Jam pertama di lalui dengan baik oleh Alia, bahkan sudah dua harinya sekarang, ia tak mendapat hukuman dari para guru yang selalu merasa dirinya benar itu. Setelah jam istirahat tiba, ia bersama Sari dan juga Hilda pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah keroncongan. Walau Alia sudah sarapan tadi pagi, tetap saja perutnya terasa lapar. Padahal tadi malam, sebelum tidur, ia sudah makan banyak. Ia makan hamburger dan juga pizza yang masih sisa setengah karena setengahnya sudah ia bagikan kepada Bang Kevin, Bang Richard, mama dan juga papanya. Ia juga menghabiskan minuman starbucks. Dan pagi harinya juga ia sarapan dengan sangat banyak tapi saat jam istirahat tiba, ia masih saja merasa lapar.
Seperti biasa, Hilda memesan makanan dan juga minuman untuk mereka bertiga. Setelah pesanan datang, mereka bertiga pun makan bersama dengan penuh nikmat. Namun tak lama kemudian, Pak Dimas datang dan ikut bergabung.
"Maaf, apa boleh saya bergabung dengan kalian. Soalnya di kantin hanya sisa kursi ini yang kosong." Ujar Dimas tersenyum sambil melirik ke arah Alia.
"Oh, boleh pak. Sangat boleh. Mari duduk." Ucap Hilda girang. Dimas pun duduk di dekat Alia, ia sangat bersyukur karena kantin sangat penuh dan hanya ada kursi kosong yang ada di dekat Alia.
"Mau pesen apa pak?" tanya Hilda antusias.
"Apa ya enaknya?" tanya Dimas yang memang baru pertama kali ini, ia makan di kantin.
"Mie Ayam aja pak, enak." Jawab Sari
"Iya deh, Mie Ayam satu sama air putihnya satu." ujar Dimas sambil melirik ke arah Alia yang juga makan mie ayam dan minumannya hanya air putih saja.
"Oke, pas. Saya pesankan ya." Ujar Hilda yang langsung pergi untuk memesan makanan dan minuman untuk guru tampannya itu.
Tak lama kemudian, Hilda pun datang membawa mie ayam satu dan juga segelas air putih.
"Ini makanan dan minumannya pak." ucap Hilda sambil menaruhnya di atas meja.
"Terima kasih." Ucap Dimas tersenyum.
"Sama sama pak." Setelah itu tak ada lagi yang bersuara. Setelah hampir selesai makan, seseorang datang membawa coklat, surat dan juga setangkai bunga mawar.
"Al, ini ada surat untuk kamu." Ujar salah seorang temennya yang bernama Sifa. Alia pun mengambilnya.
"Terima kasih." Ucap Alia.
"Sama sama." Setelah itu Sifa pun pergi entah kemana.
"Surat apa itu Al?" tanya Sari.
"Entahlah." Jawab Alia sambil menaruh surat itu di atas meja.
"Aku bacakan ya." Ujar Hilda.
"Terserah."
Hilda pun membaca surat itu dengan suara agak kerasa agar temanny itu mendengarkan.
Assalamu'alaikum Alia.
Maaf ya jika aku lancang memberikan surat ini. Soalnya aku gak berani jika harus mengucapkan secara tatap muka, untuk itu aku ingin menyatakan perasaanku lewat sebuah tulisan ini.
Alia, sudah lama aku memperhatikan kamu dari jarak jauh. Jujur, aku suka sama kamu dan itu sudah lama. Mungkin sejak hari pertama kamu sekolah. Sejak saat itu aku mulai tertarik bahkan sampai saat ini.
Alia, Mungkin kamu tak akan mengenaliku mengingat aku ini adalah kakak kelas kamu tapi aku harap dengan tulisan ini, kamu tau apa yang aku rasakan selama ini.
Aku tidak berharap, kamu akan menerima perasaanku. Karena rasanya itu sangatlah mustahil. Tak mengapa jika rasa suka, rasa sayang dan rasa cinta ini bertepuk sebelah tangan. Aku juga sadar, aku ini siapa dan sungguh aku tak pantaas mendapatkan balasan rasa sayang ini dari kamu. Kamu bagaikan rembulan yang sangat sulit untuk aku raih.
Alia, tadi pagi aku membelikan kamu coklat dan juga setangkai bunga mawar. Semoga engkau menerima pemberianku yang tak berharga ini.
Alia, semoga setelah kamu membaca surat ini, membuat perasaanku sedikit lega karena paling tidak, kamu sudah mengetahui perasaanku. Aku tak mau menyesal seumur hidup karena aku tak pernah mencoba untuk mengungkapkan apa yang aku rasakan selama ini.
Salam dariku, Anton. Kelas XII IPS
"Eh gila, ini bukannya kak Anton, mantan ketua osis ya?" tanya Hilda.
"Mana aku tau." Jawab Alia cuek.
"Sungguh beruntung kamu Al. Banyak cowok yang suka sama kamu." Ujar Sari tersenyum sekaligus kagum dengan sahabatnya ini karena banyak cowok yang menyayangi dan mencintainya.
"Aku gak merasa diriku beruntung. Aku biasa aja, karena gak ngaruh juga sama kehidupanku." Ucap Alia tetep cuek. Sedangkan Dimas, merasa hatinya panas dingin ketika ia tau bahwa ada seseorang yang menyatakan perasaannya kepada wanita yang ia sukai.
"Al, menurutku ini ya secara pribadi. Kamu terima aja dia, apa coba kurangnya dia. Tampan, iya. Pintar, iya. Malah dia selalu juara satu terus. Baik, iya. Cool, iya. Tinggi, iya. Putih, iya. Manis, iya. Kaya, juga iya. Anaknya juga gak suka neka neko. Apa coba kurangnya dia?" tanya Hilda.
"Kurangnya karena dia suka sama orang yang salah." Jawab Alia ketus.
"Kamu emang beda Al sama yang lain. Di saat wanita lain senang karena ada orang yang mencintainya tapi kamu malah cuek dan gak peduli padahal laki laki yang mencintaimu itu sangatlah perfect." gumam Dimas, ada rasa senang ketika mendengar jawaban yang keluar dari mulut Alia.
"Andai dia suka sama aku, pasti aku akan menerimannya tanpa berfikir dua kali." ucap Sari.
"Ya udah sana ambil." Ucap Alia cuek.
"Dia bukan barang Al, yang gak bisa di ambil gitu aja. Lagian dia itu sukanya sama kamu, bukan sama aku." Jawab Sari.
"Kalau gitu, kamu harus perawatan diri agar banyak laki laki yang suka sama kamu." ucap Alia cuek, ia sudah menghabiskan mie ayamnya tanpa tersisa sedikitpun.
"Aku sudah perawatan tiap hari minggu, tapi hasilnya gini gini aja." Ujar Sari pura pura sedih. Dia memang sering perawatan tapi hasilnya tetep sema.
"Iya aku juga, tiap minggu mama selalu membawa aku ke salon untuk perawatan wajah. Tapi hasilnya juga sama." Ujar Hilda yang juga kesal kenapa ia gak bisa seperti Alia, yang begitu cantik padahal Alia tak pernah menggunakan perawatan apapun.
"Ya itu nasib kalian. Eh, aku masih kurang nih. Pengen nambah, tapi uangku nipis." Ucap Alia yang bosan bahas itu itu mulu.
"Nambah aja, biar nanti saya yang bayar." ucap Dimas yang dari tadi diam dan gak bersuara.
"Eh, aku lupa ada Pak Dimas di sini. Beneran nih boleh nambah?" tanya Alia, dia bisa menjadi baik jika di kasih sesuatu yang gratis gratis. Tapi bisa berubah cuek dan jutek lagi jika gak di kasih sesuatu. Sedikit matre juga ya....
"Iya bener. Kalian berdua juga kalau mau nambah, nambah aja. Biar semuanya saya yang bayar." Ucap Dimas. Hilda dan Sari pun senang mendengarnya. Mereka bertiga langsung memesan lagi mie ayam dan juga bakso, mumpung ada yang mentraktirnya.
"Gila Al, kamu yang paling banyak di sini. Kamu memesan dua mangkog bakso sekaligus dan juga semangkog mie ayam padahal tadi sudah makan mie ayam bahkan menghabiskannya tanpa sisa? Emang kamu gak kenyang. Aku dan Sari aja cuma memesan satu mangkog mie ayam dan satu mangkog bakso. Kamu baksonya sampai dua mangkog. Awas nanti gak di habisin lho. Mubazir." ucap Hilda.
"Ah, santai aja. Nanti habis juga kog." Ujar Alia sambil menikmati baksonya. Mereka bertiga memang hobi makan tapi untungnya badan Alia segitu segitu aja beda dengan Hilda dan Sari, mereka berdua harus banyak olah raga jika apa yang mereka makan juga banyak.
Dimas hanya menggeleng gelengkan kepala melihat mereka bertiga yang seperti lomba makan terutama Alia yang begitu lahap banget makannya. Setelah selesai, Dimas pun membayar semua pesanan mereka bertiga.
"Makasih ya pak traktirannya." ujar Hilda.
"Sama sama." Jawab Dimas tersenyum.
"Lain kali kalau makan di kantin, bolehlah traktir kami lagi." Ujar Sari cengengesan.
"Iya, insyaAllah." Jawab Dimas.
"Terima kasih." Ujar Alia cuek.
"Iya, sama sama." Ucap Dimas, ia senang bisa membuat Alia bahagia karena mendapat traktiran seperti ini.
Setelah mengucapkan terima kasih, mereka bertiga pun segera pergi ke kelas.
"Eh bentar, surat, coklat dan juga bunganya masih ada di meja." ujar Hilda yang tiba tiba ingat dengan coklat dan bungannya yang masih tertinggal di meja tempat ia makan tadi.
"Buang aja." Ucap Alia cuek.
"Eh, jangan. Ambil aku aja ya." Ujar Hilda.
"Terserah kamu aja, mau di buang atau di ambil." Ucap Alia.
"Kalau gitu, coklatnya bagi dua dong Hil. Aku juga pengen."
"Iya udah ayo balek lagi ke kantin." ucap Hilda. Mereka berdua pun kembali ke kantin sedangkan Alia terus melangkahkan kakinya masuk ke dalam kelas. Dimas sendiri, ia berjalan menuju ruang guru.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 414 Episodes
Comments
Dewi
cewe matre...cewe matre .... hobinya mie ayam...🤓
2021-07-31
0
Bakulgeblek
alia hamil apa y? kok banyak kali makan...🤔
2021-06-12
0
M.Javas Nararya
sampai disini aq kagum sama cerita mu thorr,,berbeda dr novel yg lain yg pernah aq baca yg bergenre teen romantis,,apalagi karakter Aliya & Dimas beda banget dr cerita novel lainnya👍😘🙏
2021-06-11
0