Bertamu Di Pagi Hari

 

Di Jalan, Kevin menasehati adiknya.

"Dek, lain kali kalau kamu ke rumbah temen abang, jangan gitu dong. Abang malu sama temen abang." Ujar Kevin.

"Gak papa bang, santai aja. Toh temen abang juga kan gak mempermasalahkannya." Jaawab Alia.

"Ya sih, tapi kan kita gak tau dek, isi hatinya kayak apa. Bisa aja di luarnya dia terlihat santai dan senyam senyum. Tapi di dalam hatinya?" tanya Kevin.

"Aku yakin dia gak mempermasalahkannya kog. Percaya deh bang sama aku. Lagian dia kan kaya, jadi uang segitu mah gak ada apa apanya. Lagian aku di sana kan cuma duduk manis, gak ngapa ngapain. Jadi gak ada yang perlu di buat malu." Jawab Alia yang duduk di belakang jok sambil berpegangan di pinggang abangnya, takut jatuh.

"Iya deh terserah kamu." Ujar Kevin yang percuma saja menasehati adiknya itu.

Sesampai di rumah, Kevin langsung menaruh sepeda motornya di garasi. Dan setelah itu masuk ke dalam rumah bersama adiknya.

"Assalamu'alaikum." Ujar Alia sambil membuka pintu.

"'Waaalikumsalam." Jawab Shareen, Marchel dan juga Richard yang duduk santai di ruang keluarga.

"Eh, adik udah pulang. Bawa apa tuh?" tanya Richard.

"Ini bawa makanan, tadi di belikan ma temen bang Kevin." Jawab Alia.

"Sini dong, taruh di tengah makan bersama." ujar Richard tersenyum.

"Enggak ah, ini kan punya Alia." Jawab Alia gak mau memberikan makanan yang ia pegang mengingat saat Richard memberikan uang yang hanya lima ribu.

"Berbagi itu menyenangkan lho." Rayu Richard.

"Enggak ah, abang beli aja kalau mau. Abang kan punya uang banyak." Ujar Alia.

"Besok abang kasih uang deh kalau kamu mau berankat sekolah." Rayu Richard.

"Enggak. Lagian paling cuma ngasih uang lima ribu lagi." Ucap Alia.

"Enggak deh, tak kasih 10 ribu aja besok, gimana? mau gak?" tanya Richard.

"Enggak, kalau aku di kasih 100 ribu aku mau." Jawab Alia tawar menawar.

"Banyak amat?" tanya Richard.

"Iyalah, ini aja kalau di total lebih dari 200 ribu." Jawab Alia.

"Sama saudara kog perhitungan?" tanya Richard. Sedangkan Shareen, Marchel dan Kevin hanya jadi penonton setia.

"Abang aja perhitungan sama aku. Buktinya gak pernah ngasih aku uang, sekalli ngasih cuma lima ribu. Buat apa?" tanya Alia.

"Kan sudah di kasih sama mama dan papa. Makanya abang ngasih uang segitu, biar gak jajan terus." Jawab Richard cari alasan.

"Sudah ah, emang pada dasarnya abang itu pelit." Ujar Alia masi kokoh gak berani berbagi makanan yang ia punya.

"Iya sudah kalau mama minta, boleh gak?" tanya Shareen.

"Boleh kog ma." Jawab Alia sambil memberikan potongan pizza kepada mamanya dan juga papanya sekaligus bang Kevin, tapi tidak dengan Richard.

"Tega banget kamu dek sama abang." Ujar Richard pura pura sedih.

"Salahnya sendiri, makanya jangan pelit pelit sama saudara kandung." Ucap Alia sewot,

"Iya deh, gak lagi. Janji."

"Benera?"

"Iya bener."

"Iya udah ini." Alia pun memberikan sepotong pizza. Dan sisanya di bawa ke kamar untuk cemilan sambil ngetik buat cerita.

 

 

\========================

 

Pagi harinya, Alia bangun jam setengah lima pagi, ia segera mengambil wudhu dan sholat shubuh. Setelah itu ia langsung mengupload vidio di youtube dan juga di fanpage facebook. Vidio yang di upload adalah vidio yang sudah di edit tadi malam. Sambil menunggu upload an selesai. Alia pun membuka aplikasi Noveltoon dan melanjutkan cerita yang belum terselesaikan.

Vidio selesai di unggah atau selesai di upload sekitar jam 6 pagi. Setelah itu, Alia pun mengisi blog yang baru ia buat. Ia ingin menjadi seorang blogger, youtuber, selegram, pengisi vidio di fangpage facebook dan juga menjadi author handal dan professional di aplikasi Noveltoon atau mangatoon. Selain aplikasi itu, Alia juga mengisi beberapa aplikasi lain yang juga menghasilkan uang.

Hingga jam menunjukkan pukul 6 lewat 15 menit. Alia pun segera mematikan laptopnya dan menutupnya. Setelah itu ia segera mandi dan pakai seragam sekolah. Tak lupa ia menyisir rambutnya dan memoleh sedikit wajahnya dengan bedak. Setelah merasa dirinya cantik, Alia pun memakai hijabnya. Setelah itu ia turun dengan membawa tas dan juga hp yang ia taruh di saku baju. Ia membawa tas biar gak perlu lagi masuk ke kamar. Nanti habis makan ia bisa langsung berangkat sekolah. Toh sepatunya juga ada di rak sepatu depan rumah.

 

Saat Alia pergi ke ruang makan. Semuanya sudah ada di sana dan tinggal menunggu dirinya.

"Maaf, lama hehe." Ujar Alia cengengesan sambil duduk di kursi.

"Makanya, kalau mau tidur itu pakai alarm. Biar bangunnya gak kesiangan." Ujar Richard.

"Iya ya bang." Ucap Alia cuek.

"Sudah sudah, ayo makan sudah siang nih. Biar gak pada telat semua." ujar Shareen. Mereka pun hanya mengangguk dan langsugn menikmati hidangannya.

Setelah selesai makan, tiba tiba ada suara bel rumah berbunyi.

"Al, bukain dong pintunya." Ujar Kevin.

"Kog aku sih bang?" tanya Alia.

"Karena kamu yang paling muda di sini." Jawab Richard tersenyum.

"Yaelah mentang mentang aku yang paling muda, di suruh suruh mulu." ujar Alia kesal tapi tetap ia berjalan ke arah pintu. "Siapa sih, pagi pagi sudah bertamu kayak gini." gumam Alia.

Saat membuka pintu, ia melihat Dimas yang berdiri sambil tersenyum.

"Eh Pak Dimas." Ujar Alia sambil menutup mulutnya, gak nyangka jika yang bertamu pagi pagi gini adalah Dimas, yang juga teman dari abangnya.

"Assalamu'alaikum." Ucap Dimas.

"Waalaikumsalam. Masuk pak." ujar Alia sambil membuka pintu lebar lebar.  Dimas pun mengangguk dan masuk ke dalam rumah terus duduk di sova.

"Bentar ya pak." Ucap Alia sambil berjalan menuju ruang makan di mana keluarganya masih duduk santai di sana sambil ngobrol.

"Bang Kevin, ada Pak Dimas tuh di ruang tamu." Ujar Alia.

"Lho ngapain dia dek ke sini, bukannya hari minggu ya janjiannya?" tanya Kevin.

"Ya mana aku tau bang." Jawab Alia.

"Siapa itu Dimas Al?" tanya Marchell.

"Temennya bang Kevin pa, sekaligus guru baruku di sekolah." Jawab Alia.

"Oh. Ya udah mama buatin teh hangat dulu." Ujar Shareen yang langsung beranjak untuk memanaskan air dan  membuatkan teh hangat untuk tamunya.

"Kalau gitu, biar papa dan bang Richard langsung berangkat kerja aja ya." Ujar Marchel..

"Tumben papa dan bang Richard satu mobil. Biasanya juga bawa mobil sendiri sendiri?" tanya Alia.

"Iya mobil papa mogok, jadi numpang sama abangmu dulu." Jawab Marchel.

"Oh."

Richard dan Marfel pun bersiap siap untuk berangkat kerja, saat melewati ruang tamu. Tak lupa Bang Richard dan juga Marfel menyapa Dimas sekedar basa basi. Lalu mereka berdua pun segera berangkat kerja.

Sedangkan Kevin mencuci tangannya terlebih dahulu, baru setelah itu ia menemui temannya.

"Hei bro, tumben pagi pagi ke sini. Bukannya janjiannya hari Minggu ya?" tanya Kevin yang sudah ada di ruang tamu.

"Iya, gue ke sini karena menuruti permintaan adik lho. Kemaren sebelum pulang adik lho minta kursi gantung dan pagi ini harus di anterin. Ya udah gue ke sini sebelum berangkat ngajar." Jawab Dimas.

"Ha!! Seriuh lho, adek gue minta kursi gantung ke lho?" tanya Kevin tak percaya.

"Iya." Jawab Dimas, sedangkan Kevin benar benar tak menyangka adeknya itu nekat meminta sesuatu kepada orang lain.

"Katanya sih mau di taruh di kamar tidurnya." Lanjut Dimas.

Dan tak lama kemudian, Alia pun datang membawakan teh hangat buatan Shareen. Shareen sengaja gak keluar karena masih sibuk dengan urusan dapur.

"Dek, lho beneran minta kursi gantung ke Dimas?" tanya Kevin saat Alia menaruh teh hangat di meja.

"Iya bang, tapi aku cuma bercanda kog bang. Gak serius. Bener dah." Ujar Alia sambil menunjukkan dua jarinya, yaitu jari telunjuk dan jari tengahnya.

"Tapi saya sudah membelikan kursi gantung seperti yang kamu minta." Jawab Dimas.

"Eh, beneran. Terus ada dimana sekarang?" tanya Alia.

"Tuh ada di depan." Jawab Dimas. Alia pun segera pergi menuju depan rumah dan benar saja, di sana sudah ada kursi gantung seperti yang ia inginkan.

 

 

Alia langsung menduduki kursi itu dengan nyaman.

Kevin dan Dimas juga ikut keluar melihat Alia yang duduk santai di kursi gantung.

"Gimana? suka?" tanya Dimas.

"Suka banget pak. Terima kasih ya. Padahal saya iseng lo kemaren tapi di belikan beneran. Makasih lho." Jawab Alia tersenyum. Entah kenapa melihat senyuman Alia membuat wajah Dimas berseri seri. Ada rasa kebahagiaan yang belum pernah ia rasakan.

"Maaf ya bro, lagi lagi adekku bikin ulah." Ujar Kevin.

"Gak papa, santai aja. Lagian kalau aku gak punya uang, mana mungkin aku belikan adek kamu kursi gantung. Ini mumpung lagi banyak uang jadi pengen bagi bagi." Ucap Dimas ikut tersenyum.

Tiba tiba Shareen keluar, tadinya selesai bersih bersih dapur dan mencuci piring. Shareen mau menyapa tamu anaknya, eh karena gak ada dan mendengar keributan di luar. Akhirnya Shareen pun ikut keluar.

"Eh, punya siapa itu?" tanya Shareen melihat ada kursi gantung di depan rumahnya.

"Kursi aku dong ma." Jawab Alia senang.

"Siapa yang beliin?" tanya Shareen.

"Pak Dimas." Jawab Alia.

"Siapa dia?" tanya Shareen.

"Ini ma yang ada di samping aku. Dia teman aku, alias kakak kelas dulu. Dia senior aku, tapi sudah lulus. Dan sekarang mengajar di sekolah Alia." Jawab Kevin.

"Oh. Makasih ya nak, udah belikan anak tante kursi gantung. Maaf merepotkan." Ujar Shareen.

"Gak papa tante, saya senang bisa membelikan apa yang di sukai oleh Alia." ucap Dimas tersenyum.

"Kamu memang baik, cocok jadi mantu idaman." ujar Shareen.

"Apaan sih ma? Kog bisa bahas mantu idaman?" tanya Alia gak suka dengan ucapan mamanya itu.

"Ya, apa yang di kaatakan mamakan benar. Nak Dimas itu orang baik dan cocok jadi mantu mama." Ujar Shareen.

"Mantu mama? Anak mama di sini yang cewek itu cuma aku? Maksud mama cocok jadi suami aku?" tanya Alia tak suka.

"Ya gitu deh." Ujar Shareen tersenyum. Ia hanya ingin menggoda putri kecilnya itu.

"Ih, aku masih kecil ma. Masih sekolah." Ujar Alia.

"Aku siap menunggu kog." Ucap Dimas tanpa sadar.

"Eh,." Alia, Kevin dan Shareen malah melongo mendengar ucapan Dimas itu.

"Maksud saya, saya sudah menunggu dari tadi. Ayo berangkat sekolah, sudah siang nih. Nanti telat." ujar Dimas yang langsung menyadari kata katanya.

"Lho udah jam berapa ini?" tanya Alia.

"Jam 7 kurang 10 menit." Jawab Dimas sambil melihat jam tangannya.

"Uwaduh, ya udah, aku berangkat dulu ya." Ujar Alia sambil memasang sepatu. Sepatunya ia ambil dari rak sepatu yang ada di depan rumahnya. Untunglah tas sudah ia pakai dan sudah ia gendong di pundaknya. Hp juga sudah aman, ada di saku bajunya.

"Kenapa gak berangkat bareng saya aja. Kita kan satu tujuan." Ujar Dimas.

"Apa yang di katakan Dimas bener dek. Mending kamu numpang sama gurumu ini, kalian kan satu sekolahan." Ucap Kevin.

"Terus gimana dengan kursinya, nanti kalau taruh di luar, di ambil orang." Ujar Alia

"Nanti biar abang dan mama yang masukin kursinya ke dalam." jawab Kevin.

"Ini beneran saya gak papa, numpang di mobil bapak?" tanya Alia.

"Gak papa, santai aja. Ayo nanti malah kesiangan." Jawab Dimas.

"Iya udah. Ma, bang. Aku berangkat dulu ya." Ujar Alia.

"Iya hati hati. Bro, aku titip adek gue ya." ujar Kevin

"Oke bro." Jawab Dimas tersenyum.

"Hati hati ya nak." Ucap Shareen.

"Iya tante. Kami berangkat dulu. Assalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam."

Setelah itu, Alia pun masuk ke dalam mobil Dimas. Dan mereka berduapun berangkat bersama ke sekolah. Kevin dan Shareen hanya tersenyum memandang mereka berdua.

"Mereka cocok ya ma?" tanya Kevin.

"Iya sayang, semoga aja mereka berdua berjodoh. Kayaknya Dimas, anak baik." Jawab Shareen.

"Dia memang baik ma, Di kampus dulu, dia itu gak suka neka neko. Dia orangnya baik banget. Gak sombong walau anak orang kaya. Dia juga sebenarnya punya beberapa usaha, cuman karena ia pengen jadi guru. Jadinya ia melamar jadi guru di sekolah Alia dan Alhamdulillah di terima. Tapi usahanya tetep berjalan lancar sampai sekarang. Aku salut sama dia." Puji Kevin.

"Hemm cocok itu jadi mantu mama. Iya sudah, kamu angkat itu kursi bawa ke kamar adek kamu." Ucap Shareen.

"Tapi bukankah kamar adek selalu di kunci ya ma, kalau gak ada orangnya." Ujar Kevin.

"Iya juga ya, iya sudah taruh ada di ruang tamu. Nanti biar Alia pindahin sendiri."

"Oke, ma."

Kevin pun segera memindahkan kursi gantung ke dalam rumahnya.

"Kamu berangkat jam berapa kulyah?" tanya Shareen.

"Aku masuk jam 9 siang ma. Nanti berangkatnya jam 8 aja." Jawab Kevin.

"Oh, iya udah bantuin mama, ayo."

"Ngapain?" tanya Kevin.

"Bantuin jemur baju. Sudah di cuci tadi pagi, tinggal jemur aja. Ayo bantuin dari pada kamu gak ada kerjaan." Ujar Shareen.

"Hemm mama."

"Gak boleh ngeluh."

"Iya ya."

Akhirnya Kevin pun membantu Shareen menjemur pakaian dan membantu membersihkan rumah. Sampai akhirnya jam 8, ia pun pamit berangkat kuliah.

 

 

 

 

 

 

Terpopuler

Comments

Vivi Lumowa

Vivi Lumowa

mantap

2021-06-12

0

Mbok Jamu

Mbok Jamu

Waahhh kevin calon suami idaman banget mau jemur bju segala😂

2021-06-10

0

Rahmawaty❣️

Rahmawaty❣️

wkwkwk kevin dsruh jemur baju

2021-06-09

0

lihat semua
Episodes
1 Hari Pertama Untuk Alia
2 Hukuman buat Alia
3 Perjuangan Alia
4 Panti Al Hidayah
5 Untung Gak Telat
6 Kejutan Yang Tak Terduga
7 Richard Pelit
8 Guru Baru Di Kelas
9 Gak Sengaja
10 Bertemu Dimas Di Jalan
11 Suasana di Panti Al Hidayah
12 Jalan Bareng Kevin
13 Rumah Besar Milik Dimas
14 Bertamu Di Pagi Hari
15 Mulai Mengenal
16 Surat Cinta
17 Alia Ketahuan
18 Curhat Alia
19 Alia Masak
20 Di Mobil
21 Berhenti Kerja
22 Masak Nasi Goreng
23 Jemput Alia
24 Donatur Tetap
25 Restauran ADS
26 Mau Di Pinang
27 Hari Minggu ke Pantai
28 Siap Berangkat
29 Upacara
30 Di Hukum
31 Kehabisan Uang
32 Kue Sus Keju Kering
33 Berkirim Pesan
34 Menyiapkan Bekal
35 Makan Bersama Dimas
36 Pergi Bersama
37 Kedatangan Kedua Orang Tua Dimas Dari Luar Negeri
38 Mengirim Pesan
39 Beli Perhiasan
40 Melamar Alia
41 Malam Pertama
42 Jalan Jalan Di Pagi Hari
43 Pulang Ke Rumah Dimas
44 Beli Buku
45 Alia belajar ditemani sang suami
46 Hp Alia di Sita Oleh Dimas
47 Susah Bangun
48 Ujian Dadakan
49 Ujian Yang Sangat Mudah
50 Pulang Bersama
51 Di Kantor
52 Tidur Bareng Sambil Curhat
53 Kejutan Untuk Alia
54 Debat di Pagi Hari
55 Jalan-jalan
56 Menunggu Kedatangannya
57 Cemburu
58 Marah
59 Cemas
60 Koma
61 Singapure
62 Menangis Bersama
63 Kesedihan seorang ibu
64 Pergi Ke Singapura
65 Apartemen Singapure
66 Telfon dari Mama
67 Kecelakaan
68 Amnesia
69 Kevin Panik
70 Amarah Richard
71 Shareen Pingsan
72 Richard Berangkat Sendiri
73 Hilda dan Sari
74 Kevin dan Richard
75 Dimas Sadar
76 Shareen Sadar
77 Alia Hilang Ingatan
78 Shareen Berontak
79 Dimas Frustasi Alia Hilang
80 Kemarahan Dimas
81 Kecewa
82 Pulang Dari Rumah Sakit
83 Belajar Mencintai
84 Sharren Sakit
85 Bangun Pagi
86 Sarapan Pagi Bersama
87 Kapan Kita Akan Menikah
88 Kompak Cari Bersama
89 Sedih
90 Menikah
91 Tiba Di Singapure
92 Terbongkar
93 Jepang
94 Kenyamanan Alia
95 Perhatian Dafa untuk Alia
96 Pertanyaan Alia
97 2 Bulan Kemudian
98 Aneh
99 Hamil
100 Putus Asa
101 Kerinduan Seorang Suami
102 Positif
103 Sarapan Pagi Buatan Suami Tercinta
104 Rapat Penting
105 Titik Terang
106 Aku Mau Kucing
107 Alia Meninggal
108 Kejang
109 Sadar
110 Pulang Ke Indonesia
111 Mereka Datang
112 Tumor dan Kanker
113 Sakit
114 Pulang
115 Kompilkasi
116 Lahiran
117 Visual
118 Berduka
119 Di Jodohkan
120 Alia Akan Kembali
121 Masa Lalu Alia
122 Pulang
123 Bertemu
124 Bahagia
125 Cucu Mama
126 Menangis
127 Pengumuman
128 Ingat lagi
129 Mulai Akrab
130 Hp termahal di dunia
131 Jalan Jalan
132 Bertemu Mereka
133 Kunjungan Sahabat
134 Vidio Termanis
135 Alia Sakit
136 Di Rumah Sakit
137 Gantian Menjaga Alia
138 Sadar
139 Pulang
140 Membahas Masa Depan Alia
141 1 Tahun Kemudian
142 Tentang Dimas
143 Kangen
144 Bertemu
145 Jalan Jalan
146 Panti Asuhan
147 Pengumuman
148 Bertemu Ortu
149 Cerita Di Malam Hari
150 Belajar Memasak
151 Males Kerja
152 Bertemu Alan dan Alana
153 Seperti Sebuah Keluarga
154 Amarah Ke2 Ortu Dimas
155 Berkumpul di Rumah Alia
156 Mulai Ingat
157 Orang Jahat
158 Abam
159 Kedatangan Dimas, Alan dan Alana
160 Permintaan Alana
161 Jalan Berdua
162 Beli Cincin
163 Jadian
164 Melamar
165 Chat Sebelum Tidur
166 Sarapan Pagi Bersama
167 Makan Bersama Sang Pacar
168 Pergi ke Penjara
169 Kepulangan Richard + Luna
170 Hilda Patah Hati
171 Alia dan Luna
172 Kebenaran Yang Terungkap
173 Hari Bahagia sekaligus Hari Patah Hati
174 Pergi Ke Singapure
175 Bersatunya Dimas Alia
176 Pulang Ke Indonesia
177 Izin Pindah Rumah
178 Pindahan
179 Membahas Pendapatan Alia Di Masa Lalu
180 Di Apartemen
181 Patah Hati itu sakit
182 Mimpi Dafa
183 Menjelaskan
184 Hilda Pergi + Hilman Satria
185 Tempat Tinggal Hilda
186 Terkejut
187 Melamar Sari
188 Aku Ingin Menikah
189 Takut dan Gugup
190 Lamaran Diterima
191 Gak Ada Orang
192 Kaget
193 Nikah
194 Honeymoon To Paris
195 Izin Kerja
196 Pergi Ke Penjara
197 Pergi Ke Panti
198 Pindah Rumah
199 Terkejut
200 Pulang dari Paris
201 Reflek
202 Pergi ke Pantai
203 Menyatakan Cinta
204 Luna Hamil
205 Berangkat Tampa Richard dan Luna
206 Akad Nikah Abraham dan Ava
207 Nonton Bareng
208 Pulang Ke Indo
209 Syukuran Atas Hamilnya Luna
210 Alfar Pelakor
211 Jangan Fitnah Aku!
212 Rencana Licik
213 Pergi Ke Rumah Shareen
214 Cerita Alia
215 Alumni SMA
216 Alfar Berbuat Ulah
217 Kedatangan Jacky dan Jackly
218 Bertemu Rosa
219 Menangis
220 Rindu Dafa
221 Pergi Ke Jepang
222 Jepang
223 Dimas Menyesal
224 Di Rumah Shareen
225 Surat Dari Dafa
226 Minta Maaf
227 Pulang Ke Indo
228 Makan Malam Bersama Keluarga Besar
229 Kedatangan Jeri
230 Jeri dan Rosa Pacaran
231 Dimas Cemburu
232 Hilda dan Hilman Menikah
233 Kakek Daichi Meninggal
234 Bertemu Bibi Noum dan Pak Soju
235 Rumah Dafa
236 Kesedihan Dimas
237 Bertemu Sasa dan Dokter Leo
238 Bukti Kejahatan Alfar
239 Alfar Di Penjara
240 Keputusan Alia Membebaskan Kedua Orang Tua Dimas Dari Penjara
241 Kepulangan Orang Tua Dimas
242 VC
243 Minta Adik
244 Ibu Panti Meninggal
245 Alia cemburu
246 Tak Seperti Biasanya
247 Lapar Di Malam Hari
248 Pengen Mangga Muda
249 Hamil
250 Jeri dan Rosa Menikah
251 Pergi Ke Malang
252 Debat Kevin dan Sari
253 Kejutan Untuk Hilda
254 Kedua Orang Tua Sari Kecelakaan
255 Meninggal
256 Kesedihan Sari
257 Belajar Ikhlas
258 Syukuran Kehamilan Luna 7 Bulan
259 Kedatangan Alan dan Alana
260 Bahas Vidio
261 Kembali Ke Singapure
262 Sari Hamil, Berhenti Kerja
263 Perhatian Orang Buat Sari
264 Jatuh Dari Tangga
265 Kesedihan Richard
266 Saling Menguatkan
267 Richard Demam
268 Yang Datang Adalah ...
269 Kedatangan Sahabat
270 Hilda buat Bubur untuk Richard
271 Kegalauan Hilda
272 Pertanyaan Yang Salah
273 Penggemar Rahasia
274 Ke Makam Luna dan Lina
275 Siapakah Yang Datang?
276 Hilman Cemburu
277 Hilman Kecewa
278 Introspeksi Diri
279 Kevin dan Sari
280 Alia dan Richard
281 Pertengkaran Hilman dan Hilda
282 Hilman dan Resti
283 Kedatangan Resti
284 Maafin Aku, Tetapi Aku Terpaksa Melakukannya
285 Makan Bersama
286 Percakapan Grup Chat
287 Hilda Menyesal
288 Kembali Ke Rumah Masing Masing
289 Wanita Mirip Luna
290 Malam Yang Penuh Dengan Air Mata
291 Ava Hamil
292 Alan
293 Debat Resti dan Hilda
294 Kebaikan Resti
295 Terbongkar
296 Minta Maaf
297 Baikan
298 Meninggal
299 Mau Takziah
300 Kevin Gak Peka
301 Menghibur Hilda Yang Tengah Berduka
302 Rasa Sakit Yang Sama
303 Pulang Bersama
304 Ke Kantor Richard
305 Informasi Wanita Yang Mirip Luna
306 Minta Izin
307 Bertemu Lana di Resto ADS
308 Obrolan Serius
309 Ngobrol Santai Di Resto
310 Dimas Menggoda Alia
311 Ada Rasa Yang Sama Namun Apakah Ini Cinta
312 Nasi Padang
313 Dinner Nasi Padang Di Warung Kaki Lima
314 Nelfon Mommy Clarista
315 Richard dan Lana
316 Mengungkapkan Perasaan Masing Masing
317 Makam Luna
318 Di Rumah Richard
319 Mengantar Lana Pulang
320 Nenek Indah Meninggal
321 Kesedihan Keluarga Alexander
322 Kumpul Bersama
323 Bantuan Kevin Buat Richard
324 Rujak Buah Pinggir Jalan
325 Sari Merasa Iri
326 Melamar Lana
327 Alia dan Dimas Pulang Ke Indonesia
328 Kegalauan Alia
329 Alia, Sari dan Lana
330 Jemput Lana dan Sari
331 Kejutan Untuk Sari
332 Kepulangan Shareen dan Marfel
333 Nikah Dadakan
334 Richard Bulan Madu
335 Masa Lalu Kevin, Richard dan Alia
336 Kepulangan Richard dan Lana Dari Bulan Madu
337 Alia Melahirkan
338 Berkumpul Jadi Satu
339 Kedatangan Orang Tua Dimas
340 Alia Pulang Dari Rumah Sakit
341 Pesta Menyambut Kelahiran Alvano Dimas Saputra
342 Sharly Evylin Sabrina Maheswari
343 Hidup Bahagia
344 Ringkasan Cerita
345 Permulaan Season 2
346 Liburan di Indonesia
347 Gambar Alan dan Alana
348 Pergi Ke Kontar Dimas
349 Kenzo Reinaldy Ferdiansyah
350 Pengumuman
351 Pov Kenzo
352 Kakak Ipar
353 Tamu Tak Diundang
354 Curhat
355 Alana Bertemu Kevin Di Kantor
356 Di Hadang Preman
357 Orang Misterius
358 Perpisahan Kenzo dan Alana di Danau Buatan
359 Penyesalan Alana
360 Isi Hati Kenzo
361 Kediaman Shareen dan Marchell
362 Alan dan Indah
363 Alana dan Rina
364 Kangen Dafa
365 Rumah Untuk Indah
366 Kejadian Tak Mengenakkan Di Mall
367 Diskonan dan Gratisan
368 Rina Kesal Karena Ditinggal Sendiri
369 Hukuman Yang Pantas Buat Mereka
370 Cemburu
371 Posesif
372 Pengumuman
373 Kedatangan Tamu Spesial
374 Bertemu Kenzo
375 Kediaman Sari dan Kevin
376 Namamu Mengingatkanku Pada Seseorang
377 Nasihat Dari Abraham
378 Berubah 180 derajat
379 Dimas Sakit
380 Bertemu Kenzo
381 Kecelakaan
382 Menyesal
383 Koma
384 Sedih
385 Sadar
386 Romantis
387 Felix Bramasta
388 Bertemu Indah
389 Kesalahpahaman
390 Menikmati Waktu Berdua
391 Pergi Untuk Sementara Waktu
392 Perasaan Joni
393 Berangkat Bersama
394 Pilihan Yang Sulit
395 Terpanah
396 Nasihat Alan
397 Kabar Buruk
398 Jawaban Indah Untuk Delon
399 15 Bab Lagi Menuju TAMAT
400 14 Bab Menuju Tamat
401 13 Bab Menuju Tamat
402 12 Bab Menuju Tamat
403 11 Bab Menuju Tamat
404 10 Bab Menuju Tamat
405 9 Bab Menuju Tamat
406 8 Bab Menuju Tamat
407 7 Bab Menuju Tamat
408 6 Bab Menuju Tamat
409 5 Bab Menuju Tamat
410 4 Bab Menuju Tamat
411 3 Bab Menuju Tamat
412 2 Bab Menuju Tamat
413 1 Bab Menuju Tamat
414 TAMAT
Episodes

Updated 414 Episodes

1
Hari Pertama Untuk Alia
2
Hukuman buat Alia
3
Perjuangan Alia
4
Panti Al Hidayah
5
Untung Gak Telat
6
Kejutan Yang Tak Terduga
7
Richard Pelit
8
Guru Baru Di Kelas
9
Gak Sengaja
10
Bertemu Dimas Di Jalan
11
Suasana di Panti Al Hidayah
12
Jalan Bareng Kevin
13
Rumah Besar Milik Dimas
14
Bertamu Di Pagi Hari
15
Mulai Mengenal
16
Surat Cinta
17
Alia Ketahuan
18
Curhat Alia
19
Alia Masak
20
Di Mobil
21
Berhenti Kerja
22
Masak Nasi Goreng
23
Jemput Alia
24
Donatur Tetap
25
Restauran ADS
26
Mau Di Pinang
27
Hari Minggu ke Pantai
28
Siap Berangkat
29
Upacara
30
Di Hukum
31
Kehabisan Uang
32
Kue Sus Keju Kering
33
Berkirim Pesan
34
Menyiapkan Bekal
35
Makan Bersama Dimas
36
Pergi Bersama
37
Kedatangan Kedua Orang Tua Dimas Dari Luar Negeri
38
Mengirim Pesan
39
Beli Perhiasan
40
Melamar Alia
41
Malam Pertama
42
Jalan Jalan Di Pagi Hari
43
Pulang Ke Rumah Dimas
44
Beli Buku
45
Alia belajar ditemani sang suami
46
Hp Alia di Sita Oleh Dimas
47
Susah Bangun
48
Ujian Dadakan
49
Ujian Yang Sangat Mudah
50
Pulang Bersama
51
Di Kantor
52
Tidur Bareng Sambil Curhat
53
Kejutan Untuk Alia
54
Debat di Pagi Hari
55
Jalan-jalan
56
Menunggu Kedatangannya
57
Cemburu
58
Marah
59
Cemas
60
Koma
61
Singapure
62
Menangis Bersama
63
Kesedihan seorang ibu
64
Pergi Ke Singapura
65
Apartemen Singapure
66
Telfon dari Mama
67
Kecelakaan
68
Amnesia
69
Kevin Panik
70
Amarah Richard
71
Shareen Pingsan
72
Richard Berangkat Sendiri
73
Hilda dan Sari
74
Kevin dan Richard
75
Dimas Sadar
76
Shareen Sadar
77
Alia Hilang Ingatan
78
Shareen Berontak
79
Dimas Frustasi Alia Hilang
80
Kemarahan Dimas
81
Kecewa
82
Pulang Dari Rumah Sakit
83
Belajar Mencintai
84
Sharren Sakit
85
Bangun Pagi
86
Sarapan Pagi Bersama
87
Kapan Kita Akan Menikah
88
Kompak Cari Bersama
89
Sedih
90
Menikah
91
Tiba Di Singapure
92
Terbongkar
93
Jepang
94
Kenyamanan Alia
95
Perhatian Dafa untuk Alia
96
Pertanyaan Alia
97
2 Bulan Kemudian
98
Aneh
99
Hamil
100
Putus Asa
101
Kerinduan Seorang Suami
102
Positif
103
Sarapan Pagi Buatan Suami Tercinta
104
Rapat Penting
105
Titik Terang
106
Aku Mau Kucing
107
Alia Meninggal
108
Kejang
109
Sadar
110
Pulang Ke Indonesia
111
Mereka Datang
112
Tumor dan Kanker
113
Sakit
114
Pulang
115
Kompilkasi
116
Lahiran
117
Visual
118
Berduka
119
Di Jodohkan
120
Alia Akan Kembali
121
Masa Lalu Alia
122
Pulang
123
Bertemu
124
Bahagia
125
Cucu Mama
126
Menangis
127
Pengumuman
128
Ingat lagi
129
Mulai Akrab
130
Hp termahal di dunia
131
Jalan Jalan
132
Bertemu Mereka
133
Kunjungan Sahabat
134
Vidio Termanis
135
Alia Sakit
136
Di Rumah Sakit
137
Gantian Menjaga Alia
138
Sadar
139
Pulang
140
Membahas Masa Depan Alia
141
1 Tahun Kemudian
142
Tentang Dimas
143
Kangen
144
Bertemu
145
Jalan Jalan
146
Panti Asuhan
147
Pengumuman
148
Bertemu Ortu
149
Cerita Di Malam Hari
150
Belajar Memasak
151
Males Kerja
152
Bertemu Alan dan Alana
153
Seperti Sebuah Keluarga
154
Amarah Ke2 Ortu Dimas
155
Berkumpul di Rumah Alia
156
Mulai Ingat
157
Orang Jahat
158
Abam
159
Kedatangan Dimas, Alan dan Alana
160
Permintaan Alana
161
Jalan Berdua
162
Beli Cincin
163
Jadian
164
Melamar
165
Chat Sebelum Tidur
166
Sarapan Pagi Bersama
167
Makan Bersama Sang Pacar
168
Pergi ke Penjara
169
Kepulangan Richard + Luna
170
Hilda Patah Hati
171
Alia dan Luna
172
Kebenaran Yang Terungkap
173
Hari Bahagia sekaligus Hari Patah Hati
174
Pergi Ke Singapure
175
Bersatunya Dimas Alia
176
Pulang Ke Indonesia
177
Izin Pindah Rumah
178
Pindahan
179
Membahas Pendapatan Alia Di Masa Lalu
180
Di Apartemen
181
Patah Hati itu sakit
182
Mimpi Dafa
183
Menjelaskan
184
Hilda Pergi + Hilman Satria
185
Tempat Tinggal Hilda
186
Terkejut
187
Melamar Sari
188
Aku Ingin Menikah
189
Takut dan Gugup
190
Lamaran Diterima
191
Gak Ada Orang
192
Kaget
193
Nikah
194
Honeymoon To Paris
195
Izin Kerja
196
Pergi Ke Penjara
197
Pergi Ke Panti
198
Pindah Rumah
199
Terkejut
200
Pulang dari Paris
201
Reflek
202
Pergi ke Pantai
203
Menyatakan Cinta
204
Luna Hamil
205
Berangkat Tampa Richard dan Luna
206
Akad Nikah Abraham dan Ava
207
Nonton Bareng
208
Pulang Ke Indo
209
Syukuran Atas Hamilnya Luna
210
Alfar Pelakor
211
Jangan Fitnah Aku!
212
Rencana Licik
213
Pergi Ke Rumah Shareen
214
Cerita Alia
215
Alumni SMA
216
Alfar Berbuat Ulah
217
Kedatangan Jacky dan Jackly
218
Bertemu Rosa
219
Menangis
220
Rindu Dafa
221
Pergi Ke Jepang
222
Jepang
223
Dimas Menyesal
224
Di Rumah Shareen
225
Surat Dari Dafa
226
Minta Maaf
227
Pulang Ke Indo
228
Makan Malam Bersama Keluarga Besar
229
Kedatangan Jeri
230
Jeri dan Rosa Pacaran
231
Dimas Cemburu
232
Hilda dan Hilman Menikah
233
Kakek Daichi Meninggal
234
Bertemu Bibi Noum dan Pak Soju
235
Rumah Dafa
236
Kesedihan Dimas
237
Bertemu Sasa dan Dokter Leo
238
Bukti Kejahatan Alfar
239
Alfar Di Penjara
240
Keputusan Alia Membebaskan Kedua Orang Tua Dimas Dari Penjara
241
Kepulangan Orang Tua Dimas
242
VC
243
Minta Adik
244
Ibu Panti Meninggal
245
Alia cemburu
246
Tak Seperti Biasanya
247
Lapar Di Malam Hari
248
Pengen Mangga Muda
249
Hamil
250
Jeri dan Rosa Menikah
251
Pergi Ke Malang
252
Debat Kevin dan Sari
253
Kejutan Untuk Hilda
254
Kedua Orang Tua Sari Kecelakaan
255
Meninggal
256
Kesedihan Sari
257
Belajar Ikhlas
258
Syukuran Kehamilan Luna 7 Bulan
259
Kedatangan Alan dan Alana
260
Bahas Vidio
261
Kembali Ke Singapure
262
Sari Hamil, Berhenti Kerja
263
Perhatian Orang Buat Sari
264
Jatuh Dari Tangga
265
Kesedihan Richard
266
Saling Menguatkan
267
Richard Demam
268
Yang Datang Adalah ...
269
Kedatangan Sahabat
270
Hilda buat Bubur untuk Richard
271
Kegalauan Hilda
272
Pertanyaan Yang Salah
273
Penggemar Rahasia
274
Ke Makam Luna dan Lina
275
Siapakah Yang Datang?
276
Hilman Cemburu
277
Hilman Kecewa
278
Introspeksi Diri
279
Kevin dan Sari
280
Alia dan Richard
281
Pertengkaran Hilman dan Hilda
282
Hilman dan Resti
283
Kedatangan Resti
284
Maafin Aku, Tetapi Aku Terpaksa Melakukannya
285
Makan Bersama
286
Percakapan Grup Chat
287
Hilda Menyesal
288
Kembali Ke Rumah Masing Masing
289
Wanita Mirip Luna
290
Malam Yang Penuh Dengan Air Mata
291
Ava Hamil
292
Alan
293
Debat Resti dan Hilda
294
Kebaikan Resti
295
Terbongkar
296
Minta Maaf
297
Baikan
298
Meninggal
299
Mau Takziah
300
Kevin Gak Peka
301
Menghibur Hilda Yang Tengah Berduka
302
Rasa Sakit Yang Sama
303
Pulang Bersama
304
Ke Kantor Richard
305
Informasi Wanita Yang Mirip Luna
306
Minta Izin
307
Bertemu Lana di Resto ADS
308
Obrolan Serius
309
Ngobrol Santai Di Resto
310
Dimas Menggoda Alia
311
Ada Rasa Yang Sama Namun Apakah Ini Cinta
312
Nasi Padang
313
Dinner Nasi Padang Di Warung Kaki Lima
314
Nelfon Mommy Clarista
315
Richard dan Lana
316
Mengungkapkan Perasaan Masing Masing
317
Makam Luna
318
Di Rumah Richard
319
Mengantar Lana Pulang
320
Nenek Indah Meninggal
321
Kesedihan Keluarga Alexander
322
Kumpul Bersama
323
Bantuan Kevin Buat Richard
324
Rujak Buah Pinggir Jalan
325
Sari Merasa Iri
326
Melamar Lana
327
Alia dan Dimas Pulang Ke Indonesia
328
Kegalauan Alia
329
Alia, Sari dan Lana
330
Jemput Lana dan Sari
331
Kejutan Untuk Sari
332
Kepulangan Shareen dan Marfel
333
Nikah Dadakan
334
Richard Bulan Madu
335
Masa Lalu Kevin, Richard dan Alia
336
Kepulangan Richard dan Lana Dari Bulan Madu
337
Alia Melahirkan
338
Berkumpul Jadi Satu
339
Kedatangan Orang Tua Dimas
340
Alia Pulang Dari Rumah Sakit
341
Pesta Menyambut Kelahiran Alvano Dimas Saputra
342
Sharly Evylin Sabrina Maheswari
343
Hidup Bahagia
344
Ringkasan Cerita
345
Permulaan Season 2
346
Liburan di Indonesia
347
Gambar Alan dan Alana
348
Pergi Ke Kontar Dimas
349
Kenzo Reinaldy Ferdiansyah
350
Pengumuman
351
Pov Kenzo
352
Kakak Ipar
353
Tamu Tak Diundang
354
Curhat
355
Alana Bertemu Kevin Di Kantor
356
Di Hadang Preman
357
Orang Misterius
358
Perpisahan Kenzo dan Alana di Danau Buatan
359
Penyesalan Alana
360
Isi Hati Kenzo
361
Kediaman Shareen dan Marchell
362
Alan dan Indah
363
Alana dan Rina
364
Kangen Dafa
365
Rumah Untuk Indah
366
Kejadian Tak Mengenakkan Di Mall
367
Diskonan dan Gratisan
368
Rina Kesal Karena Ditinggal Sendiri
369
Hukuman Yang Pantas Buat Mereka
370
Cemburu
371
Posesif
372
Pengumuman
373
Kedatangan Tamu Spesial
374
Bertemu Kenzo
375
Kediaman Sari dan Kevin
376
Namamu Mengingatkanku Pada Seseorang
377
Nasihat Dari Abraham
378
Berubah 180 derajat
379
Dimas Sakit
380
Bertemu Kenzo
381
Kecelakaan
382
Menyesal
383
Koma
384
Sedih
385
Sadar
386
Romantis
387
Felix Bramasta
388
Bertemu Indah
389
Kesalahpahaman
390
Menikmati Waktu Berdua
391
Pergi Untuk Sementara Waktu
392
Perasaan Joni
393
Berangkat Bersama
394
Pilihan Yang Sulit
395
Terpanah
396
Nasihat Alan
397
Kabar Buruk
398
Jawaban Indah Untuk Delon
399
15 Bab Lagi Menuju TAMAT
400
14 Bab Menuju Tamat
401
13 Bab Menuju Tamat
402
12 Bab Menuju Tamat
403
11 Bab Menuju Tamat
404
10 Bab Menuju Tamat
405
9 Bab Menuju Tamat
406
8 Bab Menuju Tamat
407
7 Bab Menuju Tamat
408
6 Bab Menuju Tamat
409
5 Bab Menuju Tamat
410
4 Bab Menuju Tamat
411
3 Bab Menuju Tamat
412
2 Bab Menuju Tamat
413
1 Bab Menuju Tamat
414
TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!