Beberapa bulan telah dilewati, kegiatan hari-hari seperti biasanya pun dijalanin seperti hari-ari sebelumnya.
Karin yang tengah membuatkan kopi untuk sang suami yang tengah duduk diteras rumah sembari membaca beberapa berkas yang dibawa pulang untuk direvisi.
Drredd.. Dreddd...
Ponsel Rega yang bergetar diatas meja, dan melihat siapa yang menelvon dipagi hari ini.
"Assalammualaikum, Hallo ma.." jawab Rega dibalik panggilan itu.
"Waalaikum Salam, Hallo nak.., gimana kabar kamu Ga?"
"Alhamdulillah baik² aja ma.., mama gimana kabarnya?." Sahut Rega sembari memijat pelipis dahinya, karna Karin sudah berada dikursi teras bersebelahan dengan kursi Rega, seakan menunjukkan kekhawatiran, ntah apa yg menjadi di khawatirkan Rega.
"Gimana kelanjutan kamu sama Dhi.." Belum sempat mama menyelesaikan kalimatnya, Rega sudah lebih dulu memotong ucapan mamanya.
"Alhamdulillah Karin juga baik ma, kami disini semua baik baik aja. Iya ma.. Gkpp kalau mama gk bisa main kesini, nanti biar kami yang kerumah mama ya.." Ucap tuntas Rega memberi kode kepada mamanya, bahwa disampingnya ada Karin yang sedari tadi mendengar kilas percakapan mama dan suaminya.
"Apaan si Ga, mama bukan nanya Karin. Mama nanya gi..." belum sempat menuntasnya percakapan, Lagi-lagi dipotong oleh Rega yang buru-buru menuntup telvon.
'Mama mas??" Tanya Karin yang memerhatikan gelagat Rega sedari tadi.
"Iya Sayang.., mama nanyain kabar kita dan mama bilang gk bisa main kesini". Jawab Rega tuntas, meyakinkan Karin.
"Oow oke.." Jawab Karin dengan bernada menyinggung, pasalnya dari tadi malam suaminya bergelagat aneh, tak biasanya mas Rega tidur larut malam, dan tadi malam mas Rega masih sibuk dengan ponselnya, ntah apa isi dari ponsel tersebut, sampai-sampai membuatnya tidur larut malam.
...****************...
...****************...
"Dek, hari ini mas bakal pulang malem, anak-anak kantor ngajakin mas makan malem diluar. Kamu gak usah nungguin mas, nanti mas bawa kunci rumah, Oke.." Sambil melontarkan senyum sembari mencubit pipi Karin yang putih itu.
"Owke mas bojoku.., hati-hati dan jaga diri ya sayang". Balas Karin dengan mencubit usil dada bidang suaminya itu.
"Ah.... Sakit sayang". Lirih Rega dengan nada menggoda, merekapun tertawa pelan karna candaan mereka dipagi hari ini.
Rega pun berpamitan berangkat kerja, tak lupa Karin yang slalu mencium punggung tangan suaminya sebelum berangkat dan sesudah pulang kerja.
"Mas berangkat dulu dek, jaga diri, jangan nakal Oke". Goda Rega untuk Karin.
"Harusnya aku yang ngomong gtu ke kamu mas". Balas Karin dengan cemberut.
"Hehe.. Iya istriku tersayang"
...----------------...
...----------------...
Gak akan aku lepas sebelum semuanya terbukti nyata mas. Batin Karin sembari melihat mobil mas Rega yang semakin menjauh dari kediaman mereka.
Tak berselang lama setelah Rega brangkat keKantor, Karin pun menyalakan mobil miliknya. Dan melajukan mobilnya seraya mengikuti suaminya dari belakang.
Tujuan Karin kali ini menuju keKantor suaminya, karna dia yakin suaminya akan kekantor.
Karin yang senantiasa menunggu ditepi jalan, dia rela menunggu begitu lama, karna Karin yakin ada yg disembunyikan dari dirinya.
Jam ditangan Karin sudah menunjukkan pukul 12.30WIB. Menunjukkan jam istirahat untuk para pekerja kantoran.
Dan benar saja, mobil milik Rega keluar dari gerbang kantor. Tak lama, Karin pun mengikuti mobil suaminya sambil menggerutu tak habis pikir.
"Gimana ceritanya jam segini keluar kantor, gak mungkin kan nyari makan.. Emangnya kantin didalem tutup apa?" Omel Karin sembari melajukan mobilnya mengikutin mobil Rega dari belakang.
Karin terus mengikuti arah mobil suaminya pergi, jarak mereka cukup jauh, jadi kemungkinan kecil Rega akan menyadari Karin berada dibelakang.
Tanpa Karin sadari didalam mobil tersebut bukan hanya Rega.
Seberhentinya mobil Rega tepat didepan Butik baju, membuat Karin melotot heran. Untuk apa suaminya berhenti didepan butik baju.
Dan betapa terkenjutnya Karin melihat yang turun lebih dulu bukanlah mas Rega, melainkan Dhita. Sekertaris mas Rega dikantor.
"Apa maksud semua ini mas, kenapa kamu tega khianati pernikahan kita". Gumam Karin melihat kalian yang sejalan memasuki pintu butik tersebut. Betapa tertamparnya Karin melihat suaminya digandeng wanita lain, senyum mereka sangat menusuk kehati Karin yang melihatnya.
...----------------...
...----------------...
Karin yang sudah gelap mata dan pikirannya yang sudah kacau.
Langsung melangkah keluar mobil, menuju kedalam butik.
Betapa tekejutnya Karin yang melihat mereka bukan hanya berdua, ternyata ada sang mama mertua yang sudah senantiasa menunggu didalam butik.
"Apa-apaan ini mas?". Tanya Karin seraya membuka pintu butik dengan perasaan yang panas di dada, dan mata yang berkaca-kaca.
"Rin.." Panggil Rega dengan nada bersalah, yang melihat dirimu sudah amat menggebu dengan nafas yang seakan bisa terdengar, betapa sesaknya nafasmu saat ini.
Sedangkan Dhita dan mama hanya terdiam melihat kamu berdiri mematung dengan tatapan yang hancur.
"Rin.." Sahut Rega dengan lembut sembari menghampirimu pelan. "aku bisa jelasin semuanya Rin, gak seperti kamu lihat kok Rin.. Bahkan disini ada mama, jadi gk mungkin aku aneh-aneh." Jelas Rega meyakinkan dirimu.
"Cukup mas..!!" Menjulurkan tanganmu guna untuk menyuruh Rega berhenti dan tidak mendekat. "Apapun itu cukup! Tanpa kamu jelaskan aku udah paham apa maksud dari ini semua.!"
"Sakit mas, liat kamu berada disini yang sudah berstatus memiliki istri. Kamu berada dibutik baju pengantin, bersama mama dan sekertaris kamu."
"Aku juga udah liat semua chattingan kamu dengan sekertaris kamu dimalam itu."
Flashback On:
"Ngapain si mas Rega masih main hp larut malem bgini". Batin Karin yang tidur dalam keadaan terjaga, sedikit membuka matanya untuk ngintip, apa yang dilakukan mas Rega dg ponselnya malam-malam begini.
...Skip Keesokkan Pagi...
Karin yang sedang menyiapkan pakaiam untuk mas Rega, sedikit terkejut dg suara getar dari ponsel yang terletak dimeja rias, pasalnya getar ponsel mas Rega terus menerus bergetar, seperti dipesan spam yang masuk.
Sambil menengok kearah kamar mandi, karin memastikan suaminya masih lama berada didalam kamar mandi.
Betapa terkejutnya Karin begitu melihat User Name yang dilihat dari balik layar ponsel mas Rega (Sekertaris Hot🔥).
Tak sampai situ, begitu Karin membuka pesan didalamnya. Hati Karin begtu hancur membaca pesan tersebut. Betapa teganya suami yang slama ini ia cintai dengan tulus, bahkan sepenuhnya sudah Karin berikan untuk suami terkasih. Dihancurkan dengan adanya orang ketiga dipernikahan mereka.
Flashback off.
"Bahkan aku pernah melihat noda liptin berwarna merah mudah dibajumu mas, pada saat kamu terlalu sering pulang larut malam." Nada bicara Karin sudah sangat sesak untuk didengar, karna air mata dan isak tangis yang terus memaksa keluar, hingga akhirnya pecah saat Karin mencurahkan semuanya.
Rega yang hanya bisa terdiam saat perkataan dari Karin yang sangat amat benar nyatanya.
"Kenapa kamu diem mas..? Apa itu semua benar adanya mas..? Apa benar slama ini kamu khianati pernikahan kita dengan berselingkuh dengan sekertaris kamu sendiri, yang jelas-jelas dia adalah temanku juga." Jelas Karin dengan nada sesak, karna guyuran air mata yang terus keluar tanpa henti.
Karin,Dhita, dan Rega bekerja dikantor yang sama, Karin resign karna mau menjadi istri sekaligus IRT untuk keluarga kecilnya bersama Rega.
Belum sempat Rega mengIyakan atau menjelaskan sepatah katapun, Mama langsung mengambil langkah maju didepan hadapan Karin dan berkata.
"Kamu. Seharusnya sadar kenapa anak saya seperti ini.!" Tegas mama atas ucapannya yang menyudutkan Karin.
"Apa karna aku belum bisa memberi mama cucu, itukah maksud dari ucapan mama?" Tanya Karin seraya memperjelas maksud dari mama mertuanya itu.
"Karin-Karin.. Percuma kamu sekolah tinggi sampai setara dengan anak saya, kalau singgungan yang saya maksud masih harus kamu perjelas lagi." Jawab ketus dari mamer dengan nada mengejek sambil tertawa sedikit.
Betapa sesaknya dada ku saat mamer mengatakan hal seperti itu, dengan entengnya seperti tidak merasakan sakitnya jadi aku, padahal kami sama-sama wanita, yang seharusnya tau bila singgungan ini dilontarkan sangatlah sensitif.
"Tapi pernikahan aku dan mas Rega baru menginjak 1tahun ma. Bukankah usia pernikahan kami masih bisa dibilang masih muda.." Jawab karin dengan nada lembut, namun tetap sesak bila didengar. Kami juga sedang berusaha ma untuk mendapatkan cucu untuk ma. Belum selesai Karin menjelaskan, mamer langsung memotong.
"CUKUP KARIN!! AKU TIDAK MAU MENDENGAR APAPUN, SUDAH CUKUP REGA MEMBELA'MU SLAMA INI, SUDAH SAATNYA REGA PATUH DENGAN PERKATAAN ORANG TUAnya.!!"
Teriakan sang mamer sudah cukup jelas apa yang ia maksud, sudah cukup jelas bahwa pernikahanku ini sebenarnya tak direstui oleh mamerku. Hanya saja mas Rega yang ngotot karna ia mencintai'ku dan ingin menikah dengan'ku, ya.. Kurasa itu dulu ia masih mencitaiku. Dan sekarang ia tak lagi mencitaiku karna sudah ada pengganti yaitu temanku sendiri.. Dhita.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments