Setelah Dimas pergi, Alia pun masuk ke dalam rumahnya. Alia membuka pintu namun di sana terlihat mamanya yang belum juga tidur dan lagi duduk santai memainkan hp nya.
"Alia, kenapa jam segini baru pulang?" tanya Shareen.
"Maaf ma, tadi Pak Dimas mengajakku untuk makan terlebih dahulu setelah dari rumah teman." Jawab Alia.
"Tak bisakah jika kamu berhenti main ke rumah temanmu?" tanya Shareen.
"Iya ma, mulai besok aku akan berhenti main ke rumah temanku. Sepulang dari sekolah, aku akan langsung pulang ke rumah dan gak akan kemana mana lagi." Jawab Alia. Iya, Alia besok sepulang sekolah akan pergi ke kafe bentar untuk pamit berhenti kerja karena sudah ada Pak Dimas yang akan membiayai semua kebutuhan anak panti sehingga Alia tak perlu lagi terlalu bekerja keras. Tapi ia tetap akan menulis cerita dan bikin vidio. Dan uangnya itu nanti akan ia sumbangkan ke panti. Walau pak Dimas sudah mencukupi kebutuhan mereka tapi Alia ingin menyumbangkan uang ke panti dengan hasil kerja kerasnya sendiri.
"Beneran?" tanya Shareen.
"Iya ma, aku gak bohong." Jawab Alia tersenyum.
"Syukurlah, mama senang mendengarnya. Iya sudah kamu segera mandi dan sholat lalu istirahat. Ini sudah malam." Ujar Shareen padahal ini sebenarnya masih jam 9 lewaat 10 menit.
"Iya ma." Alia pun tak membantahnya, ia segera pergi ke kamarnya dan segera membersihkan tubuhnya lalu sholat dan tidur. Ia tidur lebih awal karena tubuhnya rasanya terasa sangat lelah sekali dan butuh istirahat.
\============================
Pagi harinya, setelah selesai sholat shubuh. Alia segera pergi keluar rumah untuk lari pagi. Sudah lama rasanya ia gak pernah lari pagi. Dan hari ini, ia sangat bahagia sekali karena rasanya ia seperti tak ada beban lagi.
Setelah lari pagi sekitar setengah jam, Alia pun segera masuk ke dalam rumahnya.
"Dari mana sayang?" tanya Marchel.
"Lari pagi pa." Jawab Alia tersenyum sambil mengambil gelas dan mengisinya dengan air. Ia meminum air itu hinggal habis tak tersisa.
"Tumben, lari pagi. Biasanya juga bangun siang." ujar Marchel.
"Mulai hari ini aku akan lebih sering lari pagi pa, aku gak akan bangun siang lagi." Ucap Alia. Alia tak perlu lagi nulis cerita semalaman, ia hanya menulis beberapa bab saja dan hanya bikin vidio satu setiap harinya sehingga ia bisa tidur lebih nyenyak.
"Wah, kayaknya anaknya papa sudah mulai merubah kebiasan buruknya deh." ujar Marchel senang.
"Iya, aku akan berubah pa dan akan memperbaiki hidupku." Jawab Alia tersenyum.
"Syukurlah papa senang mendengarnya." ujar Marchel.
"Iya sudah, aku bantuin mama dulu ya pa."
"Oke, oke." Marchel sempet bingung kenapa anaknya tiba tiba berubah drastis tapi ia sangat bahagia dengan perubahan putri satu satunya itu.
Alia pergi ke dapur dan melihat sang mama yang lagi mengiris bawang.
"Ma?" Panggil Alia.
"Iya sayang, ada apa?" tanya Shareen sambil terus memotong bawang putih.
"Mamah duduk sana gih, biar aku yang memasak hari ini." Jawab Alia.
"Hah! kamu serius?" tanya Shareen tak percaya karena yang ia tau Alia tidak bisa memasak.
"Iya ma, aku serius." Jawab Alia tersenyum.
"Tapi......"
"Sudahlah, aku pastikan makananku enak dan layak untuk di konsumsi." ujar Alia.
"Baiklah." Shareen pun memberikan kesempatan untuk putrinya itu memasak. Ia berharap masakan Alia enak dan bisa di makan. Karena kalau gak bisa di makan, maka sekeluarga akan kelaparan karena tak bisa makan pagi bersama.
Setelah kepergian Shareen, Alia pun segera menyiapkan semua bahan dan bumbunya. Untunglah saat kerja di kafe, ia kadang seringkali membantu para koki di dapur hingga ia bisa memasak sedikit sedikit.
----
Setelah selesai masak, Alia melihat jam sudah menunjukkan pukul setengah 7 pagi.
"Mati, aku. Telat lagi nih." gumam Alia. Alia pun segera memanggil mamanya.
"Ma?" Panggil Alia.
"Ada apa sayang?" tanya Shareen.
"Ma, ini sudah siang dan aku belum mandi. Aku bisa telat berangkat ke sekolah. Mama, aku minta tolong tatakan masakanku di atas meja. Aku mau mandi dulu." ujar Alia.
"Tapi sayang........"
"Nanti aja ma ngobrolnya, aku mandi dulu." Ujar Alia yang langsung masuk ke dalam kamarnya dan pergi mandi. Selesai mandi dan memakai seragam, Alia pun segera menuju ruang makan di mana semua keluarga sudah berkumpul.
"Alia, ini beneran kamu yang masak?" tanya Marchel, ia tadi di beritahu istrinya, kalau hari ini Alia yang akan memasak untuk sarapan pagi. Marchel benar benar gak percaya kalau putrinya itu diam diam jago masak.
"Iya pa tapi maaf jika rasanya nanti mengecewakan." Jawab Alia malu malu.
"Kayaknya enak banget." Ujar Richard.
"Iya aku aja sampai ngiler liatnya." Ucap Kevin yang sudah gak sabar ingin segera makan.
"Iya sudah tunggu apalagi, ayo makan bersama." Ucap Shareen. Mereka mengangguk. Sebelum makan, seperti biasa mereka berdoa terlebih dahulu dan setelah itu barulah mereka makan.
Richard, Kevin, Marchel dan juga Shareen memuji masakan Alia yang rasanya seperti di hotel bintang lima. Walau sederhana tapi rasanya sangat pas dan enak di lidah. Mereka berempat bahkan sampai menghabiskan semua itu tanpa sisa.
"Lain kali kamu harus masak lagi dek, biar abang makin betah makan di rumah." ucap Richard yang duduk santai, rasanya perutnya sudah penuh dengan makanan.
"Iya, aku akan sering sering masak untuk kalian." Ujar Alia tersenyum.
"Nah gitu dong, itu baru adek abang." ucap Richard tersenyum.
"Kamu belajar dari siapa dek?" tanya Kevin.
"Belajar apa bang?" tanya Alia.
"Belajar memasak?" ucap Kevin.
"Aku belajar dari temen bang. Dia jago masak." Jawab Alia.
"Gak sia sia kamu nak, pulang sekolah langsung pergi ke rumah temennya kalau hasilnya begini." puji Marchel.
"Iya, kalau tau gini. Mama gak akan melarang kamu main dengan temanmu itu." ujar Shareen tersenyum.
"Sudahlah mulai sekarang, aku tak akn lagi pulang sore ataupun malam. Aku akan pulang jika memang waktunya pulang." ucap Alia.
"Serius?" tanya mereka tak percaya.
"Iya serius. Dua rius malah. Oh ya, aku berangkat sekolah dulu ya. Sudah telat nih." ujar Alia.
"Iya sayang, ini uang sakunya." ujar Shareen.
"Gak usah ma, Alia masih ada yang sisa kemaren." ucap Alia tersenyum.
"Yakin?" tanya Shareen.
"Iya sangat yakin ma." jawab Alia tersenyum.
"Iya sudah hati hati di jalan." ujar Sharenen. Alia hanya mengangguk. Shareen pamit kepada kedua abangnya dan juga papanya setelah itu, ia pun segera berangkat sekolah. Namun saat ia membuka pintu, ia melihat Dimas yang lagi lagi menyender di mobilnya sambil main hp.
"Pak, ngapain di depan rumah?" tanya Alia heran.
"Nungguin kamu." jawab Dimas tersenyum.
"Kenapa gak masuk aja?" tanya Alia.
"Gak papa, gak enak dengan keluarga kamu. Iya udah ayo masuk, sudah telat nih." ucap Dimas. Alia pun mengangguk, ia segera masuk ke dalam mobil gurunya itu dan setelah itu, Dimas pun segera tancap gas menuju sekolah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 414 Episodes
Comments
Dewi
pak guru gercep bnget
2021-07-31
0
Rani Emerald
menunya kebanyakan sayur..
2021-06-14
1
Vivi Lumowa
wow enaaak
2021-06-12
0