afternoon Honey

2023-10-31

1

Arga

Arga

calon adik Rumi itu 😁

2023-05-26

1

lihat semua
Episodes
1 Kinara Indira
2 Prayoga Dinata Akbar
3 Flashback
4 Flashback2
5 Flashback Lagi
6 Masih Flashback : Hari itu
7 Penyesalan Yoga
8 Bertemu Anita
9 Masa Lalu
10 Arumi..?
11 Menambah Daftar Kepedihan
12 Papa Arumi
13 Bunda Sama Dengan Mama
14 Fabian Aksan Wiratama
15 Mantan Mertua Dan Menantunya
16 Semua Karena Kinara
17 Perkara Mengidam
18 Pemicu Pertengkaran
19 Ke Pasar Malam
20 Masih Di Pasar Malam
21 Duka
22 Aku Suaminya
23 Pelaku
24 Memori Yang Hilang
25 Kinara Yang Rapuh
26 Memulai
27 Menanamkan Rasa Bersalah
28 Menjerat Yoga
29 Bertemu Abi
30 Pengumuman
31 Perasaan Abi
32 Pengakuan Anita
33 Sisi Yang Berbeda
34 Pak Abi..?
35 Ibu Arumi..?
36 Kemarahan Arumi
37 Ayo Panggil Mas..!
38 Penolakan Kinara
39 Aku Mau..
40 Perkara Panggilan
41 Duda With Janda
42 Pertama Kalinya
43 Lakukan Sampai Kamu Benar- benar Lupa
44 Anita Dan Bayinya
45 Abi Yang Tampan
46 Usaha Anita
47 Reuni (1)
48 Reuni (2)
49 Berdebat
50 Menemui Kakek dan Nenek
51 Lamaran Abi
52 Manis Melebihi Gula
53 Yang Pertama
54 Dan Ternyata
55 Hidup Bahagia?
56 Kedatangan Riana
57 Usaha Riana
58 Kinara Oh Kinara
59 Dulu Dan Sekarang
60 Masih Kinara Oh Kinara
61 Apa Arti Aku Untuk Kamu..?
62 Kamu Berarti Untukku
63 Abi Marah?
64 Marah Lagi
65 Menghasut
66 Masuk Jebakan
67 WOT??
68 Maaf
69 Yoga Menjadi Gila
70 Loving You 2: Wanita Pengganti
71 Terlambat..?
72 Akhir Dari Riana
73 Kinara Oh Kinara (3)
74 Menemui Anita
75 Keikhlasan Sesungguhnya
76 Buah Yang Manis
77 Kipas- Kipas, Angin- Angin
78 Tamat
79 Istriku Tak Gendut Lagi
80 Promo
81 Muhasabah Cinta: Di Akhir Usia
82 Dear My Ex Husband
83 Promo
84 Kisah Belum Usai
85 Boleh Mampir
86 My Sweet Daddy
87 Broken Marriage
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Kinara Indira
2
Prayoga Dinata Akbar
3
Flashback
4
Flashback2
5
Flashback Lagi
6
Masih Flashback : Hari itu
7
Penyesalan Yoga
8
Bertemu Anita
9
Masa Lalu
10
Arumi..?
11
Menambah Daftar Kepedihan
12
Papa Arumi
13
Bunda Sama Dengan Mama
14
Fabian Aksan Wiratama
15
Mantan Mertua Dan Menantunya
16
Semua Karena Kinara
17
Perkara Mengidam
18
Pemicu Pertengkaran
19
Ke Pasar Malam
20
Masih Di Pasar Malam
21
Duka
22
Aku Suaminya
23
Pelaku
24
Memori Yang Hilang
25
Kinara Yang Rapuh
26
Memulai
27
Menanamkan Rasa Bersalah
28
Menjerat Yoga
29
Bertemu Abi
30
Pengumuman
31
Perasaan Abi
32
Pengakuan Anita
33
Sisi Yang Berbeda
34
Pak Abi..?
35
Ibu Arumi..?
36
Kemarahan Arumi
37
Ayo Panggil Mas..!
38
Penolakan Kinara
39
Aku Mau..
40
Perkara Panggilan
41
Duda With Janda
42
Pertama Kalinya
43
Lakukan Sampai Kamu Benar- benar Lupa
44
Anita Dan Bayinya
45
Abi Yang Tampan
46
Usaha Anita
47
Reuni (1)
48
Reuni (2)
49
Berdebat
50
Menemui Kakek dan Nenek
51
Lamaran Abi
52
Manis Melebihi Gula
53
Yang Pertama
54
Dan Ternyata
55
Hidup Bahagia?
56
Kedatangan Riana
57
Usaha Riana
58
Kinara Oh Kinara
59
Dulu Dan Sekarang
60
Masih Kinara Oh Kinara
61
Apa Arti Aku Untuk Kamu..?
62
Kamu Berarti Untukku
63
Abi Marah?
64
Marah Lagi
65
Menghasut
66
Masuk Jebakan
67
WOT??
68
Maaf
69
Yoga Menjadi Gila
70
Loving You 2: Wanita Pengganti
71
Terlambat..?
72
Akhir Dari Riana
73
Kinara Oh Kinara (3)
74
Menemui Anita
75
Keikhlasan Sesungguhnya
76
Buah Yang Manis
77
Kipas- Kipas, Angin- Angin
78
Tamat
79
Istriku Tak Gendut Lagi
80
Promo
81
Muhasabah Cinta: Di Akhir Usia
82
Dear My Ex Husband
83
Promo
84
Kisah Belum Usai
85
Boleh Mampir
86
My Sweet Daddy
87
Broken Marriage

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!