Tiara menundukkan kepalanya, iya Tengah menahan malu yang luar biasa sampai wajahnya semakin memerah.
"Maafkan saya yang kurang hati-hati sampai salah mengambil minuman milik anda, tapi saya belum meminumnya kok! Eeeh,"Tiara berpikir sejenak,"tidak tidak! Ternyata saya sudah meminumnya, maafkan saya, tapi saya akan mengganti dengan yang baru,"ucap Tiara yang gugup karena malu ditambah lagi ada sepasang remaja yang memperhatikannya dari meja sebelah.
Ini sungguh sangat memalukan!
"Tidak apa-apa nona, anda tidak perlu menggantinya."
"Tidak! Saya harus menggantinya,"Tiara sudah bangun dari duduknya, ia bermaksud kembali ke dalam Minimarket untuk mencari minuman yang sama seperti yang ia minum.
Tapi laki-laki itu mencegah langkah Tiara dan ia pun ikut bangun dari duduknya.
"Nona, ini sudah hampir siang saya harus segera pergi."
"Tapi saya akan menggantinya, tunggu sebentar!"
"Jika anda bermaksud ingin menggantinya, lakukan lain kali, Karena sekarang saya harus benar-benar pergi."
Lelaki itu melangkahkan kakinya, tapi sebelum lelaki itu benar-benar pergi ia kembali berkata, tapi dengan nada sedikit berbisik di hadapan Tiara.
"Nona, sepertinya Anda tengah kesal dengan seseorang sampai-sampai anda tidak sadar telah menggerutu dan memaki orang itu di hadapan saya."
DEG.
Jantung Tiara serasa mau copot.
Apa dia mendengarnya?
Aah.. ceroboh sekali kau Tiara, bagaimana jika rahasia kau dan Arkan terbongkar! Batin Tiara.
"Tapi tenang nona, Saya pandai menjaga rahasia,"sambung lelaki itu seolah tahu apa yang tengah dipikirkan Tiara.
Lalu ia melambaikan tangan pada Tiara.
"Sampai jumpa!"ucapnya, dan berlalu dengan motor besarnya.
Tiara kembali duduk di kursi dan memukul-mukul pelan mulutnya.
"Kau ceroboh sekali Tiara, kenapa malah memakai di sini bagaimana jika lelaki itu bercerita pada banyak orang? Tapi tentu itu tidak mungkin! Aku tidak mengenalnya, begitupun dia tidak mengenalku dan Arkan pun pasti tidak mengenalnya, jadi tidak ada yang perlu kau takutkan Tiara, rahasia besarmu dan Arkan, akan tetap aman."yakin Tiara pada dirinya sendiri, dan kembali menyunggingkan senyum.
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Di rumah!
Arkan mengajak Berlian turun ke lantai bawah karena ia pun masih sedikit waras untuk tidak satu ruangan dengan Berlian lebih-lebih ada Ken juga di kamar sana yang membuatnya tidak nyaman, karena Ken terus menatapnya dan Berlian.
"Ar, Apa tidak sebaiknya kita ke dokter saja?"
"Tidak perlu Ber, aku akan baik-baik saja."
"Tapi badanmu masih panas Ar!"
"Ini semua salah anda nona yang mengajak dan meninggalkan Tuan Arkan dengan keadaan mabuk parah di klub malam itu,"sahut Ken, yang berada tidak jauh dari dua manusia itu, Ken benar-benar tengah memantau kedua sejoli ini.
"Kau jangan asal bicara Ken, aku tidak meninggalkan Arkan, aku hanya ke Toilet sebentar tapi ketika aku kembali Arkan sudah tidak ada di sana,"kilah Berlian.
Membuat Ken mendengus kesal mendengarnya.
"Sudahlah Ken kau jangan selalu menyalahkan Berlian, dia tidak salah."Bela Arkan.
"Terserah pada anda saja tuan, tapi anda harus ingat perjanjian kontrak antara anda dan Nona Tiara!"setelah memperingatkan itu, Ken pergi meninggalkan mereka berdua sepertinya lama-lama Ken jenuh jika harus menjadi obat nyamuk di antara mereka.
Arkan baru menyadari soal itu, tapi hati kecilnya kembali berkilah dan membela diri.
Tapi ini urusan pribadi ku kan? Di surat perjanjian ada catatan jika Tiara tidak boleh mencampuri urusan pribadiku begitupun sebaliknya.
Dan pemikiran itulah yang membuat Arkan, akan terus melanjutkan hubungannya dengan Berlian.
Tapi Arkan, akan merahasiakan pada siapapun jika mereka masih berhubungan agar tidak membuat malu keluarga, dengan begitu Arkan tidak melanggar janji.
"Ar!"
"Iya."
"Apa kau tidak merasa aneh dan curiga dengan peristiwa di Hotel itu?"
"Maksudmu?"
"Bagaimana bisa Tiara tiba-tiba ada di kamar yang kau pesan, bukankah kau memesan kamar VIP dan kau menguncinya kan? Lalu bagaimana Tiara bisa masuk?"
"Aku dan Tiara dijebak!"
"Bukan Tiara, tapi hanya kau yang dijebak!"
Arkan bingung dengan perkataan Berlian.
"Ar, aku hanya menduga jika Tiara sengaja menjebakmu!"
"Tidak!"elak Arkan,"bahkan Tiara yang mengira jika aku yang menculiknya."
"Ar, tidak ada orang yang jujur di dunia ini kau harus ingat itu!"
"Tapi Ber, untuk apa Tiara melakukan itu? Uang? Aku rasa tidak, dia tidak menuntut apapun padaku selama ini, bahkan setelah kami bercerai nanti, dia menolak uang kompensasi yang akan aku berikan padanya."
"Tentu saja dia menolaknya, karena Tiara sudah mendapatkan uang dari mamahmu."
Akan tercengang mendengar dugaan dari Berlian.
"Mamah?"
"Iya Ar, Tiara pasti dibayar mahal oleh mamahmu, tujuannya! tentu untuk memisahkan kita berdua, tapi semoga saja dugaanku ini salah."Ucap Berlian.
Arkan terdiam, iya mencoba menepis semua dugaan dari Berlian, tapi Arkan sedikit setuju dengan itu, karena selama ini Tri selalu memperdulikan dan bersikap baik pada Tiara, padahal mereka baru saling mengenal.
Apa alasannya karena ini?
Apa mungkin mamah membayar Tiara hanya untuk memisahkan aku dan Berlian?
"Ar!"Berlian kembali menyadarkan Arkan yang tengah terdiam.
"Iya!"
"Saranku, kau segera akhiri Saja kontrak pernikahan kalian."
"Tapi jika aku melakukan itu, sama saja aku melanggar isi kontrak dan perjanjian kami."
"Kau yang berkuasa Ar, kau yang berhak memutuskan apapun, dan Kau pun berhak mengakhiri perjanjian kontrak kalian."
Arkan ragu dengan saran yang Berlian berikan, dan Berlian menyadari keraguan itu dari raut wajah Arkan.
"Ar, Aku ini wanita, tentu aku akan sangat cemburu dan sakit hati jika kekasihku masih berstatus suami orang, dan aku juga tidak mau jadi bahan gunjingan orang nanti, jika begitu lebih baik kita putus saja."
"Tidak Ber, aku akan melakukannya untukmu!"
Arkan benar-benar lelaki bodoh!
Tapi, Apa benar Tiara dan Tri ada hubungannya dengan kejadian di Hotel, 2 bulan yang lalu?
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Sore hari, Berlian tentu sudah pulang ke asalnya.
Tapi Tiara malah belum kembali ke Rumah, padahal ini sudah jam 06.00 sore, biasanya Tiara akan pulang di jam 05.00 sore.
Arkan Tengah mondar-mandir di depan pintu utama menunggu Tiara pulang, wajahnya masih pucat meskipun panasnya sudah turun.
"Tuan, anda sedang sakit, lebih baik anda menunggu di kamar saja,"pintar Bi Imah.
"Bi Kenapa dia lama sekali pulangnya?"
"Bibi kurang tahu Tuan mungkin Nona Tiara sedang banyak pekerjaan, tapi biasanya non Tiara akan pulang tepat waktu."
"KEN!"teriak Arkan.
Dan yang disebut namanya pun segera meluncur.
"Iya tuan!"
"Cepat jemput Tiara!"
"Tuan, Apa tidak sebaiknya Anda hubungi dulu ponsel Nona Tiara untuk memastikan Kenapa Nona pulang terlambat?"
"Ponselnya tidak aktif! Memangnya kau pikir aku ini bodoh, sampai tidak kepikiran untuk menghubunginya,"kesal Arkan.
"CEPAT JEMPUT DIA, KENAPA KAU MASIH DI SINI."Teriak Arkan.
Padahal dia sedang sakit Tapi masih saja ada tenaga untuk memaki dan berteriak-teriak seperti itu, apa dia tidak takut kulitnya akan cepat keriput jika terus marah-marah_batin Ken.
Baru Ken akan melangkahkan kakinya.
Motor Tiara sudah terlihat memasuki halaman rumah besar itu.
"Itu Nona Tiara pulang tuan!"seru Ken.
"Aku tahu,"balas Arkan.
Tiara sudah memarkirkan motornya, ia bingung kenapa semua penghuni rumah berkumpul di depan pintu, biasanya hanya Bi Ima saja yang berdiri di pintu utama, ketika Tiara pulang untuk menyambut Nona nya itu.
Bi Imah dan Ken memasang senyum di wajahnya.
Berbeda sekali dengan Arkan yang terlihat kesal dan marah di wajah pucatnya itu ketika menatap kedatangan Tiara.
"Ada apa dengannya? Kenapa aku jadi merinding!"
🍂💞💞💞💞💞💞💞💞💞🍂
Terimakasih sudah berkunjung ke cerita ini 🙏
Mohon dukungannya ya 🙏🤗
❤️❤️❤️❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Rifa Robiah
paling benci sama pria yang gampang terpengaruh omongan kaya si Arkan
2023-06-10
6
UQies (IG: bulqies_uqies)
Sepertinya Arkan mulai tertarik sama Tiara deh, buktinya dia ragu menceraikan Tiara, dan dia gelisah menunggu kepulangan Tiara
2022-11-11
1
Farida Wahyuni
paling benci kalau ada laki2 model arkan gini, egois bgt.
2022-11-10
2