Dan Arkan pun hanya diam saja tak berkata apapun, Berlian melepaskan jabat tangannya dan ia beralih pada Arkan untuk menghilangkan rasa gugup karena malu.
"Ar, Apa kau sedang sarapan?"
"Anda sudah melihatnya tapi masih bertanya?"sahut Ken yang mendahului Arkan, dan membuat berlian kesal dengan lelaki itu.
"Aku sedang sarapan!"sahut Arkan mengalihkan perhatian Berlian yang menunjukkan raut kesal pada Ken.
Memang selama 2 tahun ini Ken sama sekali tidak menyukai Berlian, sama seperti Tri yang juga menentang keras hubungan Arkan dan Berlian, entah apa sebabnya mereka menentang hubungan Arkan dan Berlian padahal selama 2 tahun terakhir ini Berlian selalu bersikap baik dan tidak pernah macam-macam.
Berlian mengambil alih mangkok yang ada di tangan Arkan.
"Ar, biar aku yang menyuapi, dulu waktu kau sakit Kau sangat manja sekali tidak mau makan jika bukan aku yang menyuapinya,"ucap Berlian sambil tersenyum dan melirik Tiara dengan ekor matanya, sepertinya gadis ini berniat mengompori hati Tiara.
"Terima kasih Ber,"dan dengan WATADOSNYA, Arkan menyambut dengan senyum seindah gerhana bulan tawaran dari sang kekasih.
Tiara mematung menyaksikan dua sejoli ini.
Aku tau mereka pasangan kekasih, tapi setidaknya tau diri sedikit dengan status masing-masing, membuatku kesal saja.
Berlian mulai menyuapi Arkan mata mereka saling memandang,tapi Arkan tidak fokus karena sesekali ia melirik pada Tiara yang masih berdiri di tempat.
"Nona Berlian lebih baik anda pulang sekarang, karena tuan Arkan harus beristirahat."ucap Ken, bermaksud mengusir Berlian secara halus, jika tidak ada Arkan mungkin dia sudah menyeret Gadis itu untuk keluar dari kamar Arkan.
Tapi bukan Berlian yang keluar, malah Tiara yang melangkahkan kakinya.
"Kau mau ke mana?"tanya Arkan.
"Kerja!"sahut Tiara.
"Tapi Non, bukankah Nona Tiara hari ini akan menjaga Tuan Arkan?"sahut Bi Imah yang berusaha mencegah Tiara untuk pergi dari kamar Arkan.
"Saya rasa tidak perlu Bi, karena sudah ada Berlian yang akan menjaga dengan baik suami saya,"Tiara melirik Berlian,"benar kan Nona Berlian?"
Dengan senang hati Berlian langsung manggut.
"Tentu saja, aku pasti akan menjaga dan merawat suamimu dengan sangat baik."
"Oke! Kalau begitu terima kasih karena kau sudah meringankan pekerjaanku di rumah ini, Aku titip suamiku ya dan sekarang aku harus segera pergi karena di luar sana masih banyak seseorang yang ingin aku temui."
Setelah mengatakan itu Tiara melangkah keluar.
"Tiara!"panggil Arkan.
"Ada apa?"Tiara menghentikan langkah kakinya,"sudah kau diam dan nikmati saja waktu berdua mu, Aku harus pergi sekarang, selamat menikmati!"dan Tiara pun benar-benar keluar dari dalam kamar Arkan.
Ia legah bisa keluar dari kamar itu setidaknya ia sudah tidak melihat lagi pemandangan yang membuatnya muak.
Sementara Arkan, ia sepertinya kesal dengan Tiara yang pergi begitu saja, Berlian yang menyadari itu menjadi gusar, dan cepat mengalihkan perhatian Arkan.
"Ar, ayo makan buburnya, kau harus cepat sehat."
Dan Arkan pun mengangguk lalu memakan bubur itu.
Bi Imah keluar dari kamar Arkan mencoba mengejar Tiara, namun Tiara sudah terlebih dahulu pergi menggunakan motornya.
Sementara Ken, ia masih tetap di kamar Arkan untuk memastikan kalau Berlian tidak akan macam-macam pada Arkan, meskipun Berlian memberi sorot mata tajam tanda mengusir tapi Ken sama sekali tidak bergeming dari tempatnya.
Bi Imah yang sudah tidak bisa mengejar Tiara segera meraih ponselnya dan ia menghubungi sang nyonya besar, untuk melaporkan peristiwa yang baru saja terjadi.
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Tiara yang merasa jengkel menepikan motornya di sebuah Minimarket.
"Aku rasa Aku butuh minuman yang segar-segar dulu agar bisa meminimalisir rasa panas di tubuh ini,"gumam Tiara.
Tiara berkeliling di rak-rak, yang berisi aneka minuman dengan segala rasa, tapi pikirannya tidak fokus karena ia masih mengingat Berlian dan Arkan.
"Sial! Kenapa wajah mereka berdua selalu muncul di mataku,"gerutu Tiara.
Tiara cepat-cepat meraih kaleng minuman bersoda dengan rasa Strawberry, Entah kenapa sepagi ini Tiara ingin meminum minuman yang dingin, mungkin karna cuacanya panas!
Setelah membayar di kasir, Tiara keluar dan duduk di kursi yang ada di depan Minimarket, kursi yang biasa digunakan untuk beristirahat dan berbincang para pengunjung Minimarket tersebut.
CESSS.....
Tiara membuka tutup kaleng hingga terdengar suara khas minuman soda yang sangat terdengar indah di telinga Tiara.
"Bahkan suara tutup kaleng ini jauh lebih indah dari suara wanita itu,"kesal Tiara, Dan meletakkan kembali minumannya.
"Dia yang mengajukan syarat untuk jangan mempermalukan pasangan dan keluarga masing-masing dengan kelakuan kita yang tidak-tidak di luar sana, tapi ini apa? Dia malah masih berhubungan dengan kekasihnya, bukankah ini melanggar perjanjian kontrak? Karena perbuatan itu bisa mempermalukan keluarga, aku harus memprotesnya lihat saja nanti!"gumam Tiara, yang kesal lalu meraih kembali kaleng minuman yang ia letakkan di meja lalu meminumnya.
Tiara sampai mengkerutkan keningnya mungkin karena rasa soda yang begitu menusuk di tenggorokan.
"Aah... Ini segar sekali!"ucapnya sambil menatap kaleng minuman yang ada di tangannya.
Tiara hendak kembali mengguyurkan minuman itu ke tenggorokannya yang terasa kering karena ia pakai untuk menggerutu dan mengumpat Arkan.
"Maaf Nona, Itu minuman saya!"
Tiba-tiba satu suara menghentikan gerak tangan Tiara, yang hendak menghabiskan minuman itu.
Tiara melirik sumber suara yang ternyata berasal dari hadapannya, dan berjarak kurang dari 1 meter.
Kenapa tiba-tiba bisa ada orang di sini?
Karena asik menggerutu dan mengumpat Tiara sampai tidak menyadari Jika ia duduk satu meja dengan seorang lelaki.
Lelaki itu memasang senyum ramah dan indah di wajahnya, ketika Tiara menatapnya bingung.
Tiara tersenyum canggung dan berkata.
"Maaf, Kenapa Anda tiba-tiba ada di sini?"
"Tiba-tiba? Lelaki itu kembali tersenyum,"saya sudah duduk di sini sebelum Anda datang nona, dan itu,"si lelaki menunjuk kaleng minuman yang masih ada di tangan Tiara.
"Itu minuman saya."
Wajah Tiara seketika memerah dan bingung, mungkin karena ia malu? Tapi Tiara tidak tahu malu dan ia malah melayangkan protes pada lelaki yang ada di hadapannya.
"Hahaha,"Tiara tertawa garing,"maaf, Sepertinya anda salah ini minuman saya dan saya baru membelinya beberapa menit yang lalu."
Lelaki itu meraih kaleng minuman lain yang masih berada di meja dan mendekatkannya pada Tiara.
"Kaleng minuman Anda berwarna merah, dan yang hijau itu milik saya!"
Tiara menatap kaleng minuman secara bergantian, dan ingatannya pulih kembali.
"Astaga! Ini memang bukan punyaku,"gumam Tiara dengan sangat pelan, dan hanya dia saja yang mendengar gumaman itu.
Dan secepat kilat ia menurunkan kaleng berwarna hijau itu dari tangannya.
🍂💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞🍂
Terimakasih sudah berkunjung ke cerita ini 🙏
Mohon dukungannya ya 🙏🤗
😘😘😘😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
tinta hitam
malunya sampe ke ubun-ubun itu mah 🤣🤣
2022-11-11
2
UQies (IG: bulqies_uqies)
Semangat kakak 💪
2022-11-11
1