Vanessa bangun pagi-pagi sekali karena tidak mau terlambat datang bekerja. Dia mandi,sarapan lalu berganti pakaian. Vannesa menggunakan setelan berwarna hijau.
Dia segera pergi menuju halte bus.
•
•
"Wahh lihat,kau juga sudah datang? Kebetulan sekali kita bertemu." Hera teman baiknya itu langsung menyenggol lengan Vannesa,dan Vannesa hanya mengganggukkan kepalanya.
"Apa ini? Kau marah padaku huh." Hera memanyunkan bibirnya.
"Apa? Tentu saja tidak,aku hanya tidak memiliki mood yang bagus hari ini." Vannesa menjawab apa adanya. Dia merasa akan ada masalah nanti,entah apa.
"Sudahlah palingan kau hanya rindu dengan seseorang." Hera menggoda Vannesa.
"Rindu? Sepertinya tidak." Vannesa bergumam sendiri.
"Ayo kita segera masuk. Nanti kita ketinggalan gosip." Hera memang sangat antusias dengan gosip ini, Vannesa sangat heran kepada Hera,bahkan informasi tentang karyawan disana sudah diketahui oleh Hera semuanya.
Vannesa tidak mengikuti langkah Hera, dia masih tetap berjalan santai.
"Kau sudah mendengar kabar? Syerly ini sangat mencari muka dihadapan CEO, sepertinya dia sangat memuja ketampanan CEO ini." Vannesa disepanjang perjalanan menuju ruangannya mendengar para karyawan yang bergosip. Namun dia tidak mengindahkannya. Lagipula juga bukan urusannya.
"Hey kau baru sampai? Astaga kau memang lama sekali." Hera segera menarik tangan Vannesa menuju segerombolan karyawan yang sedang menggosip di ruangan kerja mereka.
Sebenarnya Vannesa tidak tertarik dengan gosip ini,jadi dia hanya membuka-buka buku yang dia bawa.
...****************...
Bigantara Grub
Rio seorang CEO muda sedang mengecek kembali laporan yang telah selesai dibuat karyawannya. Karena pagi ini dia ada rapat dengan para kolega,membuat diri sendiri dan sekretaris sangat sibuk.
"Ah apa ini? Aku selalu memikirkan gadis malam itu? Siapa dia, kenapa ketika aku berdekatan dengan dia waktu itu responku biasa saja. Apa dia berbeda?" Merasa sangat jengkel dengan yang ada dipikirannya,dia kembali menyibukkan diri dengan kerjaannya.
Tok tok tok
"Pak rapat sudah akan segera dimulai, Apakah bapak sudah siap?" Sekretaris masuk dengan membawa berkas yang diperlukan untuk rapat. Menyerahkan kepada Rio untuk dicek ulang.
"Semua sudah siap,kita bisa keruangan rapat sekarang." Rio bangkit dari kursinya lalu berjalan keluar ruangan untuk menghadiri rapat.
•
•
Rapat berjalan dengan lancar,kini saatnya dia kembali kembali keruangan untuk melanjutkan pekerjaannya.
"Maaf pak,ada email dari perusahaan Adinata Grup yang me-" "Tidak usah dijawab" Belum sempat sekretaris melanjutkan kata-katanya,Rio sudah dengan cepat memotong kata-katanya.
Rio memang orang yang sangat sulit diajak kerja sama,bahkan ada banyak perusahaan yang mengirimkan surat untuk kerjasama lebih dari 2 kali demi hubungan kerja sama dengannya. Banyak pula yang tidak diterima.
"Baik pak,kalau begitu saya permisi." Sekretaris itu izin untuk keluar ruangan Rio.
"Aku ingin melakukan apa? Makan siang? Hmm memang sudah waktunya." Rio hanya pergi keruangan disebelah kantornya untuk merebahkan tubuh. Dia sangat malas untuk makan saat ini.
...****************...
Sore hari
"Vannesa kau yakin tidak ingin pulang bersama denganku? Saat ini sedang hujan,kau juga tidak membawa payung kan?" Hera bertanya kepada Vannesa,karena Hera membawa mobil jadi dia tidak kehujanan.
"Tidak perlu Hera,aku bisa berjalan sebentar ke halte bus, lagipula aku juga baik-baik saja. Kau duluan saja." Akhirnya Hera benar-benar pergi sendiri. Usahanya membujuk Vannesa untuk pulang bersamanya gagal.
"Huft benar saja memang benar-benar hujan,kenapa aku tidak membawa payung? Kalau begini kan jadi susah."
Vannesa akhirnya berlari kecil bersama karyawan lainnya menuju halte bus,memang halte itu tidak terlalu jauh dari perusahaan. Tapi itu cukup membuat baju Vannesa basah.
Sudah 15 menit hujan tidak berhenti dan bus yang menuju ke daerah yang Vannesa tuju tidak lewat. Satu persatu karyawan mulai pergi dari halte,kini tinggal Vannesa sendiri.
"Apa ini? Aku bisa saja menerobos hujan ini,tapi dengan identitas ku yang sekarang ini sangat tidak mungkin." Vannesa bergumam pelan.
Vannesa duduk sambil memakan keripik yang tadinya dia beli di waktu istirahat makan siang.
Sett..
Sebuah mobil merk mercedez benz warna abu-abu berhenti tepat didepan Vannesa. Vannesa tidak menghiraukan mobil itu dan bersikap acuh tak acuh.
"Masuklah aku akan mengantarmu pulang." Seseorang yang berada dikursi pengemudi terlihat familiar,dia menawarkan bantuan kepada Vannesa.
"Masuklah jangan membuat aku mengulangnya dua kali." Akhirnya Vannesa langsung masuk kedalam mobil itu.
"Eh itu, terimakasih atas bantuanmu." Vannesa yang sudah berada didalam mobil dan mengenakan sabuk pengaman langsung menoleh kearah kanan. Bertapa terkejutnya dia,ternyata orang ini adalah orang malam itu.
"Bukannya dia itu menderita venustraphobia? Bagaimana dia bisa menawarkan bantuan kepada aku? Apakah dia mengenaliku? Rasanya tidak mungkin" Vannesa berbicara dalam hati.
"Aku merasa kasian padamu. Dimana rumahmu?" Tanya Rio tanpa menoleh kearah Vannesa.
"Emm dari sini harus belok kiri lalu di pertigaan ke 4 kau belok kanan. Disitu rumahku." Vanessa berkata apa adanya.
Rio hanya diam saja,tiba² dia merasa hawa disana bertambah dingin. Bukan karena acnya tapi karena sifat orang 'baik' ini yang sangat dingin.
Setelah 20 menit akhirnya mereka sampai dikost milik Vannesa. Vannesa segera keluar dari mobil Rio.
"Terimakasih atas bantuannya" Rio hanya berdehem lalu meninggalkan kost Vannesa.
"What? Hey dia sangat hemat ya?" Vannesa kesal dan langsung masuk kedalam kostnya.
...****************...
Hujan sore kali ini membuat Rio merasa lebih nyaman. Bagaimana mungkin orang yang berpenyakitan selama ini bisa merasa nyaman didekat wanita? Kali ini dia merasa sangat senang.
*Flashback on
Hujan deras tidak menghalangi seorang Rio untuk pulang kerumahnya,ditambah dia mengendarai mobil. Dia memutuskan untuk mampir di sebuah cafe didekat jalan raya yang terlihat sedikit ramai.
Dia memesan cappucino panas dan juga cake strawberry. Pandangannya tertuju kepada seorang gadis di seberang jalan yang berada di halte bus bersama karyawan lain.
Dia merasa orang itu memberinya rasa yang familiar. Dia justru tertarik kepada gadis itu.
"Apa phobia ku sudah sembuh?" Tanyanya dalam hati. Sesaat kemudian ada pelayan wanita datang membawakan cappucino dan cake strawberry pesanannya. Dia merasa sangat kesal dengan kehadiran wanita itu.
"Aku belum sembuh? Lalu ini? Perasaan apa?" Rio berbicara sendiri. Dia harus berusaha mencari jawabannya sendiri.
15 menit berlalu,gadis itu masih berada diposisi nya,dia malah duduk dengan santai sambil memakan sesuatu. Rio terkekeh melihat kejadian itu,padahal hujan belum juga reda dan dia hanya seorang diri yang belum pulang. Namun dia terlihat sangat tenang.
Akhirnya dia memutuskan untuk memberikan gadis itu tumpangan. Dia membayar ke kasir lalu keluar dari cafe dan melajukan mobilnya ke arah halte bus. Dan dia berhenti tepat didepan Vannesa.
Ada rasa yang sulit dijelaskan di dalam hatinya. Merasa gugup? Rio belum pernah mengalaminya,bahkan ketika bertemu dengan perusahaan yang notabene adalah saingan bisnisnya.
Dia membuka kaca mobilnya dan berkata kepada Vannesa.
"Masuklah aku akan mengantarmu pulang." Tapi gadis itu tidak menghiraukannya. Rio merasa sedikit jengkel "Masuklah jangan membuat aku mengulangnya dua kali." Titah Rio untuk kedua kalinya. Akhirnya gadis itu menurut. Dia masuk dengan segera lalu memakai sabuk pengaman.
"Eh itu, terimakasih atas bantuanmu." Vannesa menoleh kearah Rio dan Rio merasa semakin gugup. Apalagi Vannesa terlihat terkejut setelah melihat wajah Rio. Rio sudah berpikir kemana-mana "Apakah dia mengira aku ini om-om yang suka menculik gadis cantik? Buang jauh-jauh pemikiran mu itu nona,aku tidak sejahat itu." Rio berkata dalam hatinya.
"Aku merasa kasian padamu. Dimana rumahmu?" Rio mencoba setenang mungkin,dan akhirnya bertanya kepada Vannesa. Dia menjelaskan letak rumahnya,Rio hafal betul jalan ini. Jadi tidak ada masalah.
Ketika sampai di kost Vannesa,Rio sedikit tidak rela harus melepaskannya sendiri. Lebih tepatnya dia merasa sangat senang kali ini dan harus berpisah? Dia bahkan tidak bisa menjawab dengan kata-kata ucapan terimakasih dari Vannesa.
*Flashback off
Vannesa sudah pergi mandi dia mendapati ada orang yang mencurigakan di depan kamar kostnya lalu dia hendak memukul orang itu. Sebelum pukulan itu mengenai orang itu,dengan refleks orang itu menoleh kearah Vannesa.
"Ka-Kamu? Apa yang kau lakukan?!"
To be continued..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Irfan Andi Gunawan
episode 5 ditunggu
2022-11-05
1