Gadis Cantik Dan Unik

Gadis Cantik Dan Unik

Hari Pertama Untuk Alia

"Alia, bangun sayang...." ucap Shareen, mamanya Alia.

"Iya ma, Alia pasti bangun. Tapi lima menit lagi ya ma." Ucap Alia dengan mata yang masih terpejam.

"Dari tadi lima menit lima menit terus. Kamu niat mau bangun gak sih nak?" tanya sang mama dengan nada keras karena sudah kesal dari setengah jam yang lalu ia bangunin putrinya tapi putrinya hanya bilang lima menit lagi lima menit lagi.

"Aku udah punya niat ma buat bangun tapi mau bagaimana lagi, mataku gak bisa di ajak kompromi dan maunya tidur terus." Ujar Alia dengan mata yang masih tertutup. Sungguh hari ini ia merasa sangat ngantuk sekali setelah semalaman ia gak tidur karena baca novel di Mangatoon.

"Emang kamu tidur jam berapa sih?" tanya Shareen.

"Jam 4 ma." Jawab Alia dengan suara yang pelan.

"Jam empat!! Kamu ngapain aja semalaman Alia sampai baru tidur jam empat pagi. Kamu kan tau hari ini kamu harus sekolah dan berangkat lebih pagi." Ucap Shareen. Hari ini adalah hari senin dan setiap hari senin Alia harus berangkat lebih pagi dari hari biasanya karena Alia harus ikut upacara karena kalau tidak, hukuman pasti akan menanti.

"Aku semalaman baca novel ma." Jawab Alia yang enggan untuk membuka matanya.

"Kamu tuh ya. Sudah berapa kali mama bilang, kamu boleh baca novel tapi harus ingat waktu. Jangan sampai karena hobimu yang suka baca itu, kamu gak bisa ngatur waktumu sendiri dan semuanya jadi terbengkalai. Kamu gak bisa tah sehari aja gak bikin mama emosi. Sekarang cepat bangun atau mama siram kamu pakek air dingin." Ancam Shareen yang sudah tak lagi bisa menahan rasa sabar menghadapi putri kecilnya ini.

"Iya ma, Alia bangun." Ucap Alia, ia pun terpaksa bangun dari tidurnya. Ia pergi ke kamar mandi dengan mata yang masih terpejam. Dan "Aww" Alia menabrak dinding dan membuat dahinya memerah. Alia langsung sadar seketika dan mengusap usap keningnya yang terasa sakit sekali.

"Gini nih, kalau jalan gak liat liat. Tembok aja sampek di tabrak." gumam Shareen sambil menggeleng gelengkan kepala melihat tingkah laku anaknya yang dari dulu gak pernah bisa berubah. Setelah ia selesai merapikan kamar tidur putrinya, ia pun turun ke bawah dan menyiapkan sarapan pagi untuk suami dan putra putrinya.

"Alia sudah bangun ma?" tanya Marchel. Papanya Alia.

"Sudah pa, masih mandi. Ntar lagi juga turun." Jawab Shareen tersenyum.

"Pagi........." Ucap Kevin Nicholas, ia adalah anak kedua dari Shareen dan Marchel

"Pagi sayang." Ucap Shareen dan Marchell bersamaan.

"Bang Richard belum bangun sayang?" tanya Shareen. Richard adalah anak pertama sedangkan Alia adalah anak terakhir mereka.

"Sudah ma, sekarang dia masih sholat dhuha. Ntar lagi juga turun." Ucap Kevin sambil duduk di kursi.

"Oh, kamu sendiri sudah sholat belum?" tanya Shareen.

"Sudah ma." Jawab Kevin tersenyum.

"Sip, mama senang dengarnya." Ucap Shareen tersenyum. Ia pun sudah selesai menyelesaikan semua masakannya. Hari ini Shareen hanya masak telur mata sapi, tahu goreng, tempe goreng, sambel dan lalapan timun. Tak lupa kerupuk yang harus selalu ada setiap kali mau makan.

"Pagi semua." Ujar Richard sambil mencium mama dan papanya keculai Kevin.

"Pagi sayang." Ucap Shareen.

"Loh Alia mana?" tanya Richard melihat sang adik masih belum juga muncul di meja makan.

"Tadi sih pas mama bangunin, dia sudah mau mandi nak. Mungkin sekarang dia masih dandan (make upan). Ntar lagi juga turun." Ucap Sharenn....

Namun 10 menit mereka menunggu, Alia belum juga keluar dari kamarnya. Dengan sangat terpaksa Shareen pun harus naik ke atas karena kebetulan kamar Alia ada di lantai atas sehingga mau gak mau ia harus naik tangga untuk melihat anaknya kenapa belum juga turun turun. Saat ia membuka pintu kamarnya, ia melihat putrinya gak ada di sana. Akhirnya ia pun membuka pintu kamar mandinya dan betapa kagetnya dia melihat sang putri malah ketiduran di kamar mandi.

"ALIAAA...." Teriak Shareen. Alia yang tertidur langsung bangun seketika. Sedangkan Marchel, Kevin dan juga Richard yang mendengar Shareen teriak langsung lari ke kamar Alia takut ada apa apa namun betapa kagetnya mereka melihat Alia yang ada di kamar mandi dan tidak memakai baju sehelaipun.

"Kenapa papa ada di sini. Bang Richard dan Bang Kevin juga, kenapa kalian berkumpul di sini. Mama juga kenapa sih teriak teriak gitu. Ini kan bukan hutan. Gak enak lho kalau sampai suaranya mama kedengeran tetangga." Ucap Alia santai sambil mengambil handuknya sedangkan Richard, Kevin dan juga Marchel langsung menutup mata mereka karena gak mau lihat tubuh Alia yang tak ada satupun kain yang melekat di tubunya.

"Kamu tuh ya, di suruh mandi malah tidur di kamar mandi. Maunya apa sih? Mama capek tau gak bangunin kamu, nasehatin kamu, mama capek tiap hari harus marah marah terus. Gak bisa tah bikin mama tenang satu hari tanpa harus marah marah seperti ini. Emang kamu gak capek dengerin mama ngoceh tiap pagi?" tanya Shareen dengan penuh amarah.

"Makanya mama jangan marah marah terus dong. Nanti cepet tua loh. Iya sudah kalian keluarlah. Alia mau pakai baju nih. Nanti telat lho." Ucap Alia masih saja dengan nada santai. Marchel dan kedua anak laki lakinya  langsung keluar tanpa mengeluarkan kata kata sepatah katapun. Shareen memilih menetap di kamar takut jika putrinya itu ketiduran lagi. Alia hanya bisa menghela nafas melihat sang mama yang begitu insten melihat dirinya.

Setelah selesai barulah mereka keluar kamar dan langsung menuju ruang makan.

Mereka semua pun makan tanpa ada yang bersuara.

Selesai makan, Shareen meminta salah satu anaknya untuk mengantar Alia ke sekolah.

"Bang Richard, kamu antarkan adek sekolah ya." Ucap Shareen.

"Gak bisa ma, hari ini Richard ada meeting jam delapan." Ujar Richard, Richard sudah lulus S2 satu tahun yang lalu. Kini usia Richard sudah 27 tahun dan sekarang ia bekerja di perusahaan papanya.

"Iya sudah kalau gitu biar bang Kevin aja. Bang Kevin mau kan mengantarkan adek sekolah?" tanya Shareen berharap penuh sama anak keduanya ini.

"Aku juga gak bisa ma. Aku hari ini ada kelas pagi." Jawab Kevin yang merasa bersalah. Sebenarnya ia ingin mengantarkan adiknya tapi ia juga gak bisa jika sampai telat masuk kampus karena hari ini ia ada presentasi dengan kelompoknya.

"Terus adik siapa yang mengantarkan?" tanya Shareen.

"Biar papa aja ma." Ucap Marchel.

"Tapi bukankah papa hari ini ad janji sama temannya untuk melihat proyek yang ada di luar kota?" tanya Shareen.

"Gak papalah, nanti biar papa sms teman papa kalau papa telat." Ucap Marchel terssenyum.

"Baiklah, Hari ini Alia di antar papa aja." Ucap Shareen senang karena akhrinya ada yang mau mengantarkan putri nakalnya ini.

"Kalau gitu Richard berangkat dulu ya ma, pa." Ucap Richard, ia mencium tangan mama dan papanya bergantian lalu ia pun berangkaat kerja dengan mobil yang ia beli 2 bulan lalu dari hasil kerjanya sendiri.

"Keviin juga berangkat ya ma, pa." Ucap Kevin, ia juga mencium tangan mama dan papanya lalu ia pun berangkat kuliaah dengan naik sepeda motor kesayangannya.

Sekarang tinggal Alia, Shareen dan juga Marchel yang masih ada di rumah.

"Alia mana ma?" tanya Marchel.

"Bukannya tadi sudah selesai makan." Ucap Shareen.

"Mungkin masih ada di ruang makan." Ujar Machel.

Shareenpun pergi ke ruang makan tapi ia gak melihat anaknya di sana akhirnya ia pun pergi ke kamar putrinya dan benar saja ia melihat sang putri yang masih asyik main hp.

"Sayang, kog masih main Hp sih. Papa sudah nunggu kamu di bawah." Ucap Alia.

"Iya ma bentar, Alia masih mengirim pesan kepada sahabat Alia. Lagian walaupun berangkat sekarang juga sudah terlanjut telat karena upacara sudah selesai. Jadi biar nanti Alia masuk siang aja karna jam pertama olah raga, Alia males jika harus keringetan pagi pagi." Ucap Alia.

"Gak boleh gitu sayang. Kamu harus ikut olah raga nanti nilaimu jelek loh. Ayoo segera turun, nanti papa marah loh kalau kamu kelamaan. Papa hari ini sebenarnya sibuk banget tapi demi kamu, dia rela telat." Ucap Shareen menjelaskan.

"Baiklah, aku akan segera turun." Aliapun mengambil tasnya lalu ia pun turun ke bawah menghampiri sang papa yang sudah setia menunggunya.

"Alia berangkat dulu ya ma." ucap Alia sambil mencium tangan mamanya.

"Iya sayang hati hati ya. Nanti di sekolah jangan buat keributan lagi ya. Mama capek di panggil terus sama wali kelasmu." Ucap Shareen.

"Baiklah untuk hari ini Alia gak akan buat keributan lagi." Ucap Alia.

"Bukan cuma hari ini sayang tapi seterusnya." Ujar Shareen.

"Iya iya. Aku akan menuruti keinginan mama." Ucap Alia ia pun segera pergi menuju mobil yang sudah ada di depan rumahnya.

"Papa berangkat dulu ya ma." Ucap Marchell.

"Iya, papa hati hati ya. Mama selalu doain papa. Moga semuanya berjalan sukses." Ucap Shareeen tersenyum.

"Amin...mama baik baik di rumah. Jika ada apa apa langsung von papa. Oke."

"Oke sayang."

Akhirnya Marchelpun segera mengantarkan putri kecilnya itu menuju sekolahnya.

"Sayang, nanti di sekolah gak boleh berantem, kalau guru menjelaskan itu di dengerin jangan ngomong sendiri di belakang apalagi main hp, terus jangan bolos. Kalau sudah masuk kelas langsung masuk jangan malah pergi ke kantin. Oke.........terus jangan berantem lagi sama yang lain. Jangan bikin mama dan papa malu." Ucap Marchel menasehati.

"Iya pa, Alia usahakan ya tapi Alia gak janji kalau gak bikin ribut hari ini. Soalnya papa kan tau sendiri bukan Alia yang bikin gara gara tapi mereka. Alia cuma berusaha untuk membela diri aja." Ucap Alia.

"Baiklah papa percaya sama kamu. Sekarang kamu turun gih. Ingat jangan bolos. Nanti papa udah pergi dari sini, kamu malah ikutan pergi  dan nongkrong di luar." Ucap Marchell memperingatkan.

"Iya Alia janji gak akan bolos hari ini."

"Sip, itu baru anak papa."

"Kalau gitu uang untuk jajan Alia mana?" tanya Alia

"Loh emang sama mama gak di kasih tadi?" tanya Marchel.

"Belom pa."

"iya udah ini." Marchel pun mengambil uang lima puluh ribuan dari dompetnya.

"Ini mana cukup pa?" tanya Alia cemberut.

"Richard dan Kevin aja waktu sekolah SMA cuma di kasih 20.000 ribu sayang dan itu cukup kog. Masak kamu di kasih 50.000 malah gak cukup." Ucap Marchel.

"Baiklah, ini sudah cukup. Kalau gitu aku pergi ke kelas dulu ya pa."

"Iya, semangat belajarnya." Ucap Marchel...

"Iya." Alia pun mencium tangan papanya lalu turun dari mobil dan pergi ke kelasnya dengan santainya padahal jam sudah menunjukkan pukul 07.25 menit. Dia telat 25 menit tapi bagi Alia telat berapa menitpun itu tak jadi masalah. Toh paling hukumannya cuma lari, membersihkan toilet, jemur di lapangan selama satu jam, atau pergi kurang BK untuk di ceramani paling parah paling cuma di panggil orang tuanya. Bagi Alia itu semua seperti hal biasa dan gak perlu di buat kaget.

Terpopuler

Comments

Siapa Aku?

Siapa Aku?

mikum kak mampir dong cinta cleaning servis...dan berikan masukan agar sya bisa memperbaiki kekurangan nya...makasih

2021-07-22

0

fifit

fifit

bengall

2021-06-13

0

Erna Wati

Erna Wati

itu mah kelakuan adek aku bgt pas

2021-06-12

0

lihat semua
Episodes
1 Hari Pertama Untuk Alia
2 Hukuman buat Alia
3 Perjuangan Alia
4 Panti Al Hidayah
5 Untung Gak Telat
6 Kejutan Yang Tak Terduga
7 Richard Pelit
8 Guru Baru Di Kelas
9 Gak Sengaja
10 Bertemu Dimas Di Jalan
11 Suasana di Panti Al Hidayah
12 Jalan Bareng Kevin
13 Rumah Besar Milik Dimas
14 Bertamu Di Pagi Hari
15 Mulai Mengenal
16 Surat Cinta
17 Alia Ketahuan
18 Curhat Alia
19 Alia Masak
20 Di Mobil
21 Berhenti Kerja
22 Masak Nasi Goreng
23 Jemput Alia
24 Donatur Tetap
25 Restauran ADS
26 Mau Di Pinang
27 Hari Minggu ke Pantai
28 Siap Berangkat
29 Upacara
30 Di Hukum
31 Kehabisan Uang
32 Kue Sus Keju Kering
33 Berkirim Pesan
34 Menyiapkan Bekal
35 Makan Bersama Dimas
36 Pergi Bersama
37 Kedatangan Kedua Orang Tua Dimas Dari Luar Negeri
38 Mengirim Pesan
39 Beli Perhiasan
40 Melamar Alia
41 Malam Pertama
42 Jalan Jalan Di Pagi Hari
43 Pulang Ke Rumah Dimas
44 Beli Buku
45 Alia belajar ditemani sang suami
46 Hp Alia di Sita Oleh Dimas
47 Susah Bangun
48 Ujian Dadakan
49 Ujian Yang Sangat Mudah
50 Pulang Bersama
51 Di Kantor
52 Tidur Bareng Sambil Curhat
53 Kejutan Untuk Alia
54 Debat di Pagi Hari
55 Jalan-jalan
56 Menunggu Kedatangannya
57 Cemburu
58 Marah
59 Cemas
60 Koma
61 Singapure
62 Menangis Bersama
63 Kesedihan seorang ibu
64 Pergi Ke Singapura
65 Apartemen Singapure
66 Telfon dari Mama
67 Kecelakaan
68 Amnesia
69 Kevin Panik
70 Amarah Richard
71 Shareen Pingsan
72 Richard Berangkat Sendiri
73 Hilda dan Sari
74 Kevin dan Richard
75 Dimas Sadar
76 Shareen Sadar
77 Alia Hilang Ingatan
78 Shareen Berontak
79 Dimas Frustasi Alia Hilang
80 Kemarahan Dimas
81 Kecewa
82 Pulang Dari Rumah Sakit
83 Belajar Mencintai
84 Sharren Sakit
85 Bangun Pagi
86 Sarapan Pagi Bersama
87 Kapan Kita Akan Menikah
88 Kompak Cari Bersama
89 Sedih
90 Menikah
91 Tiba Di Singapure
92 Terbongkar
93 Jepang
94 Kenyamanan Alia
95 Perhatian Dafa untuk Alia
96 Pertanyaan Alia
97 2 Bulan Kemudian
98 Aneh
99 Hamil
100 Putus Asa
101 Kerinduan Seorang Suami
102 Positif
103 Sarapan Pagi Buatan Suami Tercinta
104 Rapat Penting
105 Titik Terang
106 Aku Mau Kucing
107 Alia Meninggal
108 Kejang
109 Sadar
110 Pulang Ke Indonesia
111 Mereka Datang
112 Tumor dan Kanker
113 Sakit
114 Pulang
115 Kompilkasi
116 Lahiran
117 Visual
118 Berduka
119 Di Jodohkan
120 Alia Akan Kembali
121 Masa Lalu Alia
122 Pulang
123 Bertemu
124 Bahagia
125 Cucu Mama
126 Menangis
127 Pengumuman
128 Ingat lagi
129 Mulai Akrab
130 Hp termahal di dunia
131 Jalan Jalan
132 Bertemu Mereka
133 Kunjungan Sahabat
134 Vidio Termanis
135 Alia Sakit
136 Di Rumah Sakit
137 Gantian Menjaga Alia
138 Sadar
139 Pulang
140 Membahas Masa Depan Alia
141 1 Tahun Kemudian
142 Tentang Dimas
143 Kangen
144 Bertemu
145 Jalan Jalan
146 Panti Asuhan
147 Pengumuman
148 Bertemu Ortu
149 Cerita Di Malam Hari
150 Belajar Memasak
151 Males Kerja
152 Bertemu Alan dan Alana
153 Seperti Sebuah Keluarga
154 Amarah Ke2 Ortu Dimas
155 Berkumpul di Rumah Alia
156 Mulai Ingat
157 Orang Jahat
158 Abam
159 Kedatangan Dimas, Alan dan Alana
160 Permintaan Alana
161 Jalan Berdua
162 Beli Cincin
163 Jadian
164 Melamar
165 Chat Sebelum Tidur
166 Sarapan Pagi Bersama
167 Makan Bersama Sang Pacar
168 Pergi ke Penjara
169 Kepulangan Richard + Luna
170 Hilda Patah Hati
171 Alia dan Luna
172 Kebenaran Yang Terungkap
173 Hari Bahagia sekaligus Hari Patah Hati
174 Pergi Ke Singapure
175 Bersatunya Dimas Alia
176 Pulang Ke Indonesia
177 Izin Pindah Rumah
178 Pindahan
179 Membahas Pendapatan Alia Di Masa Lalu
180 Di Apartemen
181 Patah Hati itu sakit
182 Mimpi Dafa
183 Menjelaskan
184 Hilda Pergi + Hilman Satria
185 Tempat Tinggal Hilda
186 Terkejut
187 Melamar Sari
188 Aku Ingin Menikah
189 Takut dan Gugup
190 Lamaran Diterima
191 Gak Ada Orang
192 Kaget
193 Nikah
194 Honeymoon To Paris
195 Izin Kerja
196 Pergi Ke Penjara
197 Pergi Ke Panti
198 Pindah Rumah
199 Terkejut
200 Pulang dari Paris
201 Reflek
202 Pergi ke Pantai
203 Menyatakan Cinta
204 Luna Hamil
205 Berangkat Tampa Richard dan Luna
206 Akad Nikah Abraham dan Ava
207 Nonton Bareng
208 Pulang Ke Indo
209 Syukuran Atas Hamilnya Luna
210 Alfar Pelakor
211 Jangan Fitnah Aku!
212 Rencana Licik
213 Pergi Ke Rumah Shareen
214 Cerita Alia
215 Alumni SMA
216 Alfar Berbuat Ulah
217 Kedatangan Jacky dan Jackly
218 Bertemu Rosa
219 Menangis
220 Rindu Dafa
221 Pergi Ke Jepang
222 Jepang
223 Dimas Menyesal
224 Di Rumah Shareen
225 Surat Dari Dafa
226 Minta Maaf
227 Pulang Ke Indo
228 Makan Malam Bersama Keluarga Besar
229 Kedatangan Jeri
230 Jeri dan Rosa Pacaran
231 Dimas Cemburu
232 Hilda dan Hilman Menikah
233 Kakek Daichi Meninggal
234 Bertemu Bibi Noum dan Pak Soju
235 Rumah Dafa
236 Kesedihan Dimas
237 Bertemu Sasa dan Dokter Leo
238 Bukti Kejahatan Alfar
239 Alfar Di Penjara
240 Keputusan Alia Membebaskan Kedua Orang Tua Dimas Dari Penjara
241 Kepulangan Orang Tua Dimas
242 VC
243 Minta Adik
244 Ibu Panti Meninggal
245 Alia cemburu
246 Tak Seperti Biasanya
247 Lapar Di Malam Hari
248 Pengen Mangga Muda
249 Hamil
250 Jeri dan Rosa Menikah
251 Pergi Ke Malang
252 Debat Kevin dan Sari
253 Kejutan Untuk Hilda
254 Kedua Orang Tua Sari Kecelakaan
255 Meninggal
256 Kesedihan Sari
257 Belajar Ikhlas
258 Syukuran Kehamilan Luna 7 Bulan
259 Kedatangan Alan dan Alana
260 Bahas Vidio
261 Kembali Ke Singapure
262 Sari Hamil, Berhenti Kerja
263 Perhatian Orang Buat Sari
264 Jatuh Dari Tangga
265 Kesedihan Richard
266 Saling Menguatkan
267 Richard Demam
268 Yang Datang Adalah ...
269 Kedatangan Sahabat
270 Hilda buat Bubur untuk Richard
271 Kegalauan Hilda
272 Pertanyaan Yang Salah
273 Penggemar Rahasia
274 Ke Makam Luna dan Lina
275 Siapakah Yang Datang?
276 Hilman Cemburu
277 Hilman Kecewa
278 Introspeksi Diri
279 Kevin dan Sari
280 Alia dan Richard
281 Pertengkaran Hilman dan Hilda
282 Hilman dan Resti
283 Kedatangan Resti
284 Maafin Aku, Tetapi Aku Terpaksa Melakukannya
285 Makan Bersama
286 Percakapan Grup Chat
287 Hilda Menyesal
288 Kembali Ke Rumah Masing Masing
289 Wanita Mirip Luna
290 Malam Yang Penuh Dengan Air Mata
291 Ava Hamil
292 Alan
293 Debat Resti dan Hilda
294 Kebaikan Resti
295 Terbongkar
296 Minta Maaf
297 Baikan
298 Meninggal
299 Mau Takziah
300 Kevin Gak Peka
301 Menghibur Hilda Yang Tengah Berduka
302 Rasa Sakit Yang Sama
303 Pulang Bersama
304 Ke Kantor Richard
305 Informasi Wanita Yang Mirip Luna
306 Minta Izin
307 Bertemu Lana di Resto ADS
308 Obrolan Serius
309 Ngobrol Santai Di Resto
310 Dimas Menggoda Alia
311 Ada Rasa Yang Sama Namun Apakah Ini Cinta
312 Nasi Padang
313 Dinner Nasi Padang Di Warung Kaki Lima
314 Nelfon Mommy Clarista
315 Richard dan Lana
316 Mengungkapkan Perasaan Masing Masing
317 Makam Luna
318 Di Rumah Richard
319 Mengantar Lana Pulang
320 Nenek Indah Meninggal
321 Kesedihan Keluarga Alexander
322 Kumpul Bersama
323 Bantuan Kevin Buat Richard
324 Rujak Buah Pinggir Jalan
325 Sari Merasa Iri
326 Melamar Lana
327 Alia dan Dimas Pulang Ke Indonesia
328 Kegalauan Alia
329 Alia, Sari dan Lana
330 Jemput Lana dan Sari
331 Kejutan Untuk Sari
332 Kepulangan Shareen dan Marfel
333 Nikah Dadakan
334 Richard Bulan Madu
335 Masa Lalu Kevin, Richard dan Alia
336 Kepulangan Richard dan Lana Dari Bulan Madu
337 Alia Melahirkan
338 Berkumpul Jadi Satu
339 Kedatangan Orang Tua Dimas
340 Alia Pulang Dari Rumah Sakit
341 Pesta Menyambut Kelahiran Alvano Dimas Saputra
342 Sharly Evylin Sabrina Maheswari
343 Hidup Bahagia
344 Ringkasan Cerita
345 Permulaan Season 2
346 Liburan di Indonesia
347 Gambar Alan dan Alana
348 Pergi Ke Kontar Dimas
349 Kenzo Reinaldy Ferdiansyah
350 Pengumuman
351 Pov Kenzo
352 Kakak Ipar
353 Tamu Tak Diundang
354 Curhat
355 Alana Bertemu Kevin Di Kantor
356 Di Hadang Preman
357 Orang Misterius
358 Perpisahan Kenzo dan Alana di Danau Buatan
359 Penyesalan Alana
360 Isi Hati Kenzo
361 Kediaman Shareen dan Marchell
362 Alan dan Indah
363 Alana dan Rina
364 Kangen Dafa
365 Rumah Untuk Indah
366 Kejadian Tak Mengenakkan Di Mall
367 Diskonan dan Gratisan
368 Rina Kesal Karena Ditinggal Sendiri
369 Hukuman Yang Pantas Buat Mereka
370 Cemburu
371 Posesif
372 Pengumuman
373 Kedatangan Tamu Spesial
374 Bertemu Kenzo
375 Kediaman Sari dan Kevin
376 Namamu Mengingatkanku Pada Seseorang
377 Nasihat Dari Abraham
378 Berubah 180 derajat
379 Dimas Sakit
380 Bertemu Kenzo
381 Kecelakaan
382 Menyesal
383 Koma
384 Sedih
385 Sadar
386 Romantis
387 Felix Bramasta
388 Bertemu Indah
389 Kesalahpahaman
390 Menikmati Waktu Berdua
391 Pergi Untuk Sementara Waktu
392 Perasaan Joni
393 Berangkat Bersama
394 Pilihan Yang Sulit
395 Terpanah
396 Nasihat Alan
397 Kabar Buruk
398 Jawaban Indah Untuk Delon
399 15 Bab Lagi Menuju TAMAT
400 14 Bab Menuju Tamat
401 13 Bab Menuju Tamat
402 12 Bab Menuju Tamat
403 11 Bab Menuju Tamat
404 10 Bab Menuju Tamat
405 9 Bab Menuju Tamat
406 8 Bab Menuju Tamat
407 7 Bab Menuju Tamat
408 6 Bab Menuju Tamat
409 5 Bab Menuju Tamat
410 4 Bab Menuju Tamat
411 3 Bab Menuju Tamat
412 2 Bab Menuju Tamat
413 1 Bab Menuju Tamat
414 TAMAT
Episodes

Updated 414 Episodes

1
Hari Pertama Untuk Alia
2
Hukuman buat Alia
3
Perjuangan Alia
4
Panti Al Hidayah
5
Untung Gak Telat
6
Kejutan Yang Tak Terduga
7
Richard Pelit
8
Guru Baru Di Kelas
9
Gak Sengaja
10
Bertemu Dimas Di Jalan
11
Suasana di Panti Al Hidayah
12
Jalan Bareng Kevin
13
Rumah Besar Milik Dimas
14
Bertamu Di Pagi Hari
15
Mulai Mengenal
16
Surat Cinta
17
Alia Ketahuan
18
Curhat Alia
19
Alia Masak
20
Di Mobil
21
Berhenti Kerja
22
Masak Nasi Goreng
23
Jemput Alia
24
Donatur Tetap
25
Restauran ADS
26
Mau Di Pinang
27
Hari Minggu ke Pantai
28
Siap Berangkat
29
Upacara
30
Di Hukum
31
Kehabisan Uang
32
Kue Sus Keju Kering
33
Berkirim Pesan
34
Menyiapkan Bekal
35
Makan Bersama Dimas
36
Pergi Bersama
37
Kedatangan Kedua Orang Tua Dimas Dari Luar Negeri
38
Mengirim Pesan
39
Beli Perhiasan
40
Melamar Alia
41
Malam Pertama
42
Jalan Jalan Di Pagi Hari
43
Pulang Ke Rumah Dimas
44
Beli Buku
45
Alia belajar ditemani sang suami
46
Hp Alia di Sita Oleh Dimas
47
Susah Bangun
48
Ujian Dadakan
49
Ujian Yang Sangat Mudah
50
Pulang Bersama
51
Di Kantor
52
Tidur Bareng Sambil Curhat
53
Kejutan Untuk Alia
54
Debat di Pagi Hari
55
Jalan-jalan
56
Menunggu Kedatangannya
57
Cemburu
58
Marah
59
Cemas
60
Koma
61
Singapure
62
Menangis Bersama
63
Kesedihan seorang ibu
64
Pergi Ke Singapura
65
Apartemen Singapure
66
Telfon dari Mama
67
Kecelakaan
68
Amnesia
69
Kevin Panik
70
Amarah Richard
71
Shareen Pingsan
72
Richard Berangkat Sendiri
73
Hilda dan Sari
74
Kevin dan Richard
75
Dimas Sadar
76
Shareen Sadar
77
Alia Hilang Ingatan
78
Shareen Berontak
79
Dimas Frustasi Alia Hilang
80
Kemarahan Dimas
81
Kecewa
82
Pulang Dari Rumah Sakit
83
Belajar Mencintai
84
Sharren Sakit
85
Bangun Pagi
86
Sarapan Pagi Bersama
87
Kapan Kita Akan Menikah
88
Kompak Cari Bersama
89
Sedih
90
Menikah
91
Tiba Di Singapure
92
Terbongkar
93
Jepang
94
Kenyamanan Alia
95
Perhatian Dafa untuk Alia
96
Pertanyaan Alia
97
2 Bulan Kemudian
98
Aneh
99
Hamil
100
Putus Asa
101
Kerinduan Seorang Suami
102
Positif
103
Sarapan Pagi Buatan Suami Tercinta
104
Rapat Penting
105
Titik Terang
106
Aku Mau Kucing
107
Alia Meninggal
108
Kejang
109
Sadar
110
Pulang Ke Indonesia
111
Mereka Datang
112
Tumor dan Kanker
113
Sakit
114
Pulang
115
Kompilkasi
116
Lahiran
117
Visual
118
Berduka
119
Di Jodohkan
120
Alia Akan Kembali
121
Masa Lalu Alia
122
Pulang
123
Bertemu
124
Bahagia
125
Cucu Mama
126
Menangis
127
Pengumuman
128
Ingat lagi
129
Mulai Akrab
130
Hp termahal di dunia
131
Jalan Jalan
132
Bertemu Mereka
133
Kunjungan Sahabat
134
Vidio Termanis
135
Alia Sakit
136
Di Rumah Sakit
137
Gantian Menjaga Alia
138
Sadar
139
Pulang
140
Membahas Masa Depan Alia
141
1 Tahun Kemudian
142
Tentang Dimas
143
Kangen
144
Bertemu
145
Jalan Jalan
146
Panti Asuhan
147
Pengumuman
148
Bertemu Ortu
149
Cerita Di Malam Hari
150
Belajar Memasak
151
Males Kerja
152
Bertemu Alan dan Alana
153
Seperti Sebuah Keluarga
154
Amarah Ke2 Ortu Dimas
155
Berkumpul di Rumah Alia
156
Mulai Ingat
157
Orang Jahat
158
Abam
159
Kedatangan Dimas, Alan dan Alana
160
Permintaan Alana
161
Jalan Berdua
162
Beli Cincin
163
Jadian
164
Melamar
165
Chat Sebelum Tidur
166
Sarapan Pagi Bersama
167
Makan Bersama Sang Pacar
168
Pergi ke Penjara
169
Kepulangan Richard + Luna
170
Hilda Patah Hati
171
Alia dan Luna
172
Kebenaran Yang Terungkap
173
Hari Bahagia sekaligus Hari Patah Hati
174
Pergi Ke Singapure
175
Bersatunya Dimas Alia
176
Pulang Ke Indonesia
177
Izin Pindah Rumah
178
Pindahan
179
Membahas Pendapatan Alia Di Masa Lalu
180
Di Apartemen
181
Patah Hati itu sakit
182
Mimpi Dafa
183
Menjelaskan
184
Hilda Pergi + Hilman Satria
185
Tempat Tinggal Hilda
186
Terkejut
187
Melamar Sari
188
Aku Ingin Menikah
189
Takut dan Gugup
190
Lamaran Diterima
191
Gak Ada Orang
192
Kaget
193
Nikah
194
Honeymoon To Paris
195
Izin Kerja
196
Pergi Ke Penjara
197
Pergi Ke Panti
198
Pindah Rumah
199
Terkejut
200
Pulang dari Paris
201
Reflek
202
Pergi ke Pantai
203
Menyatakan Cinta
204
Luna Hamil
205
Berangkat Tampa Richard dan Luna
206
Akad Nikah Abraham dan Ava
207
Nonton Bareng
208
Pulang Ke Indo
209
Syukuran Atas Hamilnya Luna
210
Alfar Pelakor
211
Jangan Fitnah Aku!
212
Rencana Licik
213
Pergi Ke Rumah Shareen
214
Cerita Alia
215
Alumni SMA
216
Alfar Berbuat Ulah
217
Kedatangan Jacky dan Jackly
218
Bertemu Rosa
219
Menangis
220
Rindu Dafa
221
Pergi Ke Jepang
222
Jepang
223
Dimas Menyesal
224
Di Rumah Shareen
225
Surat Dari Dafa
226
Minta Maaf
227
Pulang Ke Indo
228
Makan Malam Bersama Keluarga Besar
229
Kedatangan Jeri
230
Jeri dan Rosa Pacaran
231
Dimas Cemburu
232
Hilda dan Hilman Menikah
233
Kakek Daichi Meninggal
234
Bertemu Bibi Noum dan Pak Soju
235
Rumah Dafa
236
Kesedihan Dimas
237
Bertemu Sasa dan Dokter Leo
238
Bukti Kejahatan Alfar
239
Alfar Di Penjara
240
Keputusan Alia Membebaskan Kedua Orang Tua Dimas Dari Penjara
241
Kepulangan Orang Tua Dimas
242
VC
243
Minta Adik
244
Ibu Panti Meninggal
245
Alia cemburu
246
Tak Seperti Biasanya
247
Lapar Di Malam Hari
248
Pengen Mangga Muda
249
Hamil
250
Jeri dan Rosa Menikah
251
Pergi Ke Malang
252
Debat Kevin dan Sari
253
Kejutan Untuk Hilda
254
Kedua Orang Tua Sari Kecelakaan
255
Meninggal
256
Kesedihan Sari
257
Belajar Ikhlas
258
Syukuran Kehamilan Luna 7 Bulan
259
Kedatangan Alan dan Alana
260
Bahas Vidio
261
Kembali Ke Singapure
262
Sari Hamil, Berhenti Kerja
263
Perhatian Orang Buat Sari
264
Jatuh Dari Tangga
265
Kesedihan Richard
266
Saling Menguatkan
267
Richard Demam
268
Yang Datang Adalah ...
269
Kedatangan Sahabat
270
Hilda buat Bubur untuk Richard
271
Kegalauan Hilda
272
Pertanyaan Yang Salah
273
Penggemar Rahasia
274
Ke Makam Luna dan Lina
275
Siapakah Yang Datang?
276
Hilman Cemburu
277
Hilman Kecewa
278
Introspeksi Diri
279
Kevin dan Sari
280
Alia dan Richard
281
Pertengkaran Hilman dan Hilda
282
Hilman dan Resti
283
Kedatangan Resti
284
Maafin Aku, Tetapi Aku Terpaksa Melakukannya
285
Makan Bersama
286
Percakapan Grup Chat
287
Hilda Menyesal
288
Kembali Ke Rumah Masing Masing
289
Wanita Mirip Luna
290
Malam Yang Penuh Dengan Air Mata
291
Ava Hamil
292
Alan
293
Debat Resti dan Hilda
294
Kebaikan Resti
295
Terbongkar
296
Minta Maaf
297
Baikan
298
Meninggal
299
Mau Takziah
300
Kevin Gak Peka
301
Menghibur Hilda Yang Tengah Berduka
302
Rasa Sakit Yang Sama
303
Pulang Bersama
304
Ke Kantor Richard
305
Informasi Wanita Yang Mirip Luna
306
Minta Izin
307
Bertemu Lana di Resto ADS
308
Obrolan Serius
309
Ngobrol Santai Di Resto
310
Dimas Menggoda Alia
311
Ada Rasa Yang Sama Namun Apakah Ini Cinta
312
Nasi Padang
313
Dinner Nasi Padang Di Warung Kaki Lima
314
Nelfon Mommy Clarista
315
Richard dan Lana
316
Mengungkapkan Perasaan Masing Masing
317
Makam Luna
318
Di Rumah Richard
319
Mengantar Lana Pulang
320
Nenek Indah Meninggal
321
Kesedihan Keluarga Alexander
322
Kumpul Bersama
323
Bantuan Kevin Buat Richard
324
Rujak Buah Pinggir Jalan
325
Sari Merasa Iri
326
Melamar Lana
327
Alia dan Dimas Pulang Ke Indonesia
328
Kegalauan Alia
329
Alia, Sari dan Lana
330
Jemput Lana dan Sari
331
Kejutan Untuk Sari
332
Kepulangan Shareen dan Marfel
333
Nikah Dadakan
334
Richard Bulan Madu
335
Masa Lalu Kevin, Richard dan Alia
336
Kepulangan Richard dan Lana Dari Bulan Madu
337
Alia Melahirkan
338
Berkumpul Jadi Satu
339
Kedatangan Orang Tua Dimas
340
Alia Pulang Dari Rumah Sakit
341
Pesta Menyambut Kelahiran Alvano Dimas Saputra
342
Sharly Evylin Sabrina Maheswari
343
Hidup Bahagia
344
Ringkasan Cerita
345
Permulaan Season 2
346
Liburan di Indonesia
347
Gambar Alan dan Alana
348
Pergi Ke Kontar Dimas
349
Kenzo Reinaldy Ferdiansyah
350
Pengumuman
351
Pov Kenzo
352
Kakak Ipar
353
Tamu Tak Diundang
354
Curhat
355
Alana Bertemu Kevin Di Kantor
356
Di Hadang Preman
357
Orang Misterius
358
Perpisahan Kenzo dan Alana di Danau Buatan
359
Penyesalan Alana
360
Isi Hati Kenzo
361
Kediaman Shareen dan Marchell
362
Alan dan Indah
363
Alana dan Rina
364
Kangen Dafa
365
Rumah Untuk Indah
366
Kejadian Tak Mengenakkan Di Mall
367
Diskonan dan Gratisan
368
Rina Kesal Karena Ditinggal Sendiri
369
Hukuman Yang Pantas Buat Mereka
370
Cemburu
371
Posesif
372
Pengumuman
373
Kedatangan Tamu Spesial
374
Bertemu Kenzo
375
Kediaman Sari dan Kevin
376
Namamu Mengingatkanku Pada Seseorang
377
Nasihat Dari Abraham
378
Berubah 180 derajat
379
Dimas Sakit
380
Bertemu Kenzo
381
Kecelakaan
382
Menyesal
383
Koma
384
Sedih
385
Sadar
386
Romantis
387
Felix Bramasta
388
Bertemu Indah
389
Kesalahpahaman
390
Menikmati Waktu Berdua
391
Pergi Untuk Sementara Waktu
392
Perasaan Joni
393
Berangkat Bersama
394
Pilihan Yang Sulit
395
Terpanah
396
Nasihat Alan
397
Kabar Buruk
398
Jawaban Indah Untuk Delon
399
15 Bab Lagi Menuju TAMAT
400
14 Bab Menuju Tamat
401
13 Bab Menuju Tamat
402
12 Bab Menuju Tamat
403
11 Bab Menuju Tamat
404
10 Bab Menuju Tamat
405
9 Bab Menuju Tamat
406
8 Bab Menuju Tamat
407
7 Bab Menuju Tamat
408
6 Bab Menuju Tamat
409
5 Bab Menuju Tamat
410
4 Bab Menuju Tamat
411
3 Bab Menuju Tamat
412
2 Bab Menuju Tamat
413
1 Bab Menuju Tamat
414
TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!