"Kau yakin baik-baik saja? Tidak perlu aku panggilkan dokter?" tanya Inggrid, memastikan sekali lagi.
"Saya sungguh tidak apa-apa. Jadi anda tidak perlu memanggil dokter."
"Baiklah kalau memang tidak perlu." Inggrid terdiam sambil memandanginya.
Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Nanny bisa tiba-tiba pingsan seperti itu? Dan terlebih… kenapa tuan Karl juga bisa tiba-tiba pingsan di saat yang bersamaan? Ini aneh… Inggrid membatin.
...*...
"Bagaimana keadaannya?" tanya Barnett dengan wajah cemas.
"Tuan Karl tidak apa-apa. Beliau sudah baik-baik saja," kata Martinus. Dokter yang dipanggilnya untuk memeriksa keadaan Karl yang tiba-tiba jatuh pingsan tanpa sebab seperti tadi.
"Apa yang menyebabkannya pingsan? Dan kalau beliau baik-baik saja, kenapa beliau belum sadar juga, dok?"
"Saya sendiri tidak bisa menjawab pertanyaan tuan secara pasti mengenai alasan mengapa tuan Duke tiba-tiba pingsan seperti yang tuan Barnett katakan. Tuan Karl yang dalam keadaan pingsan menjadi keterbatasan bagi saya untuk menanyai apa yang beliau rasakan sesaat sebelum beliau pingsan…"
"…Tapi dari dugaan sementara, dari cerita yang tuan Barnett katakan, sepertinya ada sesuatu yang memicu kepala beliau sakit dan menghambat kinerja otaknya yang membuat tubuhnya tidak bisa dikendalikan hingga akhirnya limbung dan jatuh tak sadarkan diri hingga saat ini." Martinus membenahi posisi kacamata yang dikenakannya.
"Pemicu?"
"Misalnya seperti stres atau semacamnya. Tapi dalam konteks seperti ini, saya ragu kalau beliau mengalami stres berlebih yang membuat beliau pingsan. Apalagi tuan mengatakan bahwa tuan Karl baik-baik saat selama tiba 'kan?"
"Ya, beliau baik-baik saja sebelum akhirnya beliau tiba-tiba pingsan tanpa sebab seperti yang telah saya ceritakan."
"Kalau begitu, apakah tuan Karl memiliki semacam trauma atau semacamnya?"
"Eh?" Air muka tuan Marquess mendadak berubah kaget begitu mendengar kalimat yang baru saja terlontar dari mulut Martinus.
"Seperti yang telah saya jelaskan, bahwasanya hal ini pasti memiliki pemicu, dan salah satunya bisa jadi adalah trauma. Kalau tuan Karl memiliki trauma, maka ada kemungkinan kalau kejadian ini disebabkan oleh hal tersebut…"
"…Beliau pingsan setelah ada sesuatu yang memicu traumanya muncul. Hal itu bisa langsung menghambat proses kinerja otak dan membuat beliau pingsan, apalagi kalau beliau tidak kuat menahannya," jelas Martinus.
Barnett terdiam tanpa kata. Otaknya masih berusaha memproses setiap kalimat yang terlontar dari mulut Martinus.
Trauma? batinnya. Barnett menoleh ke arah Karl yang masih terbaring tak berdaya di atas ranjang tidurnya dengan keadaan tak sadarkan diri.
Apakah beliau memiliki trauma? pikirnya.
Barnett menoleh ke arah Martinus yang masih diam menunggu jawaban darinya.
"Saya tidak tahu mengenai hal itu. Tapi akan saya coba pastikan terlebih dahulu."
"Baiklah, saya mengerti."
"Sebelumnya, tolong jangan katakan hal ini pada siapapun. Jangan sampai ada yang tahu mengenai hal ini serta kesimpulan seentara yang anda buat sampai semuanya benar-benar jelas."
"Baik, tuan. Saya mengerti. Kalau begitu, saya permisi."
"Zach!" Barnett memanggil orang kepercayaannya yang sejak tadi menunggu di luar kamar. Pria yang dipanggilnya lantas melangkah masuk dan berdiri di dekat tempatnya duduk.
Zach membungkuk memberikan hormat. "Anda memanggil saya, tuan?"
"Tolong antarkan dokter Martinus ke depan pintu."
"Baik. Mari saya antar." Zach mempersilahkan.
Martinus bangkit dari tempat duduknya, lantas berlalu.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments