"Kepala pelayan, gawat!" Seorang maid berlari memasuki paviliun dengan wajah panik.
Inggrid terdiam dengan wajah kaget begitu menyadari wanita itu datang dengan amat tergesa-gesa.
Maid itu terdiam sejenak sambil berusaha mengatur napasnya yang tersengal akibat berlari terlalu cepat
"Apa yang membuatmu berlarian seperti ini?" Inggrid mengerutkan kening. Begitu juga dengan Nanny yang benar-benar tidak mengerti apa yang terjadi sampai membuat wanita itu berlarian.
"T… tuan muda…" Maid itu bicara dengan nada terbata-bata. Ada rasa takut yang menghampiri dirinya. Terbukti dengan tubuhnya yang begitu gemetar menahan ketakutannya.
"Apa?!" Inggrid tersentak kaget begitu mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh maid tersebut. Ia sampai bangkit dari tempat duduknya.
Bukan hanya Inggrid yang terkejut, tapi Nanny pun sama terkejutnya dengan Inggrid.
"Bagaimana bisa?" Inggrid tak percaya dengan apa yang di dengarnya.
"Saya sendiri tidak tahu bagaimana ceritanya, kepala pelayan. Tapi yang pasti, ketika beberapa maid hendak mengantarkan makanan baru untuk tuan muda, beliau sudah tidak ada. Dan para maid yang bertugas di sana sedang berusaha mencari beliau."
"Gawat, kalau sampai tuan Duke Karl tahu akan hal ini, beliau akan sangat marah," gumam Inggrid dengan raut wajah cemas.
"Cepat cari dan temukan sesegera mungkin. Kalau bisa, jangan sampai hal ini diketahui oleh tuan Duke."
"Baik." Maid itu beranjak dari tempatnya. Mengikuti perintah dari Inggrid.
"Aku harus pergi dan membantu mereka."
"Kepala pelayan, bolehkah aku ikut mencari?" Nanny bangkit dari posisinya.
Inggrid terdiam seraya menatapnya. "Kau ingin ikut mencari? Kondisimu masih kurang baik. Bagaimana mungkin kau ingin ikut mencari?"
"Saya baik-baik saja. Lagipula saya juga tidak ingin hanya tinggal diam apalagi begitu mendengar yang lain membutuhkan bantuan saya. Saya ingin membantu."
"Baiklah kalau kondisimu sudah merasa lebih baik. Ayo kita cari."
Nanny beranjak bangun dari tempatnya dan melangkah pergi bersama Inggrid, meninggalkan paviliun.
...*...
Nanny dan Inggrid berpisah. Mereka berpencar agar bisa menemukan Carver dengan lebih cepat.
Nanny terus melangkah menyusuri koridor di sekitar taman. Satu-satunya tempat yang belum di sisir hanya tempat itu, sedangkan yang lain sedang sibuk menyisir tempat lain.
"Tuan muda!" Nanny berteriak memanggilnya. Pandangannya terus mengedar menatap ke sekeliling. Berusaha mencari anak yang tengah dalam kondisi menghilang itu.
Nanny yang sibuk menatap ke sisi kiri—dimana taman berada, sampai tidak sadar dengan langkah yang di telusurinya.
Dari arah depan, tanpa dia sadari seorang anak kecil berjalan dengan mengendap-endap dan sama-sama tak memperhatikan jalan.
Brukk!
Carver secara tidak sengaja menabrak Nanny. Membuat wanita itu tersentak kaget dan spontan menoleh ke depan.
"Ughh…" Anak laki-laki itu terduduk di lantai sambil memegangi bokongnya yang terasa sakit.
"Astaga!" Nanny tersentak begitu sadar siapa yang ditabraknya.
"Kau tidak apa-apa?" tanya Nanny yang segera berjongkok dengan ekspresi khawatir.
Carver mendongak. Ia membelalakkan mata begitu sadar siapa yang ada dihadapannya.
Nanny menatapnya intens. Ia sama sekali tidak sadar dengan siapa yang kini ada dihadapannya.
"Eh?!" Wajah Carver berubah memucat begitu melihat Nanny dengan pakaiannya.
Ah, menyebalkan! Kenapa aku kurang berhati-hati? Carver membatin.
Nanny membulatkan mata begitu otaknya benar-benar memproses semuanya.
Dia… Nanny terdiam. Ia memperhatikan Carver dengan seksama.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Elang Putih
covernya jdi bgs bgttt!!!!
2022-12-01
0