"Sudah saya bilang Zelda tidak ada. Beliau mengambil cuti, dan untuk sementara waktu kami yang akan mengurus tuan muda hingga pengasuh pengganti tiba," kata si garang dengan nada tegas.
"Aku tidak mau! Pokoknya aku ingin Zelda," kesal Carver yang kembali melemparkan barang dihadapannya ke lantai.
Prang!
Cangkir di atas meja pecah tepat dihadapannya. Tindakannya itu berhasil membuat para maid yang berdiri di ruangannya bersikap was-was, takut kalau-kalau dirinya menginjak pecahan beling tersebut secara tidak sengaja.
...*...
"Hey, tunggu!" panggil Karl yang berhasil membuat langkah Nanny terhenti dalam sekejap.
Astaga, apakah tuan Karl memanggilku? Nanny membatin.
Aku ini benar-benar tidak sopan, berani-beraninya aku beradu tatap dengan lelaki yang menjadi tuanku sendiri? Benar-benar bodoh, pikirnya.
Inggrid bergegas menghampiri Karl yang kini berjalan menghampiri Nanny.
Inggrid melewati Nanny dan berdiri tepat dihadapan Karl yang spontan menghentikan langkahnya begitu ia tiba dihadapannya.
"Tuan Kashawn." Inggrid memberikan hormat pada Karl.
"Kepala pelayan, apa yang sedang kau lakukan di sini?"
"Saya sedang mengajak maid baru untuk mengenali lingkungan sekitar rumah sekaligus menjelaskan pekerjaan apa saja yang harus dia kerjakan, tuan."
"Maid baru?"
"Oh, maaf. Maksud saya adalah pengasuh untuk tuan muda. Zelda mengambil cuti untuk sementara waktu, dan beliau meminta sepupu jauhnya untuk menggantikan tugasnya sementara waktu. Kebetulan sepupunya itu tiba hari ini."
"Jadi Zelda pulang dan ada orang yang akan menggantikan posisinya?"
"Betul."
"Siapa dia?"
Inggrid menoleh ke arah Nanny yang malah diam dengan posisi membelakangi Karl dan dirinya.
"Nanny!" Inggrid berbisik memanggil namanya. Berulang kali ia berbisik hingga Nanny benar-benar sadar kalau wanita itu tengah memintanya untuk mendekat.
Nanny dengan penuh rasa ragu kemudian berbalik. Ia menundukkan kepalanya dan berjalan lesu menghampiri Inggrid bersama Karl.
"Izinkan saya memperkenalkannya. Namanya Nanny, beliau adalah orang yang dipercaya Zelda untuk menggantikan posisinya selama dia cuti," jelas Inggrid
"Saya Nanny, tuan." Nanny kembali menyebutkan namanya sambil membungkuk. Kepalanya sejak tadi tertunduk, tak berani menatap sosok lelaki yang barusan beradu tatap dengannya secara tidak sengaja.
Karl terdiam menatap Nanny dari atas sampai bawah.
"Kau yakin dia akan bisa menangani Carver?" tanya Karl. Entah kenapa setelah melihat Nanny, ia merasa ragu kalau wanita itu mampu menjaga putra semata wayangnya.
"Saya akan berusaha keras agar tuan muda bisa menyukai saya, tuan. Saya akan bertahan dan berjuang untuk menangani segala pekerjaan saya dengan sempurna," jawab Nanny, berusaha meyakinkan Karl.
"Aku ragu kau akan bertahan! Tapi… kita lihat saja." Karl bergumam di akhir kalimatnya.
Karl beralih menatap Inggrid di samping Nanny. "Lanjutkan tugasmu. Aku akan kembali ke ruanganku."
"Baik, tuan. Kalau begitu, kami permisi." Inggrid melangkah mundur sebelum akhirnya berbalik sambil menarik Nanny.
Nanny berbalik bersamaan dengan Karl yang juga hendak kembali melanjutkan langkahnya menuju ruang kerjanya.
"Arghh!" Nanny mengerang secara tiba-tiba. Ia memegangi kepalanya yang entah kenapa mendadak terasa nyeri tanpa sebab.
"Nanny, kau kenapa?" Inggrid berubah panik dan segera menghampiri wanita itu.
Brukk!
Tubuhnya lunglai hingga akhirnya terjatuh di lantai. Inggrid langsung berjongkok guna memastikan keadaannya.
"Nanny!" Paniknya sambil memegangi tubuh Nanny yang begitu lemas.
Nanny tak merespon sama sekali. Ia memegangi kepalanya sambil mengerang.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments