"Ka-kamu! Apa yang kau lakukan?" Vannesa terkejut ketika dia melihat orang itu adalah Key Van. Segera dia menyuruh Key untuk masuk ke dalam.
"Kenapa kau datang seperti ini? Kondisimu juga sepertinya tidak baik-baik saja" Vanessa sedikit cemas dengan keadaan Key yang sedikit berantakan.
"Vann aku tidak apa-apa,hanya tadi kejar-kejaran dengan beberapa orang di jalanan." Vannesa benar-benar tidak faham dengan apa yang dikatakan Key. Orang di jalanan apa maksudnya?
"Hahaha,aku tadi sebenarnya hanya lewat di depan orang-orang yang ada di jalanan tapi entah apa alasannya aku dikejar mereka,untuk berlindung dari mereka aku mampir kemari." Key menjelaskan secara rinci kepada Vannesa. Tapi Vannesa bukan orang bodoh yang bisa dibohongi begitu saja,dia yakin Key sebelumnya bertemu masalah yang lebih serius dari yang dia ceritakan.
*Beberapa jam yang lalu. Gang 6
"Key kau ini hanya sampah. Kau bahkan selalu berada dikursi itu dalam waktu yang lama setiap malamnya. Apa kau tidak punya rumah." Beberapa laki-laki mendekati kursi panjang yang diduduki oleh Key.
"Diam,kalian ini tau apa?"
"Oh kau ini masih saja mengelak! Aku akan membuatmu tau dimana posisimu." Satu diantara beberapa orang itu maju untuk melayangkan pukulan kepada Key. Dia berhasil menghindari pukulan itu.
"Oh berani menghindar ya?" Sekejap saja Key sudah dikeroyok oleh orang-orang itu. Hingga akhirnya key berusaha untuk lari,setelah beberapa saat dia bisa bersembunyi dari mereka.
"Sial! Kehidupan malam disana tidak pernah damai." Key duduk di bawah pohon yang cukup besar.
Key memiliki kebiasaan yang sedikit aneh. Dia akan pergi ketika malam hari dengan penampilan yang sederhana dan bergabung dengan orang-orang di jalanan. Mereka mengira Key adalah orang yang tidak mampu,tapi memang itulah yang di inginkan Key. Melihat kondisi orang-orang yang hidupnya dibawah dirinya,dan tanpa disadari oleh orang-orang itu.
Wushhh...
Angin malam berhembus kencang, ditambah sore hari yang baru saja turun hujan,menambah dinginnya malam itu. Key memutuskan untuk pergi ke kost Vannesa, kebetulan kostnya berada tidak jauh dari sana.
...****************...
Vannesa membuatkan segelas teh panas untuk Key dan dirinya sendiri. Menyadari cuaca malam itu yang begitu dingin.
"Key aku tidak punya makanan,aku hanya punya keripik singkong yang aku beli diwaktu istirahat makan siang tadi. Dan ini teh untukmu."
Vannesa menyodorkan gelas berisi teh kepada Key,dan 2 bungkus keripik singkong.
"Hahahah,kau tidak takut mati kelaparan hah? Bahkan kau memberikan stok makananmu kepadaku?" Vannesa memanyunkan bibirnya,dan Key tertawa melihat tingkah laku Vannesa.
"Vannesa aku tidak benar-benar serius. Aku akan mengganti keripik singkong kerasmu ini,dengan keripik singkong yang lebih enak." Memang benar keripiknya ada yang salah,terasa keras ketika digigit. Tapi Vannesa tidak perduli karena bagaimanapun hanya itu yang harganya tidak menguras kantong.
Mereka sama-sama diam tidak bersuara,mereka hanya menikmati keripik singkong keras dan juga meminum teh mereka masing-masing. Menurut Key keripik singkong itu sudah mengekpresikan kesederhanaan dalam hidup. Yaitu jika kita bisa menerima,maka sekeras apapun cobaan pasti bisa dilalui.
"Aku sudah memakan makanan yang kau berikan padaku Vann. Aku akan membalasnya sekarang. Bagaimana kalau kita jalan-jalan malam ini." Key sambil memasukkan tangannya ke dalam kantong hoodie nya. Sementara Vannesa membereskan gelasnya.
"Baiklah aku setuju Key. Tapi kau harus mengantarkan aku pulang nanti."
"Baiklah Vannesa temanku, lagipula kita jalan-jalan tidak akan terlalu jauh. Juga pulang tidak terlalu malam."
Vannesa terlihat antusias,dia memakai jaket dan juga memakai topi rajut kesayangannya. Kemudian mereka berdua pergi berjalan-jalan.
Key dan Vannesa berjalan ber iringan,mereka berjalan menuju ke suatu tempat,diiringi canda tawa mereka. Mereka tidak sadar kalau ada sepasang mata yang memperhatikan mereka dari kejauhan.
"Ternyata begitu? Heh,tidak berguna." Orang itu akhirnya memutuskan untuk pergi dari sana.
Vannesa menoleh ke arah kanan diseberang jalan,dia merasa ada seseorang disana. Namun tidak terlihat apa-apa.
"Apa Vann?" Key mengikuti arah pandangan Vannesa. "Tidak ada apa-apa." Vannesa dan Key kembali melanjutkan perjalanan mereka.
"Key apakah masih lama?" Vannesa mulai merasa bosan terus berjalan, apalagi hawa dingin malam ini membuat Vannesa kedinginan.
"Tidak Vann kita hampir sampai." Key tersenyum kearah Vannesa. "Sudah Vann,lihat didepan itu." Key menunjuk pemandangan yang berada didepannya.
Vannesa menurut pada Key "Eh ini? Indah sekali. Ternyata dipinggir kota ada tempat yang sangat indah." Vannesa tidak berhenti melihat sekelilingnya. Dia tidak menyangka Key bisa menemukan tempat itu. Bahkan dibandingkan melihat dari gedung ataupun atas gedung,melihat dari tempat sekarang lebih indah.
"Vanessa, setiap malam disini sangat indah,bukankah benar?." Key berkata tanpa melihat kearah Vannesa. Vanessa hanya tersenyum getir.
Dia ingat memori ketika dirinya sendiri tanpa teman dan dukungan orang lain.
*Flashback on
Malam itu sama seperti sekarang,hujan membasahi bumi ketika sore hari dan membuat dingin ketika malam hari. Vannesa berjalan sendiri di gang yang sedikit sepi,biasanya gang itu dipenuhi oleh para pejalan kaki,namun saat itu tidak banyak orang yang ada disana.
"Hey nona? Kami bisa menemanimu melewati malam yang dingin ini." Vannesa dihadang oleh beberapa laki-laki yang terlihat sangat menyeramkan.
"Kalian mau apa? Tidak aku tidak mau." Vannesa benar-benar ketakutan waktu itu. Hanya saja orang-orang disekitar tidak memperdulikannya,mereka berlalu seperti tidak pernah melihat apa-apa.
Saat itu Vannesa benar-benar merasa dirinya sudah hancur. Tidak tidak berani melawan,bahkan berkelahi juga tidak mungkin bisa. Dia ingin berlari tapi tubuhnya merasa tidak bertenaga,dia terlalu takut.
"Kalian ini seperti orang bodoh! Hadapi saja aku,jika kalian menang gadis ini menjadi milik kalian." Seorang laki-laki datang dan berdiri dihadapan Vannesa. Dia tidak tau harus apa,dia hanya bersembunyi di dekat pohon.
Vannesa melihat orang itu berkelahi dan berhasil mengalahkan orang-orang jahat itu.
"Kau baik-baik saja?" Tanya laki-laki yang menolongnya. "Terima kasih tuan,aku baik-baik saja. Anda terluka,saya bisa mengobati luka Anda sebagai tanda terima kasih saya." Vannesa tulus mengatakan itu kepada penyelamatannya.
"Hahaha,kau sangat lugu. Bagaimana jika aku bukan orang baik? Bagaimana jika aku tadi berkelahi dengan mereka karena aku juga menginginkan kamu?" Vannesa terkejut,memang benar apa yang dikatakan pria barusan. Dia tidak boleh percaya pada orang lain.
"Nona kecil,akulah yang seharusnya kau takuti, kekuasaan yang aku miliki sangat luas. Aku bisa membunuh setiap orang yang menghalangi jalanku, contohnya seperti kau barusan."
Vannesa benar-benar hancur kali ini,siapa sangka dia malah bertemu seorang pembunuh. Nyalinya semakin ciut,dia tidak mungkin bisa melarikan diri sekarang,dia menyesal tadi tidak lari saja ketika orang ini melawan penjahat.
"Kau tau kenapa aku tidak membunuhmu? Karena kau berbeda. Bergabunglah denganku,kelak kau akan bisa melindungi dirimu sendiri." Vannesa terkejut dengan apa yang didengarnya. "Menjadi pembunuh? Aku melihat orang galak saja takut." Vanessa berbicara di dalam hati.
"Maaf tuan,saya rasa tidak bisa." "Kau bilang kau mau berterima kasih bukan? Kau bisa berterima kasih dengan cara bergabung bersama ku,luka ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan apa yang akan kau alami nantinya."
"Aku tanamkan kau sebuah keyakinan nona. Kau bisa percaya kepada orang-orang meskipun mereka jahat,tapi selama kau bisa menolong dirimu sendiri ketika merasa ditindas. Atau,kau bisa tidak percaya kepada orang lain. Kau hanya perlu percaya kepada kemampuan dirimu sendiri. Kedua itu sama saja, kedepannya tetap memerlukan bantuan diri sendiri. Berdiri dengan kedua kaki sendiri lebih baik."
Vannesa berfikir sejenak,apa yang dikatakan orang itu semuanya benar. Selama dia punya kemampuan sendiri,dia bisa membela dirinya dalam keadaan apapun.
"Baiklah aku akan bergabung dengan Anda." Laki-laki itu tersenyum puas. Mulai saat itulah Vannesa yang berusia 16 tahun mulai mengandalkan dirinya sendiri,menjadi mafia yang ditakuti orang-orang ketika dia menapakkan dirinya.
*Flashback off
"Hey Vann kau sedang memikirkan apa?" Key menepuk bahu Vannesa, Vannesa hanyut dalam ingatan masa lalunya.
"Tidak ada,aku hanya menikmati keindahan ini saja. Aku akan kembali,kau juga pulanglah aku tidak ingin merepotkan kamu mengantar aku." Vannesa segera melangkahkan kaki menjauh dari Key.
"Heh kau sendiri yang meminta aku mengantarmu sekarang kau tidak mau diantar? Baiklah kalau begitu terserah kamu saja. Mood wanita benar-benar aneh." Key masih berdiri ditempat dia berada sambil memikirkan perubahan sifat dari Vannesa.
Vannesa langsung kembali ke kostnya. Dia berganti baju dan tidur,dia menyukai sekaligus membenci malam pada waktu yang bersamaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments