Kita Putus Saja

"Nina!" baru saja Nina memasuki gerbang kampus, Bayu sudah menghampirinya.

"Iya, Kak?" Nina menghentikan langkahnya sesaat.

"Kamu kemarin kemana? Terus kenapa chat aku hanya kamu baca tanpa kamu balas?" tanya Bayu, karena Nina sama sekali belum menjelaskan masalah kemarin.

Nina terdiam beberapa saat. Mungkin ini saatnya bagi dia untuk memutuskan semuanya. "Kita ke taman sebentar, Kak. Aku mau bicara sesuatu."

"Oke." Bayu mengiyakan ajakan Nina. Mereka berjalan beriringan menuju taman belakang kampus.

Nina harus segera menyelesaikan masalahnya sebelum kelas dimulai 20 menti kemudian.

"Kamu mau ngomong apa?" tanya Bayu saat mereka sudah duduk berdampingan di kursi taman.

Nina menarik napas panjang untuk mengumpulkan semua keberaniannya. Sebelumnya dia sudah mempersiapkan serangkaian kata tapi sekarang justru dia bingung mau mulai darimana.

"Aku mau minta maaf, soalnya aku..." Nina menghentikan perkataannya.

Tatapan mata Bayu yang begitu meneduhkan itu membuat semua teks yang sudah tersusun rapi seketika ambyar.

Bayu mengalihkan pandangannya saat melihat kegugupan Nina. Dia kini menyandarkan punggungnya sambil melipat tangannya.

"Aku tahu, kamu gak pernah cinta sama aku. Aku juga sudah mengerti, kamu jadian sama aku cuma untuk mengalihkan perasaan kamu sama Raffa."

Nina mengangguk lemah. "Iya Kak, aku minta maaf. Itu sebabnya aku mau mengakhiri hubungan ini."

"Aku bisa tunggu kamu. Bukannya kamu dan Raffa kakak beradik? Bagaimana mungkin ada perasaan cinta di antara kalian. Aku yakin itu hanya rasa sayang yang terlalu berlebihan."

Nina tak tahu harus berkata apa lagi.

"Nin, sejak pertama aku melihatmu, aku udah jatuh cinta sama kamu." lanjut Bayu lagi.

Satu kesalahan adalah Nina mencoba menerima Bayu hingga dia sekarang sulit mengakhiri hubungan ini.

"Kita coba jalani dulu ya?" pinta Bayu.

Hanya sebuah anggukan kecil yang bisa dia lakukan. Ternyata semua tak semudah yang dia bayangkan.

...***...

"Raf, kenapa kamu tiba-tiba mau putus? Baru juga beberapa hari kita jadian." Freya menahan tangan Raffa saat Raffa akan beranjak dari tempatnya. Setelah kelas usai, Raffa berbicara berdua dengan Freya dan langsung memutuskannya.

"Sebenarnya aku gak pernah ada rasa sama kamu. Maaf ya. Daripada aku terus membohongi kamu, lebih baik aku akhiri hubungan kita ini." Raffa tak peduli lagi dengan Freya. Tentu, sebagai seorang lelaki Raffa lebih mendominan keputusan. Sangat berbeda dengan Nina yang sulit melepas Bayu.

Raffa berjalan menuju kelas Nina setelah selesai. Kebetulan sekali jam kelas mereka sama. Dia menghampiri Nina yang masih berada di dalam kelas dan mengemasi bukunya itu.

"Nin," Raffa duduk di dekat Nina yang membuat kedua sahabat Nina memberi ruang pada mereka berdua.

"Nin, kita duluan ya." kata Vina dan Aurel lalu mereka berdua keluar dari kelas.

"Nin, aku udah putus sama Freya." cerita Raffa sambil menggenggam tangan Nina.

Tatapan Nina berubah menjadi sendu. "Aku belum bisa putus dari Kak Bayu. Tadi aku udah bilang mau putus tapi Kak Bayu minta satu kesempatan lagi."

Raffa hanya menghela napas panjang. Bagi seorang perempuan tentu tidak mudah memutuskan hubungan begitu saja.

"Ya udah, pelan-pelan aja gak papa." Raffa tersenyum sambil mengusap lembut pipi Nina. "Sekarang mau pulang sama aku atau gimana?"

Nina melihat keluar kelas. Sepertinya Bayu tidak menunggunya. "Sama Kak Raffa aja. Jangan diantar sampai pertigaan, sampai rumah aja , soalnya Bunda gak mau kita sembunyi-sembunyi kayak gini. Kemarin Bunda juga tahu kalau aku bolos karena Kak Bayu cari aku ke rumah."

"Sama, kemarin Papa juga tahu. Makanya aku tadi gak bisa jemput kamu. Kena ceramah berulang lagi." Raffa tersenyum kecil. Dia memang cukup bandel dari kecil dan bebal jika dinasihati. Mungkin itu sebabnya kedua otang tuanya selalu membandingkannya dengan Reka. Tapi dia tak masalah, karena perbedaan itu jelas mencolok.

"Ternyata orang tua itu gak bisa dibohongi ya. Kita udah berdosa sama mereka." kata Nina.

"Iya. Semoga nanti kalau kita punya anak gak nakal kayak kita." Raffa tertawa di ujung kalimatnya. Ternyata dia tukang halu juga.

"Ih, kok udah bayangin kalau kita punya anak."

"Emang gak boleh punya harapan gitu. Daripada bayangin proses pembuatannya."

"Ih, omes." Nina berdiri karena ternyata kelas telah sepi dan hanya tinggal mereka berdua.

Tiba-tiba saja Raffa berdiri dan menarik tubuh Nina hingga terpenjara di pojok kelas.

"Kak Raffa mau ngapain? Ini di kampus jangan macam-macam." melihat sorot mata Raffa, dia tahu apa yang akan dilakukan Raffa.

Raffa hanya tersenyum miring. "Gak macam-macam, hanya satu macam."

"Nanti ada orang lihat."

"Yang lain udah pulang. Bentar aja." Raffa memiringkan kepalanya dan semakin mendekatkan dirinya.

Suara boleh menolak tapi bibir itu tak menolak saat disinggahi Raffa lagi. Ciuman lembut itu benar-benar sudah membuatnya candu.

Mereka saling berbalas, rencana hanya sebentar itu hilang. Raffa semakin menghimpit tubuh Nina, tangannya kini menyusup di balik kemeja Nina dan mengusap punggung Nina secara langsung.

Hal itu membuat Nina semakin mengalungkan kedua tangannya di leher Raffa. Ciuman itu semakin lama semakin bergelora.

Mereka tak sadar, jika ada seseorang yang melihat adegan itu dengan hati yang terbakar cemburu.

Aku kira kamu cewek baik-baik. Lugu, polos, dan tidak mau disentuh cowok lain. Ternyata aku salah menilai kamu.

Bayu mengepalkan kedua tangannya.

Raffa, kamu berani bermain api, kamu sendiri yang akan terbakar.

Bayu masih tetap berdiri diambang pintu sambil melipat tangannya. Dia tetap mengintai, apa yang akan dilakukan dua sejoli itu selanjutnya.

Jelas saja, ciuman Raffa semakin turun ke leher Nina. Awalnya Nina menikmati setiap sapuan lembut dari bibir Raffa sambil memejamkan matanya. Tapi saat Nina membuka matanya dan melihat ada Bayu di sana seketika Nina mendorong Raffa agar menjauh darinya.

"Kak Bayu!"

Seketika Raffa membalikkan badannya dan bersitatap dengan Bayu.

"Jadi ini yang dinamakan hubungan Kakak Adik. Gila ya! Seorang Kakak harusnya bisa menjaga Adiknya, ini malah Kakaknya sendiri yang merusak kepolosan Adiknya."

"Lo jangan ikut campur sama hubungan gue!" bentak Raffa.

"Ikut campur? Gue masih pacar Nina." Bayu berjalan mendekat dan menarik tangan Nina.

"Nina udah mutusin lo, tapi lo gak mau. Jadi sebenarnya lo udah gak ada hubungan apa-apa lagi sama Nina." Raffa menarik satu tangan Nina.

Bayu masih saja menarik tangan Nina. Begitu juga dengan Raffa.

"Lepasin tangan aku! Sakit!" Nina menarik kedua tangannya agar mereka melepaskan tangannya. "Kak Bayu maaf, aku memang gak bisa lanjutkan hubungan kita." Setelah itu dia menggandeng tangan Raffa dan keluar dari kelas.

"Nin!" panggilan Bayu sudah tak membuat Nina menolehnya.

Brakkk!

Bayu menukul meja dengan keras. "Sial! Padahal aku benar-benar cinta sama kamu. Aku juga pasti akan jagain kamu, gak akan sentuh kamu karena aku sayang. Tapi kamu justru memilih cowok yang berani menyentuh kamu seperti itu. Oke, aku akan buat kamu bertekuk lutut!"

Terpopuler

Comments

Sri Raganti Ols

Sri Raganti Ols

firasat kurang enak nii....apa ada lagi kasus dipanggil keruang BK,,atau cctv atau vidieo,,lanjut thor

2022-12-19

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!