BAB 12 - Tersadar

Tidak berselang lama usai Zayyan mengatakan hal itu, mata Zoya sudah dibuat panas ketika melihat seseorang yang dia kenali berada di tempat yang sama, Mahen. Dia yang sudah seyakin itu jika kekasihnya pria baik-baik sontak dibuat bungkam dengan fakta ini.

Apalagi, ketika seorang wanita datang menghampiri sang kekasih dan melakukan hal yang sama seperti yang dia lihat sebelumnya. Hanya saja, wanita itu terlihat bukan wanita bayaran karena sepertinya baru saja datang dari luar.

Mata Zoya tidak melepaskan Mahendra sama sekali, sementara Zayyan saat ini memang menikmati suasana di sini seperti biasa. Minum meski sedikit dan menyesap zat nikotin itu tanpa dengan santainya, sungguh berbanding terbalik dengan Zoya yang saat ini tengah gusar namun bingung hendak berbuat apa.

"Mau kemana?" tanya Zayyan panik kala Zoya beranjak dari tempat duduk, dia khawatir adiknya lepas dari pengawasan.

"Toilet, boleh kan?"

"Mau kutemani?" tanya Zayyan khawatir jika Zoya justru tersesat ke tempat lain yang nantinya akan membuat dirinya terancam bahaya.

"Tidak, aku bisa sendiri."

Baiklah, mungkin juga Zoya perlu privasi. Dia meninggalkan tasnya, tidak mungkin dia akan kabur, pikir Zayyan merasa dirinya aman-aman saja. Pria itu kembali duduk dan lagi-lagi menegak minuman itu hingga untuk kesekian kalinya, dia yang memang sudah terbiasa bisa mengontrol diri untuk tetap menikmati minuman itu tanpa membuat kehilangan diri.

Tanpa sepengetahuan Zayyan, adiknya justru tengah mengikuti pria yang sejak tadi dia tunggu-tunggu. Meski beberapa pria mencoba menggodanya, Zoya yang terlihat polos tetap fokus dengan langkahnya mengikuti kemana Mahendra pergi bersama wanita itu.

Hingga, dia menghentikan langkah kala pria yang dia anggap sebagai sandaran hatinya kembali memulai ciumann panas di sana. Hati Zoya terasa sakit bahkan tercabik-cabik. Matanya tidak mungkin salah, dan itu memang benar-benar Mahendra, sang kekasih yang menjanjikan pernikahan ketika Zoya menyelesaikan pendidikan.

Tidak ingin melihat lebih lama lagi, dia paham jika seorang pria dan wanita dalam keadaan seperti itu tidak mungkin akan cukup hanya dengan ciumman semata, jelas lebih dari. Tanpa mengucapkan apa-apa, Azoya kembali ke tempat duduk dan merampas gelas di tangan Zayyan kemudian menegak cairan memabukkan itu hingga tandas.

"Zoy?"

Terkejut, Zayyan bingung melihat adiknya yang datang tiba-tiba dan melakukan hal yang tidak biasa. Pria itu berusaha menghalangi namun terlambat, apalagi setelah Zoya kembali menuangkan minuman itu dan lagi-lagi membuat Zayyan khawatir.

"Zoya!! Stop, kamu tidak terbiasa ... jangan gila!!"

Dia berhasil merebutnya sebelum masuk ke tubuh Zoya. Pria itu bertanya apa sebabnya namun Zoya belum menjawab dan justru menuntut Zayyan memberikan gelas itu untuknya.

"Apa yang salah denganmu? Katakan, kenapa?"

"Tidak ada, haus saja," jawabnya asal dan membuat Zayyan tertawa sumbang.

"Haus? Kamu sadar ini apa?"

Sadar sekali, tanpa perlu dijelas dia paham karena sejak dahulu Zayyan sudah bermain dengan minuman semacam itu. Mata Azoya menatap tanpa arah dan kini terlihat kosong, dia yang kecewa merasa tidak ada yang bisa dia percaya dan selalu diperdaya jika bersikap sebagai wanita baik.

"Sadar, dan aku merasakan efeknya ... bukankah kita bisa melupakan masalah dengan ini?" tanya Zoya sembari menatap lekat manik indah Zayyan.

"Hanya sesaat," jawab Zayyan lembut namun tidak melepaskan tatapan Zoya dari pandangannya.

"Boleh ya? Kakak sudah mengajakku kesini seharusnya tujuannya untuk itu, 'kan?"

Entah apa yang Zoya lihat hingga dia jadi begini, Zayyan menghela napas kasar kemudian mengangguk pelan. Selagi dalam pengawasannya maka tidak masalah, dia saja lelah dengan kehidupan mereka apalagi Zoya, pikir pria itu.

"Hanya sedikit, jangan terlalu banyak!!" sentak Zayyan sebelum kemudian membiarkan Zoya menikmati kebebasannya.

.

.

.

Berawal dari satu gelas hingga berakhir benar-benar mabuk. Menyesal sekali Zayyan mengizinkan karena pada akhirnya dia tidak mampu menghentikan Zoya.

Zoya yang kini mabuk berat menjadi tanggung jawabnya, wanita itu terus meracau dalam pelukan Zoya dan bahkan mencubit Zayyan seenak hati. Jangan ditanya bagaimana sakitnya, jelas saja luar biasa.

Beberapa kali Zoya memanggil nama Mahen, hal itu justru membuat Zayyan yakin sebab adiknya menggila karena pria itu. Baguslah jika dia mengetahui dengan mata kepalanya sendiri, tidak perlu Zayyan jelaskan dengan hingga mulutnya berbusa, pikir Zayyan.

"Tidak mungkin aku membawanya pulang ke rumah jika sudah begini, Papa marah bagaimana?"

Pilihan terbaik hanya apartemen yang hampir tidak pernah dia tempati itu. Dengan alasan khawatir Zoya diperlakukan tidak adil, Zayyan rela tetap tinggal di rumah utama meski dia mampu hidup sendiri sejak lama.

Kesabaran Zayyan diuji kali ini, teriakan dan racauan tidak jelas Zoya membuat telinganya sakit dan harus terus menjaga konsentrasi agar keduanya selamat di perjalanan. Tidak pernah diizinkan mabuk, sekalinya mencoba berhasil membuat Zayyan kewalahan.

- To Be Continue -

Terpopuler

Comments

fa _azzahra

fa _azzahra

knp ga dilabrak zoy😁

2024-04-20

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

BEBARKN, SI ZAYYAN INGIN TUNJUKKAN FAKTA TTG MAHEN KE ZOYA, KLO SI MAHEN ADALAH PLAYER YG SUKA BOKING PARA JALANG2..

2024-01-08

1

Puji Rahayu

Puji Rahayu

terjdlah sesuatu yg tdk di inginkn...

2023-05-26

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 - Bebaskan Aku
2 BAB 02 - Aku Membencinya
3 BAB 03 - Tidak Bisa Lepas
4 BAB 04 - Aku Bisa Sendiri
5 BAB 05 - Pembuktian
6 BAB 06 - Tidak Bisa Dimaafkan
7 BAB 07 - Pilihan
8 BAB 08 - Tidak Akan Pernah Bisa
9 BAB 09 - Pikirkan Lagi
10 BAB 10 - Tanggung Jawabku
11 BAB 11 - Menjauhlah
12 BAB 12 - Tersadar
13 BAB 13 -Fitnah Paling Kejam
14 BAB 14 - Bodoh!!
15 BAB 15 - Gagal Total
16 BAB 16 - Permintaan Sang Papa
17 BAB 17 - Bukan Kali Pertama
18 BAB 18 - Bantu Aku
19 BAB 19 - Memilih Egois
20 BAB 20 - Bukan Kakak Adik
21 BAB 21 - Ketakutan Zoya
22 BAB 22 - Tidak Akan Marah
23 BAB 23 - Kakak Ipar/Adik Ipar (Zico)
24 BAB 24 - Sakit
25 BAB 25 - Awal/Akhir
26 BAB 26 - Tetap Kamu
27 BAB 27 - Tidak Akan Pernah Adil
28 BAB 28 - Berbohong
29 BAB 29 - Benar-Benar Pergi
30 BAB 30 - Tidak Sesulit Itu
31 BAB 31 - Aku Merindukanmu
32 BAB 32 - Dia Istriku
33 BAB 33 - Tidak Ada Yang Bisa Dipercaya.
34 BAB 34 - Nama Yang Sama
35 BAB 35 - Tidak Sekuat Itu (Zoya)
36 BAB 36 - Kecewa
37 BAB 37 - Antoher Zoya
38 BAB 38 - Mimpi Terindah
39 BAB 39 - Bukan Pria Bodoh
40 BAB 40 - Tidak Semanis Bayangan.
41 BAB 41 - Kakak Atau Suami
42 BAB 42 - Tidak Gagal Sepenuhnya
43 BAB 43 - Salah Semua
44 BAB 44 - Baik Tapi Tidak
45 BAB 45 - Pusat Perhatian
46 BAB 46 - Seperti Bukan Pasangan
47 BAB 47 - Berubah
48 BAB 48 - Drama
49 BAB 49 - Keputusan Sepihak
50 BAB 50 - Atas Nama Cinta
51 BAB 51 - Pulang
52 BAB 52 - IQ Jongkok
53 BAB 53 - Lapar
54 BAB 54 - Botol Kecap
55 BAB 55 - My Enemy
56 BAB 56 - Berbagi Tugas
57 BAB 57 - New Normal
58 BAB 58 - Pertanyaan Konyol
59 BAB 59 - Bukan Pengantin Baru
60 BAB 60 - Hidup Bertiga
61 BAB 61 - Memang Sulit
62 BAB 62 - Kamu Pemenangnya
63 BAB 63 - Beda Prinsip
64 BAB 64 - Tidak Percaya
65 BAB 65 - Damai
66 BAB 66 - Salah Tujuan
67 BAB 67 - Tidak Sependapat
68 BAB 68 - Sang Pengasuh
69 BAB 69 - Bukan Kali Pertama
70 BAB 70 - Tidak Bisa Dibiarkan
71 BAB 71 - Tidak Ada Bedanya
72 BAB 72 - Paniknya Amora
73 BAB 73 - Kenapa Harus Agatha
74 BAB 74 - Damai Sungguhan
75 BAB 75 - Aku Tidak Mengenalnya
76 BAB 76 - Bukan Cemburu
77 Sugar Baby Sang Cassanova - Desy Puspita
78 BAB 77 - Permintaan Agatha
79 BAB 78 - Tidak Ada Salahnya Diperbaiki
80 BAB 79 - Hanya Bercanda
81 BAB 80 - Simulasi
82 BAB 81 - Pembuktian Cinta
83 BAB 82 - Menjelang Sempurna
84 BAB 83 - Memulai
85 BAB 84 - Menerima
86 BAB 86 - Tak Terduga
87 BAB 87 - Menerima
88 BAB 88 - Kamu Anak Tunggal (Zayyan)
89 BAB 89 - Hanya Ingin Baik-Baik.
90 BAB 90 - Tamu Tak Diundang
91 BAB 91 - Bagian Dari Keluarga
92 BAB 92 - Kewajiban Istri
93 BAB 93 - Ending
Episodes

Updated 93 Episodes

1
BAB 01 - Bebaskan Aku
2
BAB 02 - Aku Membencinya
3
BAB 03 - Tidak Bisa Lepas
4
BAB 04 - Aku Bisa Sendiri
5
BAB 05 - Pembuktian
6
BAB 06 - Tidak Bisa Dimaafkan
7
BAB 07 - Pilihan
8
BAB 08 - Tidak Akan Pernah Bisa
9
BAB 09 - Pikirkan Lagi
10
BAB 10 - Tanggung Jawabku
11
BAB 11 - Menjauhlah
12
BAB 12 - Tersadar
13
BAB 13 -Fitnah Paling Kejam
14
BAB 14 - Bodoh!!
15
BAB 15 - Gagal Total
16
BAB 16 - Permintaan Sang Papa
17
BAB 17 - Bukan Kali Pertama
18
BAB 18 - Bantu Aku
19
BAB 19 - Memilih Egois
20
BAB 20 - Bukan Kakak Adik
21
BAB 21 - Ketakutan Zoya
22
BAB 22 - Tidak Akan Marah
23
BAB 23 - Kakak Ipar/Adik Ipar (Zico)
24
BAB 24 - Sakit
25
BAB 25 - Awal/Akhir
26
BAB 26 - Tetap Kamu
27
BAB 27 - Tidak Akan Pernah Adil
28
BAB 28 - Berbohong
29
BAB 29 - Benar-Benar Pergi
30
BAB 30 - Tidak Sesulit Itu
31
BAB 31 - Aku Merindukanmu
32
BAB 32 - Dia Istriku
33
BAB 33 - Tidak Ada Yang Bisa Dipercaya.
34
BAB 34 - Nama Yang Sama
35
BAB 35 - Tidak Sekuat Itu (Zoya)
36
BAB 36 - Kecewa
37
BAB 37 - Antoher Zoya
38
BAB 38 - Mimpi Terindah
39
BAB 39 - Bukan Pria Bodoh
40
BAB 40 - Tidak Semanis Bayangan.
41
BAB 41 - Kakak Atau Suami
42
BAB 42 - Tidak Gagal Sepenuhnya
43
BAB 43 - Salah Semua
44
BAB 44 - Baik Tapi Tidak
45
BAB 45 - Pusat Perhatian
46
BAB 46 - Seperti Bukan Pasangan
47
BAB 47 - Berubah
48
BAB 48 - Drama
49
BAB 49 - Keputusan Sepihak
50
BAB 50 - Atas Nama Cinta
51
BAB 51 - Pulang
52
BAB 52 - IQ Jongkok
53
BAB 53 - Lapar
54
BAB 54 - Botol Kecap
55
BAB 55 - My Enemy
56
BAB 56 - Berbagi Tugas
57
BAB 57 - New Normal
58
BAB 58 - Pertanyaan Konyol
59
BAB 59 - Bukan Pengantin Baru
60
BAB 60 - Hidup Bertiga
61
BAB 61 - Memang Sulit
62
BAB 62 - Kamu Pemenangnya
63
BAB 63 - Beda Prinsip
64
BAB 64 - Tidak Percaya
65
BAB 65 - Damai
66
BAB 66 - Salah Tujuan
67
BAB 67 - Tidak Sependapat
68
BAB 68 - Sang Pengasuh
69
BAB 69 - Bukan Kali Pertama
70
BAB 70 - Tidak Bisa Dibiarkan
71
BAB 71 - Tidak Ada Bedanya
72
BAB 72 - Paniknya Amora
73
BAB 73 - Kenapa Harus Agatha
74
BAB 74 - Damai Sungguhan
75
BAB 75 - Aku Tidak Mengenalnya
76
BAB 76 - Bukan Cemburu
77
Sugar Baby Sang Cassanova - Desy Puspita
78
BAB 77 - Permintaan Agatha
79
BAB 78 - Tidak Ada Salahnya Diperbaiki
80
BAB 79 - Hanya Bercanda
81
BAB 80 - Simulasi
82
BAB 81 - Pembuktian Cinta
83
BAB 82 - Menjelang Sempurna
84
BAB 83 - Memulai
85
BAB 84 - Menerima
86
BAB 86 - Tak Terduga
87
BAB 87 - Menerima
88
BAB 88 - Kamu Anak Tunggal (Zayyan)
89
BAB 89 - Hanya Ingin Baik-Baik.
90
BAB 90 - Tamu Tak Diundang
91
BAB 91 - Bagian Dari Keluarga
92
BAB 92 - Kewajiban Istri
93
BAB 93 - Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!