" Terimakasih sayang." Fox yang mengulurkan tangan menangkap piring miliknya yang sudah terisi nasi goreng sapi lada hitam dan juga omelette juara dari kesayangan.
Tuan Kino yang sedikit cemburu sebenarnya. Melihat Tamarin begitu perhatian kepada Fox putranya. Terlebih dengan mengatakan, jika nasi goreng yang dibuatnya adalah untuk Fox semata.
" Apa ayah tidak berlebihan? Tamarin tidak terlalu membutuhkan barang-barang branded mahal seperti itu yah, dia tidak suka. Apalagi sampai keluaran terbaru segala." ujar Fox kepada ayahnya.
" Anggap aja itu kamu yang belikan untuk istrimu. Sudah jangan terlalu dipermasalahkan." tegas Tuan Kino kepada putranya.
" Iya Fox, lagian anggap aja rejekinya Tamarin. Dia juga tidak kamu ajak bulan madu kan setelah kalian menikah." sahut Nyonya Mint.
" Iya, setelah satu Minggu ini ke Bandung. Aku akan ajak Tamarin honey moon ke Swiss." ujar Fox membalas kalimat dari ibunya.
" Ug ... Ug ..." Tuan Kino yang tiba-tiba tersedak setelah mendengar kata Swiss dari mulut putranya.
" Ayah, hati-hati dong." Nyonya Mint yang mengusap punggung suaminya berulang dengan lirikan yang sama-sama tertuju dari Tamarin dan Tuan Kino.
Tamarin akan honey moon dengan Fox.
Tidak!
Tidak boleh!
Itu tidak boleh!
Itu tidak boleh terjadi!
Apalagi sampai ke Swiss, jauh. Satu hari saja aku tidak bertemu dengan Tamarin. Kepalaku sudah pusing. gumam Tuan Kino di dasar hati yang paling dalam memikirkan cara bagaimana supaya Fox tidak akan pernah pergi honey moon bersama Tamarin.
" Bi, tolong ambilkan berwarna merah di kamar saya ya." perintah Fox kepada bibi asisten rumah tangganya.
" Iya den Fox." jawab bibi yang dengan sigap berjalan menuju lantai dua kamar majikannya.
" Kamu mau kemana sayang?" tanya cepat Tamarin kepada suaminya.
" Iya sayang, mendadak aku meninjau proyek perusahaan di Bandung. Aku menginap tujuh hari ya. Pergilah ke salon! atau hangout sama teman-teman kamu. Sesuka mu untuk menghilangkan rasa bosan tujuh hari ini." Fox yang kemudian mengecup sebentar bibir tebal istrinya yang terdiam.
Iyes. Teriak hore dalam hati Tuan Kino yang girang dan menari-nari dalam hati.
" Ini debit card nya sayang. Aku percaya kamu bijak menggunakannya." Fox yang meyerahkan kartu hitam miliknya di atas telapak tangan kiri Tamarin.
Tamarin hanya tersenyum tipis. Pernikahan yang dia kira akan jauh lebih bahagia malah sebaliknya. Fox terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Jika dulu dia ada kesibukan harus mengajar sebagai guru pembimbing di sebuah lembaga pendidikan. Sekarang Fox benar-benar ingin dirinya di rumah dan tidak memperbolehkan dia bekerja.
Rasanya bosan dan sepertinya harus mencari kesibukan walau di dalam rumah. Supaya bisa membunuh kejenuhan sepanjang hari. Belajar memasak dan membuat kue sepertinya akan asik, atau melukis sepanjang hari sepertinya akan menyenangkan juga.
" Aku berangkat dulu ya sayang. Kamu jaga diri baik-baik." Fox yang mencium kedua pipi dan kening milik Tamarin yang membuat Tuan Kino membuang muka dan tidak mau melihatnya.
" Hati-hati sayang, jangan lupa kabari jika kamu sudah sampai Bandung." balas Tamarin.
" Iya." lirih Fox yang kemudian menghampiri ibu kesayangannya. " Aku duluan ya Bu. Aku berangkat dulu yah." tidak lupa Fox juga pamit kepada ayahnya.
Tidak lama setelah Fox berpamitan dan keluar dengan salah seorang asisten yang membawakan kopernya masuk ke dalam bagasi mobilnya. Nyonya Mint juga pamit dari makan pagi dan berangkat ke kantornya. Tidak lupa dia selalu mencium punggung tangan Tuan Kino dan juga kedua pipi Tuan Kino.
Kini tersisa Tamarin dan juga Tuan Kino yang masih duduk di meja makan. Tamarin yang tidak menghabiskan makan nya dan akan naik ke lantai dua menuju kamarnya.
" Mau kemana?" tanya Tuan Kino yang bereaksi cepat sebelum Tamarin beranjak pergi dari meja makan.
" Mau naik ke lantai dua, ambil tas." jawab Tamarin.
" Habiskan dulu makan mu. Nanti lemas lagi. jantung lemah lagi. Nyusahin orang lagi." candanya dengan menahan tawa.
Tamarin yang menoleh dengan mata terbuka lebih lebar dan gelengan kepala yang dia tunjukkan kepada ayah mertua lalu duduk kembali di kursi makannya dan kembali menghabiskan makanannya di atas piring.
Setelahnya itu dia pergi ke kamarnya.
Dert
Dert
Ponsel Tamarin bergetar dan dia langsung mengangkatnya. Menggeser tanda hijau pada layar ponselnya dan memulai bicara pada Loly sahabatnya.
" Hai Tamarin."
" Hai Lol." jawab Tamarin.
" Kamu kemana saja sih kemarin? pulang lebih awal tapi tidak bilang-bilang. Di kirimi pesan mengular juga tidak di balas. Untung pagi ini panggilan telepon ku di jawab."
" Iya maaf."
" Oya, hari ini apa kamu sibuk?" tanya Loly.
" Enggak sih, aku juga bingung mau ngapain." Tamarin yang kemudian duduk di tepi ranjang besar miliknya setelah cukup lama mondar-mandir menerima panggilan dari Loly.
" Kalau begitu aku sama Pop jemput kamu ya. "
" Boleh aku tunggu ya. Bye."
" Bye." Percakapan antara Loly dan Tamarin pun selesai.
Tok ... Tok ...
Suara ketukan dari balik pintu yang kemudian dibuka oleh Tamarin.
" Tuan Kino." lirihnya.
" Ssst." Tuan Kino yang menaruh jari telunjuk miliknya ke bibir Tamarin dan membuat Tamarin berjalan mundur karena Tuan Kino melangkah maju masuk ke dalam kamar.
" Mau apa anda kesini?" Tamarin yang menghempas pelan jari telunjuk milik ayah mertuanya dan bersedekap memutar tubuhnya hingga memunggungi ayah mertuanya.
" Kangen sama kamu dong baby." Tuan Kino yang memeluk tubuh Tamarin dari belakang.
Tamarin yang mendengus tidak tahan dengan sikap ayah mertuanya. " Ini kan di rumah. Bagaimana kalau ada asisten ... " kalimat Tamarin yang terpotong karena ayah mertuanya menyelak perkataannya.
" Ssst." Tuan Kino yang sangat pandai merayu wanita. Dia kemudian memutar tubuh Tamarin dan menyentuh kedua bahu bercahaya milik Tamarin. Hingga Tamarin tidak berdaya lagi ketika sepasang kelopak matanya bertatap dalam dengan kelopak mata milik ayah mertuanya.
Tuan Kino lantas menciumi bibir tebal milik Tamarin dan Tamarin tidak mengelak nya. Hingga Tamarin sudah tidak bisa berkutik lagi karena Tuan Kino lebih pandai bermain dan memuaskan hasratnya bercinta.
Hingga permainan begitu cepat dan olahraga panas pagi hari ini berlangsung beralih di atas ranjang besar milik Tamarin dan Fox. Permainan cukup singkat yakni tiga puluh menit itu benar-benar menguras tenaga dan berakhir dengan kelabakan karena Loly dan Pop yang sudah melakukan panggilan via ponsel dan Tamarin bergegas membersihkan diri sebentar dan meninggalkan ayah mertuanya begitu saja.
" Tamarin ... kita belum selesai melakukannya. " Panggil Tuan Kino yang masih menutup tubuh polosnya dibalik selimut tebal milik Tamarin, berusaha mencegah Tamarin untuk tidak pergi meninggalkannya.
" Apa anda tidak puas Tuan besar?" ledek Tamarin dengan mimik wajah menggemaskan sembari menyentuhkan spon bedak padatnya ke seluruh area wajahnya.
" Aku ... " Tuan Kino yang mengacak-acak kasar rambutnya.
" Aku ingin tambah ronde lagi. Begitu kan, yang ingin anda katakan?" Sembari kelima jari kanan Tamarin yang berhenti dengan spon bedak yang dia sentuhkan di area janggutnya.
Kedua bola mata Tuan Kino yang membulat sempurna, menoleh ke wanita yang sedang duduk di depan cermin rias miliknya. Terkejut karena mengapa Tamarin seolah bisa membaca pikirannya.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments