"Omaa Ily kangen oma."
"Hmm cucu Oma yang paling cantik? kamu udah bilang mommy kamu kan kalo mau menginap? Oma malas adu mulut dengan mommy kamu Ily."
"Oma Ily nggak mau di jodohin Oma tolong." ucap Ily sambil melirik ke arah Jeremy yang tetap tanpa ekspresi dan membuang muka.
"Oh Ily, sudahlah Oma nggak bisa menasihati mommy dan papi kamu. Padahal orang tua kamu itu orang modern tapi masih saja tingkah lakunya primitif sekali. Mana ada perjodohan di dunia modern seperti sekarang ini? menginaplah disini selama kamu mau Hmmm?" nenek Uman pun bersedia untuk melindungi cucu gadis satu-satunya itu karena sepupu Ily yang lain masih duduk di bangku SD dan kesemuanya laki-laki.
Oma yang peka sangat tahu bahwa cucunya Ily sedang memandang wajah tampan Jeremy dengan tak berkedip, Oma pun pamit dan membawa tas bawaan Ily ke dalam rumahnya. Sedangkan Jeremy dan Ily dibiarkan berbincang di halaman depan rumahnya berdua.
"Sudah sekarang kamu temani nak Jerry di sini Ily, Oma mau masuk dulu punggung oma pegel semua. Oma mau rebahan dikamar, sini baju-bajumu biar Oma taruh di kamar ya."
"Hmm makasih Oma, kakak tetanggaan Ama Oma ya?"
...Kenapa nggak dari dulu gue main ke rumah Oma, tahu gitu kan ya gitu deh...
Gumam Ily dalam hatinya sambil memutar mutar jarinya dan menundukkan kepalanya karena merona.
"Ya gitu deh, elo ternyata cucu Oma Uman, ya udah kalo gitu gue pamit pulang dulu, kerjaan gue udah kelar kok." Jeremy masih dengan seribu caranya sebisa mungkin menghindar dari Ily sekuat tenaga.
"Kok buru-buru amat sih? elo nggak suka ya klo gue ngobrol ma Lo?"
Lalu Jeremy pun menghentikan langkahnya sebelum melangkah jauh meninggalkan rumah Oma Uman.
"Ya udah pergi sono, nggak usah muncul muncul lagi di depan gue pegel gue."
Lalu saat Kimberly hendak masuk ke dalam rumah neneknya Jeremy pun menarik tangan Kimberly dan Kimberly akhirnya tersenyum dengan posisi tubuhnya yang masih membelakangi Jeremy.
"Baiklah lo mau ngomong apa sih ke gue?" tanya Jeremy pada Ily yang masih membelakangi tubuh Jeremy sambil wajahnya merona.
"Ya udah pulang sono kan tadi mau pulang?"
"Lo mau gue stay di sini atau gue pulang pilih salah satu?"
"Stay di sini." gumam Ily perlahan.
"Apa gue nggak denger? pelan amat ngomongnya?" tanya Jeremy lagi karena tidak mendengar apa yang di ucapkan oleh gadis cantik itu.
"Males nggak ada siaran ulang."
"Oke oke fine gue duduk gue duduk."
Lalu Ily pun akhirnya membalik tubuhnya menghadap Jeremy yang masih menarik tangan iLy untuk duduk di halaman depan rumah oma Uman.
"Lo nggak dicari Mok sama cowok lo?"
"Ya dicari malah dibikinin acara makanya gue lari dari acara makan malam itu."
"Hmm jadi gitu." Jeremy pun mengangguk anggukkan kepalanya tanda mengerti padahal Jeremy masih nggak habis pikir bagaimana cara gadis cantik ini menghindar dari perjodohan yang jelas-jelas sudah di siapkan untuknya sejak lahir dan sudah ta mungkin di elakkan dan dihindari lagi.
"Terus rumah Kakak di mana?" tanya Ily penasaran.
"Masih 10 blok dari sini, gue tahu dari ibu gue kalo Oma Uman pintar sekali menjahit baju jadi ibu gue suka jahitin baju gue baju seragam gue ke Oma Uman. Jadi dari situ gue sering disuruh ambil jahitan ibu gue ke sini, so saat ada barang-barang oma yang rusak saking seringnya gue main kemari jadi Oma minta tolong gue buat memperbaiki peralatannya yang rusak itu karena disini nggak ada yang dimintai tolong juga."
"Nah gitu dong dari tadi ngobrol dulu kek, main pergi aja sih kak."
"Terus gimana kalau ntar malam loh dijemput sama cowok lo kemari?"
"Nggak mau gue, gue jadi nggak fokus belajar,. baru juga umur segini udah main jodoh-jodohin."
"Yah terus Apa rencana lo setelah ini?"
"Tau ah males ngomongin kehidupan gue."
"Terus hmmm..Lo laper nggak? mau makan jagung bakar nggak? tapi tempatnya di pinggir jalan kalau lo nggak biasa makan di pinggiran ya udah deh gue nggak jadi ngajakin."
"Mau mau, nggak gitu-gitu amat kali gue juga suka nongkrong di pinggir jalan kok, makan di warteg misalnya." Ily pun asal mengarang cerita saja walau di gubug reot pun Ily rela asal itu dengan Jeremy.
"Oh ya? seorang Se Mok makan di pinggir jalan gue kagak percaya tau!" Jerry pun mulai melakukan skin ship karena gemas melihat tingkah gadis cantik di depannya yang semakin hari semakin menggodanya saja.
"Ya udah kita buktiin, kita buktiin aja gimana? Gue pamit Oma dulu ya?"
"Oke yuk pamit bareng-bareng."
Lalu Ily dan Jeremy pun masuk ke rumah Oma Uman untuk berpamitan dan Oma pun tersenyum menganggukkan kepalanya seraya memberi izin pada Ily agar tidak suntuk dan bosan dengan menghabiskan waktu bersama-sama Jeremy senior di sekolah Ily.
Oma Uman yang sangat tahu bahwa dari kejauhan ini sangat menyukai sosok Jeremy yang tidak banyak bicara tapi sangat tampan dan sepertinya juga menaruh hati kepada cucu cantiknya itu.
"Ganti dulu pakai celana gih kan nggak mungkin kita naik motor kamu pakai dress begitu? mana itu baju pesta, pasti dress elo untuk makan malam tadi ya?"
"Yah ini dress gue untuk makan malam tadi tapi gue malah melarikan diri kemari."
Jeremy pun tertegun bahkan saat ily melarikan diri untuk tidak bertemu dengan Arsen malah mereka dipertemukan oleh takdir di rumah nenek ily sendiri.
"Ya udah gue ganti celana dulu."
Jeremy pun menjawab dengan anggukan kepala dan lebih memilih menunggu di ruang tamu rumah sederhana namun nyaman itu.
"Oke deh yuk." Jeremy pun menunggu Ily untuk naik di jok belakang motor sportnya. Setelah naik keatas jok belakang motornya ily yang tidak berpegangan ke pinggang Jeremy pun didiamkan saja oleh Jeremy dan tetap tidak menyalakan motor sportnya.
"Hmmm tunggu apa kak?" tanya Ily tidak mengerti dengan sikap Jeremy yang tiba-tiba diam.
"Tau cara naik motor nggak?"
"Nggak gue nggak pernah naik motor sama sekali sebelumnya."
"Okay kalo begitu."
...Brum Brum bruuuuumm...
Kemudian Jeremy menghentakkan saja motor sportnya sampai Ily dengan sendirinya mengeratkan pegangannya di pinggang dan perut tegap milik Jeremy.
"Aaawwww kaaaakk aawwww takut."
"Makanya pegangan!"
Lalu motor sport itu pun meluncur ke arah pinggiran kota yang berjarak 10 kilometer dan memakan waktu hingga tiga puluh menit dari rumah Oma Ily. ini pun makin mengeratkan pegangannya dan melingkarkan kedua tangannya ke perut sixpack pemuda tampan kakak kelasnya itu.
"Nah kita sampai Mok, yuk turun."
"Hmmm kak, gandeng? ayo gandeng tangan gue?"
Ily pun meminta Jeremy agar peka untuk mengaitkan jari jemari tangan Jeremy ke jemari tangannya agar semesra seperti pasangan lain yang sedang kencan disana.
...DEG...
To be continued..
Kira-kira Jeremy bakal ngabulin permintaan Ily nggak zeyenk?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
༄༅⃟𝐐Vee_hiatus☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
moga gk ketemu sama anak buah arsen males banget pasti nanti ribut jadinya,
2022-12-01
0
🦋 Pika 🦋
tengkyu oma, oma yg terbaik pokoknya
2022-11-28
0
🍾⃝🐇ωεɪıɑ xɪɑи⍣⃝కꫝ 🎸
pastinya kan Jeremy itu kan sebenarnya suka kan
2022-11-27
0