Pagi-pagi sekali, Zahra berdandan sangat rapi karena ia ada jadwal mengajar di kampus. Sedangkan Nicholas sibuk berkutat dengan panci di dapur. Karena hari ini jadwalnya memasak sarapan.
Zahra sedikit gugup karena hari ini pertama kalinya ia mengajar di kelas. Namun, ketika mengingat akan mengajar kelas Hanna ia menjadi merasa lebih baik.
"Dek, sarapan dulu. Kakak udah masakin bubur," teriak Nicholas dari dapur.
Zahra langsung menggerutu mendengar kata bubur yang keluar dari mulut Nicholas. Bagaimana tidak, setiap pagi sebelum makan nasi Zahra hanya diizinkan memakan makanan yang lembut.
Setelah selesai menyiapkan sarapan untuk Zahra, Nicholas selalu duduk menemani adiknya sarapan. Jika tidak begitu Zahra pasti akan membuang buburnya.
"Kenapa? Kakak pergi saja sana cari kakak ipar. Jangan hanya menatapku seperti itu, sangat menyebalkan," ucap Zahra terganggu dengan Nicholas yang terus saja menatapnya.
"Apa? Kakak hanya memastikan buburnya habis," sahut Nicholas acuh.
Zahra yang tadinya senang menjadi kesal karena Nicholas. Meski kesal, Zahra tetap harus menghabiskan bubur buatan kakaknya yang setengah gagal itu.
Nicholas tersenyum puas melihat adiknya memakan bubur itu tanpa sisa.
Setelah selesai, Zahra langsung turun ke parkiran apartment dan mendapati Nicholas terus membuntuti dirinya.
Karena tak nyaman Zahra pun mencegatnya, "Kakak ngapain?".
"Nganterin kamu lah. Sudah jangan banyak tanya, kakak tidak menerima penolakan dalam bentuk apapun," jawab Nicholas dengan santainya sambil menggandeng tangan Zahra.
Zahra yang bosan diperlakukan seperti anak kecil pun hanya bisa menggerutu. Karena uang bulanan dari kakaknya menjadi taruhan jika ia tak mau menurut.
"Diktator," celetuk Zahra yang langsung membungkam mulutnya.
Untungnya Nicholas tidak mendengar bahwa ia mengatainya. Jika Nicholas mendengar pastilah akan sangat berbahaya bagi kelangsungan hidupnya selama sebulan kedepan.
...****************...
Menurut Hanna, suasana kampus paling menyenangkan adalah ketika pagi hari. Dimana tak terlalu banyak orang yang berlalu lalang.
Udara yang masih sejuk terasa begitu menyegarkan. Membuat Hanna betah berlama-lama duduk di taman kampus yang begitu asri. Ditambah lagi dengan kolam yang terdapat air mancur di tengahnya.
Ketika sedang asyik menikmati suasana taman, ponselnya tiba-tiba berdering dan rupanya alarm yang ia pasang 10 menit sebelum kelas dimulai.
"Pagi semua, saya Zahra dosen pengganti Mr. Alex."
Hanna yang tadinya masih sibuk menatap ponselnya karena asyik membaca novel kesukaannya sontak mendongak dan mendapati bahwa dosen baru itu Zahra yang ia kenal.
Hanna mengira jika Zahra hanya seorang mahasiswa seperti dirinya. Namun, hari ini perkiraannya dipatahkah begitu saja.
Zahra pun mulai mengajar dan Hanna begitu fokus mengikuti kelas Zahra.
"Okay everyone, for next week please prepare yourself to do individual presentation and you allowed to choose one of the topic that I share on our class group," ucap Zahra begitu fasih.
Setelah semua mahasiswa jelas dengan tugas yang diberikan Zahra, ia pun mengakhiri kelas, "Sekian untuk hari ini, sampai jumpa minggu depan.".
"Ah iya, untuk Hanna! Silakan ikut ke ruangan saya," sambung Zahra.
Hanna terperanjat ketika namanya dipanggil. Ia malah menjadi sedikit gugup setelah tau Zahra adalah dosennya sendiri. Ia sedikit khawatir jika ada sikapnya yang kurang mengenakan hati dan melukai perasaan Zahra.
Dengan langkah berat, Hanna mengekor Zahra menuju ruangannya. Ia tak begitu berani untuk menegur Zahra meski mereka sudah tidak di kelas lagi.
"Hanna, kenapa jalan di belakang? Sini, jalan di sebelahku. Aku hanya ingin mengobrol ringan denganmu kok," ucap Zahra dengan senyum manis yang terukir di bibirnya.
Melihat senyuman Zahra, rasa khawatir dalam hati Hanna pun sirna dan ia segera menyusul Zahra untuk berjalan di sebelahnya.
Rasa takutnya perlahan-lahan menghilang setelah ia semakin akrab dengan Zahra. Namun, ketika sudah mendekati jam makan siang Hanna buru-buru berpamitan karena harus menemui CEO dari ZN Group yaitu Nicholas.
Zahra hanya bisa membiarkan Hanna pergi dengan perasaan kecewa. Meski ia bisa berteman dengan siapa saja, tapi baru Hanna yang bisa ia akrabi sejauh ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments