...📌 Jangan lupa ramaikan part ini ya. Beri dukungan untuk novel terbaru author....
...Happy reading...
****
"Apa-apaan kamu Ferdians?! Kamu mengambil kesempatan dalam kesempitan! Jika tidak sedang berada di rumah ibumu saya akan memberikan pelajaran untukmu," ujar Rania dengan tajam saat keduanya sedang makan bersama di rumah ibu Ferdians karena wanita itu yang memaksanya, Rania tak kuasa menolaknya karena melihat wajah sendu Heera yang membuat Rania teringat dengan mamanya. Tetapi Rania merasa tak berguna kali ini karena dirinya tak bisa masak, akhirnya mereka membeli makanan di luar dan memakannya di rumah ibu Heera.
Saat ini Heera sudah beristirahat karena wanita itu sudah meminum obatnya, Ferdians tidak mau ibunya semakin drop, apalagi penyakit kanker yang di derita ibunya sangat ganas.
"Jangan marah-marah, Nona. Jika ketahuan ibu saya bisa-bisa keadannya memburuk," ujar Ferdians dengan pelan.
"Alasan! Setelah ini kamu harus mengerjakan pekerjaan kantor sebagai hukuman!" ujar Rania dengan datar.
Ferdians menghela napasnya dengan pelan, ia menarik Rania hingga terjatuh di pangkuannya. Kedua mata mereka saling memandang untuk beberapa detik karena setelah itu Rania mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Ini sesuai kesepakatan kita, Nona! Nona bisa mendapatkan yang Nona mau dan saya ingin membahagiakan ibu saya di sisa hidupnya. Saya tidak menyerah untuk menyembuhkan penyakit ibu saya hanya saja penyakit leukimia sangat membahayakan untuknya, jadi bekerjasama lah dengan baik, Nona! Saya mohon!" ujar Ferdians dengan memelas dan tentu saja itu adalah aktingnya agar Rania mau melakukan apa yang ia mau, meyakinkan Rania adalah sesuatu hal yang sangat sulit.
"Tapi tidak mengambil kesempatan! Jangan kurang ajar kepada saya!" ujar Rania mendorong dada Ferdians dan ia langsung berdiri dari pangkuan Ferdians.
"Saya tidak mengambil kesempatan sekali pun, Nona! Oke, maafkan saya jika akting saya tadi membuat Nona berkesimpulan jika saya mengambil kesempatan," ujar Ferdians dengan memelas yang membuat Rania mendengkus.
"Jika bukan karena waktu yang diberikan papa dan kakek tidak singkat, saya akan mencari lelaki lain yang tidak kurang ajar seperti kamu," ujar Rania dengan tajam.
"Ayo pulang!" perintah Rania dengan dingin.
"Gak mau menginap di sini Nona?" tanya Ferdians dengan menaikkan satu alisnya.
"FERDIANS!!"
"I-iya-iya maaf, Nona!" ujar Ferdians dengan terbata mendengar suara Rania yang naik beberapa oktaf.
Rania menyambar tasnya dan berjalan begitu saja meninggalkan Ferdians yang sedang mengelus dadanya sendiri.
"Mengerikan sekali!" gumam Ferdians dengan pelan.
Tak mau melihat kemarahan Rania lagi, Ferdians berjalan dengan cepat menyusul Rania. Tak lupa Ferdians menutup pintu rumahnya agar sang ibu bisa beristirahat dengan nyaman.
***
Clara berjalan mondar-mandir di hadapan mamanya, wajah keduanya sangat terlihat cemas. "Gimana ini, Ma? Rania sebentar lagi akan menikah dengan lelaki itu. Pasti harta Danuarta akan jatuh ke tangannya! Kita harus menyingkirkan Rania secepatnya, Ma!" ujar Clara dengan ekspresi wajah yang begitu aneh.
"Tenanglah, Clara! Kita pasti bisa menyingkirkan Rania! Semua harta Danuarta akan jatuh ke tangan kita," ujar Agni dengan menyeringai sinis.
"Tapi gimana caranya, Ma? Rania tidak tinggal di rumah ini! Dan dia juga di jaga oleh Sastra," ujar Clara dengan menghela napasnya dengan kasar, hati liciknya sangat ingin memusnahkan Rania di dunia ini karena ingin mengusai harta Danuarta bersama dengan mamanya.
Agni tersenyum licik yang membuat Clara menatap mamanya dengan tersenyum. "Apa rencana Mama kali ini?" tanya Clara dengan tak sabaran.
"Sini!" ujar Agni dengan tersenyum menyuruh anaknya untuk semakin mendekat ke arahnya.
Clara mendekat ke arah mamanya, Agni mulai berisik di telinga Clara yang membuat kedua manusia licik itu tersenyum licik.
"Kali ini rencana kita pasti akan berhasil, Ma. Rania sama dengan mamanya yang bodoh itu hahaha..." ujar Clara dengan tertawa.
"Jangat keras-keras nanti di dengar Rio, papa, dan kakek bahaya Clara! Andai saja kakakmu itu tidak bodoh, kita sudah bisa mengusai harta Danuarta dengan cepat!" ujat Agni dengan tajam.
"Benar, Ma. Wajahnya saja yang tampan tapi kak Rio begitu bodoh hingga tak sadar dia sedang dimanfaatkan oleh kita berdua," ujar Clara dengan kesal.
"Sudahlah jangan bahas kakakmu itu. Kita bahas saja harta Danuarta yang sangat banyak. Bagaimana kalau kita shopping saja? Papa tidak akan marah jika mama sudah memintanya," ujar Agni dengan tersenyum.
"Benar, Ma? Ayo deh, Ma! Anggap saja ini adalah awal untuk kita menguasai harta Danuarta," ujar Clara dengan tersenyum bahagia membayangkan jika dirinya menjadi orang kaya setelah seluruh harta Danuarta jatuh ke tangannya.
Tanpa mereka sadari ada seseorang yang mendengar percakapan keduanya. Seseorang tersebut tersenyum licik dengan mata yang sangat tajam seakan mampu membunuh keduanya.
"Manusia licik!" gumam seseorang tersebut lalu berlalu pergi begitu saja.
***
Ferdians menatap Rania yang sudah tertidur, jika begini wajah Rania terlihat sangat cantik sekali, polos dan tidak dingin seperti biasanya.
"Ternyata kamu lebih cantik saat tertidur karena di saat seperti ini sikap dingin, datar, sombong, dan angkuhmu itu tidak ada. Aku suka Rania yang seperti ini," gumam Ferdians dengan pelan mengelus pipi Rania dengan pelan agar tidak membangunkan Rania.
"Cantik!" gumam Ferdians dengan tersenyum.
Cup...
Ferdians terkekeh saat berhasil mencium pipi Rania. Lain kali Ferdians akan mencuri ciuman di bibir Rania yang sangat menggoda dirinya.
Ferdians keluar dari mobil dengan perlahan, ia sengaja tidak membangunkan Rania karena Ferdians akan menggendong Rania masuk ke dalam rumah wanita itu.
Dengan perlahan Ferdians menggendong Rania, dan berjalan masuk ke dalam rumah Rania.
"Apa yang sudah kamu lakukan terhadap nona Rania, Ferdians?" tanya Sastra dengan tajam.
Tak ada yang bisa menyakiti Rania saat dirinya masih hidup di dunia ini.
"Nona Rania hanya tertidur, Tuan Sastra! Anda tidak perlu khawatir karena tak mungkin saya menyakiti calon istri saya sendiri," jawab Ferdians dengan tegas.
Sastra menatap Ferdians, melihat wajah Ferdians yang seakan jujur membuat Sastra menghela napasnya dengan pelan. "Bawa Nona Rania ke kamarnya!" ujar Sastra dengan tegas.
"Baik, Tuan!"
"Kamarnya ada di lantai atas!" ujar Sastra yang memberitahukan Ferdians.
Ferdians mengangguk, ia berjalan ke lantai atas di ikuti oleh Sastra.
Sastra membukakan pintu kamar Rania hingga Ferdians bisa leluasa masuk ke kamar Rania yang serba putih tersebut. Ferdians menidurkan Rania dengan perlahan dan menyelimuti Rania hingga sebatas dada.
"Ferdians saya ingin berbicara dengan kamu!" ujar Sastra dengan tegas.
"Baik, Tuan!" sahut Ferdians dengan tegas.
Ferdians dan Sastra keluar dari kamar Rania dengan pelan karena tak ingin menganggu tidur Rania.
"Anda ingin berbicara apa, Tuan?" tanya Ferdians saat keduanya sudah duduk di sofa ruang tamu.
"Saya harap setelah kamu menjadi suami nona Rania kamu bisa menjaga nona Rania dengan baik. Banyak orang-orang jahat yang ingin menyingkirkan nona Rania maka dari itu saya selalu berada di sampingnya, saya sudah bersumpah dengan diri saya sendiri untuk melindungi nona Rania walau nyawa saya taruhannya. Walaupun kamu adalah suami bayaran nona Rania tetapi kamu yang paling sering bertemu dengannya nanti, pastikan dia baik-baik saja," ujar Sastra dengan tegas yang seakan mengetahui semuanya tentang Rania.
Ferdians mengangguk dengan tegas. "Siap, Tuan. Karena saya merasa nona Rania tidak se-dingin yang saya lihat, seperti ada kesedihan yang ia pendam seorang diri. Saya akan melindungi nona Rania lebih dari anda melindunginya," ujar Ferdians dengan tegas yang membuat Sastra tersenyum misterius yang membuat Ferdians semakin penasaran tentang kehidupan Rania yang tak ia ketahui.
"Baiklah kalau begitu saya pegang kata-katamu Ferdians!" ujar Sastra dengan tenang.
"Iya, Tuan!" ujar Ferdians dengan tegas.
Ferdians merasa Sastra banyak mengetahui tentang Rania. Ia harus mencari apa yang terjadi di kehidupan Rania sebelumnya, setelah ia mengetahuinya maka Ferdians berjanji untuk menjaga dan melindungi Rania.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 265 Episodes
Comments
Sri Marwati
ditunggu up selanjutnya
2022-11-11
0
Misk Lyly
selalu menanti update...
2022-11-11
0
Upik Firo
kayak nya mamh nya clara terlibat konspirasi atas meninggal nya mmah nya rania....🤬🤬🤬🤬
2022-11-10
3