"Aku tidak peduli!" teriak Carver dengan wajah memerah. "Lepaskan aku!"
"Anda akan membuat saya berada dalam masalah. Lebih baik anda mengikuti ucapan saya, dan kembali ke kamar. Saya tidak ingin anda juga terkena hukuman jika ketahuan melanggar aturan."
"Aku ingin melihat ayah!" Carver memberontak dengan sekuat tenaga. Tapi usahanya sia-sia karena Gray terlalu kuat.
"Saya mohon jangan seperti ini tuan muda, saya benar-benar cemas dengan anda kalau sampai tuan tahu." Gray menarik Carver ke arahnya.
"Pokoknya aku ingin melihat ayah!" Carver merengek. Tapi rengekannya tak di gubris sama sekali oleh Gray. Tanpa pikir panjang, pria itu segera mengangkat tubuh Carver dan membawanya pergi dari sana.
"Anda harus ke kamar."
"Tidak! Turunkan aku! Aku ingin melihat ayah!!" Carver terus memberontak dari gendongannya. Ia berusaha keras melepaskan diri dari Gray yang kini menggendong dan membawanya meninggalkan kamar Karl.
Setelah usaha memberontaknya sia-sia, Carver berakhir pasrah begitu Gray membawanya pergi meninggalkan tempat tersebut.
Pria itu membawanya sampai kembali ke kamarnya.
"Tuan muda!" Inggrid memekik heboh begitu mendapati Gray datang membawa Carver dalam gendongannya.
Atensi semua orang seketika beralih padanya. Semua maid yang cemas mencarinya segera menghampiri Gray yang baru saja tiba.
"Tuan muda dari mana saja? Kami sangat cemas mencari anda." Inggrid benar-benar lega melihat anak itu akhirnya kembali bersama Gray.
"Aku tidak ingin kembali. Aku ingin menemui ayah!" Carver semakin kesal karena ucapannya sama sekali tidak di dengar oleh Gray.
"Apa yang anda katakan? Anda tahu sendiri 'kan kalau anda di larang untuk mengunjungi tuan besar? Lebih baik anda segera masuk."
"Aku tidak mau! Tidak mau!" Carver memberontak hebat. Tapi Inggrid tak menghiraukannya. Dengan tenaganya, ia segera menarik Carver dari gendongan Gray dan membawanya masuk ke dalam kamar.
"Aku tidak mau masuk! Aku ingin bertemu ayah!" Lagi-lagi anak itu berteriak sambil memberontak.
Inggrid selaku kepala pelayan tentunya tahu apa yang harus dia lakukan guna membuat Carver tenang.
...*...
Pats!
Nanny membuka kedua matanya spontan. Ia bangun dari posisinya, membuat Nora seketika beralih fokus padanya.
"Nanny, kau sudah sadar!" Nora menatapnya dengan raut wajah cemas. "Bagaimana keadaanmu?"
Nanny terdiam sejenak sambil berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi. "Aku di mana?" lirihnya.
"Kau ada di paviliun. Tadi kau pingsan lagi, ingat?"
"Pingsan?" Nanny mengerutkan kening. Kalau diingat-ingat lagi, memang dirinya pingsan lagi setelah bertemu dengan Carver.
Jadi aku pingsan? Setelah aku melihat tuan muda, aku tidak sadarkan diri?
"Kau sungguh baik-baik saja?" Nora mencemaskannya.
"Ya, aku sungguh tidak apa-apa."
"Kau sudah pingsan dua kali. Sepertinya kondisi tubuhmu tidak baik."
"Aku juga tidak tahu kenapa aku sampai bisa pingsan dua kali. Padahal sebelumnya aku tidak pernah seperti ini."
"Apa tidak lebih baik kalau kau periksakan kesehatanmu? Aku takut kalau kondisimu tidak baik-baik saja."
"Tidak apa-apa. Aku yakin ini hanya sementara. Mungkin aku seperti ini karena aku baru pertama kali datang ke ibukota. Jadi karena lelah, mungkin saja kondisi tubuhku jadi menurun."
"Kau yakin?"
"Ya, mungkin aku butuh istirahat sebentar."
"Memang sebaiknya kau istirahat sampai kondisimu benar-benar pulih."
"Baiklah."
"Kalau begitu, istirahatlah. Aku akan pergi."
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments