...📌Jangan lupa ramaikan part ini ya. Dukung terus cerita ini ya!...
...Happy reading...
***
"Terlambat 1 menit!" ucap Rania dengan dingin menatap jam tangan yang berada di pergelangan tangan kirinya tentu saja jam itu di bandrol dengan harga yang sangat fantastis sekali. Jam tersebut setara dengan harga mobil mewah.
"Maaf Nona tadi saya harus menyuapi ibu saya makan kalau tidak beliau jarang sekali mau makan. Saya siap menerima sanksi asal saya tidak dipecat Nona!" ujar Ferdians dengan tegas.
"Hmmm.... Saya tidak menerima kata maaf, Ferdians! Sebagai sanksinya kamu harus bisa mengerjakan pekerjaan saya, tidak ada boleh ada kesalahan sedikitpun jika kamu bisa membuat perusahaan saya kembali menang tender besar maka gaji kamu akan saya naikan dua kali lipat," ujar Rania dengan tegas.
"Kenapa diam? Apa dulu saat kuliah kamu hanya duduk tidak memperhatikan dosen?" tanya Rania dengan tajam.
"Sebenarnya saya sangat malas bekerja di perusahaan, Nona. Tapi jika anda yang memintanya maka saya akan lakukan dan saya yakin perusahaan anda akan menang tender," ujar Ferdians dengan tegas.
Dengan kepintaran yang ia punya bukan tak mungkin Ferdians bisa bekerja di perusahaan sebesar milik Rania atau milik Danuarta tetapi karena memikirkan ibunya lah Ferdians tidak bekerja di perusahaan, ia takut banyaknya pekerjaan membuat Ferdians mengabaikan ibunya yang sedang sakit. Lebih baik begini karena ia masih mempunyai waktu dengan ibunya, toh bekerja sebagai supir gajinya juga sama seperti karyawan perusahaan.
Rania sudah membaca CV Ferdians dan melihat nilai-nilai yang sangat memuaskan bahkan pria itu mendapatkan beasiswa membuat Rania menantang Ferdians seperti ini. Ia ingin melihat sampai mana kepintaran Ferdians dalam bekerja bersama dengan dirinya. Ia tidak ingin Ferdians hanya menjadi supirnya tetapi harus bisa dalam segala hal, tentu saja dengan gaji yang besar tentunya jika Ferdians mampu menyelesaikan tantangannya.
"Oke.... Nanti Sastra yang akan memberikan dokumennya ke kamu," ucap Rania dengan datar.
"Siap, Nona!"
Ferdians membukakan pintu untuk Rania, ia seakan tertantang dengan perintah Rania. Sebisa mungkin ia akan memberikan yang terbaik untuk Rania karena selain gajinya akan di naikkan 2 kali lipat, Ferdians juga tak ingin di pandang rendah oleh Rania yang terlalu dingin dan sombong baginya.
Rania mulai mengecek ponselnya seperti biasa. "Cih!" ujar Rania dengan sinis saat Clara, adik iparnya mengirimkan pesan kepadanya.
[Jangan lupa datang makan malam di rumah utama. Aku akan memperkenalkan seorang lelaki yang akan menjadi suamiku, lihat saja aku akan membuat papa dan kakek memberikan hartanya untukku nanti dengan menikah, aku akan mendapatkan bagian yang sangat besar]
Rania membaca pesannya dengan muak. [Jangan terlalu percaya diri, Clara! Kamu pikir saya tidak tahu jika kamu setiap malam datang ke club dan berganti teman tidur setiap malamnya. Bagaimana jika papa dan kakek tahu jika anak dan cucu tiri mereka adalah wanita murahan. Berapa sih harga lubang kamu yang sudah longgar itu?...Ups keceplosan😏]
[Brengsek kamu Rania. Lihat saja aku akan membuat papa dan kakek membenci kamu]
[Lakukan saja saya tidak peduli!]
Rania menggenggam ponselnya dengan menahan amarahnya. "Cih perempuan murahan seperti Clara mau melawan Rania! Kamu dan ibu kamu bukan tandingan saya!" gumam Rania dengan dingin.
Ferdians yang mendengar ucapan Rania hanya bisa tersenyum tipis. Ferdians suka gadis yang kuat seperti Rania. Namun sayangnya mereka beda kasta, andai saja Ferdians orang kaya mungkin sudah mendekati Rania dan ia jadikan seorang istri.
"Wanita tangguh!" gumam Ferdians di dalam hati mengagumi sifat Rania seperti ini tetapi tidak dengan omongan pedas Rania yang sangat mematikan itu.
***
Rania berjalan ke dalam kantornya, sesampainya di ruangannya Rania langsung membuka laptopnya. Dan langsung menghubungi Anjani, sekretarisnya.
[Anjani ke ruangan saya sekarang! Bawa laporan yang kemarin kamu kerjakan,] ujar Rania dengan dingin.
[Baik, Bu!]
Rania langsung mematikan teleponnya dan kembali fokus menatap layar ponselnya.
Tok..tok..
"Masuk!" perintah Rania dengan tegas.
Anjani masuk dengan pelan dan tegasnya. "Ini laporannya, Bu! Mohon di cek kembali hika ada kesalahan biar saya perbaiki," ujar Anjani dengan sopan.
Rania mengangguk dan mulai memeriksa laporan yang saya berikan. "Oke bagus. Seperti ini terus!" ujar Rania yang membuat Anjani menghela napasnya dengan lega.
"Baik, Bu. Terima kasih," ujar Anjani dengan lega.
"Hmmm... Jam berapa meeting dengan perusahaan H&K Grup?" tanya Rania.
"Jam 10, Bu. Mereka sudah dalam perjalanan datang ke kantor ini," jawab Anjani dengan tegas.
"Di mana Sastra?" tanya Rania dengan datar.
"Tuan Sastra sedang menemui supir Ibu di luar, Bu. Dia sedang mengerjakan tugas yang Ibu berikan," jawab Anjani.
"Oke... kamu bisa keluar sekarang. Siapkan bahan meeting dengan benar saya tidak mau ada kesalahan satu pun!" ujar Rania dengan dingin.
"Baik, Bu. Saya permisi!" ujar Anjani dengan sopan.
"Hmmm..."
Tak lama setelah keluarnya Anjani, Sastra masuk dengan langkah tegasnya setelah mendapatkan izin dari Rania tentunya.
"Bagaimana?" tanya Rania dengan datar.
"Saya belum menemukan yang cocok, Nona. Tapi saya melihat semua kriteria anda pada Ferdians. Setelah memperhatikan Ferdians, sepertinya dia cocok untuk menjadi suami sementara anda, Nona!" jawab Sastra dengan tegas.
"Ferdians? Kamu tidak salah?" tanya Rania dengan tajam.
"Tidak, Nona! Saya sangat yakin jika Ferdians sangat cocok untuk menjadi suami anda! Selain kriteria yang anda inginkan ada padanya, ia juga pandai mengerjakan pekerjaan yang saya berikan. Ferdians tidak sesederhana yang saya kira, Nona! Dia sangat pintar sekali. Jika Ferdians yang menjadi suami Nona mungkin dia bisa membantu untuk merebut Danuarta grup dengan mudah, Nona!" ujar Sastra dengan tegas.
Rania tampak berpikir. "Oke... Saya tidak mempunyai waktu banyak. Apalagi nanti malam Clara akan membawa kekasihnya ke rumah utama untuk diperkenalkan dengan papa dan kakek," ujar Rania dengan tenang tetapi sirat akan kemarahan dan kebencian di matanya.
"Kalau begitu tunggu apalagi, Nona. Tekan Ferdians agar mau menikah dengan Nona. Saya dengar ibunya sedang sakit dan perlu pengobatan yang tentunya memakan biaya yang sangat banyak. Mungkin dari itu Ferdians mau menikah dengan Nona! Anda tidak boleh terlambat, Nona! Clara dan ibunya harus diberi pelajaran," ujar Sastra dengan tegas.
"Sepertinya ide kamu bagus juga. Ferdians juga gagah, dia masuk dalam kriteria saya. Saya tidak ingin terlambat mengambil keputusan. Saya akan bicarakan ini dengan Ferdians tapi sebelum itu saya harus memastikan jika keadaan ibunya benar-benar memprihatinkan agar saya punya alasan untuk menekan Ferdians," ujar Rania dengan menyeringai.
"Benar, Nona. Saya akan mendukung semua keputusan, Nona."
Rania menyeringai menatap Sastra yang dibalas dengan senyuman sinis oleh Sastra. "Kamu tahu apa yang harus kamu lakukan untuk membungkam mulut wanita murahan itu, Sastra?" tanya Rania dengan sinis.
"Tentu saja, Nona! Semua akan saya kumpulkan di dalam satu file foto agar dia tidak bisa berkutik dan tidak berani mengusik anda," ujar Sastra dengan terkekeh.
"Hmmmm... Kita tunggu saja kehancurannya. Tetapi untuk sekarang biarkan mereka merasa bahagia terlebih dahulu sebelum penyiksaan datang pada mereka," ujar Rania dengan dingin.
"Yang terpenting sekarang adalah membuat Ferdians menikah dengan saya secepatnya!" ujar Rania dengan menyeringai.
Sebentar lagi! Ya sebentar lagi ia akan mempunyai suami bayaran agar untuk membuat harta Danuarta jatuh ke tangannya dengan cepat. Dan setelah itu terjadi, sesudah anaknya dilahirkan mereka tentu saja akan bercerai karena Rania tidak ingin ada yang menghalangi kebahagiaannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 265 Episodes
Comments
Upik Firo
lannjutkan rania...😎😎😎sbnr nya ferdian cmn kurang beruntung aja nasib nya coba kalo ferdiian pengusaha sukses pasti rania langsunh jatuh cinta tp nama ny jodoh pasti ktmu jg...🥰🥰🥰
2022-11-08
0
Windy Lyana
dan saat hamil nanti anak yg ada dlm kandungan mu akan merekat kan hubungan Papa Mama nya.
eng ing eng 😀😀😀😀
2022-11-08
0