Jangan Dekat Dengannya

"Biar gue yang bawa Nina ke ruang kesehatan." kata Raffa dengan tangan yang akan meraih tubuh Nina.

"Hah!" pria itu menatap tajam Raffa.

"Dia adik gue!" kata Raffa pada Bayu.

Bayu adalah mahasiswa semester tiga, sama seperti Raffa. Tapi hubungan keduanya sangat tidak akur. Mungkin karena tingkat kepopularitasan mereka berdua yang terus bersaing. Sama-sama berwajah tampan dan berprestasi.

Bayu melepas tubuh itu. Jujur saja, baru pertama melihat paras cantik itu, Bayu sudah terpesona.

Adik Raffa?

Bayu melipat kedua tangannya sambil melihat Raffa yang berlari menuju ruang kesehatan.

"Bay, dia siapa?" tanya Freya. Freya adalah salah satu gadis yang terus mengejar Raffa, meski beberapa kali sudah ditolak tapi dia tidak menyerah. Dia masih saja mendekati Raffa.

"Katanya sih adiknya," jawab Bayu.

Melihat wajah pucat Nina, Raffa merasa khawatir meski ini memang bukan pertama kalinya dia melihat Nina pingsan. Karena dia mengemban tugas dari kedua orang tuanya dan orang tua Nina untuk menjaga Nina, jelas dia tidak ingin kejadian seperti ini kembali terulang.

Raffa menurunkan tubuh Nina dia atas bed, di ruang kesehatan.

"Nina! Aduh, kenapa pakai acara pingsan segala sih!" Raffa menepuk pipi Nina agar segera sadar. "Nin, cepat sadar!"

"Kenapa?" tanya penjaga ruang kesehatan itu sambil mendekat dan melihat kondisi Nina.

"Gak tahu, tiba-tiba pingsan." Raffa kembali menepuk pelan pipi Nina. "Nina!"

Akhirnya Nina mulai membuka matanya sambil memegang kepalanya yang terasa sedikit pusing. Seingat dia, dia jatuh di dekat kakak tingkat yang menegurnya, tapi sekarang justru ada Raffa yang ada didekatnya.

"Kamu kenapa sih? Gak sarapan tadi pagi?" tanya Raffa sambil mengambil air mineral dan membuka sealnya.

"Udah, aku cuma lemas aja kena panas." perlahan Nina duduk.

Raffa menyodorkan air mineral pada Nina yang langsung diminumnya.

"Lagi gak enak badan? Apa ada yang sakit?" tanya Bu Ningsih.

"Tidak apa-apa Bu, cuma hari pertama PMS saja."

Raffa melipat tangannya, pantaslah sejak pagi Nina sudah uring-uringan padanya.

"Kalau butuh obat pereda nyeri, ada di sini." kata Bu Ningsih lagi.

Nina hanya menganggukkan kepalanya. Sepertinya dia tidak membutuhkan obat. Karena setelah minum setengah botol air mineral, tubuhnya kembali bertenaga lagi. Kemudian dia turun dari bed karena sepertinya apel sudah dibubarkan.

"Kamu udah gak papa? Mau ikut lanjut kegiatan?" tanya Raffa.

Nina menganggukkan kepalanya. "Iya, aku udah gak papa." Nina berjalan keluar dari ruang kesehatan. Langkah kakinya masih saja diikuti oleh Raffa.

"Raffa!" terdengar suara seseorang memanggil nama Raffa yang membuat Raffa menghentikan langkahnya. "Lo dicari sama Pak Teguh."

"Nin, kamu gak papa kan ke kelas sendiri?" tanya Raffa.

"Iya gak papa." begitulah, terkadang Raffa memang terlalu berlebihan khawatir dengannya.

Lalu Raffa segera meninggalkan tempat itu.

Nina kembali melangkahkan kakinya, tapi tiba-tiba langkah kaki Nina terhenti saat ada Bayu yang menghampirinya.

"Kamu gak papa kan?" tanya Bayu.

Nina menatapnya. Iya, dia ingat, sebelum pingsan dia sempat ditegur oleh kakak tingkat itu.

"Gak papa kak, aku mau lanjut ikut kegiatan." kata Nina dan mulai melangkah pelan.

Bayu berjalan di samping Nina. "Perkenalkan, nama aku Bayu. Kating di fakultas kamu." Bayu mengulurkan tangannya yang membuat langkah Nina berhenti lagi.

Nina membalas uluran tangan itu, "Nama aku Nina."

Kemudian mereka melanjutkan langkahnya menuju kelas.

"Kamu memang adiknya Raffa?" tanya Bayu memastikan.

"Iya, Kak." jawab Nina.

"Adik kandung?" tanya Bayu lagi.

Nina hanya tersenyum lalu dia mendahului langkah Bayu masuk ke dalam kelas dan bergabung kembali dengan teman-temannya.

"Nina, lo gak papa kan?" tanya Vina yang sedari tadi khawatir dengan keadaan sahabatnya itu.

"Iya, gak papa." jawab Nina singkat. Sebenarnya masih banyak yang ingin mereka bicarakan tapi harus tersimpan sampai jam istirahat nanti sebelum dimarahi oleh senior lagi.

Kegiatan selanjutnya dimulai. Kali ini ada sedikit pembahasan materi fakultas dari kakak tingkat yang bertugas, yang tak lain adalah Bayu.

Selama memberikan materi, beberapa kali pandangannya bertemu dengan Nina.

Cowok ini sepertinya ada sesuatu.

...***...

Jam istirahat pun dimulai, ketiga maba ini tentu tidak akan melewatkan waktu istirahatnya tanpa makan di kantin.

"Gue haus banget." kata Nina sambil meminum air mineral yang dia pegang, sedangkan tangan satunya juga sedang memegang roti.

"Minum yang banyak biar gak dehidrasi. Ntar pingsan lagi. Bentar lagi kan kita keliling kampus dan nunjukin visi misi dari fakultas kita masing-masing." kata Aurel dengan mulut yang penuh dengan jajanan renyah itu.

"Tapi Nina ini pilih-pilih kalau mau pingsan. Tadi aja jatuh pingsan di badan kating ganteng, bisa ikutan jatuh hati kayaknya."

"Oo, Kak Bayu. Iya, keliatan cool banget, gak selengekan kayak Kak Raffa." kata Aurel menimpali perkataan Vina itu.

"Kebetulan aja kali." Nina mulai memakan rotinya karena perutnya juga sudah terasa lapar. Tapi pandangannya kini tertuju pada seseorang yang sedang duduk memakan bakso.

Kak Raffa sama siapa?

Nina melihat Raffa yang sedang bercanda dengan seorang gadis. Apa dia pacar Raffa?

"Hei, boleh duduk sini?"

Pertanyaan itu membuat Nina mengalihkan pandangannya dari Raffa.

"Eh, Kak Bayu." sebenarnya pertanyaan Bayu tak perlu Nina jawab karena Bayu sudah duduk di dekatnya.

Terjadi aksi saling senggol antara Aurel dan Vina. Dia ingin berdiri meninggalkan Nina atau tetap disitu menjadi obat nyamuk.

"Nina..." Raffa kini menemukan posisi Nina. Sebenarnya sedari tadi dia ingin mencari Nina tapi karena Freya mengajaknya makan bakso jadi dia sekarang duduk dan mengobrol dengan Freya di tempat itu.

Setelah menghabiskan suapan bakso terakhirnya, dia berdiri.

"Raffa mau kemana?" tanya Freya.

"Gue mau ke Nina dulu."

"Itu adik lo? Biarin aja sama Bayu."

"Gue gak mau Nina didekati sama Bayu." Raffa berjalan cepat lalu menarik tangan Nina dan mengajaknya pergi dari tempat itu.

"Ikut aku sebentar."

Nina cukup terkejut dengan kedatangan Raffa yang tiba-tiba itu. "Kak Raffa, ada apa?"

Raffa masih saja menggandeng tangan Nina.

"Kak Raffa?" tanya Nina lagi.

Kali ini Raffa baru menjawab pertanyaan Nina setelah dia sampai di lorong dekat toilet. "Kamu jangan mau didekati Bayu. Bayu itu bukan cowok baik-baik."

"Tapi?"

"Gak usah tapi-tapian."

Nina mendongak dan menatap Raffa. "Dari dulu Kak Raffa selalu bilang sama aku, jangan dekat dia, dia gak baik, jangan dekat dia, dia playboy. Memang apa alasan yang sebenarnya Kak Raffa selalu larang aku untuk dekat dengan cowok lain?"

Raffa semakin menatap Nina dengan intens. Dia memegang kedua pundak Nina dan sedikit mendorongnya hingga punggung Nina menyentuh tembok. "Kamu mau tahu apa alasanku yang sebenarnya..."

💞💞💞

Jangan lupa like dan komen...

Terpopuler

Comments

Opa Sujimim

Opa Sujimim

kan memang dari Nina bayi,Raffa Uda suka 🤗😉😉

2023-07-29

1

myPuspa

myPuspa

yak posesipnya keluar...

2022-12-27

1

myPuspa

myPuspa

ihh sok ngatur dehh

2022-12-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!