Hari ini sudah berakhir

Threenity Headquarters

Vannesa sampai di markas,dia berjalan sendirian di lorong ruangan,disana tidak terlihat banyak orang.

Vannesa masuk ke ruangan timnya,yang hanya ada Rista.

"Oh hay Vann,kau datang sendiri? Biasanya kau datang dengan Hans."

Rista langsung bertanya ketika Vannesa baru saja masuk.

"Tidak aku memang sendiri kemari,dimana yang lainnya?"

Vannesa duduk dikursi yang ada di samping Rista.

"Galang sedang ke ruang obat,sedangkan Rendi dia tidak datang hari ini."

"Oh begitu."

Vanessa hanya ber oh ria,dia mengambil kacang tanah dari mangkuk yang Rista pegang dan dimakannya.

"Hey,ada hal gawat!"

Galang masuk ke ruangan secara tiba-tiba,lalu memberi informasi yang sepertinya sangat penting.

"Ada hal apa?" Vannesa dan Rista bertanya secara bersamaan.

"Kebetulan ada kau Vannesa, kemampuan mengintrogasi milikmu sangat dibutuhkan saat ini. Ayo ikut aku."

Vannesa dan Rista berlari mengikuti Galang. Mereka sampai di tempat penahanan,tempat itu hampir sama dengan penjara hanya saja tempat itu tidak menggunakan jeruji besi namun diganti dengan laser.

Disana Vannesa melihat banyak sekali orang-orang yang datang,bahkan melihat Key dan juga Hans disana. Vannesa mendekat ke arahnya.

"Kalian juga ada disini?"

Vannesa bertanya kepada Hans dan juga Key, keduanya sontak menoleh kearah Vannesa.

"Iya Vann,aku dalam perjalanan kesini melihat ada hal yang mencurigakan di hutan bambu bahkan dia itu akan menuju terowongan,dan Key dia juga ingin menuju kemari lalu Key dan aku memutuskan untuk turun dari mobil untuk melihat. Tidak disangka itu adalah seorang warga sipil."

Hans menjelaskan apa yang terjadi kepada Vannesa,dan Key mengangguk yang berarti hal yang dikatakan oleh Hans adalah benar.

"Warga sipil? Apa yang dilakukan dia disini?"

Vannesa mendekat kearah orang tersebut,dia adalah perempuan,dan sepertinya masih berusia belasan tahun."

"Dia tidak sadarkan diri, bagaimana mungkin?"

Vannesa melihat kearah Hans dan Key,tapi Lisa dari tim tiger yang menjawab.

"Dia menghirup gas tidur,aku adalah orang yang pertama kali melihat Hans dan Key membawa dia kemari,aku lihat gadis ini masih sadar hanya saja kondisinya mulai melemah,lalu Hans dan Key pergi melapor kepada atasan. Hanya saja aku melihat komandan memberikan ruangan ini semprotan gas tidur."

"Hey apa kau bercanda? Komandan tidak mungkin melakukan hal ini. Seharusnya dia tau yang terpenting sekarang adalah mengintrogasi dirinya."

Vannesa menatap tajam Lisa,menurut tingkatan kemampuan Lisa tentunya kemampuan Vannesa ini lebih tinggi darinya.

Apalagi tidak ada seorangpun yang bisa berbohong pada Vannesa ketika dia sudah menggunakan kemampuannya.

"Ya ya aku tau aku tidak bisa berbohong padamu. Tapi lihat aku,aku berkata jujur. Dan aku tidak tau tujuan komandan melakukan itu untuk apa."

Vannesa melihat kearah perempuan itu,dia sedikit merasa kasian,akhirnya dia membuat keputusan.

"Hans dan Key,kalian taruh dia di tempat pengobatan,dia harus diobati seluruh lukanya lalu jika sudah masukan dia ke ruang karantina."

Lisa menghembuskan nafas kasar.

"Apa yang kau lakukan? Dia adalah musuh!"

"Saat ini dia tidak sadar,jika kita membunuhnya atau membuat dia terluka maka kita tidak akan bisa mendapatkan informasi apapun darinya."

Akhirnya Lisa menurut, memang benar apa yang dilakukan oleh Vannesa,hanya saja menaruh anak itu di markas adalah sesuatu yang berbahaya.

Key dan Hans melakukan hal yang Vannesa suruh,mereka segera pergi ke ruang pengobatan untuk memulihkan orang itu. dan orang-orang yang berkerumun itu segera membubarkan diri.

Vannesa,Rista dan Galang berjalan kembali ke ruangan mereka.

Ceklek

"Aku tidak mengerti,kenapa komandan memberikan gas tidur kepada gadis itu? Apakah kemunculan gadis itu ada kaitannya dengan komandan?"

Rista yang membuka pintu dan sesampainya diruangan segera berbicara.

"Tidak tau pasti,tapi menurut cerita Lisa pastinya komandan sudah disana sebelum kabar ini menyebar."

Galang juga mencurigai komandan sama seperti Rista,tetapi Vannesa dia memilih tidak bicara.

Hans dan Key datang,mereka masuk ke dalam ruangan lalu segera duduk.

"Bagaimana sudah kau taruh diruangan?"

Rista bertanya kepada Hans.

"Sudah, kami juga menyuruh petugas kalau sudah siuman segera diletakkan di ruangan karantina."

Hans menjelaskan kepada Rista. Lalu Hans menoleh kearah Vannesa.

"Pulang sekarang Vann? Aku antar kau."

Key melihat kearah Vannesa,sedangkan Vannesa mengerti maksud dari Key.

"Tidak usah Hans,aku ada urusan dengan Key,ini tentang kakaknya. Aku akan diantar Key."

Vannesa tersenyum kearah Hans,terlihat perubahan ekspresi Hans yang sedikit kecewa. Tapi hans segera tersenyum dan mengangguk.

Key dan Vannesa pamit pulang terlebih dahulu. Sedangkan yang lainnya masih ada diruangan itu.

"Hans apa kau kecewa?"

Galang bertanya kepada Hans yang sedang diam menatap kedepan.

"Sedikit,kau tau aku sudah berteman dari Vannesa sejak masuk kemari. Mungkin kalau dibilang suka itu pasti ada rasanya,tapi aku tidak bisa memaksa Vannesa menyukai aku. Sudahlah kawan aku akan pulang juga."

Hans segera bangkit dari kursinya lalu keluar ruangan.

"Mereka ini kasian ya, Vannesa itu bukanlah tipe perempuan yang mudah jatuh cinta."

Rista menggelengkan kepalanya,dan Galang tersenyum mengingat Vannesa yang keras kepala.

"Key kau ada masalah? Bukannya tadi kau bilang mau pulang,kenapa kau mendadak ada di markas?"

Vannesa bertanya kepada Key yang sedang menyetir.

"Iya niatnya,tapi sampai dirumah justru melihat ibu yang sedang berdebat dengan Desta,lalu aku memutuskan pergi. Dan ya sebelum aku pergi aku bertemu papa yang juga baru saja pulang."

Key mengembuskan nafas kasar, Vannesa masih setia mendengarkan cerita Key.

"Aku ini selalu dikorbankan oleh ibuku,demi Desta aku tidak mendapatkan kasih sayang seperti yang Desta dapatkan,dulu setiap desta punya masalah pasti selalu mengkambing hitamkan aku. Dan papa percaya, karena bagaimanapun Desta adalah kesayangan papa."

Vannesa melihat Key yang meneteskan air mata.

"Vannesa, ayahku tidak pernah tau aku ini punya masalah apa,bahkan ayah dan ibuku selalu menganggap aku tidak punya kemampuan apapun."

"Key,kau pasti tersiksa kan. Tidak masalah kau masih punya teman-teman yang baik,kau akan baik-baik saja."

Vannesa mengerti perasaan Key, karena Vannesa juga pernah merasakan hal yang sama saat itu.

Key mengangguk,dia tersenyum dan mengelap air matanya.

"Kau sekarang mau kemana Key?"

Vannesa melihat kearah jendela,sudah malam dan Key juga pastinya butuh tidur kan?

"Kau tidak perlu khawatir Vann,aku punya apartemen yang berjarak 5 gedung dari gedungmu. Aku akan kesana."

Vannesa merasa lega,karena Key ada tempat untuk tidur malam ini.

Key mengantar Vannesa sampai didepan apartemen,lalu Key pergi meninggalkan Vannesa.

Vannesa melihat mobil Key pergi hingga tidak terlihat. Dia tersenyum getir,teman yang selama ini terlihat selalu baik-baik saja ternyata sama dengan dirinya.

"Hari ini sudah berakhir,akan ada hari selanjutnya yang kita tidak pernah tau ada kejutan apa didalamnya."

Vannesa berbicara sendiri sambil menatap langit yang bertaburan bintang-bintang.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Hai reader's, bagaimana ceritanya? Maaf ya kalau alurnya berantakan.

Kalau ada saran/masukan aku selalu welcome kok.

Oh iya terima kasih ya sudah mampir dan baca cerita akuu...

Jangan lupa like dan komen ya,itu semua berarti buat akuu:*

Terpopuler

Comments

Desi??!.

Desi??!.

mencurigakan nihh

2022-11-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!