Arumi..?

"Bagaimana keadaan kamu..?" mereka sedang duduk di sebuah kafe yang ada di super market.

"Saya baik tante"

"Tante gak tau apa yang terjadi sama kalian, bagaimana kamu bercerai dengan Yoga, lalu tiba-tiba satu bulan lalu Anita bilang mau menikah dengan Yoga.." Kinara mendongak melihat mama Anita yang sedang menunduk sedih.

Ya wanita paruh baya ini adalah Ibu dari Anita, mereka sudah saling mengenal sejak Kinara bersahabat dengan Anita, Mama Anita orang yang baik, dia bahkan memperlakukan Kinara sama seperti memperlakukan Anita.

"Apa Anita penyebab kalian bercerai?"

Kinara diam, dan Mama Anita hanya bisa menghela nafasnya karena itu benar "Bagaimana bisa?" Mama Anita menyeka air matanya, dia terlihat amat sedih saat tahu anaknya penyebab perceraian Kinara dan Yoga.

"Saya sudah ikhlas tante, dan mencoba melupakan semuanya, lagi pula mereka sudah berhubungan sejak kami belum menikah, jadi saya rasa saya yang sudah memisahkan keduanya.." seperti biasa Kinara mencoba kuat dia bahkan tersenyum tipis saat mengatakan semuanya.

"Maafkan Anita, tante gak tau kalau anak itu sudah berbuat terlalu jauh sampai seperti ini, bagaimana pun dulu, harusnya Anita tidak melakukan itu karena kamu sudah menjadi istri Yoga.. "

"Saya ingin melupakan semuanya tante, nyatanya saat saya mengatakan saya ikhlas, rasa sakit itu masih ada.. tapi saya berusaha untuk menguburnya dalam- dalam.. dan tidak mau mengungkitnya kembali, jadi tante jika kita bertemu lagi kelak tolong jangan bicarakan ini lagi."

"Tante mengerti, maaf, tante malu sekali sama kamu"

.

.

.

Waktu terus berjalan, hingga tak terasa kandungan Kinara menginjak empat bulan, Kinara merasa heran dengan perutnya yang tak seperti wanita hamil usia empat bulan, perutnya masih terlihat kecil, namun begitu ia memeriksakan kandungannya dokter mengatakan bahwa bayinya sehat, barulah Kinara merasa tenang.

Sudah satu bulan berlalu saat Kinara bertemu Anita dan mamanya dan mereka juga mungkin sudah menikah, entahlah Kinara tak tau dan tak ingin tahu, hanya saja setiap mengingatnya Kinara merasakan sakit disudut hatinya, apalagi mengingat kelak anaknya akan hidup tanpa sosok ayah, dan juga bagaimana Yoga tidak mau memiliki anak darinya.

Kinara duduk disebuah bangku taman, sambil menatap kosong kearah depan, Kinara terus melamun sampai tak menyadari tempat di sebelahnya di isi seseorang.

"Duduk sendiri itu menyedihkan kan?" Kinara mengangguk sambil bergumam, "Hmm.." meski tak tahu dari mana datangnya suara itu tapi Kinara menjawabnya.

Duduk sendirian saja sudah menyedihkan, bagaimana dirinya yang hidup sendirian, tapi setidaknya dia akan bersama anaknya kelak, tanpa terasa Kinara mengelus perutnya, dimana bayinya berada, rasa hangat menjalar hingga ke hatinya, benar.. mungkin tuhan begitu mencintainya hingga tak membiarkan dirinya sendiri di dunia ini, meksi tak ada suami yang menemani tapi Kinara berjanji akan menjaga dan merawat anaknya dengan baik, tanpa terasa air mata Kinara menetes, sambil tersenyum haru Kinara terus mengelus perutnya , namun orang di sebelahnya mengartikan lain dan berkata..

"Tante lapar?"

"Eh..?" Kinara menoleh melihat gadis kecil duduk disebelahnya, jadi tadi yang bicara dengannya seorang anak kecil.

Gadis kecil itu melepas tas di gendongannya lalu membuka tasnya yang ternyata berisi makanan, ada beberapa roti dan berbagai snack, lalu gadis itu memberi sebuah roti pada Kinara "Buat tante" tangan kecilnya menyodorkan tepat di depan Kinara.

Kinara mengambilnya lalu gadis kecil itu menghela nafasnya seolah lelah lalu dia kembali menatap kedepan dengan mendekap tas berisikan makanannya.

Ekspresi gadis itu sungguh lucu, dia seperti punya masalah amat berat di hidupnya dan mengeluh dengan hidupnya, hingga mau tak mau Kinara terkekeh "Kamu punya masalah?"

Gadis kecil itu memberengut "Iya, masalahku sangat besar.." jawabnya malas.

"Oh ya.. apa itu?" Kinara merasa lucu dengan apa yang diucapkan gadis. kecil itu "Apa masalahmu lebih besar dari tubuhmu" Kinara merasa kesedihannya sedikit berkurang dan terhibur oleh gadis kecil di depannya ini.

Gadis itu mengerut lalu melihat kearah tubuhnya lalu mengangguk "Sepertinya begitu.."

Astaga gadis itu bahkan bicara dengan bahasa baku "Sebesar apa?"

"Sangat besar sampai aku lari saja dari rumah.." Kinara mengerjapkan matanya tak percaya, Kinara melihat sekelilingnya dan tak menemukan orang dewasa lain selain dirinya.

"Kamu benar-benar kabur dari rumah?" Gadis kecil itu mengangguk "Sendirian?"

"Tante ini bagaimana, kalau kabur itu sendiri, kalau rame-rame itu namanya piknik.."

Astaga Kinara semakin panik, "Pertama siapa nama kamu? umur, terus alamat rumah kamu dimana.. biar tante antar.."

"Aku gak mau.."

"Anak kecil, gak baik kamu pergi sendiri dari rumah.." gadis kecil itu mencebik.

"Ayo tante antar pulang! dimana rumah kamu?"

Gadis itu tetap diam, dan malah bersedekap di dada dan duduk dengan angkuh, Kinara memperkirakan usianya baru lima atau enam tahun, tapi melihat gaya bicaranya gadis ini sudah seperti usia sepuluh tahun.

"Astaga.." Kinara mengeluh, niatnya beristirahat di taman setelah mengantar pesanan kue, malah menemukan anak yang lari dari rumahnya.

"Kalau kamu gak mau pulang, ya sudah, tante mau pergi, tapi hati-hati di sekitar sini banyak penculik anak, terus mereka dibawa buat dijual ke luar Negeri.." Kinara baru beberapa langkah pergi, lalu terdengar terdengar suara gadis itu memanggil.

"Tante.. aku ikut tante deh.."

"Eh.. enak aja gak mau, nih tante balikin roti kamu, tante gak lapar.. tante takut nanti orang nuduh tante yang nyulik kamu lagi." Kinara kembali berjalan, tapi dia yakin gadis itu mengikutinya.

"Tante tidak kasihan padaku.." Kinara menghentikan langkahnya, lalu berbalik.

"Kamu kabur dari rumah karena apa?"

Gadis itu menendang-nendang kerikil di depannya, kakinya terus bergoyang seolah merasa gelisah.

"Aku pergi dari rumah karena mereka jahat, dan tidak sayang padaku.." Gadis kecil itu menunduk.

Kinara mengeryit lalu meneliti tubuh anak gadis itu dari atas ke bawah, pakaiannya serba bagus, pengalaman menjadi nyonya Yoga yang kaya raya membuatnya tahu tentang harga dari pakaian gadis ini, dan untuk satu potong pakaiannya saja Kinara bisa pastikan mencapai puluhan juta, lalu tasnya meski terlihat sederhana jelas itu desain terbatas.

Kinara menghela nafasnya, jadi mungkin kata jahat yang diucapkan gadis ini bukan jahat dalam hal melakukan kekerasan fisik, "Orang tua kamu jahat?" Gadis kecil itu mengangguk. "Kalau begitu aku akan membawamu ke kantor polisi, kita bisa laporkan kedua orang tua mu dan mereka akan menerima hukumannya.."

"Benarkah?" gadis kecil itu mendongak.

"Tentu saja, orang tuamu bisa dihukum dan mendapat peringatan karena sudah menyakitimu, bahkan mereka bisa masuk penjara.." Kinara menyeringai saat raut gadis itu begitu terkejut, bola matanya melotot tajam namun sangat lucu.

"Setidaknya kamu tidak akan pernah melihat mereka yang menyakitimu.."

"Tidak mau.. aku mau pulang saja!" gadis itu sudah berkaca-kaca.

"Bukankah mereka jahat?"

Gadis itu menggeleng.. "Aku hanya marah karena selalu sendiri di rumah, tapi aku menyayangi mereka.. hiks.. hiks.."

"Baiklah jika tak mau ke kantor polisi biarkan tante mengantarmu pulang dimana rumahmu?"

Gadis kecil itu menyeka air matanya lalu membuka kantong kecil yang ada di tasnya dan memberikan sebuah kartu pada Kinara, tertera alamat rumah dan nomer telpon disana.

"Baiklah kita harus naik taksi" Kinara meraih tangan gadis kecil itu lalu menggandengnya pergi mencari taksi.

"Siapa nama kamu?" mereka sudah ada di dalam taksi dan akan pergi kerumah gadis kecil itu.

"Arumi.." gadis itu masih menunduk, Kinara rasa dia sedang merasa sedih.

"Kenapa Arumi lari dari rumah?, dan bagaimana bisa sampai pergi sejauh itu.." jarak antara rumah Arumi ke taman Lumayan jauh untuk di tempuh dengan jalan kaki.

"Aku naik taksi dan berhenti di sana"

"Bagaimana kamu membayar taksi" Arumi membuka tasnya dan menunjukan sejumlah uang dan membuat Kinara membelalakan matanya, uang anak itu sangat banyak untuk ukuran anak kecil.

Kinara menutup kembali tas Arumi dengan terburu-buru "Jangan tunjukan uang seperti itu pada orang lain, mengerti!" Arumi mengerucutkan bibirnya lalu mengangguk. "Dari mana kamu punya uang sebanyak ini?"

"Aku membuka celenganku" jawabnya ringan.

Kinara mengangguk "Lain kali jangan pergi dari rumah bicarakan apa yang terjadi dan yang kamu mau pada orang tuamu, kalau kamu tidak suka sendiri katakan kamu tak suka sendiri, jangan sampai orang tuamu khawatir karena kamu pergi dari rumah." Arumi mengangguk rautnya terlihat semakin sedih "Oh ya, nama tante Kinara" Kinara mengulurkan tangannya dan berjabat tangan dengan Arumi "Arumi mau berteman dengan tante?"

"Mau" Arumi mengangguk dan tersenyum, Kinara mengambil kertas dan bolpoin lalu menuliskan no ponselnya.

"Nanti kalau Arumi mau bicara sama tante cukup hubungi no Tante, Arumi bisa menggunakan ponsel?"

"Bisa.."

"Jadi Arumi gak akan kesepian.."

.

.

.

Like..

Komen..

Vote..

Terpopuler

Comments

YuWie

YuWie

pingin lihat seberapa bahagianya yoga dan anita

2025-03-26

1

Leni Marlina

Leni Marlina

semoga arumi jalan kayara menuju kebahagiaan

2024-12-05

0

Anisatul Azizah

Anisatul Azizah

ibunya semalu ini anaknya gak tau malu, sudah salah minta temenan lagi ditambah kasih undangan 😔

2024-02-18

1

lihat semua
Episodes
1 Kinara Indira
2 Prayoga Dinata Akbar
3 Flashback
4 Flashback2
5 Flashback Lagi
6 Masih Flashback : Hari itu
7 Penyesalan Yoga
8 Bertemu Anita
9 Masa Lalu
10 Arumi..?
11 Menambah Daftar Kepedihan
12 Papa Arumi
13 Bunda Sama Dengan Mama
14 Fabian Aksan Wiratama
15 Mantan Mertua Dan Menantunya
16 Semua Karena Kinara
17 Perkara Mengidam
18 Pemicu Pertengkaran
19 Ke Pasar Malam
20 Masih Di Pasar Malam
21 Duka
22 Aku Suaminya
23 Pelaku
24 Memori Yang Hilang
25 Kinara Yang Rapuh
26 Memulai
27 Menanamkan Rasa Bersalah
28 Menjerat Yoga
29 Bertemu Abi
30 Pengumuman
31 Perasaan Abi
32 Pengakuan Anita
33 Sisi Yang Berbeda
34 Pak Abi..?
35 Ibu Arumi..?
36 Kemarahan Arumi
37 Ayo Panggil Mas..!
38 Penolakan Kinara
39 Aku Mau..
40 Perkara Panggilan
41 Duda With Janda
42 Pertama Kalinya
43 Lakukan Sampai Kamu Benar- benar Lupa
44 Anita Dan Bayinya
45 Abi Yang Tampan
46 Usaha Anita
47 Reuni (1)
48 Reuni (2)
49 Berdebat
50 Menemui Kakek dan Nenek
51 Lamaran Abi
52 Manis Melebihi Gula
53 Yang Pertama
54 Dan Ternyata
55 Hidup Bahagia?
56 Kedatangan Riana
57 Usaha Riana
58 Kinara Oh Kinara
59 Dulu Dan Sekarang
60 Masih Kinara Oh Kinara
61 Apa Arti Aku Untuk Kamu..?
62 Kamu Berarti Untukku
63 Abi Marah?
64 Marah Lagi
65 Menghasut
66 Masuk Jebakan
67 WOT??
68 Maaf
69 Yoga Menjadi Gila
70 Loving You 2: Wanita Pengganti
71 Terlambat..?
72 Akhir Dari Riana
73 Kinara Oh Kinara (3)
74 Menemui Anita
75 Keikhlasan Sesungguhnya
76 Buah Yang Manis
77 Kipas- Kipas, Angin- Angin
78 Tamat
79 Istriku Tak Gendut Lagi
80 Promo
81 Muhasabah Cinta: Di Akhir Usia
82 Dear My Ex Husband
83 Promo
84 Kisah Belum Usai
85 Boleh Mampir
86 My Sweet Daddy
87 Broken Marriage
88 Mampir Yuk!
89 Bukan Sekedar Secretary
90 Gara-gara Mantan
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Kinara Indira
2
Prayoga Dinata Akbar
3
Flashback
4
Flashback2
5
Flashback Lagi
6
Masih Flashback : Hari itu
7
Penyesalan Yoga
8
Bertemu Anita
9
Masa Lalu
10
Arumi..?
11
Menambah Daftar Kepedihan
12
Papa Arumi
13
Bunda Sama Dengan Mama
14
Fabian Aksan Wiratama
15
Mantan Mertua Dan Menantunya
16
Semua Karena Kinara
17
Perkara Mengidam
18
Pemicu Pertengkaran
19
Ke Pasar Malam
20
Masih Di Pasar Malam
21
Duka
22
Aku Suaminya
23
Pelaku
24
Memori Yang Hilang
25
Kinara Yang Rapuh
26
Memulai
27
Menanamkan Rasa Bersalah
28
Menjerat Yoga
29
Bertemu Abi
30
Pengumuman
31
Perasaan Abi
32
Pengakuan Anita
33
Sisi Yang Berbeda
34
Pak Abi..?
35
Ibu Arumi..?
36
Kemarahan Arumi
37
Ayo Panggil Mas..!
38
Penolakan Kinara
39
Aku Mau..
40
Perkara Panggilan
41
Duda With Janda
42
Pertama Kalinya
43
Lakukan Sampai Kamu Benar- benar Lupa
44
Anita Dan Bayinya
45
Abi Yang Tampan
46
Usaha Anita
47
Reuni (1)
48
Reuni (2)
49
Berdebat
50
Menemui Kakek dan Nenek
51
Lamaran Abi
52
Manis Melebihi Gula
53
Yang Pertama
54
Dan Ternyata
55
Hidup Bahagia?
56
Kedatangan Riana
57
Usaha Riana
58
Kinara Oh Kinara
59
Dulu Dan Sekarang
60
Masih Kinara Oh Kinara
61
Apa Arti Aku Untuk Kamu..?
62
Kamu Berarti Untukku
63
Abi Marah?
64
Marah Lagi
65
Menghasut
66
Masuk Jebakan
67
WOT??
68
Maaf
69
Yoga Menjadi Gila
70
Loving You 2: Wanita Pengganti
71
Terlambat..?
72
Akhir Dari Riana
73
Kinara Oh Kinara (3)
74
Menemui Anita
75
Keikhlasan Sesungguhnya
76
Buah Yang Manis
77
Kipas- Kipas, Angin- Angin
78
Tamat
79
Istriku Tak Gendut Lagi
80
Promo
81
Muhasabah Cinta: Di Akhir Usia
82
Dear My Ex Husband
83
Promo
84
Kisah Belum Usai
85
Boleh Mampir
86
My Sweet Daddy
87
Broken Marriage
88
Mampir Yuk!
89
Bukan Sekedar Secretary
90
Gara-gara Mantan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!