...📌 Jangan lupa ramaikan part ini ya!...
...Happy reading...
***
Saat ini Ferdians akan mengantarkan Rania pulang. Pekerjaan yang diberikan tangan kanan Rania baginya cukup mudah hingga selesai dengan cepat dan tentu saja Rania sangat tidak percaya dengan kemampuan Ferdians tetapi itulah yang terjadi dan Rania menepati janjinya untuk menaikkan gaji Ferdians dua kali lipat seperti apa yang ia katakan sebelumnya dan tentunya Rania tidak akan pernah ingkar janji dengan perkataannya.
"Ini kunci mobilnya, Nona. Kalau begitu saya pulang dulu," ujar Ferdians memberikan kunci mobil kepada Rania.
"Ferdians tunggu!" ujar Rania dengan dingin.
"Iya kenapa, Nona?" tanya Ferdians dengan bingung tak biasanya Rania menahannya seperti ini.
"Saya dengar ibumu sakit keras dan butuh pengobatan yang sangat mahal," ujar Rania dengan dingin.
"Iya, Nona. Ibu saya terkena leukimia stadium 3 dan butuh kemoterapi yang memakan biaya cukup banyak," jawab Ferdians dengan tenang.
Rania mengangguk. "Saya mempunyai penawaran yang sangat menguntungkan untuk kita berdua. Ibumu bisa mendapatkan pengobatan yang terbaik dan saya bisa mendapatkan apa yang saya inginkan," ujar Rania yang membuat Ferdians mengerutkan kedua alisnya.
"Maksud Nona?" tanya Ferdians dengan bingung.
"Menikah dengan saya maka seluruh pengobatan ibumu akan saya tanggung hingga dia sembuh!" ucap Rania dengan tagas yang membuat Ferdians terdiam.
"Bagaimana?" tanya Rania dengan menyilangkan kedua tangannya di dada yang membuat Ferdians menatap Rania dengan tatapan elangnya yang membuat Rania sedikit terpanah.
"Apa yang mendasari Nona mengajak saya untuk menikah?" tanya Ferdians dengan datar. Biasanya lelaki yang mengajak perempuannya untuk menikah dan Ferdians merasa aneh ketika Rania mengajak dirinya menikah dengan wajah datarnya yang membuat Ferdians tidak percaya dan seperti di rendahkan oleh Rania.
"Harta Danuarta! Jika saya menikah dan melahirkan seorang anak lelaki maka semua akan jatuh ke tangan saya. Mereka, ibu tiri dan saudara tiri saya sangat menginginkan harta Danuarta. Tentu saja saya sebagai anak kandung dari Ben Danuarta tidak bisa menerimanya. Kita sama-sama mendapatkan keuntungan dari ini semua, Ferdians!"
"Kamu akan menjadi suami bayaran saya jika kamu menyetujui penawaran saya!" ujar Rania dengan sangat dingin.
"Jika saya tidak mau?" tanya Ferdians dengan menantang Rania.
"Hmmm... Tentu saja kamu akan kehilangan ibumu!" ujar Rania dengan dingin.
"Saya tidak suka ditolak Ferdians!"
"Akan saya bayar kamu dengan sangat mahal jika sp*rmamu berhasil membuahi saya hingga saya melahirkan anak lelaki. Tentu saja syarat utamanya kita harus menikah terlebih dahulu karena saya adalah wanita dari kalangan terhormat," ujar Rania ketika menatap Ferdians dengan tatapan sombong dan angkuhnya, apapun bisa ia beli dengan uang termasuk seorang lelaki agar mau menikah dengannya.
"Anda sangat sombong sekali Nona! Seakan semuanya bisa anda beli dengan uang," ujar Ferdians dengan terkekeh sinis dan tentu saja di balas dengan seringai tajam oleh Rania.
"Apapun saya bisa beli dengan uang termasuk kamu!" ujar Rania dengan angkuhnya.
"Kenapa anda memilih saya jika anda bisa membeli lelaki dengan uang anda?" tanya Ferdians dengan tatapan yang begitu tajam tetapi pertanyaannya begitu tenang begitupun dengan ekspresi wajahnya.
"Karena kamu ada pada kriteria saya!" jawab Rania dengan tenang.
"Kalau anda mengajukan penawaran maka saya mengajukan persyaratan. Bagaimana?" tanya Ferdians dengan tenang karena dirinya juga tidak mau kalah dengan Rania yang sangat angkuh dan sombong di depannya sekarang.
"Katakan saja!" ucap Rania dengan datar.
"Saat kita sudah menikah ibu saya akan tinggal bersama dengan kita. Perlakukan ibu saya dengan baik, dan jika di depan ibu saya kita harus bersikap layaknya suami istri yang saling mencintai. Apa bisa Nona Rania?" tanya Ferdians dengan tenang.
"Itu sangat muda bagi saya, Ferdians!" jawab Rania dengan datar.
Ferdians menghela napasnya dengan pelan. Kesempatan ini mungkin tidak akan ia sia-siakan karena karena Rania adalah tipe wanitanya tetapi hanya satu sifat yang tidak ada di dalam diri Rania yaitu manja kepada pasangan, karena dengan begitu Ferdians merasa dibutuhkan oleh Rania. Mungkin ini yang dinamakan menyelam sambil minum air, selain untuk mendapatkan uang untuk pengobatan ibunya, ia akan membuat Rania jatuh cinta kepada dirinya.
"Baik. Saya akan menyanggupi penawaran Nona, saya mau menikah dengan Nona dan memberikan anak lelaki untuk Nona dan keluarga Danuarta. Setelah Nona mendapatkan apa yang Nona mau bagaimana dengan nasib pernikahan kita?" tanya Ferdians dengan tegas.
"Kamu bisa pergi dari hidup saya!" jawab Rania dengan enteng karena baginya Rania tidak membutuhkan seorang lelaki. Papa dan kakeknya telah mematahkan harapannya tentang lelaki baik yang mencintai dirinya, Rania tidak mau hidupnya terus terkekang karena kehadiran lelaki di hidupnya.
"Jika saya tidak mau melepaskan Nona bagaimana?" tanya Ferdians dengan datar.
"Terserah. Saya akan melihat bagaimana anda bertahan dengan sikap saya!" ujar Rania dengan tenang.
"Karena kamu sudah setuju maka malam ini kita akan langsung ke rumah utama," ujar Rania yang membuat Ferdians menatap Rania dengan dalam.
"Jangan manatap saya seperti itu Ferdians!" ujar Rania dengan tidak suka yang membuat Ferdians tersenyum tipis.
"Oke maaf, Nona!" ujar Ferdians mengalah.
"Hmmm..."
"Kita lihat saja nanti sifat angkuh dan sombongmu itu akan bertahan tidak dengan pesonaku ketika kita sudah menikah nanti," gumam Ferdians di dalam hati.
***
"Nona Rania datang bersama dengan seorang lelaki, Tuan!" ujar asisten rumah tangga Ben Danuarta memberikan kabar.
"Ooo iya?" tanya Ben tidak percaya.
"Selamat malam, Pa, Kek, dan semuanya!" sapa Rania dengan wajah datar seperti biasanya, tak ada senyum tulus yang terbit di bibir ranumnya.
Agni, Clara, Rio dan pacar Clara menatap Rania dengan nyalang. Jika Agni dan Clara menatap Rania dengan pandangan tidak suka berbeda dengan Rio yang sangat cemburu karena Rania datang bersama dengan pria lain. Dan pacar Clara menatap Rania dengan tatapan mata yang begitu tergoda dengan Rania, jujur saja Rania lebih cantik daripada Clara tetapi demi uang pacar Clara rela bertahan dengan wanita murahan seperti Clara. Setelah apa yang ia inginkan tercapai maka pacar Clara tentu saja akan meninggalkan Clara, ia tidak benar tulus mencintai Clara, gadis itu saja yang terlalu bodoh karena ia bisa manfaatkan begitu saja.
"Selamat malam tuan dan nyonya sekalian," sapa Ferdians dengan tersenyum.
"Selamat malam! Ayo silahkan duduk! Saya tidak menyangka jika Rania akan datang malam ini bersama dengan seorang pria asing karena biasanya Rania selalu mengajak Sastra untuk menjadi temannya," ujar Ben dengan terkekeh.
Ferdians tersenyum. "Tentu saja bukan Sastra yang ikut karena sudah ada saya yang menemani Rania, Tuan. Perkenalkan saya Ferdians, saya adalah kekasih Rania yang sebentar lagi akan menjadi suami Rania!" ujar Ferdians dengan tenang seakan ia sangat pintar memainkan sandiwara seperti yang Rania inginkan.
"Benar begitu Rania?" tanya Doni kepada cucunya.
"Tentu saja benar, Kek!" jawab Rania dengan tenang.
Tangan Rio terkepal dengan sangat erat, ia ingin meninggalkan tempat ini saja tetapi ia masih menghargai kakek dan papanya saat ini.
"Dari mana kamu mendapatkan seorang pria Rania? Bukankah kamu wanita yang sangat sibuk bekerja? Mama rasa tidak ada yang mendekati kamu saat ini," ujar Agni dengan tajam.
"Benar! Kamu membayar seorang pria ya, kak?" tuding Clara yang memang benar adanya tetapi Rania tidak takut dengan Clara maupun Agni.
Rania tersenyum sinis, senyum yang membuat Clara dan Agni tentunya merinding. "Mudah bagi seorang Rania Danuarta untuk mendapatkan kekasih. Semua pria mendekati saya hanya saja saya belum mendapatkan pria yang cocok dan ketika Ferdians datang semua kriteria saya ada padanya. Saya bukan lagi gadis remaja begitu pun dengan Ferdians, jika merasa cocok maka kami akan menikah toh papa dan kakek hanya memberikan saya waktu sebulan, kan? Jadi, dua minggu lagi kami akan menikah," ujar Rania dengan elegan.
Rania menatap kakek dan papanya secara bergantian. "Persiapkan pernikahan saya dengan mewah, Pa, Kek. Kalian tidak mau malu di depan kolega dan wartawan kan jika anak dan cucu kandung kalian menikah dengan uangnya sendiri? Semuanya harus sesuai dengan selera saya. Saya tidak mau ada kekurangan sekecil apapun!" ujar Rania yang membuat Ferdians terkekeh di dalam hati, sungguh pintar calon istrinya ini mengambil harta milik Danuarta.
"Papa dan Kakek tentu saja akan mempersiapkan pernikahan kamu dengan mewah Rania. Semua awak media harus meliput hari bahagia kamu dengan Ferdians," ujar Ben dengan tegas.
"Apa pekerjaan kamu Ferdians?" tanya Doni dengan tenang.
"Kenapa Kakek bertanya seperti itu? Pekerjaan tidak menjadi syarat untuk kami menikah, kan? Ferdians dari kalangan sederhana tetapi dia adalah pria yang pintar dan bertanggungjawab dan saya yakin di tangan Ferdians, Danuarta Grub akan berkembang pesat. Kakek tidak perlu takut akan hal itu karena saya tidak mencari lelaki yang bodoh!" ujar Rania dengan tajam yang membuat Doni terdiam.
"Buktikan saja Rania! Kakek butuh pembuktian bukan sebuah omong kosong!" ujar Doni dengan datar.
"Saya akan membuktikan kemampuan saya, Tuan! Anda tidak perlu ragu akan hal itu!" ujar Ferdians dengan tenang.
Clara dan Agni yang merasa terabaikan hanya menatap Rania dengan kesal. Kenapa Rania bisa mendapatkan calon suami secepat itu? Rencana mereka bisa-bisa gagal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 265 Episodes
Comments
mbak i
semoga kesabaranmu bisa meluluh kan Dewi es batu🤣🤣🤣semangat fer
2022-11-13
1
Sri Marwati
gak sabar nunggu Rania bucin sama Ferdian
2022-11-09
0
Upik Firo
kereeennnn bgt sbnr nya ferdian sm rania best couple sama2 pintar....😎😎😎🥰🥰🥰
2022-11-09
0