Sisi lain

Hari ini Vannesa sangat lelah. Dia akhirnya bisa pulang ke kostnya untuk beristirahat. Baru saja dia selesai mandi dan makan nasi bungkus yang dia bawa, hpnya berbunyi.

Drtt Drt

"Halo?... Baik aku akan segera kesana"

Vannesa segera berganti pakaian setelah menjawab telepon tersebut. Dia berjalan santai ke jalanan yang sepi,disana dia dijemput oleh seseorang menggunakan mobil .

"Kau sudah siap Vann?" Tanya laki-laki yang berada didepan setir. "Tentu saja, kapan aku tidak siap Hans?" Vannesa tersenyum sinis.

"Baiklah kau akan menyukainya" Laki-laki yang dipanggil Hans oleh Vannesa itu tertawa. Mereka menuju markas mereka.

Tempat mereka lumayan jauh dari kota,lebih tepatnya dibelakang hutan bambu. Akses masuknya melewati terowongan yang juga harus menggunakan id card untuk masuk kedalamnya. Mereka adalah mafia,yang polisi sekalipun tidak bisa mengatasi mereka,dan identitas mereka sangat rahasia.

Keduanya telah sampai di lokasi,dan mereka segera memasuki aula.

Mereka segera pergi ke ruangan tempat tim mereka berada. Tim mereka bernama Black Shadow. Organisasi mafia tersebut memiliki banyak sekali anggota dengan kemampuan yang berbeda-beda tiap timnya. Organisasi tersebut bernama Threenity.

"Yo,kalian akhirnya datang." Sapa salah satu dari teman Vannesa. "Kami sudah lama menunggu kalian disini,tampaknya kita akan memiliki tugas di jalanan"

"Aku tidak perduli sesulit apa tugas itu,aku pasti bisa menyelesaikannya." Tegas Vannesa kepada teman-temannya.

Mereka berbincang-bincang tentang banyak hal,sampai komandan mereka datang memberi mereka instruksi.

"Tim Black Shadow, bagaimana kabar kalian? Kami memiliki tugas untuk kalian selesaikan malam ini juga. Kemampuan kalian paling bisa diandalkan saat ini. Vannesa,kau yang memimpin kali ini. Tugas ini aku berikan kepada kalian. Semoga beruntung." Komandan perempuan tersebut pergi setelah memberikan kartu memori berisi tugas yang akan mereka kerjakan. Tugas tersebut berisi informasi tentang aturan main,dan juga level pekerjaan yang akan mereka kerjakan,serta barang apa yang akan mereka ambil.Mereka membagi tugas lalu pergi meninggalkan markas organisasi mereka.

"Hans kau harus bergerak cepat menuju gedung-gedung didepan,aku akan lewat jalan biasa di antara gedung sambil mengawasi pergerakan musuh." Vannesa memberikan arahan kepada Hans. Dan diangguki oleh Hans. Hans sangat cepat melakukan parkour diantara gedung-gedung yang tinggi, sedangkan Vannesa dia berjalan di gang sekitar gedung. Dia memperhatikan sekitar.

"Apa ini? tidak ada apapun?" Vannesa bergumam sendiri.

"Menjauhlah darikuu!" Vannesa mendengar suara seorang laki-laki berteriak di gang sebelah kiri Vannesa. Dia menghentikan langkahnya dan melihat pemandangan yang aneh,seorang laki-laki dengan menggunakan kemeja panjang dikepung oleh wanita-wanita yang berseragam. Vannesa melihat jam dipergelangan tangannya menunjukkan informasi bahwa wanita-wanita itulah orang yang berkaitan dalam misi mereka hari ini.

"Apa? Mereka? Bagaimana mungkin? Titik koordinat menunjukkan bahwa mereka berada didepan.Baiklah kalian akan habis ditangan ku,salah siapa kalian memilih tempat ini." Vannesa memakai masker untuk menutupi wajahnya lalu berjalan santai kearah mereka.

Prok prok prok

Vannesa bertepuk tangan ketika sampai didekat mereka. "Pemandangan yang indah,tidak disangka kita bertemu disini ladies?" Vannesa mengedipkan sebelah matanya.

"Siapa kau? Tidak ada hubungannya dengan kami,pergilah saja!" Salah satu dari wanita-wanita penindas itu berbicara.

"Pergi? Omong kosong,barang yang aku inginkan ada ditangan kalian,lets play girl." Vannesa memulai aksinya,memukuli mereka dengan brutal,dibawah bulan purnama pada pukul 00.12, pertarungan mereka selesai. Vannesa menang dengan telak. Dia juga mendapat barang yang dia mau.

"Tidak bisakah kalian berkaca ha! Aku lebih hebat dari kalian,barang ini? Adalah milikku" Vannesa berbicara dengan berjongkok sambil melihat wajah pemimpin mereka yang sudah tidak kuat berdiri lagi.

"Sist*,are you okay?" Hans datang bersama dengan yang lainnya. "Oh tentu saja,lihatlah? Barangnya ada ditanganku." Vannesa melemparkan kotak berwarna coklat kepada temannya yang lain.

"Wahh kau memang bisa diandalkan,aku akan membawanya kembali" Dia bersama 2 orang lainnya pergi membawa kotak itu kembali ke markas.

"Hay,apa kamu baik-baik saja?" Vannesa mendekati laki-laki yang tadi sempat dikeroyok oleh segerombol wanita.

"Jangan sentuh aku, mengerti?" Laki-laki itu menggertak Vannesa. Hans dan kedua orang lainnya yang sedang membereskan musuhnya juga terkejut.

"Apa yang terjadi? Bagaimana mungkin dia menggertakmu?" Hans mendekati Vannesa. Diluar dugaan laki-laki itu justru mendekati Hans.

"Ck ternyata dia menderita Venustraphobia(ketakutan yang berlebih kepada wanita) Sudahlah aku akan pergi. Lagipula tugas sudah selesai,aku akan pulang." Vannesa langsung pergi meninggalkan teman-temannya dan langsung pulang kembali ke kost.

"Huh apaan laki-laki aneh,pantas saja dia bukannya melawan malah ketakutan ketika banyak wanita tadi. Sudahlah siapa yang perduli dengannya,lagipula aku tidak akan bertemu dengannya lagi." Vannesa segera berganti pakaian lalu pergi tidur.

*Ketika mafia melakukan tugasnya mereka memanggil temannya dengan sebutan bro & sist dan tidak menyebut namanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!