Important facts

Rian berjalan menuju ruang baca milik Rio yang berada di lantai 2,tempat biasanya Rio mengerjakan pekerjaan kantor dan sekaligus merupakan tempat keramat bagi Rio yang tidak boleh dimasuki oleh orang lain.

Tok tok tok

"Masuklah" Rian yang mendengar perintah itu langsung masuk dan menutup pintunya kembali.

Rio hanya melihat sekilas Rian,lalu kembali menatap komputernya.

"Aku membawakan kue strawberry kesukaanmu. Makanlah!" Rian meletakkan kue itu di atas meja sofa yang berada di sebelah kanan meja kerja Rio.

"Ada perlu apa kau datang kemari?" Rian bangkit dari duduknya dan berjalan menuju sofa itu.

"Tidak ada, apakah salah jika aku datang kemari?" Rio sama sekali tidak memperhatikan Rian,dia mengambil kue strawberry itu dan memakannya.

"Aku tadi bertemu dengan orang yang sepertinya dia pernah berinteraksi denganmu." Rio masih tidak tertarik dengan topik yang dibahas oleh Rian.

"Seorang gadis yang bernama Vannesa." Ucap Rian sambil menuang air putih dari teko ke gelas yang dia pegang.

Rio menghentikan makannya dan menoleh kearah Rian.

"Vannesa? Dimana kau bertemu?" Rian melirik kearah Rio,tapi dia memilih melanjutkan minumnya.

"Sepertinya kau sangat tertarik padanya ya?" Tanya Rian kepada Rio. Sedangkan Rio dia langsung membuang muka dan kembali fokus ke makanannya.

"Dia datang ke cafe ku, bersama dengan seorang pria. Tapi sepertinya orang itu adalah atasan Vannesa,bahkan dia juga terlihat tidak perduli dengan percakapan kami."

Rio terlihat memikirkan ucapan Rian. Dan Rian yang melihatnya segera melanjutkan kata-katanya.

"Itu hal baik Rio,venustraphobia di dalam dirimu sudah hilang." Rian beranjak dari duduknya berjalan mendekati meja kerja Rio.

"Tidak bisa dibilang hilang. Aku masih tidak bisa dekat dengan wanita,hanya pernah duduk bersama dimobil bersama Vannesa." Rio menghabiskan kuenya dan meletakkan piringnya di nampan tempat kue itu sebelumnya.

Rian sangat menunggu kelanjutan ceritanya,dia sangat tertarik kepada kepribadian Rio yang aneh.

"Kau sudah menyampaikan maksudmu, sebaiknya kau segera keluar dari sini. Terlalu lama berada disini tidak baik untukmu." Ucap Rio yang berjalan kembali menuju meja kerjanya.

"Hey apa-apaan kau ini? Aku ingin mendengar ceritamu lagi." Tegas Rian kepada Rio.

"Pintu keluar ada disebelah sana." Rio menunjuk sebuah pintu yang Rian juga sudah mengetahui keberadaannya.

Rian menurut kepada Rio,dia menggelengkan kepalanya dan mengambil nampan berisi piring kue tadi. Dia berjalan kearah pintu dan ingin segera keluar.

"Rio kau tidak seharusnya bersikap seperti ini,kalau memang hanya bisa dekat dengannya itu adalah hal yang baik." Ucap Rian sebelum keluar dari ruangan itu.

Setelah Rian keluar dari ruangannya,Rio memikirkan Vannesa. Apakah benar dia suka padanya? Tapi mencintai adalah hal yang tabu bagi Rio.

...***************...

Threenity Headquarters

Hans dan Vannesa berjalan di lorong-lorong markas. Mereka ingin pergi ke pusat informasi untuk mencari sesuatu.

"Apa kau yakin ingin mencari informasi tentang hari itu?"

Hans bertanya kepada Vannesa yang berjalan disampingnya.

"Iya Hans,aku ingin tau siapa sebenarnya laki-laki yang ada didalam misi kita saat itu,dan apa latar belakangnya."

Mereka sampai di ruangan pusat informasi,disana berisi tentang informasi misi yang akan dilakukan ataupun sudah dilakukan dan siapa saja orang yang terlibat didalamnya.

Vannesa dan Hans masuk keruangan itu dan segera mencari di komputer mengenai tanggal serta waktu mereka melakukan tugas waktu itu.

"Ketemu!" Hans ikut melihat informasi yang Vannesa maksud.

•MISI Mencari harta keluarga Erlangga. Status Sukses. Nama warga sipil terlibat : Alrio Akhal Bigantara, menderita venustraphobia akibat trauma masa kecil. Berasal dari keluarga Bigantara,salah satu dari 5 keluarga terpandang di daerah ini,CEO dari perusahaan bernama Bigantara Grub. Memiliki 3 orang kakak,salah satunya adalah saudara kembarnya.•

"Heh? Dia ternyata?" Vannesa terkejut dengan apa yang barusan dia baca. Hans yang melihat Vannesa terkejut segera mematikan komputernya.

"Kenapa kau sangat terkejut? Apakah setelah malam itu kau bertemu dengannya lagi?" Tanya Hans penasaran.

"Tidak hanya bertemu dengannya, melainkan aku juga bertemu dengan kembarannya itu. Perbedaan sifat mereka sangat terlihat jelas,hanya saja aku tidak habis pikir dengannya." Vannesa tiba-tiba merasa pusing, Hans langsung memapah dia untuk duduk.

"Sepertinya kau sakit,kita kembali ke ruangan kita saja ya?" Vannesa mengganggukkan kepalanya.

Mereka meninggalkan pusat informasi dan kembali keruangan black shadow.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!