BAB 14 - Bodoh!!

"Sudah ingat?"

"Tidak, aku lupa."

Demi menghindari rasa malu dia lebih baik pura-pura lupa. Wanita itu menghindari tatapan Zayyan yang kini tampak menuntut pengakuan jika yang salah adalah Zoya, bukan dirinya.

"Aku bantu jika lupa ... aku bahkan harus mengikat tangan dan kakimu ketika mandi, dan selama itu kamu tidak berhenti menangis dan berteriak memanggil Mahendra. Bayangkan betapa sakitnya telingaku," tegas Zayyan tanpa jeda, Zoya yang sejak tadi memang malu semakin malu saja.

"Anggap saja bukan aku, Kakak tahu aku tidak akan seperti itu bukan?" Dia merayu dan berharap Zayyan akan memaklumi perubahannya ketiga mabuk.

"Hm, itu memang bukan dirimu. Karena seorang Zoya tidak akan nekat menggoda seorang pria demi membuktikan rasa cintanya."

Zayyan menatapnya lekat-lekat, andai saja dia mabuk juga mungkin keduanya tidak akan hanya tidur, melainkan lebih dari itu.

"Kamu sangat mencintainya, Zoya?" tanya Zayyan menatap matanya begitu dalam, bagaimana cara Zoya yang memperlakukan dirinya sebagai Mahendra tadi malam sudah cukup untuk membuktikan betapa besar rasa cintanya pada Mahendra.

"Tidak, aku membencinya untuk saat ini."

Bohong sekali, Zayyan bisa membaca mata wanita. Tangisan Zoya tadi malam menegaskan betapa dia menginginkan Mahen bahkan rela memberikan hal paling berharga dalam hidupnya. Ya, Zayyan paham jika itu adalah Zoya yang tengah mabuk. Akan tetapi, tetap saja apa yang terjadi ketika mabuk itu adalah ungkapan sesungguhnya yang tidak bisa dikendalikan logika.

"Jangan pernah mabuk bersama pria lain, Zoya ... kamu bahkan lebih liar dari yang kuduga," ketus Zayyan kemudian berlalu ke kamar mandi meninggalkan Zoya yang tampak bingung dengan ucapan kakaknya.

Liar? Liar dalam hal apa, rasanya dia tidak melakukan hal yang tidak bisa diterima logika. Nampaknya pikiran Zoya belum benar-benar kembali, hingga dia yang sendirian berteriak sekuat-kuatnya kala mengingat bagaimana dia menahan tubuh Zayyan yang baru mengenakan celana pendek agar selalu bersamanya tadi malam.

"Astaga, boddohnya Zoya!!! Kamu bahkan lebih murahhan dari wanita yang semalam," gerutu Azoya menutup wajahnya kala menyadari jika dirinya bahkan lebih gila dalam menggoda Zayyan yang dia pikir memang benar-benar Mahendra.

Beberapa menit berlalu, Zayyan kini keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di pinggangnya. Wajahnya terlihat lebih segar dan butiran air di dadanya seakan sengaja tidak dikeringkan dengan benar.

Zoya pura-pura tidak melihat dan masih duduk di tempat tidur seraya merenungi kebodohannya. Zayyan yang kini tengah mengeringkan rambut dengan handuk kecilnya hanya menarik sudut bibir kala menyadari Zoya terlihat berbeda. Mungkin sudah mengingat semuanya, pikir Zayyan kemudian dengan sengaja melemparkan handuk lembab itu ke wajah sang adik.

"Jangan melamun, namanya sedang mabuk biasa saja." Zayyan tertawa sumbang dan duduk di tepi tempat tidur, tidak sadarkan dia betapa gugupnya Zoya saat ini.

"Aku biasa saja, lagipula aku tidak melakukan hal gila seperti yang Kakak tuduhkan," jawab Zoya masih tetap dengan pendirian dan memilih pura-pura lupa sebagai jalan terakhirnya.

"Mau bukti? Kita lihat sama-sama dari sana jika memang ragu," ungkap Zayyan seraya menunjuk ke bagian sudut kamarnya, mata Zoya membulat sempurna kala menyadari kamar pria ini memiliki cctv yang di empat sudut kamarnya.

"Berlebihan sekali, orang gilla mana yang sampai pasang empat cctv di kamarnya? Di kamar Papa saja cukup satu," celetuk Azoya baru menyadari jika ada hal seaneh itu di tempat tinggal kakaknya ini.

"Sengaja, jika suatu saat nanti aku punya istri ... aku ingin melihat kegiatan kami di malam hari ketika sedang merindukannya, karena tidak mungkin 24 jam aku berada di sisinya," jawabnya sesantai itu tanpa sedikitpun rasa malu, tidak peduli meski yang diajaknya bicara ini adalah seorang wanita.

"Istri? Kakak ingin punya istri?" tanya Zoya menatap manik tajam sang kakak, ucapan Zayyan tentang masa depan sejenak membuat dia terdiam seketika.

"Hm, kenapa memangnya? Tidak boleh?" tanya Zayyan menepikan anak rambut wanita itu karena sedikit mengganggu mata Zayyan.

"Boleh, aku boleh mengenalnya?"

"Nanti saja, sepertinya pernikahan kami akan ditentang Papa dan juga Mama ... tapi tidak masalah, selagi dia mau hidup berdua bersamaku." Zoya terdiam, mengapa dia merasa seakan kehilangan. Padahal sepengetahuan dia Zayyan tidak memiliki kekasih, hanya berhubungan dengan banyak wanita dan itu tanpa status yang jelas. Entah kenapa sekarang justru memiliki calon istri.

"Pasti mau, jika Kakak sudah memilih satu wanita dan hanya dia saja maka tidak ada alasan wanita manapun menolak," tutur Zoya bijaksana sekali meski kisah cintanya hancur lebur karena sebuah pengkhianatan sang kekasih.

"Aku sudah lakukan, tapi sayangnya dia memang sedikit boddoh dan tidak mengerti perasaanku," ucapnya lembut tanpa melepaskan pandangan dari wanita cantik yang kini terlihat sembab itu.

"Ungkapkan," ujar Zoya serius dan dia benar-benar berpikir jika Zayyan sudah memiliki pilihan dalam hidupnya, hal ini jelas saja bagus karena dengan adanya pemilik hati Zayyan maka tidak akan ada lagi drama kehidupannya diganggu oleh pria itu.

"Caranya?"

"Katakan saja, aku mencintaimu atau yang lainnya." Bingung sendiri kenapa Kakaknya yang dikenal sebagai penakluk wanita itu bertanya padanya.

"Will you marry me, Azoya?"

"Nah iya seperti itu jika Kakak berniat menikahinya ... begitu saja bertanya, padahal sudah ahlinya. Awas, aku mual dan sepertinya ingin mun_" Belum sempat dia menyelesaikan pembicaraan, Zoya sontak berlari ke kamar mandi seraya membekap mulutnya.

Sementara Zayyan kini masih bertahan dengan posisinya sembari menatap datar ke arah kamar mandi. Dia menuruti kemauan Zoya untuk mengungkapkan isi hatinya, akan tetapi otak Zoya yang hanya beberapa mili salah paham dan mengira jika kalimat Zayyan adalah sebuah contoh yang akan dia ungkapkan pada wanita pilihannya.

"Maklumi saja, Zayyan ... sudah kuduga dia memang boddoh," gumam Zayyan kemudian melangkah ke kamar mandi lantaran khawatir adiknya yang kini mengeluarkan isi perutnya.

- To Be Continue -

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

ORG MABUK AKAN MNGELUARKAN SMUA KATA2 JUJUR...

2024-01-08

2

komalia komalia

komalia komalia

kisah manis yang sangat rumif

2023-10-29

1

Dewi Nurmalasari

Dewi Nurmalasari

wkwkwkwkw

2023-10-26

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 - Bebaskan Aku
2 BAB 02 - Aku Membencinya
3 BAB 03 - Tidak Bisa Lepas
4 BAB 04 - Aku Bisa Sendiri
5 BAB 05 - Pembuktian
6 BAB 06 - Tidak Bisa Dimaafkan
7 BAB 07 - Pilihan
8 BAB 08 - Tidak Akan Pernah Bisa
9 BAB 09 - Pikirkan Lagi
10 BAB 10 - Tanggung Jawabku
11 BAB 11 - Menjauhlah
12 BAB 12 - Tersadar
13 BAB 13 -Fitnah Paling Kejam
14 BAB 14 - Bodoh!!
15 BAB 15 - Gagal Total
16 BAB 16 - Permintaan Sang Papa
17 BAB 17 - Bukan Kali Pertama
18 BAB 18 - Bantu Aku
19 BAB 19 - Memilih Egois
20 BAB 20 - Bukan Kakak Adik
21 BAB 21 - Ketakutan Zoya
22 BAB 22 - Tidak Akan Marah
23 BAB 23 - Kakak Ipar/Adik Ipar (Zico)
24 BAB 24 - Sakit
25 BAB 25 - Awal/Akhir
26 BAB 26 - Tetap Kamu
27 BAB 27 - Tidak Akan Pernah Adil
28 BAB 28 - Berbohong
29 BAB 29 - Benar-Benar Pergi
30 BAB 30 - Tidak Sesulit Itu
31 BAB 31 - Aku Merindukanmu
32 BAB 32 - Dia Istriku
33 BAB 33 - Tidak Ada Yang Bisa Dipercaya.
34 BAB 34 - Nama Yang Sama
35 BAB 35 - Tidak Sekuat Itu (Zoya)
36 BAB 36 - Kecewa
37 BAB 37 - Antoher Zoya
38 BAB 38 - Mimpi Terindah
39 BAB 39 - Bukan Pria Bodoh
40 BAB 40 - Tidak Semanis Bayangan.
41 BAB 41 - Kakak Atau Suami
42 BAB 42 - Tidak Gagal Sepenuhnya
43 BAB 43 - Salah Semua
44 BAB 44 - Baik Tapi Tidak
45 BAB 45 - Pusat Perhatian
46 BAB 46 - Seperti Bukan Pasangan
47 BAB 47 - Berubah
48 BAB 48 - Drama
49 BAB 49 - Keputusan Sepihak
50 BAB 50 - Atas Nama Cinta
51 BAB 51 - Pulang
52 BAB 52 - IQ Jongkok
53 BAB 53 - Lapar
54 BAB 54 - Botol Kecap
55 BAB 55 - My Enemy
56 BAB 56 - Berbagi Tugas
57 BAB 57 - New Normal
58 BAB 58 - Pertanyaan Konyol
59 BAB 59 - Bukan Pengantin Baru
60 BAB 60 - Hidup Bertiga
61 BAB 61 - Memang Sulit
62 BAB 62 - Kamu Pemenangnya
63 BAB 63 - Beda Prinsip
64 BAB 64 - Tidak Percaya
65 BAB 65 - Damai
66 BAB 66 - Salah Tujuan
67 BAB 67 - Tidak Sependapat
68 BAB 68 - Sang Pengasuh
69 BAB 69 - Bukan Kali Pertama
70 BAB 70 - Tidak Bisa Dibiarkan
71 BAB 71 - Tidak Ada Bedanya
72 BAB 72 - Paniknya Amora
73 BAB 73 - Kenapa Harus Agatha
74 BAB 74 - Damai Sungguhan
75 BAB 75 - Aku Tidak Mengenalnya
76 BAB 76 - Bukan Cemburu
77 Sugar Baby Sang Cassanova - Desy Puspita
78 BAB 77 - Permintaan Agatha
79 BAB 78 - Tidak Ada Salahnya Diperbaiki
80 BAB 79 - Hanya Bercanda
81 BAB 80 - Simulasi
82 BAB 81 - Pembuktian Cinta
83 BAB 82 - Menjelang Sempurna
84 BAB 83 - Memulai
85 BAB 84 - Menerima
86 BAB 86 - Tak Terduga
87 BAB 87 - Menerima
88 BAB 88 - Kamu Anak Tunggal (Zayyan)
89 BAB 89 - Hanya Ingin Baik-Baik.
90 BAB 90 - Tamu Tak Diundang
91 BAB 91 - Bagian Dari Keluarga
92 BAB 92 - Kewajiban Istri
93 BAB 93 - Ending
Episodes

Updated 93 Episodes

1
BAB 01 - Bebaskan Aku
2
BAB 02 - Aku Membencinya
3
BAB 03 - Tidak Bisa Lepas
4
BAB 04 - Aku Bisa Sendiri
5
BAB 05 - Pembuktian
6
BAB 06 - Tidak Bisa Dimaafkan
7
BAB 07 - Pilihan
8
BAB 08 - Tidak Akan Pernah Bisa
9
BAB 09 - Pikirkan Lagi
10
BAB 10 - Tanggung Jawabku
11
BAB 11 - Menjauhlah
12
BAB 12 - Tersadar
13
BAB 13 -Fitnah Paling Kejam
14
BAB 14 - Bodoh!!
15
BAB 15 - Gagal Total
16
BAB 16 - Permintaan Sang Papa
17
BAB 17 - Bukan Kali Pertama
18
BAB 18 - Bantu Aku
19
BAB 19 - Memilih Egois
20
BAB 20 - Bukan Kakak Adik
21
BAB 21 - Ketakutan Zoya
22
BAB 22 - Tidak Akan Marah
23
BAB 23 - Kakak Ipar/Adik Ipar (Zico)
24
BAB 24 - Sakit
25
BAB 25 - Awal/Akhir
26
BAB 26 - Tetap Kamu
27
BAB 27 - Tidak Akan Pernah Adil
28
BAB 28 - Berbohong
29
BAB 29 - Benar-Benar Pergi
30
BAB 30 - Tidak Sesulit Itu
31
BAB 31 - Aku Merindukanmu
32
BAB 32 - Dia Istriku
33
BAB 33 - Tidak Ada Yang Bisa Dipercaya.
34
BAB 34 - Nama Yang Sama
35
BAB 35 - Tidak Sekuat Itu (Zoya)
36
BAB 36 - Kecewa
37
BAB 37 - Antoher Zoya
38
BAB 38 - Mimpi Terindah
39
BAB 39 - Bukan Pria Bodoh
40
BAB 40 - Tidak Semanis Bayangan.
41
BAB 41 - Kakak Atau Suami
42
BAB 42 - Tidak Gagal Sepenuhnya
43
BAB 43 - Salah Semua
44
BAB 44 - Baik Tapi Tidak
45
BAB 45 - Pusat Perhatian
46
BAB 46 - Seperti Bukan Pasangan
47
BAB 47 - Berubah
48
BAB 48 - Drama
49
BAB 49 - Keputusan Sepihak
50
BAB 50 - Atas Nama Cinta
51
BAB 51 - Pulang
52
BAB 52 - IQ Jongkok
53
BAB 53 - Lapar
54
BAB 54 - Botol Kecap
55
BAB 55 - My Enemy
56
BAB 56 - Berbagi Tugas
57
BAB 57 - New Normal
58
BAB 58 - Pertanyaan Konyol
59
BAB 59 - Bukan Pengantin Baru
60
BAB 60 - Hidup Bertiga
61
BAB 61 - Memang Sulit
62
BAB 62 - Kamu Pemenangnya
63
BAB 63 - Beda Prinsip
64
BAB 64 - Tidak Percaya
65
BAB 65 - Damai
66
BAB 66 - Salah Tujuan
67
BAB 67 - Tidak Sependapat
68
BAB 68 - Sang Pengasuh
69
BAB 69 - Bukan Kali Pertama
70
BAB 70 - Tidak Bisa Dibiarkan
71
BAB 71 - Tidak Ada Bedanya
72
BAB 72 - Paniknya Amora
73
BAB 73 - Kenapa Harus Agatha
74
BAB 74 - Damai Sungguhan
75
BAB 75 - Aku Tidak Mengenalnya
76
BAB 76 - Bukan Cemburu
77
Sugar Baby Sang Cassanova - Desy Puspita
78
BAB 77 - Permintaan Agatha
79
BAB 78 - Tidak Ada Salahnya Diperbaiki
80
BAB 79 - Hanya Bercanda
81
BAB 80 - Simulasi
82
BAB 81 - Pembuktian Cinta
83
BAB 82 - Menjelang Sempurna
84
BAB 83 - Memulai
85
BAB 84 - Menerima
86
BAB 86 - Tak Terduga
87
BAB 87 - Menerima
88
BAB 88 - Kamu Anak Tunggal (Zayyan)
89
BAB 89 - Hanya Ingin Baik-Baik.
90
BAB 90 - Tamu Tak Diundang
91
BAB 91 - Bagian Dari Keluarga
92
BAB 92 - Kewajiban Istri
93
BAB 93 - Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!