Malam untuk mafia

"Kalian ini darimana saja? Tau-tau sudah hilang entah kemana." Tanya Rendi yang merupakan teman satu tim mereka.

"Kami dari pusat informasi, Vannesa mencari sesuatu disana." Hans menjawab pertanyaan Rendi.

Vannesa begitu sampai langsung pergi keruangan yang dikhususkan untuknya.

"Hans, Vannesa kenapa? Kenapa dia langsung masuk kedalam?" Tanya Rista.

"Dia tiba-tiba pusing. Sudahlah jangan ganggu dia,mungkin untuk malam ini dia akan tidur di markas." Hans duduk bersebelahan dengan Rendi.

"Hah? Dia pusing kenapa? Bukannya tadi dia baik-baik saja?" Tanya Rendi penasaran.

"Ah itu,aku juga tidak mengerti ada apa dengan dia."

Hans berbohong kepada Rendi, sebenarnya dia tau alasan Vannesa tiba-tiba pusing,hanya saja lebih baik jika tidak menyebarkan tentang hal itu.

Tanpa mereka ketahui komandan masuk kedalam ruangan mereka.

"Guyss,ada tugas untuk kalian!" Teriak komandan membuat orang yang ada di ruangan itu terkejut.

"Komandan terlalu mengagetkan kami." Rendi yang tertidur terlihat sangat terkejut dengan kedatangan komandan secara tiba-tiba.

"Ada apa? Lagipula ini belum terlalu malam,baru pukul 9. Dimana Vannesa?"

"Dia istirahat di ruangannya,kata Hans dia pusing." Rista menjawab pertanyaan komandan sambil mengucek matanya.

"Baiklah,kalau begitu kalian ber 3 saja yang masuk dalam misi ini. Kalian akan bersama dengan tim eagle untuk menyelamatkan rekan kita di gudang tua,sebelum tengah malam kalian harus sudah membawanya kembali." Hans,Rendi dan juga Rista yang masih merasa ngantuk langsung bersiap untuk pergi. Karena mereka terburu-buru,mereka melupakan sesuatu yang penting.

23.11 WIB

"Humm maafkan aku teman-teman aku tadi langsung masuk ke ruanganku begitu saja."

Vannesa keluar ruangannya dan terkejut melihat ruangan tidak ada orang sama sekali.

"Dimana mereka? Eh apa ini?" Vannesa melihat ada sebuah memori dan juga identitas khusus yang harus dibawa ketika melakukan sebuah misi.

"Ck,bodoh sekali mereka ini. Hal sepenting ini tidak dibawa." Vannesa mengantongi identitas khusus di kantong bajunya lalu melihat misi yang teman-temannya sedang kerjakan.

...****************...

Gudang Tua

"Huh bagaimana mungkin? Mereka bahkan tidak mengenali kita?" Hans,Rendi dan Rista berlari menuju pepohonan di dekat gudang tua.

"Itu karena kita tidak membawa identitas khusus,bahkan tim eagle juga malah dimasukan ke dalam gudang lagi setelah membantu mereka bebas."

*40 menit yang lalu

Tim eagle yang berjumlah 7 orang datang bersama tim black shadow yang hanya berjumlah 3 orang. Mereka berusaha melepaskan rekan mereka yang berjumlah 30 orang. Mereka di tahan oleh pihak musuh mereka.

Mereka mengalahkan pihak musuh tanpa ampun bahkan sebagian orang kehilangan nyawa mereka.

"Kalian bisa bebas sekarang." Ucap Reno,ketua tim eagle.

"Atas dasar apa? Kalian ini musuh atau teman?" Salah satu dari rekan mereka berdiri sambil membawa sebilah pisau tajam.

"Kami teman,kami diutus oleh komandan untuk melepaskan kalian."

"Apa buktinya?" Orang yang berjumlah 30 orang itu mengacungkan senjata kepada mereka yang hanya berjumlah 10 orang. Hans mencari identitas khusus di baju dan celananya tapi tidak menemukannya.

"Celaka aku tidak membawa identitas itu." Ucap Hans panik,sedangkan Reno dia juga tidak membawa identitas itu,mereka sama-sama terburu-buru tadi.

"Apa buktinya? Bukannya kalian ini hanya mengulur waktu? Sayang sekali tidak ada orang yang boleh mengetahui identitas kami,jadi kalian harus mati." Ucap salah satu dari mereka.

Tim eagle dan black shadow segera melarikan diri mendengar ancaman itu. Tentunya mereka tidak bercanda dengan kata-kata itu. Karena kedua tim itu juga akan melakukan hal yang sama kepada orang asing yang tau identitas mereka.

"Kalian bertiga lari lah,kami tidak selincah tim kalian." Reno berteriak kepada Hans dan kedua temannya yang sudah berada jauh didepan.

"Bagaimana ini? Kita akan mati ditangan sekutu?" Tanya Rista panik.

"Tidak mungkin,kita akan baik-baik saja." Rendi mencoba membuat Rista tenang.

"Kalian mau sembunyi sampai kapan?"

Mereka menoleh ke arah semak-semak yang sedikit jauh dari mereka bertiga.

"Apa? Mereka menemukan kita?" Rista terlihat sangat takut.

"Hahahah, ekspresi kalian lucu." Vannesa muncul dari semak-semak dan membuat ke tiga orang itu sangat kaget.

"Apa? Kauu?" Ketika orang berteriak bersamaan.

"Ada apa? Kalian terkejut?"

Vannesa berjalan kearah mereka dengan santai.

"Akhirnya kami menemukan kalian,lihatlah kalian bertemu dengan teman kalian yang lain." Ucap rekan mereka yang baru saja sampai setelah mengejar mereka.

"Kalian ini bodoh ya? Tidak mengenali rekan sendiri." Vannesa ikut mengacungkan belati kearah mereka.

"Kami tidak bodoh hingga mau mempercayai kalian."

"Aku ada ini." Vannesa memperlihatkan identitas khusus kepada mereka semua.

"Ternyata memang benar kalian adalah rekan. Hahaha aku minta maaf atas perilaku ku kepada kalian,namaku Edo."

Vannesa tersenyum kearah Edo,dan ketiga teman Vannesa terlihat lega.

"Tidak masalah,jangan suka menyalahkan diri sendiri. Salahkan partner tim ku yang ceroboh, sampai barang penting seperti ini tidak dibawa." Jawab Vannesa sambil melirik ke arah Hans.

"Hahaha,mungkin karena terburu-buru."

"7 orang yang kau sandra di gudang adalah tim eagle, lepaskan juga mereka." Titah Vannesa kepada Edo.

"Baiklah kami akan lepaskan, sebaiknya kalian pergi terlebih dahulu. 15 menit lagi tepat tengah malam,kami juga harus segera pergi dari sini." Titah Edo kepada Vannesa dan temannya.

Vannesa mengangguk dan segera pergi bersama ketiga temannya. Tepat tengah malam mereka sampai di markas, tugas mereka telah selesai.

"Vannesa untungnya kau datang tepat waktu." Rista memeluk Vannesa dari samping.

"Kebetulan saja,makanya lain kali jangan ceroboh." Vannesa mencubit hidung Rista pelan.

"Aihh,iya iya itu karena kami tergesa-gesa tadinya."

Vannesa tersenyum kearah Rista, Hans memperhatikan Vannesa yang terlihat kelelahan.

"Kau baik-baik saja Vann? Kau terlihat sangat lelah." Hans mendekati Vannesa dan memberikan gelas berisi air putih padanya.

"Aku hanya lelah Hans,aku akan baik-baik saja setelah istirahat." Vanessa meraih gelas yang diberikan Hans untuknya.

"Hans maaf merepotkan mu,bisakah kau mengantarkan aku pulang?" Vannesa melihat kearah Hans yang juga sedang melihatnya.

"Tentu saja aku akan mengantarmu. Ayo kita ke mobilku,aku antar kamu pulang." Ucap Hans kepada Vannesa.

"Baiklah. Rista,Rendi aku pamit pulang dulu ya." "Iya Vannesa kau istirahatlah dengan nyaman,kau tidak boleh sakit." Ucap Rendi dan di iyakan oleh Rista.

Vannesa mengangguk,lalu keluar bersama dengan Hans.

Vannesa dan Hans sudah berada dalam mobil,dan Vannesa tertidur di mobil Hans. Dia terlihat sangat tenang dalam tidurnya.

"Vannesa,kau itu masih sama seperti dulu waktu kita kenal. Diwaktu aku masih berada di daerah seberang kita selalu bersama,maafkan aku yang ikut pergi dengan keluarga angkat ku kemari." Hans berbicara kepada Vannesa yang tertidur.

Setelah beberapa saat mereka sampai di kost milik Vannesa,Hans mencari kunci pintu di tas milik Vannesa dan membuka pintunya. Setelah pintu terbuka,Hans menggendong Vannesa,dia tidak tega membangunkannya. Hans meletakkan Vannesa di kasur secara perlahan.

"Vannesa tidurlah dengan lelap. Aku tau hari-hari mu tidaklah mudah." Ucap Hans sembari menyingkirkan anak rambut dari wajah Vannesa.

Hans keluar dari kamar kost Vannesa,dia sedikit bimbang tentang pintu yang tidak dikunci,akhirnya Hans mengambil 1 buah kunci cadangan yang ada bersama 1 kunci lainnya. Hans menguncinya dari luar,dan membawa kunci yang satunya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!