Di dalam mobil, mereka berdua saling bertukar cerita untuk menciptakan suasana yang ceria dan tak lagi sepi. Sambil bercerita, Dimas sesekali melirik ke arah Alia, begitupun dengan Alia. Untuk pertama kaliya, Alia tak lagi megang hp untuk menghargai seseorang yang ada di sampingnnya.
"Al." Panggil Dimas.
"Iya pak." Jawab Alia.
"Bisa gak, kalau di luar jangan panggil aku bapak. Aku ini kan masih muda, belum nikah apalagi punya anak. Bisa gak sih manggil dengan sebutan yang lain." ucap Dimas.
"Tapi kan bapak itu, guru saya. Gak sopan rasanya jika saya memanggil dengan sebutan yang lain." ujar Alia.
"Gak papa, saya guru kamu jika di sekolah. Jika diluar sekolah, saya bisa jadi teman kamu." ucap Dimas tersenyum. Senyuman yang kadang membuat hati Alia meleleh tapi ia berusaha untuk menepis itu semua.
"Baiklah, saya akan memanggil dengan sebutan kakak aja ya. Kak Dimas." ujar Alia.
"Bagus juga, panggilan kakak." ujar Dimas lagi lagi ia tersenyum, senyuman manis yang bisa menghipnotis kaum hawa termasuk Alia.
"Ka, jangan senyum gitu napa." ucap Alia.
"Kenapa?" tanya Dimas tak mengerti.
"Gak kuat hatiku hahaha." Alia tertawa, entah apa yang membuat dirinya tertawa. Tapi Dimas tersenyum melihat Alia bisa tertawa seperti itu. Ini pertama kalinya, ia melihat langsung Alia tertawa sampai seperti itu.
"Gak kuat kenapa?" pancing Dimas.
"Senyuman kakak terlalu manis. Bikin hatiku gimana gitu." Jawab Alia jujur.
"Benarkah? Kalau gitu, aku mau tersenyum terus jika itu bisa bikin kamu jatuh cinta sama aku." ujar Dimas.
"Eh, apa ya maksudnya?" tanya Alia tak mengerti.
"Iya, aku mau kamu jatuh cinta sama aku seperti aku yang sudah jatuh cinta sama kamu." Jawab Dimas yang tak lagi menyebut dirinya dengan ucapan saya. Ia tak ingin menggunakan bahasa formal jika berdua dengan Alia.
"Uwaduh, kayaknya gak mungkin deh. Aku gak akan jatuh cinta dan gak mau merasakan jatuh cinta karena aku belum siap untuk merasakan rasa sakit hati." ucap Alia.
"Aku gak akan membuatmu sakit hati. Mungkin aku gak bisa janji, tapi aku akan berusaha untuk tak membuatmu merasakan apa itu sakit hati. Aku akan berusaha untuk tak membuatmu menangis. Aku akan menjaga hatimu sebaik mungkin, aku akan berusaha membuatmu tersenyum dan merasa nyaman di samping aku." ujar Dimas serius.
"Ih, kata katanya bikin jantungku dag dig dug dar. Sudahlah jangan bahas kayak gini kak, bahas yang lain aja. Oh ya kapan kakak mau ke panti?" tanya Alia mengalihkan pembicaraan karena ia takut tak bisa mengontrol perasaannya sendiri.
"Nanti jam 3 sore, kamu mau ikut?" tanya Dimas.
"Boleh, nanti kakak jemput aku ya di rumah." Jawab Alia.
"Oke, nanti pulang sekolah, kamu mau kemana?" tanya Dimas.
"Aku mau ke kafe bentar kak." jawab Alia.
"Ngapain? bukan untuk kerja kan?" tanya Dimas.
"Gak kak, aku kan sudah janji mau berhenti kerja. Aku kesana untuk pamit sama bos, kalau aku gak akan kerja di sana lagi. Tapi kakak beneran ya harus memenuhi semua kebutuhan anak panti." jawab Alia.
"Iya aku janji." jawab Dimas senang karena akhirnya Alia mau mengikuti ucapannya untuk berhenti kerja.
"Nanti aku antar ya ke kafe." lanjut Dimas.
"Tapi aku takut nyusahi kakak." ujar Alia.
"Gak nyusahin kog, malah aku senang bisa antar jemput kamu." jawab Dimas.
"Kenapa kakak suka antar jemptu aku, padahal kakak ini bukan sopir." ujar Alia.
"Entahlah berada di samping kamu rasanya sangat menyenangkan. Sejak pertama bertemu, sampai saat ini aku selalu ingin melihat wajahmu yang imut itu. Aku senang dan sangat bersyukur sekali karena tuhan mempertemukan kita berdua. Aku sangat bahagia bisa mengenal kamu, gak sia sia aku menjadi seorang guru. karena menjadi guru membuat aku bisa bertemu dengan murid yang bisa membuat hatiku bergetar." ucap Dimas mengungkapkan apa yang ia rasakan.
"Aih, kakak bisa ngegombal juga ya." ucap Alia tertawa.
"Bukan ngegombal, ini serius. Kata kata yang aku ucapkan tadi beneran dari hati, bukan hanya sekedar kata kata atau rayuan belaka." ujar Dimas.
"Sudahlah, jangan di bahas lagi. Nanti telingaku malah lebar karena terus mendengar rayuan dari kakak. Oh ya nanti kalau kakak memang mau mengantarkan aku ke kafe, kakak tunggu aja aku di pertigaan jalan. Biar gak ada anak yang liat, aku malu." ucap Alia.
"Kamu malu jalan sama aku?" tanya Dimas yang sesekali melihat ke arah Alia, tapi setelah itu tetap fokus menyetir lagi.
"Bukan gitu ka, tapi gimana ya ngejelasinnya. Aku malu, aku takut ketahuan. Secara kakak ini kan guruku. Nanti di kiranya aku merayu kakak. Aku gak mau di gosipin yang enggak enggak." jawab Alia menjelaskan.
"Baiklah, aku mengerti. Nanti aku tunggu di pertigaan."
"Oke."
Tak terasa mereka pun sudah sampai di depan gerbang sekolah. Alia cepat cepat turun sebelum ada yang melihatnya.
"Terima kasih ya kak."
"Iya sama sama."
"Aku ke kelas dulu."
"Iya."
Setelah itu, Alia pun segera pergi menuju kelasnya. Sedangkan Dimas, ia menuju parkiran mobil. Setelah memarkirkan mobilnya, Dimas pun berjalan menuju ruang guru.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 414 Episodes
Comments
Deqglenk
kayaknya ruang hati Alia sdah mulai terbuka buat Dimas,,,,, lanjutkan thoor ❣️❣️👌👌
2021-08-11
0
Rita
duh...ikut senang ya.....buat alia dan p.dimas...
2021-06-27
0