Arkan Tengah berbaring di atas ranjangnya, wajahnya lesu dan sangat pucat, membuat Tiara menjadi tidak tega dan merasa bersalah.
"Apa mungkin aku memberikan obat pencahar terlalu banyak sampai dia separah itu?"gumam Tiara, yang tengah berdiri di ambang pintu kamar Arkan, memperhatikan Ken dan bi Imah membujuk Arkan, agar bersedia ke rumah sakit atau memanggil Dokter, tapi si keras kepala itu menolak dan bahkan melarang Bi Imah atau Ken memanggil Dokter.
"Dia keras kepala sekali, Kenapa tidak mau ke rumah sakit atau memanggil Dokter!"
Tiara tak berani masuk karena takut jika Arkan marah, Jika ia punya kuasa mungkin ia sudah menyeret laki-laki itu untuk pergi ke Rumah sakit.
Tiara berlalu dari kamar Arkan dan turun ke bawah menuju dapur, ia tengah berkutat dengan beberapa alat dapur.
Bi Imah datang.
"Nona, apa yang anda lakukan di sini? Jika perlu sesuatu biar Bibi yang melakukannya."
"Terimakasih Bi, aku sudah hampir selesai."
Setelah beberapa detik Tiara menyerahkan satu gelas minuman yang masih berasap dan beraroma pada Bi Imah.
"Ini minuman apa non?"
"Itu air jahe dan rempah-rempah lainnya bisa membantu meredakan sakit perut, tolong Bi Imah berikan pada Arkan."
"Kenapa tidak Nona saja yang memberikannya, Tuan Arkan pasti senang!"
Senang! justru dia akan marah besar padaku.
"Tolong Bibi saja ya, aku harus berangkat bekerja karena ini sudah siang."
"Baik non, berhati-hatilah di jalan."
"Terimakasih Bi, Bibi jangan bilang jika itu aku yang membuatnya."
"Kenapa Non?"
"Dia pasti marah dan tidak akan mau meminumnya jika tahu itu aku yang membuatnya."
"Baik Non."
Tiara pergi dan Bi Imah pun membawa minuman itu ke kamar Arkan, memberikannya pada sang tuan, Arkan yang tak tahu jika Tiara yang membuatnya langsung meminum habis.
Beberapa menit kemudian sakit perutnya mulai mereda dan ia pun bisa tertidur dengan tenang.
🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Dua bulan sudah mereka menikah.
Tapi tidak ada tanda-tanda hubungan suami istri ini membaik, justru setiap hari Arkan selalu memulai perdebatan dengan Tiara hanya karena masalah sepele.
Tiara yang tak terima dengan kelakuan Arkan yang selalu marah-marah dan menyalahkannya menjadi jenuh dan tidak tahan, Tiara menyusun rencana agar pernikahan kontrak ini segera berakhir tanpa ia harus melanggar surat perjanjian.
"Tapi bagaimana caranya,"gumam Tiara,"apa aku kabur saja? Jika itu aku lakukan mereka pasti akan mencariku di manapun, lagi pula aku mau kabur ke mana!" Keluh Tiara.
🍂🍂🍂🍂
Di kantor.
Arkan Tengah melakukan semua pekerjaan seperti biasa, tiba-tiba karyawan wanitanya mengetuk pintu dengan tergesa-gesa.
"Ada apa?"tanya Arkan tanpa melihat.
"Tuan, ada yang ingin bertemu dengan anda!"
"Suruh temui Ken saja, sebentar lagi dia akan kembali,"sahut Arkan masih tanpa menoleh.
"Apa kau tidak ingin menemuiku?"
DEG!
Satu suara berhasil membuat Arkan menghentikan aktivitas tangannya dan langsung melirik ke sumber suara yang sangat tidak asing di telinganya.
"Berlian!"Arkan segera bangkit dari duduknya.
Iya terkejut sekaligus senang karena kembali melihat gadis yang sudah 2 bulan lebih ia cari keberadaannya.
Sedangkan Berlian masih berdiri di tempat, ia bertingkah tidak seperti biasa.
Biasanya jika bertemu dengan Arkan ia akan langsung menghamburkan diri memeluk erat kekasihnya itu, mungkin ia marah dan kecewa pada Arkan hingga tidak melakukan kebiasaan itu.
Tap.
Tap
Tap.
Arkan mendekati Berlian, dan menatap penuh rindu pada kekasihnya itu.
"Kau keluar dari sini!"titah Arkan pada karyawan wanitanya.
"Baik Tuan."
"Ber, Kau dari mana saja selama dua bulan ini, aku mencarimu sampai putus asa,"tutur Arkan dengan lembut.
"Benarkah kau mencariku? Lalu kenapa kau mengkhianati ku?"sedih berlian.
Arkan meraih kedua tangan gadis itu.
"Kau salah paham, aku sama sekali tidak menghianatimu, kejadian di kamar hotel itu hanya sebuah jebakan yang seseorang lakukan padaku, aku akan membuktikannya padamu."
"Lalu kenapa kau menikah dengan gadis itu?"
Arkan merasa bersalah dengan raut sedih dan kecewa yang hadir di wajah Berlian, sungguh inilah yang ia takutkan.
"Aku terpaksa karena berita itu heboh! mamah dan papa memaksaku untuk menikahinya."
"Dan kau tidak menolaknya?"
"Kau tahu kan kalau aku tidak bisa menolak permintaan dan keinginan mamah?"
"Lalu bagaimana denganku? Apa kau tidak memikirkan perasaanku, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri kau tidur bersama wanita lain dan sekarang kau malah menikahinya,"Berlian sudah mulai terisak menahan sakit di hatinya.
"Maafkan Aku ber, aku tidak bermaksud menyakiti hatimu dan aku sangat mengerti perasaanmu, kau tenang saja pernikahanku tidak akan mengubah perasaan ku padamu."
"Apa maksudmu Ar?"
"Kau tahu kan, kalau aku hanya mencintaimu dan aku sama sekali tidak menyukai apalagi mencintai Tiara."
"Jadi nama Gadis itu Tiara?"
"Iya, dan aku sama sekali tidak menginginkannya."
"Tapi dia sekarang istrimu Ar, dan kau akan menyakiti hatinya jika kau masih melanjutkan hubungan kita, Aku di sini hanya ingin memperjelas dan mengakhiri hubungan kita."
"Tidak Ber, hubungan kita tidak akan pernah berakhir,"tolak Arkan.
"Kau jangan egois Ar, kau harus menjaga perasaan istrimu!"
"Tidak ada yang perlu dijaga karena Tiara pun tidak menyukaiku."
Berlian terkejut dengan perkataan Arkan, dan Arkan pun kembali melanjutkan ucapannya.
"Aku dan Tiara membuat kesepakatan di pernikahan kami."
"Kesepakatan? Apa maksudmu?"
"Aku dan Tiara hanya menjalani pernikahan kontrak, dan dalam waktu 1 tahun kami akan bercerai."
"Apa! Berlian semakin terkejut dan tidak percaya,"kau sudah gila Ar!"
"Ini aku lakukan semuanya demi kamu Ber."
"Tidak! Tapi aku tidak bisa melakukannya, Aku ini wanita, aku tahu bagaimana sakit dan terlukanya hati istrimu jika tahu suaminya Masih berhubungan dengan kekasihnya."
"Aku dan Tiara menikah hanya karena terpaksa, tidak ada cinta di antara kami selain perjanjian, yang hanya kami jalani selama satu tahun, setalah itu kami akan berpisah tanpa ada yang terluka,"Arkan berusaha keras meyakinkan kekasihnya itu.
"Apa kau yakin?"
"Aku yakin, sangat yakin!"
Berlian menatap mata akan lekat.
"Apa kau mau berjanji padaku jika tidak akan memiliki perasaan apapun pada istrimu?"
Arkan terdiam, iya tidak langsung menjawab pertanyaan Berlian kali ini.
"Kenapa kau diam? Apa kau tak sanggup berjanji untuk itu?"
Arkan menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya.
"Aku sanggup melakukannya."Akhirnya kata itu yang keluar dari Arkan.
Berlian tersenyum, mendengar kesanggupan dari Arkan.
"Jadi bagaimana, apa kau mau memaafkan aku?"
Berlian mengangguk, dan di sambut pelukan hangat oleh Arkan yang saat ini merasa sangat bahagia karena Berlian sudah memaafkannya.
Selama 2 tahun lebih aku bertahan dengan mu, tentu aku juga tidak akan sanggup dan rela melepaskan mu untuk wanita lain.
🍂💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞🍂
Terimakasih sudah berkunjung ke cerita ini🙏🙏
Mohon dukungannya 🙏🤗
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Ria Onits
wanita ular
2023-01-19
1
UQies (IG: bulqies_uqies)
Waduh.. Arkan Arkan, kamu tahu janjimu kepada berlian itu nantinya akan jadi boomerang loh.
2022-11-09
2