[OBTD] BAB 5 : Flower

Ethrion benar-benar tidak fokus jika gadis itu berada dalam jangkauan matanya. Alih-alih memperhatikan guru yang menerangkan materi di depan kelas, cowok itu justru sibuk memandangi gadis yang entah sedari kapan selalu muncul dipikirannya.

Cowok itu seperti memusatkan dunianya pada satu titik. Tiba-tiba selalu muncul kemauan dalam dirinya untuk terus menarik perhatian gadis yang tengah duduk di depannya ini.

Beruntung, Ethrion dapat duduk tepat di belakang gadis itu. Mengamati setiap gerak-geriknya, mengetuk bahu gadis itu dengan jarinya, memainkan halusnya rambut gadis itu yang tergerai indah dari belakang, dan tak jarang dia mendapat pelototan tajam oleh sepasang iris mata indah milik gadisnya.

Ethrion menyeringai. Tidak apa. Sepertinya, hal itu akan menjadi kebiasaan yang entah kenapa begitu terasa menyenangkan untuknya.

Ethrion benar-benar menyukai semua hal yang ada pada diri Jasmine. Mulai dari sifatnya yang selalu terlihat dingin, sorot matanya yang tenang namun terkadang sangat mengintimidasi sampai semua kapabilitas yang gadis itu miliki.

He likes her sexy brain.

Benar-benar gadis yang menarik.

Gadis penuh kejutan yang dari luar terlihat dingin tak tersentuh. Pembawannya yang tenang namun mengintimidasi. Lalu manik hitamnya yang tidak memancarkan rasa takut pada siapa pun, seolah-olah dia bisa mengendalikan orang-orang di sekitarnya jika dia mau.

Ethrion menyeringai.

Bukankah Bunganya dari hari ke hari semakin terlihat indah? Semakin menawan dan begitu sempurna.

Hm. Sempurna?

Dahi Ethrion berkerut samar.

Apakah gadis itu merasa begitu sempurna sehingga dia menganggap bahwa lelaki sepertinya tidak pantas berada di dekat gadis itu? Itu sebabnya gadis itu mengabaikannya dan selalu bersikap dingin padanya?

Ethrion tersenyum sinis. Sayang sekali. Dia tidak suka diabaikan seperti yang gadisnya sedang lakukan.

Bukankah gadisnya harus sedikit diberi pelajaran? Ethrion menggeram pelan. Kesempurnaan gadisnya benar-benar membuatnya menahan rasa gemas.

Bagaimana kalau dia ... sedikit merusaknya?

Merusak kesempurnaan yang gadis itu miliki, hingga membuat gadisnya tersadar akan keberadaan dirinya di hidup gadis itu.

Ya.

Dia akan membelenggu akal pikiran gadisnya agar selalu terpusat pada dirinya. Pada diri seorang Ethrion yang begitu menginginkan gadis itu untuk tunduk pada kendalinya.

Menjadikan Ethrion sebagai poros hidup Jasmine, gadis kesayangannya.

Mata Ethrion berkilat penuh rencana.

Dia akan menjerat gadis itu kedalam dunianya. Dunia yang tak sembarang orang bisa masuk tanpa kuasa darinya. Otaknya sudah menyusun berbagai rencana yang nanti akan memudahkannya untuk mengikat gadis tersayangnya.

Manik tajam Ethrion terus mengamati gadis yang kini tengah sibuk mencatat sesuatu dibukunya.

'Kira-kira rencana mana yang harus gue mainkan lebih dulu, Flower?' batin Ethrion sambil mengulas seringaian samar. Mata elangnya terus mengamati punggung gadis yang kini tengah sibuk mencatat sesuatu dibukunya.

Lalu, suara bel istirahat yang berbunyi nyaring seketika memecah konsentrasi Ethrion. Cowok itu berdecak karena waktu yang cepat sekali berlalu. Tentu saja semua ini karena dia terlalu sibuk memikirkan gadis di depannya ini.

"Baik anak-anak. Materi ini akan Ibu lanjutkan besok. Sampai jumpa di pertemuan selanjutnya dan selamat istirahat." Guru wanita bersanggul rapih itu dengan elok berlenggang ke luar kelas.

Di sisi lain, Jasmine langsung pergi dengan terburu-buru menuju kantin.

Gadis itu tidak memedulikan Camelia yang mengikutinya di belakang. Panggilan sepupunya itu pun dia abaikan. Dari ekspresi wajahnya, gadis itu terlihat menahan kesal dalam dirinya.

Sesampai di kantin yang sedikit ramai, Jasmine langsung mengambil sebuah minuman kaleng di antara banyaknya chiller yang berderet di salah satu sisi kantin yang luas ini.

Lalu dia mendudukkan diri dengan emosi di salah satu meja. Dia meletakkan minuman kaleng itu dengan sedikit kasar ke atas meja sampai menciptakan bunyi sedikit nyaring. Dia tidak peduli pada murid lain yang menatapnya aneh.

Camelia yang baru saja sampai menatap Jasmine dengan heran. Dia dengan tenang mendudukkan diri di depan gadis yang tengah kesal itu.

"Kenapa sih? Lo lagi PMS, ya?" tanya Camelia.

"Nggak! Temen lo itu kayaknya emang udah beneran gila, ya?" jawab Jasmine ketika sudah merasa sedikit tenang.

Camelia tertawa geli.

"Kan gue udah bilang kalo Rion itu kadang emang suka tengil tingkahnya. Tapi, kayaknya cuma lo doang, deh, yang terlalu anti buat deket-deket sama dia."

Camelia melihat sendiri bagaimana cowok yang notabene sebagai ketua klub Basket itu selalu berusaha mencari perhatian kecil sepupunya ini dengan cara apapun yang tercipta dari otak cerdik cowok bak dewa Yunani itu.

Jasmine tersenyum mengejek. "Ngapain juga gue harus deket-deket sama dia? Nggak guna sama sekali, Lia."

"Di saat cewek lain mungkin udah kejang-kejang diperlakuin kayak tadi, bukannya melting, eh, lo malah ngerasa dongkol kayak gini. Aneh lo, dasar cewek cuek!"

"Asal lo tahu, alih-alih terlihat keren, dia justru kelihatan kayak ****** murahan di mata gue."

"Tapi dia kromosomnya XY, Jel."

"Ger*o, mu****ari, gi**lo."

Camelia terperagah kemudian tertawa nyaring membuat seisi kantin menatapnya aneh. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi Ethrion jika cowok tampan itu mendengar berbagai sebutan menjijikkan yang Jasmine sematkan padanya.

Sepertinya Jasmine sudah kepalang ilfeel dengan cowok tampan itu. Mungkin dia memiliki alergi dengan eksistensi makhluk rupawan tapi penuh omongan sampah seperti Ethrion.

Camelia tersenyum jahil. "Hati-hati aja, deh. Gue takut kalau nanti lo malah terjerat sama pesonanya dia, Jel. Rion itu bukan tipe cowok yang eksistensinya gampang diabaikan gitu aja."

"Nonsens, Lia," pungkas Jasmine sambil menatap Camelia dengan datar.

"Dalam hati kecil lo, lo pasti nggak menampik fakta itu, kan, kalo Ethrion emang cakep? Sebenernya, selain tingkahnya yang kadang suka konslet, dia punya banyak kelebihan tau! Lo pasti sadar akan hal itu, kan?"

Jasmine termangu ditempatnya. Ya. Dalam hati kecilnya dia menyadari akan kelebihan-kelebihan yang Ethrion miliki.

"Bagi gue, semua kelebihan Rion bakal jadi omong kosong kalo kelakuan dia minus kayak gitu!"

Jasmine tertawa sinis dalam hati. Menurutnya, bukankah percuma mempunyai paras rupawan serta otak yang cemerlang kalau kelakuannya minus?

Bagi Jasmine, itu sama saja bohong alias zonk!

Camelia berdecak. "Namanya juga manusia. Pasti ada plus-minusnya, lah!"

Jasmine berdecak. "Human behavior, Lia. Hal kayak begitu bisa kebentuk salah satunya dari kebiasaan, mungkin juga lingkungan dia."

Camelia berpikir sejenak, mencoba mengerti perkataan Jasmine. "Lo sampe bisa se-ilfeel itu sama dia cuma gara-gara dia suka nyepik banyak cewek? Lo takut itu jadi kebiasaan?"

"Gue sepenuhnya yakin kalo itu emang udah jadi kebiasaan dia. In fact, he can choose any option buat nggak menjadikan dirinya sebagai cowok berengsek kayak gitu."

Dalam hati, Camelia membenarkan apa yang diaktakan oleh Jasmine. Tapi, dia juga bertanya-tanya, sebenarnya, seburuk apa citra seorang Sagara Ethrion di mata sepupunya ini?

"Ehm, lo ... benci banget sama Rion, ya?" Camelia bertanya dengan hati-hati.

"Banget! Dia ngingetin gue sama seseorang." Jasmine menatap sepupunya itu sebentar kemudian ekspresi wajahnya berubah menjadi dingin.

Camelia tercenung di tempatnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!