Tiara perlahan melangkahkan kakinya.
"Selamat datang Nona Tiara,"sapa Ken dan Bi Imah secara bersamaan.
"Terima kasih,"sahut Tiara, tapi matanya masih melihat ke arah Arkan yang menatap tajam dirinya.
"Kau tahu ini sudah jam berapa?"tanya Arkan dengan suara dingin.
"Jam 19.00."
"Lalu, Kenapa kau pulang di jam segini bukankah kau seharusnya pulang sebelum gelap, bahkan di jam 19.00 seperti ini seharusnya aku yang pulang dan kau menyambut ku."
"Tapi hari ini kau sedang tidak bekerja kan? jadi aku tidak harus menyambut mu pulang, lagi pula bukankah ada Berlian di sini, dia sudah berjanji padaku akan merawat dan menemanimu,"ucap Tiara.
"Jangan bawa-bawa Berlian, ini urusan kita berdua!"elak Arkan dengan nada sedikit meninggi.
"Kau bisa tidak kalau bicara tanpa meninggikan suara, kupingku sakit mendengarnya,"kesal Tiara.
"Itu urusanku,"sahut Arkan.
"Tuan, yang dikatakan Nona Tiara benar, anda jangan meninggikan suara ketika sedang bicara,"Ken ikut menyumbangkan suaranya.
"Memangnya kenapa?"maki Arkan.
"Nanti....!"
"Kesehatan kulitku akan terganggu, itu kan yang mau kau katakan!"potong Arkan, dengan kesal sambil menatap tajam mata Ken.
Dan Ken langsung menundukkan wajahnya.
Entah kenapa malam ini Arkan terus saja marah-marah, padahal dia dalam kondisi kurang sehat, Arkan kembali pada Tiara.
"Aku ingin bicara denganmu!"
"Bicara saja."
"Tapi tidak di sini,"Arkan melirik Bi Imah dan Tiara mengerti dengan lirikan itu, pasti Arkan ingin membicarakan soal rahasia mereka dan sepertinya ini menjadi kesempatan untuk Tiara.
Kebetulan, aku juga ingin melayangkan Protes padanya.
"Baik,"sahut Tiara.
"Ikut aku,"ajak Arkan dan langsung berjalan menuju ruang pribadinya di lantai atas di ikuti Tiara dan Ken dari belakang.
"Ken, tunggu!"
Bi Imah menahan Ken.
"Ada apa Bi?"
"Apa yang disembunyikan Tuan Arkan dan Nona Tiara?"
Gawat! Bi Ima jangan sampai tahu.
"Tidak, tidak ada apapun yang disembunyikan tuan dan Nona."
"Lalu Kenapa mereka harus bicara secara pribadi seperti itu?"selidik Bi Imah.
"Justru karena itu pribadi, aku jadi tidak tahu."
Bi Imah semakin menajamkan mata menatap netra Ken, wanita paruh baya itu Tengah mengorek kebohongan yang ada di mata Lelaki di hadapannya.
"Tidak mungkin Jika kau tidak tahu apa-apa jika itu menyangkut Tuan Arkan, Jangan sampai saya meminta Tina untuk bertanya padamu!"
DEG!
Tina!
Nafas Ken terhenti beberapa detik ketika mendengar nama Tina, nama Tina benar-benar menjadi senjata ampuh untuk menaklukkan Ken.
Sangat gawat jika Tina sampai bertindak.
"Bagaimana, Apa kau masih tidak mau mengatakannya?"
"Eeeh... Anu bi, Tuan Arkan...Aaah Astaga! Kenapa tiba-tiba perutku sakit sekali,"Ken memegangi perutnya,"aku harus segera ke toilet ini sudah sangat tidak tahan,"Ken langsung kocar-kacir lari menuju kamarnya.
Dan Bi Imah hanya bisa menatap laki-laki itu, Tapi tentu ia tidak melepaskan Ken begitu saja, ia akan kembali meneror Ken sampai lelaki itu membuka mulutnya karena Bi Ima sangat yakin jika ada sesuatu yang disembunyikan Arkan dan juga Tiara.
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Di ruangan Arkan.
Mereka duduk saling berhadapan.
"Ada apa?"tanya Tiara yang tidak mau membuang-buang waktu.
"Aku ingin membahas surat kontrak kita."
Sudah kuduga.
"Kebetulan sekali, aku juga ingin membahasnya, tidak! Lebih tepatnya, Aku ingin protes padamu."
Arkan mengerutkan keningnya.
"Apa yang ingin kau protes?"tanya Arkan masih dengan suara dinginnya.
"Kau dulu saja yang bicara."
"Cepat katakan, atau Aku tidak akan mendengar protesmu itu."
Menyebalkan sekali,ingin rasanya kaki ini melayang di wajahnya itu.
"Baiklah, aku ingin protes soal hubunganmu dan Berlian, eh tunggu! Kau jangan salah paham dulu,"cegah Tiara yang melihat Arkan hendak memotong ucapannya, dan Tiara pun kembali melanjutkan perkataannya.
"Aku tidak peduli tentang hubungan asmaramu dengan wanita yang bernama Berlian itu, tapi yang ingin aku protes soal perjanjian kita, bukankah di surat kontrak utama, kita harus menjaga nama baik pasangan dengan cara tidak berbuat macam-macam yang bisa mempermalukan keluarga di luar sana, dan saat ini kau telah melakukan larangan itu dengan menjalin hubungan dengan kekasihmu dan sudah pasti akan membuat malu keluargamu, dan kau tahu bukan konsekuensinya apa jika kau melanggar perjanjian itu?"
"Tapi Berlian itu urusan pribadiku dan kau tidak boleh ikut campur!"
"Aku tidak ikut campur dan aku tidak peduli, aku malah senang jika kau bisa kembali lagi pada kekasihmu itu."
"Apa?"Arkan terkejut dengan perkataan yang keluar dari bibir Tiara,"kau senang Berlian kembali?"
Semudah itu dia bicara!
"Tentu saja aku senang, Kenapa kau terkejut seperti itu, saking senangnya aku jadi ingin bernegosiasi denganmu."
"Aku ini bukan tipe laki-laki yang mau diajak bernegosiasi, karena aku yang memegang semua keputusan."
"Kau tidak boleh egois seperti itu, aku juga punya kehidupan pribadiku yang ingin aku jalani secara tenang tanpa adanya beban."
Melihat raut wajah Tiara yang mulai sendu, Arkan memelankan suaranya.
"Apa maumu?"tanyanya dengan suara pelan.
"Tuan Arkan, Aku tidak akan menghapus tiga larangan darimu, dan aku juga tidak akan menambahkan tiga larangan untukmu, tapi aku hanya minta satu hal, aku ingin kau mengubah isi surat kontrak utama kita,"Tiara menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya, sementara Arkan masih menyimak dengan serius, tapi hatinya dag-dig-dug , serta bertanya-tanya.
Apa Tiara ingin memintaku untuk menambah masa kontrak itu?
Tapi aku sudah berjanji pada Berlian untuk mengakhiri kontrak itu_batin Arkan.
Tiara yang sudah siap kembali melanjutkan perkataannya.
"Aku ingin mengurangi, atau lebih baik kita mengakhiri saja kontrak pernikahan kita sampai di sini."
DEG!
Arkan yang tadinya harap-harap cemas seketika merasakan panas di dadanya, ini sungguh di luar pemikirannya.
Arkan berpikir, Tiara akan menolak Jika ia ingin mengakhiri pernikahan mereka sampai di sini, tapi ini justru sebaliknya
Tiara lah yang meminta terlebih dahulu untuk mereka segera berpisah.
Arkan masih terdiam tak merespon perkataan Tiara, ia mengetuk-ngetukkan jarinya di meja dengan raut wajah yang tadinya pucat berubah menjadi merah, entah apa yang terjadi padanya.
Setelah menunggu beberapa detik, tapi masih tidak ada respon dari Arkan.
Tiara dengan hati-hati kembali mengeluarkan suaranya.
"Bagaimana kau setuju kan?"
.
"TIDAK!"jawab Arkan dengan lantang dan tegas.
Membuat Tiara terkejut mendengarnya.
"Kenapa tidak?"
"Aku tidak setuju!"
"Kenapa tidak setuju! bukankah ini lebih baik, kita tidak perlu lagi terikat dengan pernikahan pura-pura ini, kau bisa menjalani kehidupanmu dan bahkan kau bisa menikah dengan Berlian, dan akupun bisa kembali menjalani kehidupanku seperti dulu."
🍂💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞🍂
Terimakasih sudah berkunjung ke cerita ini 🙏
Mohon dukungannya ya 🙏🤗
Dengan cara, like dan tinggalkan komentar 😁
Dan Terimakasih untuk yang sudah memberikan itu semua 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
kavena ayunda
tiara jangan lemah
2022-11-17
2
UQies (IG: bulqies_uqies)
Good job Tiara, tinggalkan dia saat dia mulai jatuh hati, hahaha (tertawa licik)
2022-11-11
2
Farida Wahyuni
mampus arkan.. memangnya tiara mau sama laki2 yg plin plan suka sana sini ih.
2022-11-10
1