Ting Tung
suara bel dari balik pintu apartemen milik Tuan Kino.
Membuat Tamarin tidak beranjak dari ranjang putih besar itu dan sudah setengah jam lamanya dia menangis hingga tidak berhenti.
Tuan Kino yang kemudian membuka pintu apartemen yang sudah di duganya adalah semua pesanan via sambungan teleponnya.
" Ini Tuan, semua pesanan anda." salah seorang pegawai dari semua brand ternama yang membawa troly berisi pesanan Tuan Kino dan semuanya dia pesan untuk Tamarin.
" Terimakasih."
" Sama-sama Tuan. Kita permisi."
Tuan Kino hanya memberi anggukan kecil dan mendorong troly berisi barang-barang branded dari tas, sepatu dan baju dimana semuanya adalah merk mahal keluaran terbaru dari semua brand ternama.
Setelahnya troly tersebut sudah berada di dekat Tamarin. Tuan Kino kemudian duduk di tepi ranjang yah tidak jauh dari duduk Tamarin yang menyembunyikan wajahnya dan tangisnya.
Kelima jemari kiri dan telapak tangan milik Tuan Kino pun akhirnya berani mengusap lembut rambut semi coklat milik Tamarin yang bercahaya. " Kita pikirkan nanti, okay!" kata pertama ayah mertuanya yang menurut Tamarin sudah gila.
Mendengar itu, Tamarin langsung menampakkan wajahnya yang sudah tergenang air mata. Kedua matanya yang memerah begitu pula ujung hidung yang jelas sekali habis menangis hebat tidak bisa tertutupi.
Menatap dalam wajah tanpa dosa ayah mertuanya. " Apa anda sudah tidak waras?" tanya Tamarin dengan terus meneteskan air mata.
Tuan Kino yang meraih sepuluh jemari milik Tamarin dan mengecupnya dengan perasaan penuh cinta. " Aku mencintaimu Tamarin."
Kelopak mata Tamarin terpejam untuk satu detik bersamaan dengan menetesnya air mata bening dari kedua pelupuk matanya.
" Apa anda sudah gila?" lirih Tamarin yang menahan sesak dadanya setengah mati.
Tuan Kino meraih punggung wanita itu dan memeluknya. " Aku tidak gila." jawab santai tanpa dosa ayah mertuanya.
Membuat Tamarin yang sedikit kesal bercampur gemas dengan pria yang sudah memeluknya tanpa izin itu. Hingga dia pun berusaha mengelak untuk menjauhkan tubuh pria itu dari tubuhnya diikuti dengan pukulan kecil bertubi-tubi yang dia layangkan ke dada bidang milik Tuan Kino.
" Tenanglah Tamarin! kita bisa lalui ini bersama." Tuan Kino yang lagi-lagi sangat menentramkan hati Tamarin dan mengusap pelipis milik wanita itu dan mengecupkan bibirnya ke kening Tamarin.
Tamarin berusaha tenang. Menyeka air mata dengan kedua telapak tangan miliknya. Dia kemudian mengatur nafas dan memulai untuk bicara. " Tolong jelaskan, bagaimana kita bisa melakukan ini semua?"
Membuat melongo Tuan Kino, mengapa seolah Tamarin lupa dengan hasratnya sendiri yang menarik hubungan terlarang ini berlanjut di atas ranjang dan hingga di detik ini, hingga Tuan Kino tidak ragu lagi menyatakan cinta kepada menantunya itu.
" Apa kamu tidak mengingatnya sama sekali?" tanya Tuan Kino serius.
Tamarin menggelengkan kepala dengan wajah bingung.
" Coba kamu ingat kembali! kamu yang berkumpul dengan teman-temanmu lalu kamu tiba-tiba merasa ada salah dengan jantungmu dan aku membawa kamu ke klinik pelayanan di Mall sebelah. Hingga kamu tersadar dan aku tidak ada pilihan lain selain menuruti hasrat mu." Tuan Kino yang berusaha menjelaskan kronologi peristiwa ini.
Sementara kepala Tamarin terus memutar memory sehari ini, mengapa bisa dia melakukan hal terlarang dengan sangat menikmati bahkan seperti tidak sadar melakukannya. " Bawa saya ke klinik dimana anda membawa saya." Gegas Tamarin yang mengoyak lengan kekar ayah mertuanya untuk bangkit dari duduknya dan membawanya ke klinik Mall.
" Okay, tapi aku mohon kamu tenang." ujar Tuan Kino yang menatap lekat kelopak mata lebar nan indah di depan nya itu.
Tamarin yang sudah berdiri dengan sangat dekat itu pun mengangguk dan pria berdada bidang yang dia panggil ayah mertuanya itu kembali memeluk tubuhnya hingga bingung dia menerjemahkan perasaan apa ini. Dia bahkan tidak bisa menolak ketika ayah mertuanya menyentuh, memeluk bahkan mengungkapkan perasaan cinta kepada nya.
Entah mengapa hatinya juga sedikit merasakan luluh ketika harus menerima semua cinta yang diberikan pria itu kepadanya.Dikecupnya dan dipeluknya berulang hingga dia larut terbuai dalam asmara terlarang.
Setelah usai membersihkan diri di kamar mandi. Tamarin mengenakan gaun malam selutut tanpa lengan dengan sangat manis dan seksi.
Dia tak lupa memoles bibir tebal nya itu dengan lipstik berwarna merah maroon yang selalu dia bawa di tasnya.
Ceklek
Suara gagang pintu kamar mandi yang dia buka dengan dada penuh getaran. Membuatnya tertegun sekaligus terkejut karena rupanya ayah mertuanya sudah berdiri di depan pintu kamar mandi menunggunya untuk keluar.
Retina matanya memperjelas wanita yang sedang keluar dari kamar mandi. Dia menyesal karena sempat mencela bahkan menyakiti hati wanita yang bagai bidadari di hadapannya sekarang.
Tuan Kino yang lagi-lagi seperti masa pubertas kembali. Meraih punggung tangan kanan milik Tamarin dan mengecupnya. " Kamu cantik sekali." rayuan gombal bin menggetarkan hati yang lagi-lagi dilayangkan oleh Tuan Kino kepada Tamarin.
Bagaimana wanita itu tidak sulit menelan ludahnya. Ingin membalas kata-kata saja sepertinya berat keluar dari dalam diri.
" Sebaiknya kita ke klinik Mall, sebelum dokternya pergi."
" Okay. Apa yang akan kamu tanyakan? toh pada kenyataannya sekarang, kita sudah melakukan hubungan terlarang. Dan aku mencintaimu, tanpa peduli, kamu mencintaiku apa tidak. Tapi aku yakin, suatu saat kamu juga akan mencintai ku melebihi cintamu pada Fox. Putraku sekaligus suamimu." tandas Tuan Kino.
Tamarin hanya geleng-geleng kepala dengan ucapan ayah mertuanya. Menurutnya, ayah mertuanya sudah gila bahkan bisa dikatakan dan bisa dimasukkan ke rumah sakit jiwa. Menyebalkan.
Tamarin dan juga Tuan Kino lantas mengunci pintu apartemen kembali dan menyuruh salah seorang petugas untuk membawakan semua barang belanjanya ke parkiran mobil dimana mobilnya terparkir.
Keduanya masuk ke dalam lift dan menunggu lift terbuka yang tepat dimana klinik Mall berada.
Namun sepanjang menunggu di dalam lift. Tuan Kino tidak hentinya memandangi Tamarin hingga membuat Tamarin sedikit risih dan membuang pandangan.
Namun lagi-lagi pria berusia 45 tahun yang haus belaian seorang wanita itu sedikit demi sedikit bisa dikatakan pandai mengambil hati dan menaklukkan hati Tamarin. Menyentuhkan kelima jemari kanan dan memutar dagu lancip Tamarin untuk menatapnya.
Yang Tamarin tidak bisa menolaknya atau bahkan lari dari jeratan cinta seorang ayah mertua yang dianggap gila olehnya.
Tuan Kino juga menggenggam erat jemari Tamarin tanpa ingin melepasnya.
Hingga dimana lift terbuka, Tuan Kino seolah tanpa dosa atau takut jika terlihat istrinya nyonya Mint atau bahkan teman-temannya. Dia tetap menautkan kelima jemari tangan kirinya dengan kelima jemari lentik sebelah kanan milik Tamarin dan melangkahkan kaki menuju klinik Mall yang tadi siang Tamarin dibawanya kesini.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments