[OBTD] BAB 9 : Extra Mean [2]

Di sisi lain, Jauzan menatap ponsel yang berada ditangannya dengan pandangan dingin. Dia menatap hamparan layar ponselnya yang menampilkan riwayat pesan dirinya dengan Jasmine. Dia menghela napas berat kemudian berdecak pelan.

Kenapa gadis itu belum membalas pesannya sejak kemarin?

Jonathan dan Kaisar yang sedari tadi fokus menikmati makanannya masing-masing, kini tengah menatap Jauzan dengan pandangan heran. Lelaki di depan mereka ini memang jarang berbicara, tapi entah kenapa mereka bisa melihat sedikit kegusaran dari matanya.

Kaisar dan Jonathan saling melempar pandangan bertanya.

Jonathan menaruh kembali sesendok nasi goreng yang hampir masuk ke mulutnya dan mulai menyenggol pelan lengan Jauzan. "Woi, kenapa lo? Bengong mulu dari tadi."

Jauzan menaruh ponselnya di atas meja dengan sedikit keras. Lelaki itu tetap tidak mau membuka mulutnya. Dia memilih meminum cola dingin yang tadi sempat di belinya hingga tandas.

Melihat gelagat Jauzan, sepertinya Jonathan mulai mengerti sesuatu. Cowok itu tersenyum geli. "Oh, lo pasti lagi kangen, ya, sama Jeje. Ngaku lo! Iya kan? Pasti iya, nggak mungkin enggak soalnya!" ucap Jonathan diakhiri dengan gelak tawa.

Jauzan berdecak malas. "Bacot lo!"

"Gini aja bos, gimana kalo nanti lo jemput dia pas pulang sekolah?" usul Kaisar.

Jauzan menatap Kaisar dengan raut datar. "Nggak. Gue nggak mau nyari ribut sama anak Duaja. Itu bisa bikin Mine dalam bahaya."

Jonathan setuju dengan ucapan Jauzan. Sudah menjadi rahasia publik jika SMA Gellius dan SMA Duaja Wijaya sudah menjadi rival sejak dulu. "Kalo gitu, gimana kalo nanti malem kita ngumpul di rumah Jeje? Nanti anak-anak lain biar gue yang kabarin."

Kaisar mengangguk antusias. "Boleh, tuh. Lagian, udah lama juga kita nggak kumpul bareng kayak dulu."

Jauzan mengangguk menyetujui. "Oke."

...•☆•...

"Lo apa-apaan, sih! Lepas nggak?" Jasmine menggerutu menatap pergelangan tangannya yang sedikit memerah karena Ethrion masih belum mau melepas cekalannya.

Ethrion menyeret Jasmine menuju UKS. Raut suram yang terpatri di wajahnya perlahan mulai menghilang. Layaknya anak kecil yang kehilangan mainan kesayangan, kini hanya ada raut cemberut lucu yang tergambar di wajah tampan Ethrion.

Jasmine masih saja heran ketika melihat perubahan ekspresi Ethrion.

"Lo genit banget jadi cewek." Ethrion mencebikan bibir dengan raut lucu bak anak polos yang suci tanpa dosa. Sangat tidak cocok dengan image playboy jahanam yang selama ini Jasmine sematkan padanya.

"Maksud lo apa?" Jasmine mencoba bersabar.

"Lo udah tebar pesona sama para cicak jahanam kurang belaian di sini," kata Ethrion dengan raut datar.

Cicak jahanam .... apa? Jasmine memaki dalam hati. Kenapa selalu keluar kata-kata aneh dari mulut cowok ini?

"Gue nggak tebar pesona!"

"Lo caper. Gue nggak suka."

"Gue nggak pernah ca—"

"Lo bikin gue cemburu."

"Gue nggak bermaksud bikin lo ce—"

Eh?

Tunggu dulu!

Jasmine terdiam mencoba mencerna lamat-lamat apa yang baru saja lelaki itu katakan.

Cemburu?

Jealous?

Ha... Ha...

Bullshit!

Jasmine mengerjap tidak percaya, seakan-akan baru saja mendengar sebuah kalimat paling memualkan sedunia. Gadis itu tidak bisa menyembunyikan raut tidak suka di wajahnya. Dia merasa sedikit lelah karena harus menghadapi manusia berkromosom XY dengan sifat menyebalkan seperti Ethrion.

Ethrion hanya tersenyum geli ketika melihat raut kesal yang tergambar jelas di wajah Jasmine.

Sangat menggemaskan.

Ethrion semakin tidak mengerti dengan rekasi tubuhnya setiap berdekatan dengan gadis di depannya ini. Sensasi mendebarkan yang terasa menyenangkan ini benar-benar membuatnya hampir gila.

Ya. Jasmine berhasil mempengaruhi Ethrion dengan begitu dalam, bahkan ketika gadis itu tidak melakukan apa pun untuk menarik perhatiannya. Tentu saja itu berbeda dengan kebanyakan gadis yang pernah dikencaninya.

"Rion, bisa nggak, sih, lo berhenti ganggu gue?" Jasmine menatap tepat pada manik hitam Ethrion. "Gue beneran muak sama tingkah lo."

Ethrion mengernyitkan alis seraya menggaruk pelipisnya yang tidak gatal.

Mungkin dalam hati membatin, emang tingkah gue senyebelin itu, ya?

Coba jawab yorobun.

Ethrion menatap wajah Jasmine dengan lekat. "Gue juga nggak tau kenapa gue nggak bisa berhenti ganggu lo, Jel."

"Jaga jarak dari gue!"

Ethrion tersenyum geli. "Social distancing?"

"Apa pun itu!"

"Nggak bisa."

Jasmine mengernyit. "Harus bisa!"

"You've something, darling!" Ethrion menyugar rambut hitamnya ke belakang dengan gemas, berharap gadis di depannya ini mengerti. "Sesuatu yang membuat gue gak bisa jauh-jauh dari lo."

"But you've a girlfriend, Rion!"

Ups!

Jasmine membeku di tempatnya.

Sepertinya gadis itu kelepasan. Ha. Ha.

Ethrion? Cowok itu juga terpaku di tempatnya!

"M–maksud gue—"

Ethrion tiba-tiba tertawa pelan. "Pacar gue? Pacar gue yang mana?"

Jasmine melotot. Nah, kan? Apa cowok itu terlalu banyak pacar sehingga dia sendiri bingung, cewek mana yang Jasmine maksud?

Jasmine teringat tentang masalah kemarin. Kemarin ketika membahas Oberon dan Proteus di GOR, mereka menyebut satu nama yang sepertinya adalah sosok penting, melihat tatapan khawatir bercampur amarah yang anggota Oberon perlihatkan padanya waktu itu.

"Isa? Ingat kalo lo punya Isa!"

Ethrion terdiam. "Oh. Isabella?"

Isabella?

Jadi namanya Isabella? Jasmine mendekus kesal.

Such a pretty name!

Jasmine langsung bisa membayangkan sesosok gadis berhati lembut, berambut panjang, mempunyai tinggi semampai serta paras yang bisa membuat semua laki-laki terpana hanya dengan sekali lihat.

Entah kenapa kekesalan Jasmine sedikit bertambah.

"Oh, ya. Soal masalah lo sama Proteus, lo salah target," tukas Jasmine dengan nada datar.

"Maksud lo?" Ethrion bertanya, meminta penjelasan lebih lanjut.

Ah. Jasmine benci ini. Dia tidak suka menjelaskan sesuatu yang bukan urusannya.

"Intinya, bukan Jauzan yang kirim kotak itu."

Ethrion berdecih. "Lo nggak lagi ngebela dia, kan?"

"Terserah kalo lo nggak percaya." Jasmine berbalik pergi ingin meninggalkan UKS. Bel masuk sudah berbunyi sejak tadi, dan dia harus membolos mata pelajaran gar-gara cowok tengil ini!

Ethrion mencekal lengan Jasmine dengan lembut, tidak ingin membiarkan gadis itu pergi sebelum dia menjelaskan apa maksud dari perkataannya tadi.

Tentu saja gadis itu harus menjelaskan kepadanya secara rinci. Gadis itu pasti tahu akan sesuatu, karena ini menyangkut teman gadis itu. Ingat, Jasmine pernah berada dalam satu sekolah yang sama dengan Proteus.

"Nggak secepat ini, Flower."

"Apa lagi?"

"Jelasin ke gue, apa maksud lo tadi?"

Jasmine menghela napas sebelum menatap tepat ke manik Ethrion, menandakan jika dia tidak main-main dengan ucapannya. "Jauzan bukan leader Proteus!"

Ethrion balas menatap Jasmine. "Lo nggak lagi belain dia, kan, Lava?"

Lava?

Panggilan baru lagi?

Oke. Jasmine sepertinya sudah lelah menyuruh Ethrion berhenti memanggilnya dengan sebutan macam-macam. Jadi, biarkan saja. Suka-suka Ethrion. Orang cakep mah bebas!

"Gue serius, Rion," ucap Jasmine yakin. "Jauzan nggak mungkin ngelakuin itu!"

"Kenapa nggak mungkin?"

"Sebenarnya gue masih nggak paham, kalian dapat bukti dari mana kalau Jauzan yang ngelakuin itu?" Jasmine mengulas senyum miring. "Di antara lo, teman-teman lo dan gue, jelas gue yang paling kenal Jauzan. Kalian nggak bisa seenaknya nuduh tanpa bukti yang valid!"

"Gue punya bukti dan lo bisa lihat nanti!" Rahang Ethrion mengeras. Raut wajahnya berubah gelap. Sesuatu dalam dirinya terasa mendidih ketika Jasmine menyebut nama Jauzan berulang kali. Dia tidak suka cara Jasmine membela lelaki itu.

"Dan jangan pernah lagi sebut nama dia di depan gue karena ..."

Ethrion bergerak maju, mendekat ke arah Jasmine yang tubuhnya terpaku, tidak bergerak seinci pun. Sorot mata lelaki itu kembali teduh ketika tangannya menyentuh pelan pipi Jasmine yang perlahan berubah warna dengan sedikit semburat merah jambu.

"... karena gue benci itu, Flower."

Ethrion menyeringai samar.

"Ngerti?"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!