[OBTD] BAB 1 : First Meet [2]

"AKHHH!"

Jasmine memekik kecil. Seseorang menyeret tubuhnya ke dinding pojok di depan bilik di mana suara menjijikan tadi berasal. Orang itu mengunci gerakannya dengan menurung tubuhnya di antara lengannya yang kokoh.

DEG!

Netra Jasmine sedikit membeliak tajam ketika mendapati remaja lelaki yang memakai kaus putih polos dengan outer berwarna hitam sedang menatap lekat ke arahnya.

Tubuhnya hanya mencapai telinga lelaki asing tersebut. Matanya tepat berada di depan bibir merah merekah yang sialnya terlihat sangat menggoda dan berhasil membuatnya sedikit gelagapan.

Jasmine sedikit mendongakkan kepalanya dan memandang lelaki tersebut dengan dahi mengkerut halus.

Lihat bagaimana netranya bertubrukan dengan netra gelap lelaki itu. Surainya hitam dengan poni yang menutupi setengah dahi itu terlihat sedikit basah. Dapat Jasmine lihat dengan jelas sisa air yang menetes turun membasahi kulit wajah rupawan yang sedikit kecoklatan itu.

"Lepasin gue! Lo pikir, apa yang udah lo lakuin?" sentak Jasmine dengan suara sedikit tertahan.

Heh, bagaimana dia tidak gugup? Dia belum pernah merasa sedekat dan seintim ini dengan lelaki asing mana pun! Haruskah dia melaporkan lelaki kurang moral ini atas tindakan pelecehan?

Harusnya Jamsine memberontak, tapi dia malah diam saja dan hanya menatap tajam lelaki asing yang kini memasang seluas senyum miring di bibirnya.

This jerk!

Lelaki itu terlihat menghela napas pelan lalu sedetik kemudian menyentuh rambut Jasmine dengan lembut.

"Harusnya, gue yang bilang itu ke elo. Lo pikir apa yang udah lo lakuin tadi?"

Jasmine menatap lelaki itu dengan sorot bertanya. "Gue nggak ngelakuin apa pun! Bisa minggir, nggak? Rasanya nggak etis banget kalo lo nahan gue di sini tanpa alasan yang jelas."

"Elo yang nggak etis karena udah ganggu kesenangan gue, Darling."

Kesenangan matamu!

Jasmine hampir saja melayangkan sebuah tamparan ke wajah tampan lelaki mesum itu. Lelaki tidak tahu diri itu benar benar membuatnya merasa muak.

"Elo yang nggak etis c*** di sembarang tempat, bego." Jasmine berkata dengan penuh penekanan.

Lelaki asing itu terdengar sedikit mengumpat.

Ternyata gadis cantik di depannya ini benar-benar menyaksikan perbuatan tidak senonohnya tadi?

Lelaki itu mengamati wajah cantik Jasmine dengan lekat kemudian dia mengukir seringaian samar di bibirnya yang berwarna kemerahan dan sedikit bengkak.

"Lo anak mana?"

"Maksud lo?"

Lelaki itu mengangkat satu alis tebalnya. "Biar gue tebak. Lo anak Gellius, kan?"

Jasmine sedikit terkejut.

Tunggu dulu! Bagaimana lelaki asing ini bisa tahu jika dia bersekolah di Gellius? Apa lelaki asing ini adalah seorang penguntit? Oke, Jasmine merasa situasi yang dia hadapi sekarang semakin berbahaya.

"Bukan." Jasmine menjawab dengan reflek. Dia berusaha bersikap setenang mungkin agar tidak terlihat seperti orang yang sedang berbohong.

"Bohong."

"Gue nggak bohong!"

Jamsine mengumpat dalam hati. Kenapa nada suaranya jadi terdengar panik? Jasmine memaki dirinya sendiri. Demi apa pun dia malu!

Suara Jasmine yang meninggi dan terdengar panik tadi justru membuat lelaki asing itu terkekeh pelan. Netra gelapnya memandang Jasmine dengan gemas karena menyadari jika wajah gadis yang terkurung di dalam kedua lengannya kini benar-benar memerah.

"Gue tahu lo anak Gellius, jadi nggak usah bohong. Lo lucu banget kalau panik kayak tadi," kata lelaki itu sembari mengukir seringaian geli.

Jasmine mendesis pelan. Astaga, bisa-bisanya dia berada di dalam satu ruangan dengan lelaki asing yang seenaknya menahan tubuhnya di kungkungan lengannya dan membuat tubuhnya menyender pada tembok marmer, sedikit terhimpit dengan dada bidang milik lelaki asing itu.

Oh, bahkan jarak tubuh mereka tidak lebih dari 20 senti!

"Nggak usah tanya gue bisa tahu dari mana." Lelaki itu memandang wajah Jasmine. Mengagumi betapa cantik dan menariknya penampilan gadis ini. "Gue pernah lihat lo sama salah satu temen sekelas gue."

Jasmine tercenung ditempatnya.

Apakah yang dimaksud lelaki ini adalah Cemelia? Jika iya, itu artinya lelaki ini adalah salah satu siswa di SMA Duaja Wijaya. Dan parahnya lagi, lelaki ini adalah teman satu kelas sepupunya, Camelia!

Demi apa pun Jasmine tidak mengira jika Camelia mempunyai teman sekelas yang benar-benar gila seperti lelaki asing di depannya ini. Masih muda tapi sudah berani melakukan hal tidak terpuji di tempat umum. Jasmine bergidik dalam hati. Mau jadi apa lelaki itu saat dewasa nanti? Hiholo?

"Gue nggak peduli lo tahu dari mana. Sekarang, singkirin tubuh lo dari hadapan gue dan biarin gue pergi dari sini."

"Mmm." Lelaki itu bergumam seperti seseorang yang sedang berfikir. Dia mengamati setiap inchi wajah Jasmine dengan lekat. "Kalau gue nggak mau lepasin lo, gimana?"

Jasmine berdecak keras dan menatap lelaki itu dengan raut kesal.

"Mau lo apa, sih, sebenarnya?"

"Mmm, mau gue?"

Alih-alih menjawab pertanyaan Jasmine dengan jelas, lelaki itu justru membuat Jasmine dilanda rasa panik ketika melihat lelaki itu justru semakin mendekatkan diri ke arahnya.

Bahkan, sekarang Jasmine dapat mencium aroma mint menyegarkan yang menguar dari tubuh lelaki asing ini. Untung kewarasan Jasmine masih terjaga dengan baik jadi gadis itu tidak terjerumus terlalu dalam dengan aroma candu milik lelaki asing ini yang bisa membuat gadis mana pun merasa terlena.

"Lo bener-bener minta dihajar, ya?" Jasmine menggeram marah.

"Kenapa jadi lo yang marah? Harusnya gue yang marah sama lo." Lelaki asing itu tersenyum manis.

"Dasar cowok nggak tahu diri!"

Lelaki itu mengabaikan umpatan Jasmine dan memilih mendekatkan wajahnya menuju telinga gadis dengan gaya rambut chic mini space buns itu.

"Lucu banget."

Jasmine hanya bisa menahan kesal ketika msndengar lelaki asing itu berbicara tidak jelas. Benar-benar menyebalkan.

Lelaki itu mengukir senyum tertahan. Entah kenapa gaya rambut gadis itu terlihat menggemaskan di matanya. Alih-alih terlihat aneh, gaya rambut itu benar-benar terlihat cocok dengan citra dingin gadis itu.

"Singkirin lengan lo sekarang juga! Jangan bikin gue makin muak sama lo, ya!"

Lelaki itu menggeleng pelan. "Nggak mau."

Lelaki itu justru sedikit menggeram ketika mencium aroma vanila yang menguar dari tubuh gadis cantik di dalam kungkungannya itu. Dia menghirup aroma manis memabukkan itu lalu dia beralih untuk membisikkan sesuatu tepat di telinga Jasmine.

"Close your eyes and close your ears, Darling. Lupain apa yang udah lo saksikan tadi. Kalo sampe apa yang lo lihat tadi bocor, gue akan cari lo di mana pun lo berada." Lelaki itu menatap tepat di manik Jasmine.

Cup!

Lelaki itu mencium pipi Jasmine sebagai tanda perpisahan kemudian dia melepaskan kungkungannya pada tubuh Jasmine. Lelaki asing itu kemudian berlalu pergi meninggalkan Jasmine yang terdiam kaku di tempatnya.

Saat tersadar apa yang baru saja terjadi, Jasmine langsung mengusap pipinya dengan kasar, mencoba menghilangkan bekas kecupan lelaki mesum tadi.

Oh, crap!

Benar-benar menggelikan.

Disgusting!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!