" Ayah kamu benar sayang. Tuan Kino yang menolong saya. Kaki saya keram, bukan karena disiksa oleh ayah kamu." Tamarin mati-matian membela ayah mertuanya yang dipojokkan oleh tudingan suaminya.
Fox terkejut dengan penjelasan yang diberikan oleh istrinya. " Kamu tidak berbohong kan?" deliknya mengintimidasi dengan dalam kedua mata Tamarin dan mencengkeram kedua bahu milik istrinya.
" Kamu tidak memberi ku kesempatan untuk menjelaskan dari tadi. Sekarang saja sudah saya jelaskan kronologinya, tapi kamu juga tidak percaya." Tamarin yang bingung harus bagaimana.
" Okay, ayah minta maaf. Sama kamu Fox, sama kamu juga Tamarin, atas peristiwa tadi pagi yang ayah menyuruh semua asisten membuang nasi goreng dan Omelette. Sekarang ayah sadar ... dan tolong jangan pergi! karena ibu mu pasti akan menangis sepanjang malam." Tuan Kino lantas menarik tubuh putra nya dan memeluk sebagai tanda permintaan maaf kemudian menepuk punggung putranya dua kali.
Bagaimana bisa secepat ini ayah berubah? batin Fox berbicara.
" Nah, begini kan enak dilihatnya. Anak dan ayah akur." Nyonya Mint yang juga ikut gabung memeluk kedua lelaki yang tengah berbaikan dari panasnya peperangan.
Tamarin yang hanya berdiri menyaksikan melepas senyum ikut berbahagia melihat keluarga suaminya yang terlihat bahagia. Nyonya Mint memberi kode dan menarik bahunya untuk Tamarin ikut bergabung saling berpelukan.
Makan malam diselimuti suasana hangat. Banyak tawa kecil yang menggema ke udara di tengah makan malam yang berlangsung.
Hingga makan malam usai dan kedua pasangan ini bersiap untuk menuju kamar mereka masing-masing.
Nyonya Mint yang masih melihat koper berjejer, menyuruh salah seorang asisten untuk membawa ke atas kembali tepatnya di kamar Fox dan Tamarin.
Rutinitas seperti biasa untuk Tuan Kino yang bermain mobil legend di atas balkon dan menyeruput kopi hitam miliknya. Sementara Nyonya Mint yang sudah terlelap tidur, karena esok hari dia akan kembali bekerja tanpa membahas peristiwa Tamarin yang tenggelam di dasar kolam lagi.
Sampai dimana Tamarin yang sudah berganti gaun tidur berjalan dari kamarnya menuju balkon untuk melihat langit yang menggelap dan bulan yang menguning. Bintang-bintang yang bertaburan dan berkilau sangat indah menerangi malam ini. Membuat hati Tamarin bahagia terlebih kehadirannya di rumah ini sudah bukan masalah besar lagi baginya. Hati ayah mertuanya yang sekeras batu akhirnya mencair seketika. Namun entah mengapa? bayangan wajah ayah mertuanya melekat di keningnya.
Fox yang selesai merampungkan pekerjaan kantor dari duduk sekitar satu jaman di ruang kerja, membuatnya ingin segera pergi ke dalam kamar setelah sampai kamar dan memanggil dengan sebutan sayang seperti biasanya. Namun tidak dijawab oleh Tamarin.
Fox yang melihat pintu balkon terbuka, kemudian berjalan dan mengecup bahu milik istrinya yang bercahaya. Cup.
" Sayang." Tamarin yang terkejut karena asyik melihat bintang-bintang.
Sementara Tuan Kino menatap dari kejauhan di balik pot bunga besar yang menutupi tubuhnya dan tidak akan mungkin terlihat oleh pasangan pengantin baru yaitu Fox dan Tamarin.
Tidak bermaksud mengintip kemesraan mereka, namun kedua pupil mata yang menatap mereka begitu terlihat bahagia. Tiba-tiba Tuan Kino melamun dan mengingat semua kejadian tadi siang dimana menantunya itu begitu sangat dekat bahkan sampai dimana dirinya hampir tidak bisa mengendalikan diri untuk mencium bibir istri dari putranya.
Melamun senyumnya Tamarin, lenguhannya bahkan sampai dimana memberi nafas buatan untuk menantunya adalah hal konyol yang pernah dilakukannya.
Deng
Ngek Ngok
Ketika Tuan Kino menatap layar ponselnya dan terkejut lah dia hingga melotot bulat kedua bola matanya dan memukul pelan jidatnya karena melupakan permainan dalam ponselnya.
Game Over
Permainan yang dimainkan kalah dan berakhir kekesalan.
" Arrrrgh." gerutunya mengacak-ngacak rambutnya kasar dan menghentakkan beberapa kali kakinya di lantai karena saking gemasnya.
Tanpa sadar tindakannya membuat kaget dan membuat buyar pasangan pengantin yang hampir saja menautkan bibirnya ke bibir pasangannya. Menoleh ke arah sumber suara dimana ayahnya juga tersadar jika ada sepasang pengantin yang sedang dimabuk asmara.
Karena sedikit malu dengan tindakan nya Tuan Kino lantas pergi ke kamar tidur menyusul Nyonya Mint yang sudah terlebih dahulu memejamkan mata.
Sementara Fox dan Tamarin hanya bisa saling terkejut dengan menggelengkan kepalanya berulang sembari memandang ayahnya yang sudah menghilang di balik pintu balkon.
" Sepertinya tidak aman sayang." ujar Fox yang tidak ingin melanjutkan ciumannya di luar kamar.
" Hehe." tawa gemas dengan terlihat gigi berjajar rapi dari Tamarin.
Keduanya kemudian melanjutkan adegan panas di dalam kamar tepatnya di atas ranjang.
Sementara Tuan Kino yang tidak bisa tidur karena isi kepalanya di penuhi dengan wajah menantunya. Peristiwa tadi siang membuat Tuan Kino terus memikirkan Tamarin.
.
.
Keesokan pagi di meja makan.
" Pagi yah, Bu." Fox dan Tamarin yang menyapa Tuan Kino dan Nyonya Mint yang sudah lebih dulu duduk di meja makan.
Untuk satu detik kedua bola mata Tuan Kino terkesima karena Tamarin terlihat cantik pagi ini. Namun Tua Kino mengalihkan tatapannya dan fokus untuk makan pagi supaya tidak terbius oleh pesona kecantikan menantunya.
" Aku berangkat dulu sayang, nanti aku pulang agak larut. Jadi sebaiknya kamu tidur duluan saja. Banyak yang musti aku kerjain di kantor."
Fox yang bangkit dari tempat duduknya kemudian mengecup puncak kepala istrinya itu.
Tamarin yang hanya mengangguk kemudian mencium punggung tangan milik suaminya.
Begitu pula Nyonya Mint yang mencium pipi kanan dan kiri milik Tuan Kino.
Anak dan ibu itu pergi ke garasi menuju mobil mereka masing-masing. Sementara tersisa Tamarin dan Tuan Kino yang berada di meja makan.
Terlihat sekali Tamarin yang canggung dan kikuk karena sering sekali ayah mertuanya memandanginya dengan tatapan yang sedikit berlebihan.
Tamarin tetap melanjutkan makan hingga makanannya sudah habis hingga dimana karena tatapan Tuan Kino yang selalu memperhatikan Tamarin, Tuan Kino sampai menumpahkan kopinya di pakaian yang dikenakannya.
" Astaga." gerutunya.
Sementara Tamarin yang reflek langsung mengambilkan beberapa lembar tisu untuk membersihkan tumpahan kopi pada area baju yang dikenakan ayah mertuanya.
" Sudah nggak papa Tamarin." cegahnya.
" Nggak papa Tuan." jawab Tamarin yang kemudian tangannya diraih oleh ayah mertuanya dan keduanya saling tatap. Tamarin merasa bersalah karena kopi hitam ini tumpah karena Tuan Kino tidak lepas memandanginya.
Tatapan itu berlangsung cukup lama dan sangat dekat jarak antar area wajah keduanya. Keduanya lantas sadar jika ini di meja makan. Hingga akhirnya buyar dengan rasa saling canggung dan minta maaf satu sama lain. Alhasil ayah mertua itu melepaskan jari-jari menantu yang disentuhnya untuk beberapa menit lamanya.
Keduanya lantas buyar dan Tamarin tidak kembali duduk pada kursinya dan memilih pergi ke lantai dua kamarnya.
Setelah menutup pintu dan berdiri di balik pintu. Perasaannya campur aduk tidak karuan. Mengapa semenjak peristiwa kolam renang? ayah mertuanya terlihat aneh dalam menatapnya.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Yurnita Bornas
Mertua nya gk kerja ya
2022-12-13
1
Siti Junaida
Mertuane Pengangguran 😬
2022-12-11
0