Bab 6

Dengan penampilannya yang begitu sederhana dan apa adanya, Hanna langsung datang menuju tempat yang sudah ditentukan oleh Nicholas.

Para pegawai yang melihat penampilan Hanna memandang rendah dan tampak enggan melayaninya.

"Mbak, reservasi atas nama Pak Nicholas disebelah mana ya?" tanya Hanna kepada pegawai restoran.

Sang pegawai pun menunjukkan jalannya secara langsung kepada Hanna setelah menyebutkan nama Nicholas. Sepanjang hidupnya, Hanna belum pernah masuk ke restoran mewah dengan pelayanan sebaik itu.

Di meja itu belum ada siapapun dan Hanna langsung duduk. Pelayan pun mengambilkan air putih.

"Sepertinya Pak Nicholas masih lama, main game dulu lah sebentar," gumam Hanna memasang earphone.

Dengan santainya Hanna bermain game hingga tak sadar jika ada orang yang menyuruhnya pergi.

Nicholas yang gila kebersihan akhirnya menyuruh Alex untuk menepuk bahu wanita yang duduk di tempat yang ia reservasi.

"Maaf nona, meja ini milik bos saya," ucap Alex sambil terus menepuk bahu wanita itu.

Hanna yang merasa bahunya di tepuk pun menoleh perlahan.

"Hah? Apa? Kenapa?" rentet Hanna.

"Ini meja milik bos saya, Nicholas," sahut Alex dengan wajah galak.

Hanna sontak berdiri, "Ah, maaf. Perkenalkan, saya Hanna."

'Dia?' batin Nicholas.

"Duduklah, apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Nicholas to the point.

"Wah... wah... wah..., seperti bapak buru-buru sekali?" ucap Hanna antusias.

Nicholas melihat mata bulat Hanna yang berbinar menjadi merasa aneh. Lantaran, tak ada seorang pun yang benar-benar berani menatap matanya kecuali ibu dan adiknya.

'Semua orang bahkan lebih memilih menunduk jika berhadapan denganku. Tapi gadis ini begitu lain? Apa dia tidak tahu aku siapa?' batin Nicholas bingung.

Alex yang melihat ekspresi bosnya menjadi sedikit aneh pun menyadarinya. Bosnya tertarik dengan gadis di depannya itu.

Keangkuhan Nicholas atas kedudukan dirinya malah jadi terlupakan setelah berhadapan dengan Hanna.

"Pak?" panggil Hanna pada Nicholas yang melamun sambil melambai-lambaikan tangan di depan wajah Nicholas.

"Bapak nggak kesurupan kan?" tanya Hanna lagi karena Nicholas tak kunjung sadar dari lamunannya.

"Ah, iya. Kamu tidak perlu membayar ganti rugi mobil itu. Lagipula, hanya tergores sedikit saja," ucap Nicholas langsung setelah tersadr dari lamunan.

Alex menahan tawa. Baru kali ini bosnya terlihat sedikit gugup di depan seorang wanita.

Nicholas yang melihat hal tersebut langsung memberinya tatapan tajam.

"Tidak bisa! Mau bagaimanapun juga saya harus tetap bertanggungjawab atas kesalahan saya," sahut Hanna merasa terhina dengan keputusan Nicholas.

"Memangnya kamu mampu membayar ganti ruginya? Mobil itu sangat mahal, mungkin gajimu selama 50 tahun juga tidak akan bisa melunasi biaya perbaikannya," jawab Nicholas meremehkan.

"Atau begini saja nona, nona bekerja untuk saya sebagai bentuk tanggungjawab nona?" sambung Nicholas menyeringai.

Hanna membulatkan matanya terkejut. Bagaimana bisa orang seperti Nicholas menawarkan hal semacam itu kepada seorang gadis sepertinya.

"Maksud bapak apa? Saya tidak tertarik bertanggungjawab dengan cara seperti itu! Bapak kira saya perempuan seperti itu! Saya permisi!" ucap Hanna sangat marah.

Nicholas sontak menahan pergelangan tangan Hanna. Ia ingin menjelaskan bahwa Hanna salah paham dengan apa yang ia bicarakan.

Hanna dengan mata berkaca-kaca menatap tajam Nicholas meminta untuk melepaskan tangannya.

Nicholas tentu enggan melepaskan ya karena ia masih perlu meluruskan kesalahpahaman Hanna.

"Miss Hanna, please sit down," ucap Nicholas penuh penekanan.

Dengan mata yang semakin berkaca-kaca Hanna terpaksa duduk kembali. Sedangkan Nicholas acuh meski Hanna sudah hampir menangis dibentaknya.

"Begini nona, saya hanya hendak menawarkan pekerjaan sebagai asisten saya. Bukan seperti yang nona pikirkan," ucap Nicholas dengan suara melembut.

Mau bagaimanapun, Nicholas paling tidak bisa kasar terhadap wanita. Karena ia sendiri tak ingin jika ibu dan adiknya diperlakukan kasar oleh orang lain terutama oleh pria.

Hanna meskipun matanya berkaca-kaca, tapi tidak sedikitpun menunjukkan bahwa dirinya lemah dan mau menerima tawaran dari Nicholas begitu saja.

"Hah, tidak. Terima kasih atas tawarannya Bapak Nicholas,"ucap Hanna dengan tegas lalu meninggalkan Nicholas begitu saja.

Nicholas tercengang mendapati dirinya ditolak mentah-mentah.

Tapi Alex lebih heran, bosnya yang biasanya tidak mau ditolak malah sekarang menyeringai setelah ditolak mentah-mentah oleh seorang gadis.

"Menarik," gumam Nicholas.

Alex langsung menempelkan telapak tangannya ke dahi Nicholas. Karena menerima penolakan begitu saja bukanlah gaya bosnya.

Hanna pergi dengan sangat kesal. Ia paling tidak suka ditatap rendah dan kasihan oleh orang lain. Karena memang ia tidak sekasihan itu dibandingkan anak-anak yang hidup dijalanan.

"Sinting!" umpat Hanna setelah keluar dari restoran.

Sedangkan Nicholas langsung menuju parkiran. Melihat Hanna yang masih berdiri di depan restoran ia ingin memberi tumpangan kepadanya.

Naasnya, Hanna menolak tawaran Nicholas untuk yang kedua kalinya. Nicholas yang tak suka ditolak pun langsung bereaksi.

"Alex, seret dia masuk. Masih ada hal yang harus aku bicarakan dengannya, tapi Kucing liar ini malah kabur tadi," ucap Nicholas kepada Alex.

Tak peduli seberapa banyak Hanna mengatakan tidak mau, ia tetap diseret masuk oleh Alex. Benar-benar bawahan yang begitu patuh kepada tuannya.

"Di mana rumahmu?" tanya Nicholas tanpa memandang Hanna.

"Apa urusannya denganmu? Turunkan aku saja," sengit Hanna.

Nicholas dalam hati tersenyum puas. Rupanya ada gadis pemberontak lain selain adiknya. Benar-benar membuat Nicholas tertarik kepadanya.

"Nona, negosiasi kita belum selesai," ucap Nicholas lembut namun penuh tekanan.

Hanna dibuat tak berkutik oleh tekanan yang Nicholas berikan melalui ucapannya. Bahkan Hanna berpikir bahwa pria yang ada di depannya itu ialah seorang iblis, bukan manusia.

"Ba-baiklah. Apa lagi yang ingin kau negosiasikan?" sahut Hanna berusaha menetralkan diri.

"Pelunasan hutangmu nona. Kau sendiri yang bilang ingin tetap bertanggung jawab bukan," ucap Nicholas berbisik di telinga Hanna.

Bulu kuduk Hanna langsung berdiri semua. Dengan jarak sedekat itu, membuat jantung Hanna berdegup sangat kencang.

Lidah Hanna pun menjadi kelu, tenggorokannya tak mau mengeluarkan suara sedikitpun.

"Ada apa? Apa Nona Hanna sakit?" tanya Nicholas sedikit menggoda Hanna.

Hanna yang mendengar godaan murahan seperti itu langsung mendorong Nicholas untuk menjauh dari dirinya. Di matanya sekarang, Nicholas tidak lebih dari seorang pria brengsek.

"Turunkan aku di Universitas Hutomo saja. Juga, untuk hutang itu akan tetap saya bayar. Saya tidak sudi bekerja untuk anda, Bapak Nicholas," jawab Hanna sangat enggan berlama-lama semobil dengan Nicholas.

Nicholas mengernyitkan dahi setelah mendengar nama Universitas Hutomo. Karena Zahra juga mengajar di universitas itu. Terlebih, universitas itu ada dibawah naungan ZN Group.

"Baiklah jika itu mau nona, saya tidak masalah."

Hanna akhirnya bisa sedikit lega karena Nicholas tak lagi memaksanya untuk bekerja menjadi asistennya.

"Selamat bekerja keras Nona. Saya tunggu pelunasan hutang Nona," ucap Nicholas sebelum Hanna turun dari mobil.

"Akhirnya, aku terbebas juga dari pria gila itu," gerutu Hanna sembari memasuki gerbang kampus.

Hari itu menjadi hari yang sangat menjengkelkan bagi Hanna. Benar-benar ingin memakan orang rasanya jika mengingat wajah menyebalkan milik Nicholas.

"Alex, cari semua informasi tentang dia," ucap Nicholas diangguki oleh Alex.

Terpopuler

Comments

Al Gozali

Al Gozali

Koq aneh,katanya mau mmbayar kerugian,niko nggak mau dibayar duit tp nawarin pekerjaan koq penghinaan,

2024-04-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!