"A-ah tuan Kim rupanya." Ucap Karin seraya membukakan pintu.
Karin terkejut saat pintu terbuka, tiba tiba tubuh Kim ambruk.
"Allahuakbar." Ucap Karin saat dirinya tertimpah tubuh Kim yang besar nan berat. "YA tuan, ada apa denganmu.? Kenapa kau pingsan begini." Tanya Karin sembari berusaha mengangkat dan berupaya menyingkir dari tubuh berat Kim.
Karin sempat bingung beberapa detik saat melihat Kim tergeletak dilantai, sampai akhirnya ia pasrah mau tak mau harus menyeret Kim sekuat tenaga dan mengangkat tubuhnya naik keatas kasur. "AAAGGHHHH..!! YaAllah bheratnya thubuh phria ini..!" Ucap Karin saat ia mengeluarkan seluruh tenaganya untuk mengangkat dan menghempaskan tubuh Kim.
"Hah.. Hah.. Hah.. Akhirnya, Fyuhhh.." Nafas Karin begitu sesak dan ngos ngosan setelah ia mengeratkan seluruh tenaganya untuk mengangkat tubuh Kim. Tadinya ia ingin menghubungi staff hotel untuk membantunya, tapi itu akan memakan waktu cukup banyak. Ia khawatir tubuh Kim akan sakit bila terlalu lama dilantai. Sampai akhirnya ia sendiri yang berusaha mengangkat dan memindahkan Kim kekasur.
"YA. Tuan kau berhutang padaku saat ini. Semoga kau mendengarnya meski kau sedang mabuk berat hingga pingsan seperti ini." Oceh Karin pada Kim, Karin terduduk dilantai sembari menyenderkan dirinya ditepi kasur, ia sangat lelah setelah mengangkat Kim.
Kim yang mendengar semua hanya tersenyum kecil, ia memang sangat mabuk saat ini. Namun pendengarnya masih sangat jelas medengar Ocehan Karin sedari ia memangakat tubuhnya, sampai menggerutu seperti sekarang ini.
......................
Karin bangkit dari tidurnya, karna bunyi alarm sudah berbunyi dari ponselnya. Ia segera menjulurkan tangan guna meraba ponsel yang ia letakkan dimeja dekat kasur yang ia case dari tadi malam.
"Aagrhh sakitnya tubuhku." Gumam Karin saat ia berhasil mengambil ponselnya dan mematikan alarm. Karin kembali menghempaskan tubuhnya kekasur dan mengulet dirinya khas seperti orang bangun tidur.
"Untung saja ada aku tadi malem, coba kalau enggak. Nasip pak Kim bakal tergletak dilantai sepanjang malam. Mungkin bisa lebih parah, dia bisa dirampok sama tamu lain begitu ngeliat dia pingsan dilantai seorang diri." Gumam Karin sembari menggaruk perutnya yang terasa gatal.
......................
Kini Karin sudah bersiap diri untuk melanjutkan meeting siang ini yang sempat tertunda beberapa hari lalu karna Kim mengeluh tak enak badan. Saat ia tengah bersolek didepan cermin ketokkan pintu terdengar. Karin langsung menghampiri pintu dan mengecek siapa disana.
Ceklekk.. Pintu terbuka. "Morning tuan Kim, ada keperluan apa dirimu kemari.?"
"Morning to Karin-shi, hem i-itu.. Apa kau sudah siap.?" Tanya Kim sedikit canggung ketika berhadapan dengan Karin. Ia masih malu saat mengingat jelas kejadian tadi malam, sayangnya ia tak mampu membuka mata dan berbicara saat itu. Ia merasa pusing dan tubuhnya lemas ketika mabuk bersama klien lainnya. Mungkin karna faktor perjalanan jauh, dan langsung menemui kliennya dan dilanjut lagi sampai malam hingga mabuk dijamuan makan tadi malam.
"Nee tuan, aku sudah seradi tadi." Jawab Karin singkat seraya melihat Kim yang bergelagat aneh pagi ini.
"Baiklah kalau begitu Kajja. Kita breakfast dulu, kau tak makan apapun tadi malam, aku melihatmu hanya minum wine." Ucap Kim yang dibenarkan Karin dalam hati, Karin memang tak makan apapun tadi malam, hanya minum wine.. Ia menyesuaikan diri dengan para tamu yang hanya memegang gelas berisi wine. Padahal makanan cukup banyak disana. Namun itu semua seperti pajangan. Hanya beberapa orang yang menyentuhnya, itu pun tak banyak., memang agak beda pesta orang penting sekelas tuan Kim.
Saat Kim dan Karin memasukki lift menuju lantai loby hotel, tak ada suara diantara mereka. Sampai akhirnya Kim yang memulai membuka suara. "Gomawo-oh untuk tadi malam Karin-shi." Ucap Kim seraya menengokkan kepalanya keKarin namun lirikkan mata Kim kearah bawah.
"Nee tuan, untungnya saya membuka pintu tepat waktu. Bila tidak saya tak tau kalau tuan tersungkur jatuh kelantai." Jawab Karin dengan jelas dan lantang, membuat Kim memejamkan mata karna malu akan kejadian tadi malam. "Oh iya tuan, satu lagi.. Kuharap kau mendengar aku berbicara tadi malam, karna ku yakin semabuk mabuknya kita. Kita masih menyadari apa yang terjadi dan terdengar disekeliling kita, mesti kita memejamkan mata." Timpah Karin yang memberi kode pada Kim untuk membayar akan jasanya tadi malam.
"Katakan apa mau-mu.?" Tanya Kim singkat dan paham apa maksud dari perkataan Karin.
"Wahhhh, jinjjah tuan? Kau benar benar akan memwujudkan kemauanku.?" Jawab Karin melontarkan pertanyaan yang tak disangka olehnya bahwa Kim malah balik bertanya dan akan mewujudkan keiinginannya.
"Hem, katakan lah dengan cepat sebelum aku berubah pikiran." Ucap Kim.
......................
Saat breakfast, Kim dan Karin tak banyak berbicara, hanya beberapa kali.. Itupun membahas soal meeting dan schejul besok lusa. Setelah mereka selesai, mereka langsung menuju lokasi aula hotel untuk melanjutkan meeting yang tertunda. Dan meeting kali ini dihadiri seluruh pemilik atau CEO perusahaan yang diundang dalam pertemuan ini. Termasuk Choki, namun Choki berhalangan hadir dan digantikan oleh serkertarisnya Miranda dan Miranda juga sempat berbincang tadi malam dengan Karin. Saat meeting selesai, Miranda berpamitan dengan Karin karna ia harus segera kembali ke Indonesia.
"Yah.. Kenapa cepet banget, gak bisa besok aja. Kita belum jalan jalan dan ngobrol banyak." Ucap Karin kecewa karna Miranda akan segera pergi.
"Duh.. Duh.. Sedih banget sih kayanya yang mau aku tinggal pulang duluan, kita kan udah saling follow, nanti kita bisa ngobrol via DM kan." Ucap Miranda seraya memeluk Karin, seperti besti yang sudah akrab.
......................
...Keesokkan Hari...
Hari ini adalah hari free untuk Karin dan Kim. Pasalnya setelah meeting usai, Kim sengaja mengundur waktu 2 hari untuk pulang keKorea. Lantaran memang ia yang ingin istirahat sejenak dari dunia pekerjaan. Dan menuruti permintaan Karin yang semalam menolongnya saat mabuk berat. Karin menginginkan untuk jalan jalan sendiri seharian ditempat wisata disingapure. Karin tak berikan alasannya mengapa ingin sendiri, Kim juga tak mau tau menau. Ia hanya tak mau berhutang budi pada Karin. Jadi ia mengIyakan apapun permintaan Karin. Kim saat ini sedang menikmati secangkir coffe disalah satu resto outdoor disingapure sembari menghirup dan menghembuskan asap rokok dimulutnya.
"Kak Choki.....!!!" Teriak Karin seraya melambaikan kedua tangannya keatas. Kim tak sengaja dan menoleh saat mendengar suara yang ia kenali dan mendengar nama teman bisnisnya dipanggil dengan nada teriakan riang. Karin berlari kearah Choki sembari mengulurkan tangan dan.. "Haapp..!!!" Tubuhnya yang sekal itu jatuh kepelukkan seorang pria tampan dan bertubuh kekar.
"Aku kangen kamu Karin..!!!" Ucap Choki yang memeluk Karin sembari berputar kecil layaknya film india.
"Aku juga kangen kamu kak..!!!" Jawab Karin tak kalah girang. mereka tak memperdulikan sekitar, hanya fokus pada pandangan yang kini saling menatap dengan tubuh yang masih berpelukkan. Senyum tawa mereka terukir jelas diwajah keduanya saat mata mereka memandang tanpa berkedip.
"Cihh..!! Sangat memalukan." Ucap batin Kim berdecak kesal saat melihat senyum tawa sepasang pria wanita disebrang caffe. Kim terus menghisap kasar rokok yang ia pegang, seraya sesekali melirik kearah depan. Melihat pemandangan yang membuat matanya memutar jengah dan jemarinya yang sedikit gemetar seraya menahan emosi saat melihat senyum tawa kedua insan yang seperti sedang jatuh cinta.. "Aagrhh kenapa aku jadi seperti ini..!!" Gumam Kim kesal dan beranjak pergi meninggal caffe.
......................
Hari sudah mulai gelap, namun dua insan yang sedang melepas rindu, tak memperdulikan semuanya, mereka seakan tak sadar dengan waktu yang terus berjalan.
"Pelan pelan jalannya, awas banyak anak tangga itu Rin." Ucap Choki sembari berdesir ngeri ngeri sedep saat liat Karin jalan sembarang diatas anak tangga.
"Iya bawel, aku juga liat kok..!!" Sahut Karin yang meremehkan peringatan Choki.
"Karin.. Hati ha-ti." Teriak Choki
"BUGGG..!!" Suara jatuhnya tubuh Karin dan tersungkur kejalan.
"AWww.!!!!" Ringis Karin menahan lututnya yang membentur aspal jalan.
"Kan.!!!! Udah aku bilang apa!!. Hati hati bocil, kenapa gk denger sih..!" Sahut Choki seraya berlari menghampiri Karin dan membantunya berdiri. Karin yang tau kalau ia salah hanya bisa memanyunkan bibirnya, ia malu jika harus mengelak atau membela dirinya.
......................
Sesampainya mereka dihotel, Choki dan Karin berjalan pelan sembari berpegangan tangan menuju lift. "Kaki kamu udah gakpapa itu..?" Tanya Choki sembari melirik lekat lutut Karin yang ada berc*k d*rah kering akibat teejatuh tadi.
"Enggak kak, cuman luka gini doang mah gkpp kelesss.!" Jawab Karin remeh sembari menyentikkan ibu jari dan telunjuknya. Choki hanya menggelengkan kepala saat mendengar Karin yang masih saja ngeyel, dan terlintas keusilan diotak Choki, ia membungkukkan tubuhnya lalu menepuk luka dilutut Karin dan berlari kearh lift yang kebetulan terbuka.
PuGKk.!!! Suara tepukkan tangan Choki mendarat diatas luka Karin.
"AA-Aawwww.!!!" Teriak Karin dan ingin melayangkan pukulan keChoki, namun kalah cepat ketika Choki sudah lari dan masuk ke dalam lift. Karin mengejar Choki dan ikut masuk kedalam lift menyusul Choki.
Saat pintu lift terbuka, terlihat Choki menangkup kepala dengan kedua tangannya, berguna sebagai pertahanan dari pukulan gemas Karin, mereka terkekeh bersama sembari melangkah menuju pintu kamar Karin. Mereka benar sangat bahagia menghabiskan waktu berdua seharian, sampai tak sadar mereka berjalan sembari berpelukkan. Sampai langkah mereka mendekat kearah pintu kamar Kim.
Ada sosok mata yang mengawasi sedari lama menunggu kembalinya Karin dan Choki kehotel. "Aah itu mereka..!!" Ucap Kim seraya melihat Karin dan Choki memasukki gedung hotel. Kim berjalan mendekat kepintu kamar, dan terus melihat kearah luar kamar dari lubang pintu. Ia tak bergerak dari tempat, dan terus melihat dan menunggu Karin dan Choki melintas.
"Aishhh, Shib*l..!!!" Umpat Kim kesal saat melihat pemandangan dari balik lubang pintu. Kim berbalik dan berjalan lalu menghempaskan tubuh keatas Kasur dengan kasar. Meletakkan tangannya keatas jidatnya dan berdecak kesal usai melihat Karin dan Choki melintas melewati kamarnya.
......................
"Makasih kak Choki udah nemenin aku hari ini." Ucap Karin yang masih memeluk Choki bahkan makin mengeratkan pelukkannya.
"Emm, sama sam Rinn.. Aku juga ya, makasih luangin waktu kamu hari ini." Jawab Chok seraya mengusap pipi Karin yang terlihat lebih gembul. Saat ini sorot mata mereka saling menatap satu sama lain, pandangannya tak bisa berbohong. Dengan aba aba perlahan Choki mengelus pipi Karin seoalah meminta izin. Karin kembali mempereratkan tanggannya yang sedari tadi sudah melingkar dipinggang Choki.
Cupp...!! Suara kec*pan lembut terdengar begitu menyenangkan ditelinga keduanya. Senyuman keduanya terukir jelas diwajah masing masing.
"Uuhhhh bete deh, harus pisah lagi sama kamu kak..!" Ucap Karin seraya memanyunkan bibirnya.
Choki terkekeh melihat tingkah gemas Karin, hanya bisa mengepalkan tangannya guna menutup mulutnya yang sedang menahan ekspresi gemasnya pada Karin.
"Gak bisa ya kalau kakak tidur dikamarku malam ini." Tanya Karin polos sembari menatap lekat wajah Choki yang seketika berubah menjadi serius. Choki menelan paksa liurnya saat mendengar kalimat Karin.
"Bisa kok, tapi jangan salahin aku kalau terjadi sesuatu sama kamu." Jawab Choki seraya membalas menatap Karin tanpa ada kedipan terlintas disana. Karin yang tertegun akan tatapan itu hanya bisa mengalihkannya dengan senyum pepsodent dan mengurungkan niatnya.
"Besok pagi siap siap ya, kita jalan jaln lagi oke." Ucap Choki sembari mengelus lembut pucuk kepala Karin, dan dibalas Karin dengan mengangguk pelan.
"Dah sana.. Masuk gih." Timpah Choki memberi isyarat dengan menengok sekilas ke pintu lalu kembali menatap Karin.
"Ookeyyyy boss gantengku." Jawab Karin dan kembali mengeratkan pelukkannya sembari menempelkan kartu, dan baru melepaskan pelukkannya saat pintu tebuka sedikit. Choki memandang punggung Karin masuk kekamar, dan barulah ia melangkah meninggalkan kamar Karin, belum jauh ia melangkah. Karin kembali keluar.
"Kak Chokiii....!!" Teriak Karin seraya berlari kecil menghampiri Choki dan kembali memeluk Choki.
"Kamu ngapai.." Emmuach Belum selesai Choki berbicara, sebuah kec*pan manis mendarat dipipinya. Setelah kec*pan itu mendarat dan terlepas, Karin berlari meninggalkan Choki yang mematung ditempat. Sontak hal itu membuat Choki tersenyum salah tingkah hingga berjongkok dilantai sembari menundukkan kepala karna gemas sekaligus malu akan tingkahnya yang seperti ini. Namun ia sangat senang.
"Aishhhhh.!!! Dimana wibawa'mu Chooki-shi, itu hanya sebuah kec*pan, benar² memalukan..!!" Gerutu Kim yang berdiri dibalik pintu dan mengintip kejadian yang membuatnya semakin kesal. Ia menyesal bangkit dari tidur saat mendengar teriakkan Karin yang memanggil Choki.
......................
Wkwkwkwk, Kim.. Oh Kim.. ketawa Author ngeliat tingkah Kim yang kesel. Awas jadi bucin Kim kalau terus²an kesel gitu.
.
Oke guys, tunggu episode berikutnya ya jangan lupa dukungannya ya. Biar Author makin semangat nih ngetiknya. Heheh 😁👍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments