"Nama yang bagus,"ucap Tri.
"Terima kasih Tante."
Dan Tiara pun melakukan hal yang sama pada Wilson.
"Pah, mah, Ada apa ini? Kenapa kalian memanggilku seperti ini?"tanya Arkan yang sudah mulai bosan.
"Arkan, papah ingin bicara serius denganmu."
"Jika papa ingin bicara soal berita itu, papa bicara saja pada Ken, dia sudah membereskan semuanya."
"Ini tidak ada hubungannya dengan Ken!"
"Kenapa tidak? Dia itu sekretaris sekaligus asisten pribadiku, jadi dia juga ikut bertanggung jawab!"
"Arkan! Dengarkan dulu! papah ingin bicara,"Wilson mulai meninggikan suaranya, ia sudah mulai kesal dengan Arkan yang selalu saja membangkang jika bicara atau dinasehati olehnya.
"Papah, jangan kasar pada Arkan bicaralah pelan-pelan,"dan Tri akan selalu membela Arkan, Putra kesayangannya itu.
Arkan sudah mulai merasakan ada yang tidak beres, pasti ada yang serius hingga dia dipanggil seperti ini bersama Tiara pula.
"Ada apa pah?cepat katakan jangan membuang-buang waktu, aku ini sibuk, banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan,"cerocos Arkan.
"Arkan, Tiara, papah minta kalian berdua bertanggung jawab atas perbuatan yang kalian lakukan dan membuat heboh itu."
"Tanggung jawab?"sahut Arkan dan Tiara secara bersamaan.
"Iya tanggung jawab!"
Arkan dan Tiara mulai merasakan sesuatu yang horor bagi mereka.
"Apa maksud papa?"
"Kau harus menikah dengan Tiara!"
"APA MENIKAH!"kejut Arkan dan Tiara secara bersamaan.
Arkan dengan cepat menggeleng, begitupun dengan Tiara mereka berdua sungguh sangat kompak!
"Aku tidak mau menikah pah! Apalagi sama dia,"tolaknya sambil menunjuk Tiara.
"Sama Om, saya juga belum ingin menikah saya masih ingin bekerja dan usia saya masih sangat muda belum cukup untuk menikah."sahut Tiara.
"Jika kalian belum siap menikah mengapa kalian melakukan hal seperti itu yang bikin malu keluarga?"
"Tapi pah!"
"Papa tidak menerima alasan apapun pokoknya kalian berdua harus tetap menikah!"tegas Wilson.
Jika Wilson sudah bicara setegas itu, artinya ia sudah memberi keputusan final dan tidak akan bisa dirubah atau di ralat.
Tahu tidak akan berhasil jika membujuk Wilson, Arkan cepat-cepat mencari bantuan dari sang mamah tercinta.
Dengan merengek saja, pasti Tri akan menuruti permintaan Arkan.
Tapi tidak untuk saat ini, seperti apapun akan meminta dan membujuk bahkan sampai merengek seperti anak kecil, Tri tetap setuju dengan keputusan Wilson.
"Ayolah ma, Mama tahu kan aku belum siap untuk menikah,"rengeknya sambil bergelayut di lengan Tri,"Mama tahu kan? jika aku tidak bisa sehari tanpa mama, Mama tahu tidak? Jika aku menikah nanti waktuku akan terkuras habis dan tidak bisa bersama mamah,"rayu Arkan.
"Arkan, kau sudah dewasa, jangan bertingkah seperti ini, coba lihat Tiara! Dia bisa ilfil denganmu sayang, kau harus terlihat dewasa dan keren di mata calon istrimu itu."bisik Tri di telinga Arkan.
Arkan melirik Tiara yang tengah memperhatikannya, terlihat jelas di wajah Tiara Jika ia merasa geli melihat kelakuannya.
Dengan cepat! Arkan melepaskan gelendotannya pada lengan Tri, lalu merapikan kemejanya, berdiri tegak membusungkan dada, sambil mengusap rambutnya ke belakang, aku pasti terlihat sangat sempurna dan keren bukan! Batin Arkan.
Wilson beralih pada Tiara.
"Tiara, bagaimana kau tentu akan bertanggung jawab atas perbuatan yang kau lakukan dengan Arkan bukan?"
"Maaf om, ini hanya sebuah kesalahpahaman saja, saya dan anak Om tidak melakukan apapun malam itu, kami dijebak dan saya juga sama sekali tidak mengenal anak Om sebelumnya."Tiara coba menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, berharap para orangtua itu mengerti dan berubah pikiran untuk menikahkan mereka.
"Betul pah! yang dikatakan dia benar, Aku sama sekali tidak mengenalnya kami hanya dijebak, dan Ken Tengah memburu siapa yang menjebak kami berdua."sahut Arkan, untuk meyakinkan kembali Wilson.
Tiba-tiba.
Tap.
Tap
Tap.
Tri memajukan langkah kakinya mendekati Tiara, hingga membuat Gadis itu mundur beberapa langkah karena raut wajah Tri berubah drastis, tidak seramah beberapa menit yang lalu, Tiara mulai terancam dengan sorot mata Tri yang memancarkan kilatan-kilatan petir yang membuat mata Tiara berkunang-kunang.
BUG!
Sudah tidak ada ruang untuk mundur, karena tubuh Tiara sudah mentok di sebuah tembok.
Tri tersenyum horor lalu melipat kedua tangannya di dada , dan mulai bicara.
"Apa kau berniat lari dari tanggung jawab mu?"
"Ti... Tidak tante!"sahut Tiara gugup, karena melihat wajah Tri yang tadinya bagai Bidadari, kini berubah menjadi seperti nenek kebayan.
"Lalu kenapa kau tidak mau menikahi putraku?"
"Apa!"jawab Tiara asal.
Tri memajukan wajahnya lebih dekat dengan wajah Tiara dan berkata.
"Sebagai wanita sejati, kau harus bertanggung jawab dengan apa yang telah kau lakukan."
"Maksud tante?"
"Kau, sudah merenggut kesucian Putra semata wayang tante, dan tante menuntut pertanggung jawaban darimu, nikahi Putra tante, atau kami akan melaporkanmu atas tindak pelecehan terhadap Putra kami!"
Tiara Loading, Iya Tengah mencerna perkataan aneh yang diucapkan Tri.
Bukankah ini terbalik? Kenapa aku terkesan seperti seorang maniak, dan lelaki itu adalah korbanku!
Aku merenggut kesucian lelaki itu? Astaga! Aku bingung, bukankah biasanya kesucian itu digambarkan pada seorang gadis yang masih bersih seperti aku?
Dan seharusnya aku kan yang meminta pertanggungjawaban pada mereka?
Apa dunia sudah terbalik, atau orang-orang ini yang aneh?
Batin Tiara, yang terbengong sambil menatap langit-langit rumah mewah Tri dan Wilson.
"Kenapa kau diam?"Tri mengagetkan Tiara,"kau mau bertanggung jawab kan?"Tri berkata sambil melebarkan matanya.
"Tapi..!"
"Tidak ada tapi-tapian,"potong Tri dengan tegas,"kau harus tetap menikah dengan Putra tante, Arkan.
Setelah mengatakan itu, Tri mundur beberapa langkah dan kembali berpose anggun seperti semula.
Tiara mengatur nafasnya yang tadi sempat tersendat karena takut dengan perubahan Tri.
Dan keputusan hari itu, Tri dan Wilson akan menikahkan mereka berdua tanpa persetujuan dari yang hendak dinikahkan.
Mereka mengabaikan semua protes yang dilayangkan Arkan maupun Tiara.
Dan pesta pernikahan mereka akan dilakukan lusa, dan hari itu juga keluarga Arkan meluncur ke kampung halaman Tiara untuk meminta izin dan restu, pada orangtua Tiara jika mereka ingin meminang anak gadisnya untuk putra semata wayang mereka.
Tiara sempat meminta ibunya untuk menolak pinangan itu, tapi, Tri menceritakan apa yang terjadi antara Arkan dan Tiara pada ibunya Tiara yang bernama Lastri.
Dan dengan tegas! Lastri mendukung dan meminta agar Tiara bertanggung jawab dan segera menikah dengan Arkan.
Berani berbuat maka harus berani bertanggung jawab, itulah ucapan yang dilontarkan oleh ibu Lastri pada Putri sulungnya.
Gosip sudah tersebar luas ke penjuru Kota bahkan negara, jadi kalian harus bertanggung jawab agar tidak mempermalukan keluarga, itulah yang dikatakan orangtua Arkan dan Tiara.
Dan dengan terpaksa dan berat hati Arkan dan Tiara pun menyetujui pernikahan itu.
🍁🍁🍁🍁
Pesta mewah dan meriah di gedung luas dengan dekorasi super indah dan menakjubkan telah disiapkan Tri dalam waktu sangat singkat.
Tiara pun Tengah disulap menjadi bak seorang tuan Putri untuk sang pangeran kesayangan Nyonya Tri.
Sementara sang pangeran sendiri, Tengah galau, gundah gulana, karena sejak kejadian di kamar hotel itu, ia tidak bisa menghubungi sang kekasih.
Berlian, menghilang begitu saja setelah ia memergoki kekasihnya tengah berada di ranjang yang sama dengan seorang wanita.
🍁🍁🍁🌹🌹🍁🍁🍁
Terimakasih sudah mau membaca cerita saya 🙏🤗
Jangan lupa dukungannya ya.
Dengan cara! Like dan beri Ntor hadiah 🙏🙏🙏
Love banyak-banyak untuk semuanya ❤️❤️😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Di Elva
menurutku, berlian sengaja jebak biar bebas main api dibelakang arkan, mentang" arkan bucin..
2024-09-10
1
Nur hapidoh
itu pasti kerjaan mamahnya arkan sendiri yang menjebak mereka berdua. pasti karena tidak merestui hub arkan dg pacarnya
2022-11-04
1
tinta hitam
merenggut kesucian Arkan ??
Ko saya bingung sendiri..
Jangan"..
2022-11-03
1