"Dek, kamu jangan kemana-mana. Kakak ada urusan sebentar," ucap Nicholas yang keluar kamar sudah rapi.
Zahra hanya mengangguk pelan dengan rencana licik di otaknya.
"Ck, kakak pikir bisa menyembunyikan kakak ipar dariku?" batin Zahra.
Zahra yang sudah tau langsung bersiap-siap agar penyamarannya tidak ketahuan.
Meski belum jam makan siang, Zahra tetap pergi ke kafe itu lebih awal. Karena kakaknya pasti akan mengurusi berkas-berkas menyebalkan yang selalu menumpuk di mejanya terlebih dahulu.
"Mari kita lihat seperti apa calon kakak iparku nanti," gumam Zahra menyeringai.
Zahra pun memesan sebuah taksi online untuk mengantarnya ke kafe. Jika ia nekat menggunakan mobilnya pasti akan ketahuan oleh Nicholas.
"Cafe Romansa pak," ucap Zahra kepada sopir taksi yang dipesannya.
"Oh, yang viral itu ya. Siap mbak," sahut sang sopir.
Jalanan yang cukup lenggang membuat perjalanan Zahra terasa sangat singkat. Setelah tiba, Zahra langsung membayar dan keluar dari mobil.
Naasnya, baru saja Zahra keluar dari taksi malah menabrak seorang perempuan yang tampak begitu terburu-buru.
Buka yang tadinya dalam dekapan perempuan yang ia tabrak menjadi berserakan di jalan.
Zahra membantu memungut beberapa dan kembali berdiri.
"Ah, maaf. Maafkan ak-u. Loh, kamu bukannya yang membantuku kemarin di kampus?" tanya Zahra kepada Hanna.
Zahra mengulurkan tangan ingin bersalaman dan memberikan buku milik Hanna.
Hanna mendongak ketika mendengar suara yang tak asing, "Eh, kamu. kebetulan sekali, tapi maaf aku sedang buru-buru. Aku duluan ya, terima kasih sudah membantu."
Hanna berlalu pergi memasuki kafe. Sedangkan Zahra masih diam mematung memandangi uluran tangannya yang diabaikan oleh Hanna.
Baru kali ini Zahra diabaikan oleh orang lain seperti itu. Di hatinya ada rasa kesal sekaligus bingung yang membuatnya tak bergerak sedikitpun.
"Wah, apa ini? Dia mengabaikanku?" tanya Zahra kesal.
Zahra yang tersadar berjalan menuju kafe dengan menghentakkan kakinya kesal.
Setelah memasuki kafe, Zahra langsung memesan minuman sembari menunggu kakaknya datang.
Tanpa Zahra tau, Nicholas pulang lebih awal dan tak mendapati dirinya di rumah.
Zahra yang dihubungi Nicholas pun berbohong jika ia ada di rumah. Namun, tiba-tiba Nicholas meminta Zahra melihat ke luar jendela.
Betapa terkejutnya Zahra melihat kakaknya dengan setelan rapih menatap dirinya tajam.
"Ahahaha... Kak, aku bisa menjelaskannya. Kak!" teriak Zahra di telepon.
Nicholas acuh dan hanya memberi kode tangan agar Zahra segera keluar dari kafe.
Zahra menelan ludah kasar melihat kakaknya yang marah karena ia pergi tanpa meminta izin terlebih dahulu.
"Habislah aku...," lirih Zahra sambil menepuk-nepuk jidatnya.
Sembari menunggu Zahra keluar, Nicholas melihat sekeliling dan baru sadar jika itu adalah kafe tempat janjian untuk bertemu Hanna.
Akan tetapi, karena adik nakalnya menghilang tiba-tiba ia menjadwalkan ulang pertemuan mereka.
Zahra yang terburu-buru keluar kafe lupa jika dompetnya masih di atas meja. Hanna yang melihatnya langsung mengejar Zahra.
"Mbak, tunggu!" teriak Hanna membuat Zahra menghentikan langkahnya.
Zahra menoleh, mata Zahra dan Hanna yang bertemu membuat mereka terkejut.
"Kamu," ucap Zahra dan Hanna bersamaan.
"Ah, iya. Yang tadi maaf ya, aku sangat buru-buru karena sudah hampir terlambat masuk kerja. Sekali lagi maaf ya," ucap Hanna meminta maaf.
"Tak apa, lupakan saja. Aku Zahra, kalo di kampus kita ketemu lagi nanti ya," sahut Zahra ramah.
"By the way, makasih ya udah bawain dompetku," sambung Zahra mengulurkan tangan mengambil dompetnya dari Hanna.
Nicholas yang sudah lelah berdiri menunggu adik cerobohnya pun berdehem menyuruh Zahra agar cepat-cepat masuk ke mobil dan pulang.
Zahra yang mendapati air muka kakaknya sudah sangat kesal pun berpamitan dan berlari menuju mobil.
Begitulah Nicholas terhadap adik tercintanya, sangat posesif. Semua jadwal kegiatan Zahra bahkan diatur olehnya secara pribadi.
"Siapa gadis itu?"
"Hanya teman. Kenapa? Kakak suka?" tanya Zahra antusias.
"Jangan sembarangan berteman," sahut Nicholas dengan nada tak suka.
Sepanjang perjalanan Nicholas terus saja mendiamkan adiknya yang nakal. Berbeda dengan Zahra yang begitu cerewet meminta maaf karena menyadari kakak posesifnya marah terhadap dirinya.
Zahra bahkan merengek-rengek hingga pura-pura menangis agar Nicholas memaafkan dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
roman picisan
kakak adik begini kurang alami thor
2024-04-01
0