...📌 Jangan lupa ramaikan part ini ya. Like, komen, dan bintangnya ya dan jangan lupa hadiahnya juga....
...📌Kalau kalian suka cerita ini share ke teman-teman kalian ya!...
...Happy reading...
***
Rania menatap pria yang kata Sastra adalah supir barunya, Rania masih tak menyangka jika pria gagah di depannya ini menjadi supirnya. Seharusnya pria seperti ini cocok bekerja di perusahaan tidak dengan pekerjaan sebagai supir. Mungkin saja Pria ini sangat membutuhkan pekerjaan mengingat mencari pekerjaan sekarang cukuplah sulit.
"Kamu yakin ingin menjadi supir pribadi saya?" tanya Rania dengan tidak percaya.
"Yakin, Nona! Kenapa? Apakah saya tidak cocok menjadi supir anda?" tanya Ferdians memberanikan diri.
"Hmmm biasanya pria seperti dirimu lebih memilih bekerja di sebuah perusahaan," ujar Rania dengan jujur.
Ferdians tersenyum. "Melamar pekerjaan di perusahaan sangat sulit, Nona. Jadi, saya lebih memilih menjadi supir. Bukankah gaji yang anda berikan cukup lumayan?" ucap Ferdians dengan tegas.
Ferdians tahu Rania meremehkan dirinya, tetapi Ferdians tidak peduli karena saat ini ia membutuhkan uang untuk mengobati ibunya yang sedang sakit.
"Oke. Sekarang antarkan saya ke perusahaan setelah itu meeting dengan para kolega saya di restoran," ujar Rania dengan dingin.
Ferdians mengangguk. Ia membukakan pintu mobil untuk Rania dengan perlahan, Ferdians menatap wajah Rania yang cukup dingin. "Menarik!" gumam Ferdians di dalam hati.
Setelah Rania duduk dengan nyaman di kursi belakang barulah Ferdians masuk ke dalam mobil untuk menyetir. Rania sudah disibukkan kembali dengan ipad dan ponselnya untuk mengecek pekerjaannya.
Rania tidak banyak bertanya tentang Ferdians karena ia sudah percaya dengan Sastra. Rania yakin Sastra tidak mencari supir yang tidak kompeten untuknya, semua kriteria supir yang ia inginkan pasti ada pada Ferdians yang membuat Sastra lebih memilih Ferdians untuk menjadi supir pribadinya.
Hening...
Keduanya tampak hening tanpa suara satupun yang keluar. Hanya deru mesin mobil yang terdengar, keduanya sama-sama pendiam yang membuat di dalam mobil terasa sepi.
Drrrttt...drrrttt...
[Hmmm...]
Rania mengangkat teleponnya dengan hanya berdehem saat seseorang di seberang sana menyapanya. Rania tampak kesal saat seseorang yang meneleponnya hanya terkekeh dengan sinis.
[Ada apa? Kamu sudah membuang waktu saya] ujar Rania dengan dingin.
[Gimana? Apa Papamu sudah datang ke kantormu kemarin? Mama yakin kamu tidak mempunyai pria untuk di bawa ke rumah! Bagaimana jika kamu menikah dengan adik tirimu saja?] ujar seseorang di seberang sana dengan entengnya.
[Hmmm... Saya tidak ingin menikah dengan anak dari manusia ular seperti anda! Anda tak perlu repot-repot menjodohkan kami berdua karena tidak sampai sebulan saya akan memperkenalkan lelaki ke rumah utama] sahut Rania dengan sinis.
[Kurang ajar kamu! Saya akan adukan ini ke Ben. Dan satu lagi pasti papamu itu akan setuju dengan ucapan saya karena anaknya tak kunjung menikah]
[Jangan terlalu percaya diri. Nanti takutnya kamu terjatuh!]
Klik...
Rania mematikan ponselnya dengan cepat. Terlihat sekali jika wajah Rania sangat kesal setelah menerima telepon dari manusia ular seperti mama tirinya. Bisa-bisanya sang mama mempunyai sahabat yang sangat licik seperti Agni.
Ferdians melihat dari kaca mobil yang berada di dalam. Ferdians menebak jika majikan barunya ini dipaksa untuk menikah dengan cepat terdengar dari percakapan Rania tadi dengan seseorang yang Ferdians tidak tahu siapa.
Setelah menempuh perjalanan akhirnya Rania dan Ferdians sampai di perusahaan Rania yang sudah diberi tahu Sastra sehingga Ferdians tidak perlu bertanya lagi karena informasi yang ia dapat dari tangan kanan majikannya ini, Rania tidak suka dengan orang yang banyak bertanya kepada dirinya, benar-benar gadis yang sangat dingin.
"Kamu tunggu di sini. Dan jangan kemana-mana karena sebentar lagi saya ada meeting," ujar Rania dengan dingin.
"Baik Nona!" sahut Ferdians dengan tegas.
Ferdians membukakan pintu untuk Rania. Setelah Rania masuk ke dalam kantor Ferdians mulai menunggu di dalam mobil, ia menatap perusahaan Rania.
Satu kata yang Ferdians ucapkan untuk Rania. Hebat! Perempuan muda seperti Rania bisa merintis usahanya sendiri tanpa campur tangan keluarganya. Siapa yang tidak kenal dengan Danuarta, keluarga dengan kekayaan yang sangat luar biasa namun sayang kehangatan di dalamnya sudah tidak ada lagi bahkan dikabarkan Danuarta bermusuhan dengan sahabatnya sendiri. Entah benar atau tidak rumor itu, Ferdians tidak ingin memikirkan itu terlalu jauh karena di sini dirinya hanya ingin bekerja.
***
Ini sudah larut malam dan Ferdians baru sampai rumah milik ibunya dengan langkah pelan karena tak mau mengganggu tidur ibunya. Tetapi baru selangkah ia masuk ke dalam rumah ternyata suara ibunya sudah menginterupsi dirinya.
"Baru pulang, Nak?" tanya Ibu Ferdians.
Heera menatap anaknya dengan pandangan bersalahnya.
Ferdians mendekati ibunya. "Hari ini Ferdians mengantarkan majikan Ferdians untuk bekerja hingga larut malam. Maaf ya Bu lama! Ibu sudah makan dan minum obat, kan?" tanya Ferdians dengan lembut.
Ferdians sangat menyayangi ibunya. Heera menatap anaknya dengan sangat haru, ada bahagia yang tidak bisa Heera jabarkan sekaligus rasa bersalah yang sampai sekarang menghimpit dadanya.
"Ibu sudah makan dan minum obat, Nak!" sahut Heera dengan mengelus rahang anaknya dengan lembut, matanya juga berkaca-kaca menatap wajah tampan anaknya.
"Maafkan Ibu yang selalu merepotkanmu ya," ujar Heera dengan meneteskan air matanya.
"Bu, Ferdians sama sekali tidak direpotkan oleh ibu. Ferdians ingin ibu segera sembuh dan mendapatkan pengobatan yang terbaik," ujar Ferdians dengan tegas.
"Sekarang Ibu tidur ya. Ferdians gak mau Ibu drop," ujar Ferdians dengan membantu ibunya menuju kamar.
Heera berjalan menuju kamarnya dibantu oleh Ferdians. Ferdians menyelimuti ibunya dengan lembut. "Ibu tidur ya. Ferdians juga mau istirahat karena besok Ferdians kerja lagi, gajinya lumayan banget, Bu. Ferdians yakin setelah ini Ibu bisa sembuh," ujar Ferdians dengan optimis.
"Iya, Nak. Terima kasih ya! Ibu bangga sama kamu," ujar Heera dengan terharu.
"Sama-sama, Bu!" jawab Ferdians dengan pelan.
Ferdians memijat kaki ibunya dengan perlahan, ia harus memastikan ibunya tertidur dengan nyenyak barulah Ferdians keluar kamar ibunya.
****
"Argghhh... Dimana mencari pria dengan cepat yang mau jadi suami sementara?" monolog Rania yang tidak bisa tidur karena memikirkan ucapan papanya.
Jika tidak bisa mendapatkannya Rania akan kehilangan harta kekayaan Danuarta yang selalu ia perjuangkan sampai sekarang. Rania juga tidak mau menikah dengan saudara tirinya, Rania yakin mama tirinya melakukan itu agar harta kekayaan Danuarta tetap jatuh ke tangan liciknya. Benar-benar manusia ular dan Rania tidak ingin mama dan saudara tirinya menguasai seluruh harta kekayaan Danuarta.
Sastra. Ya, hanya pria itu yang bisa membantunya saat ini. Pasti Sastra bisa menemukan pria yang mau dibayar untuk menjadi suaminya karena Rania tidak ingin terikat se-umur hidup oleh pria yang menurutnya akan menjadi penghalang dirinya, Rania tidak mau menjadi lemah hanya karena mencintai seorang lelaki seperti mendiang mamanya.
Papanya katanya mencintai mamanya tetapi kenapa papanya bisa menikah lagi dengan sahabat mamanya yang sangat licik? Rania tidak habis pikir dengan semua yang terjadi. Dengan kematian mamanya dan pernikahan mendadak papanya yang membuat Rania benci. Cinta papanya tidak benar-benar tulus kepada mamanya.
[Carikan aku lelaki yang mau diajak menikah sementara. Berapa pun akan aku bayar. Tapi ingat dia harus tampan dan tegas]
Send...
Pesan terkirim pada Sastra. Dan tak lama kemudian Rania mendapatkan balasan dari Sastra.
[Baik Nona. Secepatnya saya akan mendapatkan lelaki yang anda inginkan]
Setelah mendapatkan balasan dari Sastra barulah hati Rania sedikit tenang dan akhirnya gadis itu bisa tertidur dengan nyenyak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 265 Episodes
Comments
Septi Wariyanti
biasanya dialognya gini CARIKAN AQ WANITA MALAM INI lha ini malah kebalik
semangat kak ceritanya menarik
2023-03-04
1
lovely
bang Ferdians ganteng ccokk tuh meski g berduit🤭
2023-02-04
0
Gunawan Reza
semangat yah kak. suka sekali dengan ceritanya
2022-11-03
0