"Apa kalian yakin tidak melakukan itu?"tanya Ken, memastikan.
"Iya, aku sangat yakin!"jawab Arkan dengan yakin.
"Aku juga yakin. "Sahut Tiara.
Ken, sebagai seseorang yang sudah sangat berpengalaman dalam hal itu, terdiam dan menatap lekat Arkan dan Tiara.
Ia menyipitkan matanya dan menompangkan dagu di telunjuk jari tangannya.
"Bagaimana kalian bisa yakin jika tidak melakukan itu? "Tanyakan Ken, penuh selidik.
Arkan mengadahkan matanya ke atas, dalam hatinya berkata! Iya, bagaimana aku bisa yakin, jika tidak melakukannya padahal aku sendiri belum pernah melakukannya jadi tidak tahu rasanya bagaimana.
Begitupun dengan Tiara.
Tapi, mereka tetap yakin jika malam itu tidak melakukan apapun.
"Aku tidak merasakan apapun semalam, jadi Sudah bisa dipastikan jika aku tidak melakukan apa-apa! "Arkan kembali menjawab dengan yakin.
Dan dibantu dengan anggukan kepala oleh Tiara Tiara.
Ken, menggelengkan kepalanya.
"Bagaimana bisa anda seyakin itu Tuan, sedangkan anda belum pernah melakukan hal itu? "
PLAK.
Arkan menepuk dengan kuat mulut Ken yang ia anggap sangat kurang ajar!
"Berani sekali kau bicara seperti itu, bikin malu aku saja. "Bisik Arkan di telinga Ken.
"Maaf tuan, saya tidak sengaja."
"Tapi aku juga sangat yakin jika kami tidak melakukan apapun karena kami memang tidak merasakan apapun,"Tiara membuka suaranya.
"Kenapa Anda Seyakin itu nona, apa anda pernah melakukannya? jadi anda tahu rasanya seperti apa?"
PLAK.
Tiara pun menampar mulut Ken yang ia juga anggap kurang ajar!
Ken mengusap-usap bibirnya, sial sekali, dia harus mendapatkan dua pukulan sekaligus di bibirnya, di pagi hari ini seperti ini.
Padahal saya hanya bertanya untuk memastikannya saja tapi kenapa saya malah ditampar? Batin Ken.
"Baiklah, jika Anda berdua yakin saya tidak akan bertanya lagi soal itu."
Meskipun ada keraguan dalam hati tiga orang itu, tapi mereka memutuskan untuk menyudahi pembicaraan yang tidak ada ujungnya karena selalu berdebat.
"Baiklah, kita anggap saja tidak terjadi apa-apa malam itu, dan kita lupakan semua pertemuan kita, cukup sampai di sini,dan setelah itu jangan sampai kita bertemu lagi, soal berita yang beredar, sekretaris saya Ken, akan meredam dan membuat berita itu hilang selama-lamanya, bagaimana?"Tanya Arkan pada Tiara.
"Baik aku setuju!"
Toh ini memang lebih baik bukan, karena kita memang tidak melakukan apapun malam itu. Batin Tiara.
Keduanya saling berjabat tangan, bertanda jika masalah di antara mereka sudah selesai dan kedua orang itu memilih untuk melupakan dan tidak pernah membahasnya lagi.
🍁🍁🍁
Arkan kembali pulang ke rumahnya, begitupun dengan Tiara yang juga kembali pulang ke kontrakannya,Ia hanya bisa berharap semoga orangtuanya di kampung tidak melihat berita heboh yang beredar itu, sebelum Ken menghapus semuanya.
Apakah masalah selesai begitu saja?
Tentu saja tidak!
Berita heboh itu ternyata sudah sampai di telinga Nyonya Tri dan Tuan Wilson orangtua Arkan.
"Tina, tolong katakan padaku jika berita yang aku lihat ini tidak benar, semua berita ini bohong,"ucap Nyonya Tri dengan nafas yang naik turun, pada asistennya yang bernama Tina.
"Maaf nyonya, saya sudah mengkonfirmasi tentang kebenaran berita ini pada sekretaris Tuan muda Arkan, dan beliau membenarkan semua berita itu."
"Apa!"
Tri lemas, dan terduduk di sofa sambil memegang kepalanya yang terasa pusing karena memikirkan anak semata wayangnya itu.
"Sudah mah, Mama harus terima kenyataan jika Putra kita itu sudah dewasa, jadi mungkin saja dia benar-benar bersama gadis itu,"sahut Wilson, sang suami Nyonya Tri yang tengah duduk di sofa yang sama dengannya.
"Papa, bagaimana bisa papa bicara seperti itu pada Putra kita yang masih sangat lugu dan suci itu?"
"Mah, Arkan itu pria dewasa."
"Mama tahu itu pah, tapi Arkan itu masih sangat suci dan bersih, Kenapa Gadis itu dengan tega melakukan hal seperti itu pada Putra kita."Sedih Tri.
Nyonya Tri, dia ibu kandung dari Arkan Argana, Tri melahirkan Arkan 30 tahun silam, tapi sampai saat ini wanita itu masih dan selalu memperlakukan Arkan seperti bayi.
"Mah, kita harus menyuruh Arkan untuk bertanggung jawab pada gadis itu?"
"Pah! Yang harusnya bertanggung jawab itu, gadis yang sudah meniduri anak kita, bagaimana jika Arkan mengalami trauma karena kejadian itu?"
"Baiklah ma, papah akan meminta Gadis itu bertanggung jawab pada Arkan, dengan begitu tidak akan ada lagi berita atau rumor buruk tentang Putra kita."
"Bagaimana cara Gadis itu bertanggung jawab dengan Putra kita pah?"tanya Tri.
"Arkan dan Gadis itu harus menikah!"
"Apa menikah! Astaga pah, Arkan belum siap untuk menikah dia masih sangat polos."
"Mah, Arkan itu sudah dewasa, dia sudah berumur 30 tahun jadi sudah pantas dan matang untuk menikah, apa Mama tidak ingin memiliki cucu dari Putra semata wayang kita?"
"Tentu saja ingin,"sahut Tri dengan cepat.
"Kalau begitu biarkan Arkan bertanggung jawab dengan menikahi gadis itu."Tegas Wilson.
"Tina, bagaimana menurutmu Apa aku harus merelakan putraku itu untuk menikah?"tanya Tri, pada asistennya yang sudah lebih dari 30 tahun mengabdi pada dirinya.
Tina memajukan beberapa langkah kakinya agar lebih dekat dengan Nyonya Tri.
"Nyonya, menurut saya apa yang dikatakan Tuan Wilson benar, lebih baik kita nikahkan tuan muda Arkan dengan gadis itu, selain Karena untuk menepis rumor buruk tentang tuan muda, itu juga bisa membuat tuan muda Arkan berpisah dari nona berlian."
Tri menatap Tina lekat.
"Kau yakin itu?"
"Saya sangat yakin itu nyonya, jika tuan muda Arkan menikah, tentu hubungannya dengan Nona berlian harus usai."
"Kalau begitu aku setuju!"yakin Tri.
Dia sangat semangat dan yakin menikahkan Arkan dengan gadis yang bahkan belum ia kenal, asalkan putranya itu benar-benar bisa menjauh dan berpisah dari gadis yang bernama berlian yang tak lain adalah kekasih Arkan.
Tri sama sekali tidak menyukai gadis itu, ia selalu membujuk dan melakukan berbagai cara meminta Arkan agar mengakhiri hubungannya dengan berlian, tapi sekeras kepala Arkan enggan bahkan tidak menggubris omongan ibunya sedikitpun, jika itu menyangkut soal berlian.
🍁🍁🍁🍁
Wilson memanggil Arkan untuk menghadapnya, dan ia pun meminta beberapa orang untuk menjemput Tiara, gadis yang diduga telah merenggut kesucian putranya.
Tak butuh waktu lama keduanya sudah menghadap Wilson dan Tri.
Tiara merasa bingung kenapa ia masih harus berurusan dengan Arkan, bukankah mereka berdua sudah sepakat untuk tidak membahas dan melupakan masalah ini tapi kenapa sekarang ia malah dihadapkan pada orangtua Arkan.
Orang tua Arkan menatap Tiara lekat, terutama Tri, karena gadis yang ada di hadapannya ini akan menjadi istri dari Putra semata wayangnya, tentu ia harus meneliti dan menilai dengan sangat baik gadis yang akan menjadi istri anaknya.
"Siapa namamu?"tanya Tri.
Tiara memajukan beberapa langkahnya lalu menundukkan kepala.
"Nama saya, Tiara."Tiara menyebutkan namanya, sambil mengulurkan tangan pada Tri.
Dan Tri juga mengulurkan tangan, mengira jika Tiara ingin berjabat tangan dengannya, tapi, Tiara malah mencium Takzim punggung tangan Tri, yang membuat wanita paruh baya namun terlihat masih sangat muda dan cantik itu terharu.
🍁🍁🍁🍁🌹🌹🌹🌹🍁🍁🍁🍁
Terimakasih sudah mau membaca cerita saya 🙏🤗
Jangan lupa tinggalkan jejak ya 🤗
Love banyak-banyak untuk semuanya ❤️❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Ria Onits
😂😂😂😂 mampua kalian berdua
2023-01-19
0
tinta hitam
langsung nikah say 🤭🤭
2022-11-03
1
UQies (IG: bulqies_uqies)
wkwkwk double plak 🤣
2022-11-03
1