Dengan menaiki mobil Mercedes-Benz Tuan Kino dan Tamarin akhirnya sampai di rumah besar setelah melewati perjalanan tol yang cukup lengang karena jam dimana orang sudah tidak banyak yang pulang kerja.
Tuan Kino dibuat shock bukan main karena ternyata disebuah pertigaan masuk kawasan rumah elit miliknya, mobil Nyonya Mint lebih dulu masuk ke kawasan rumah elit dimana rumahnya berada.
" Mint." lirih Tuan Kino yang membuat Tamarin juga ikut panik.
" Nyonya Mint." Tamarin yang juga melongo panik melihat mobil Tuan Kino di belakang mobil Nyonya Mint. " Bagaimana ini?" Tamarin yang memasang ekspresi wajah panik dan tanpa sadar meremas kelima jemari yang sedari tadi berada dalam genggamannya.
" Aw." Kembaran Braddpitt yang meringis kesakitan karena seluruh jari kirinya di remas kuat oleh Tamarin.
Tamarin yang reflek langsung bereaksi membuang kasar lengan berikut jemari yang sedari tadi berada dalam genggamannya. Masih dengan sepasang matanya yang tidak bisa lepas dari mobil ibu mertuanya yang lebih dulu akan masuk rumah besar. " Bagaimana ini?" tanya Tamarin dua kali lebih gelisah dari Tuan Kino. Duduk Tamarin juga tidak tenang dan itu terlihat sekali oleh Tuan Kino.
Sementara Tuan Kino sesekali meniup seluruh jari kirinya akibat diremas oleh Tamarin dengan sangat kuat dan matanya juga tidak lepas dari melihat mobil istrinya yang kurang beberapa rumah lagi akan masuk ke rumah besar.
" Ini gara-gara mandi kamu lama Tamarin." Tuan Kino yang mengomel tidak jelas menyalahkan Tamarin.
" Tidak, ini semua karena Tuan juga mandinya lama." Tamarin yang tidak mau kalah menyalahkan kembaran Braddpitt yang wajahnya berubah tegang. " Hehm ... katanya Tuan tidak akan takut sekalipun asmara terlarang ini ketahuan, begini saja Tuan sudah panas dingin tidak karuan." ujar ketua Tamarin.
" Aku akan cari alasan, kalau kita tidak sengaja bertemu dan kamu menumpang di mobilku. Bagaimana?" nafas sengal Tuan Kino karena mobil istrinya semakin dekat untuk masuk ke dalam rumah besar.
" Ide bagus." jawab cepat Tamarin yang tidak kalah sengal juga nafasnya keluar berhambur tidak beraturan.
Untuk satu detik, jantung terasa berhenti. Meskipun Tuan Kino sudah menyiapkan alasan mengapa dia dan Tamarin satu mobil. Namun tetap saja, andaikan mata Nyonya Mint bisa ditutup kain. Akan dia tutup ketimbang Nyonya Mint melihat dirinya satu mobil dengan menantunya.
Kedua pasang mata membulat sempurna, bibir keduanya juga menganga ketika melihat mobil Nyonya Mint berhenti dan mengklakson mobilnya untuk pintu pagar segera dibuka.
Nafas Tamarin dan juga Tuan Kino terasa berat menyaksikan mobil milik Nyonya Mint masih tidak bergeming dan akhirnya dia membelokkan ban mobilnya kembali ke jalan aspal dan lurus hingga berhenti di sebuah apotik di ujung jalan.
Hah nafas lega kedua nya yang kemudian menyandarkan kepala di jok mobil secara bersamaan.
" Ayo cepat Tuan, sebelum Nyonya Mint kembali memutar mobilnya." Tamarin dengan kuat mengoyak lengan kekar milik Tuan Kino.
" Iya, iya Baby." Tuan Kino kembali menginjak pedal gas mobilnya dengan secepat kilat hingga mobil Mercedes-Benz berwarna hitam itu lebih dulu masuk melenggang menuju ke sebuah garasi rumah.
Dengan cepat setelah mobil berhenti. Tamarin langsung membuka pintu yang kemudian di tahan oleh Tuan Kino. " Baby." Tuan Kino yang menyentuhkan bibirnya mengecup bibir Tamarin.
Tamarin yang terdiam untuk setengah detik kemudian tersadar jika mobil Nyonya Mint akan segera datang. Dia lantas keluar dari mobil dan berlari cepat menuju dalam rumah hingga melewati ruang tamu, ruang tengah, ruang makan dan dapur berikut meja makan dan naik ke anak tangga menuju lantai dua kamarnya. Yang tentulah itu membutuhkan waktu yang tidak sebentar karena rumah itu sangatlah luas untuk per ruangannya saja.
Ceklek
Suara gagang pintu yang dia buka dan dia tutup kembali.
Langkahnya terasa berat, perlahan sepatu hitam dengan heels tidak terlalu tinggi yakni tiga senti itu berjalan menuju ranjang besar yang di atasnya terdapat foto pernikahannya dengan Fox. Tamarin yang tidak melepaskan sepasang matanya dari gambar pernikahan yang terpampang di dinding itu.
Sekitar lima menitan dia berdiri mematung, terdiam, membisu tidak bergeming sedikit pun. Hingga akhirnya dia meletakkan tas yang sedari tadi berada di bahu kirinya ke atas sofa dan berjalan menuju atas ranjang dan bersiap tidur sembari mengambil bingkai kecil yakni foto pernikahannya dengan Fox yang berada di atas meja nakas samping tempat tidurnya.
Tamarin mendekap erat foto pernikahannya dengan Fox. Memandangi dengan lekat bingkai foto yang didalamnya penuh senyum kebahagiaan. Tawa lebar keduanya benar-benar terpancar dari bibir keduanya. Membuat jari-jari Tamarin tidak berhenti menyentuh dan memandanginya.
Sementara Tuan Kino yang sudah siap dengan setelan piyama tidurnya dan bermain mobile legend di balkon.
Untuk waktu yang lama dia menanti wajah cantik keluar dari kamarnya dan menuju balkon, tapi sayangnya ujung hidung bahkan bahu bercahaya itu tak kunjung muncul dari balik kamar dan menuju balkon. Siapa lagi kalau bukan Tamarin yang dinanti Tuan Kino.
Perasaan cintanya kepada Tamarin sudah benar-benar membuat dia gila. Isi kepalanya dipenuhi wajah dan semua hal tentang Tamarin.
Padahal baru seharian bersama, rasanya tidak ingin jauh walau sebentar saja. Getaran dadanya benar-benar membuat dia sudah gila akan Tamarin.
" Malam yah." sapa Nyonya Mint yang baru saja sampai dan masuk ke dalam kamar. Dia kemudian berjalan menuju sosok pria yang dia panggil suami yang sedang duduk di atas balkon dan Nyonya Mint tahu jika suaminya pasti bermain mobil legend.
" Eh sayang." Tuan Kino memasang wajah kaget seolah-olah tidak tahu kedatangan istrinya. Padahal jelas-jelas dia tadi kelabakan dengan Tamarin, pas tahu mobil istrinya akan masuk lebih dulu ke dalam rumah.
Nyonya Mint yang mengecup kedua pipi suaminya. " Ayah belum tidur?"
" Belum ngantuk." Tuan Kino yang merangkul pinggang istrinya itu dengan mesra dan menatap wajahnya kemudian keduanya berjalan masuk ke dalam kamar.
.
.
Sementara Fox yang tadi siang bertabrakan badan dengan salah seorang pegawai proyek miliknya yang ternyata adalah teman SMP nya yaitu Jelly. Jelly ternyata menjadi sekretaris di perusahaannya cabang Bandung. Ternyata dia sudah bekerja sekitar satu tahun namun Fox tidak pernah tahu jika Jelly teman SMP nya bekerja di perusahaannya.
" Benar katamu Jel, disini makanannya enak." kata Fox pada wanita yang kecantikannya sebelas dua belas dengan Tamarin. Yang membedakan hanya warna pada rambutnya, jika Tamarin lebih suka mengecatnya semi kecoklatan. Rambut Jelly begitu hitam dan bercahaya.
" Syukurlah kalau kamu suka Fox." jawab wanita yang sedari tadi mencuri pandang ke wajah Fox.
Fox memang pernah tinggal di Bandung waktu dia duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Itulah yang membuat Fox mengenal Jelly yang tidak lain adalah primadona di sekolah sekaligus cewek pintar nomer satu di sekolah karena dia sangat sering diikutkan lomba-lomba apapun oleh sekolahan.
Fox dulu sangat minder jika ingin berusaha dekat dengan Jelly. Karena popularitas Jelly luar biasa di sekolah. Hampir para cowok satu sekolah antri mendapatkan giliran kencan yang hanya sekedar belajar kelompok bersama.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
zeetatakoya
ya harusnya kan tamarin dibawa aja kalo kerja keluar kota gitu, toh tamarin juga selalu dirumah
2024-05-11
1
Wiji Lestari
nanti ketemu teman lg namanya Yupi. ibunya Sugus, adiknya relaxa ya thor 😃😃😃😃
2023-01-22
0
Silfani Novelina
pasti fox dan jely selingkuh jg jd satu sama😅😅
2022-12-30
0