Setelah Landing, Karin langsung bergegas merogoh ponselnya, guna menghubungi seseorang dari balik layar.
"Ahh mana ponselku." Gumam Karin agak ribet sewaktu merogoh ponselnya didalam tas, sampai tak menghiraukan sekitar.
*GuuB**raGgg*...
"ADUHH." Teriak Karin saat jatuh terpental kebelakang.
"Omo..mianhae nuna." Sembari membantu Karin berdiri.
"Aishh sakitnya bokongku, untung ganteng ni oppa oppa. Gumam Karin seraya dibantu berdiri dan melirik kilas oppa oppa yang menabraknya.
Jadi guys, Author mau ngasih tau sedikit ya, disini dalam menggunakan bahasa koreanya, sebisa dan semampu Author.. Kalian bisa ngikutin dengan logat orang korea pas lagi ngobrol atau bicara. Makasih guys😊.
"Oo.. Mianhae-ohh Nuna, apa kau baik-baik saja, apa ada yang sakit dibadanmu.? Tanya oppa² itu mengenai keadaan Karin.
"I'm okay sir." Jawab Karin yang mengelus bokongnya akibat terpental.
"A-ah nee.. Syukurlah, kalau begitu saya permisi, saya terburu-buru. Kalau ada yang perlu saya ganti rugi atas ketledoran saya, ini.. Kamu bisa hubungi saya." Memberi kartu tanda pengenal lalu pergi meninggalkan Karin.
"Diihh.. Emang begini ya orang disini, apa-apa ngasih kartu, terus ketemu, udah itu jadian Wkwkwk." Gumam Karin sembari tertawa karna membayangkan kisah dalam Drakor.
"Ah iya ponselku." Karin yang tersadar, langsung merogoh dan menelpon seseorang disana.
"Hallo.. Kamu dimana Rin, aku udah nunggu kamu dipintu keluar. Sahut wanita berparas cantik, tumbuh yang ideal dan memiliki kulit yang halus nan putih.
"Iya Iya Aku keluar sekarang, aku baru aja turun tunggu ya. Jangan putus telvonnya. Tuntas Karin sembari berlari kecil menuju pintu keluar terminal kebrangkatan.
👋👋 "Gadis.." Lambaian tangan sekaligus teriak Karin terhadap wanita yang berdiri menunggu kedatangannya.
"Wah.. Karin.. Siniii👋👋 . Balas Gadis sembari melebarkan tangan menyambut pelukkan Karin yang sedang berlari kearahnya.
Mereka berpelukkan, melepaskan rasa rindu yang sudah lama terpendam.
Gadis dan Karin sudah berteman sejak SMA dan mereka tinggal didesa yang sama, bedanya Gadis masih memiliki orang tua lengkap sedangkan Karin tinggal di panti.
"Aku merindukanmu Ndis." Kata Karin seraya melepas pelukkannya. Ndis adalah panggilan Gadis sewaktu ia masih kecil dan orang desa juga biasa memanggilnya Ndis.
"Emm, aku juga merindukanmu Rin.., apa kabarmu sekarang, apa perjalanannya melelahkan?. Tanya Gadis sembari membantu bawakan koper milik Karin.
"Aku baik, seperti yang kamu lihat sekarang tak ada yang berubah." Tuntas Karin menyakinkan temannya itu.
"Hem, syukurlah kalau begitu. Ayok kita cari makan dulu, kamu pasti lapar." Alihan Gadis untuk tidak meneruskan pertanyaan mengenai diri Karin, mesti sebenarnya Gadis tau akan kondisi Karin saat ini atas perceraiannya dengan Rega.
...----------------...
...Skip Tempat Makan...
"Kamu udah bawakan berkas dan syarat-syarar yang aku bilang tempo hari.?" Tanya Gadis, disela² obrolan mereka dikedai makan dipinggir jalan Korea.
"Oh iya, aku bawa kok. Moga-moga gak ada yang lupa satupun." Jawab Karin sembari menikmati makanan pinggir jalan khas Korea.
Selesai makan, mereka langsung menuju halte bus untuk pulang keMes tempat Gadis tinggal. Gadis sudah ada diKorea setelah lulus dari bangku SMA. Ia bekerja menjadi TKI karna ingin membantu perekonomian keluarganya didesa.
Sedangkan Karin yang begitu lulus SMA langsung kekota untuk melanjutkan studinya, beruntungnya Karin bertemu Rega kala itu. Ia langsung dinikahkan Rega dan tak perlu merasakan sulitnya mencari uang untuk memenuhi hidup.
......................
Sesampainya digedung bertingkat tempat tinggal Gadis yang disediakan Kantor tempat ia bekerja.
"Ayok masuk rin, jangan sungkan. Ajak Gadis sembari memasukkan koper milik Karin.
"Ah iya makasih ndis." Sembari melangkahkan kakinya memasuki kamar Gadis, yang terbilang kecil namun tak begitu menyesakkan meski penghuninya bertambah 1 yaitu Karin.
"Sementara kamu tinggal disini dulu Rin, nanti kalau udah dikontrak perusahaan baru deh kamu dapet kamar mes sendiri." Jelas Gadis memberitahu Karin kedepannya akan seperti apa. Jadi Karin tak perlu bingung lagi kemana ia harus mencari tempat tinggal.
"aah iya Ndis. Makasih banyak ya kamu udah mau bantu dan nolongin aku." Jawab Karin yang sangat amat berterimakasih pada Gadis, kalau gk ada Gadis, gak tau lagi Karin harus kemana.
Setelah sampai dimes Gadis, mereka bebenah diri, seperti mandi, membereskan baju Karin yang berada dikoper. Dan mereka juga sempat berbincang soal masa diSMA dulu, sampai akhirnya mereka dipertemukan kembali. Namanya pertemanan gk akan pernah putus ya guys ya..😊
...----------------...
Seminggu telah berlalu, Karin yang setiap harinya hanya diam didalam mes milik Gadis dan ak ingin keluar dari sana. Bukan tanpa alasan, Karin ingin fokus belajar guna memperlancar bahasa dan aksen Korea. Agar setelah ia bekerja nanti tak akan kesulitan dalam berkomunikasi dengan karyawan lainnya.
Yap.. Karin yang berbohong pada semua orang termasuk orang terdekatnya yaitu Choki, kalau dirinya ingin keliling dunia. Namun sebenarnya Karin akan bekerja disini mengikuti jejak Gadis yang sudah menjadi karyawan disalah satu perusahan produksi ternama diKorea.
Ia harus keluar dari zona nyaman, guna melupakan kenangan pahit yang slama ini mengganggu pikirannya. Dengan langkah menjauh dan terbang meninggalakan Indonesia. Ia berharap bisa memulai hidup baru dengan suasana dan tempat yang baru.
Tingg..Tong.. Suara bell pintu berbunyi, Karin yang bergegas mengecek siapa yang datang.
"Assalammualaikum Rin." Sahut Gadis dari luar pintu.
"Waalaikum salam, lah Ndis. Aku kira siapa." Jawab Karin yang dikiranya orang lain berkunjung, rupanya si pemilik kamar.
"Kalau bukan aku siapa lagi Rin. Kamu berharap babang Le Mi Ho gitu yang dateng." Ejek Gadis yang melewati Karin dari pintu masuk.
"Hahaha, ya kali kan.. Dia main kesini terus ngelamar aku😁😁." Cengir Karin menunjukkan senyum peps*den karna sangking PD nya.
"Oiya aku punya sesuatu buatmu Rin." Sambung Gadis yang sedang membenahi diri setelah pulang kerja.
"Apa itu.? Babang LeMi*Ho beneran mau dateng lamar aku ya😁." Jawab Karin yang melanjutkan Kepedeannya.
"Wuuuuu... Mimpi kok ketinggian Rin.. Rinn. Tuugg. Memukul pelan kepala Karin dengan gulungan selembar kertas. Karin yang langsung menerima kertas itu sempat terdiam dan langsung memainkan feeling'nya.
Apa ini surat dari tempat kamu kerja?. Tanya Karin yang menggebu menunggu jawaban iya dari Gadis.
"Ho'oh.. Kamu ditrima kerja dikantor pusat Rin." Jawab Gadis yang ikut senang temannya bisa langsung kerja dengan mudah.
"Wahhhh jinjihage, daebak." Sontak Karin yang sangat girang dan senang bahwa dia ditrima bekerja langsung tanpa harus susah payah menunggu lama.
"Emmm.. senengnya yang langsung ketrima kerja, emang the best banget otakmu Rin, begitu tembak langsung tepat sasaran." Puji Gadis untuk Karin.
Tak seperti dirinya yang harus menjalankan bimbingan beberapa bulan lalu seleksi dan baru bisa bekerja. Kurang lebih 1 tahun ia menunggu untuk lolos dan brangkat menjadi TKI di Korea.
"Uluh.. Uluh.. Temen aku ini memang terbaik, ini semua berkat kamu juga Ndis, tanpa kamu disisi ku semua tak berarti apa-apa." Puji Karin seraya memeluk teman terbaiknya itu.
"Aku janji, gaji pertama ku nanti, aku bakal traktir kamu makan dan jalan-jalan, gimana mau kan." Ajak Karin yang terus memeluk Gadis.
"Hemm iya iya.. happy banget sih sampe mau traktir duluan, padahal masuk kerja aja belom." Ledek Gadis yang membalas pelukkan Karin, dan merasa ikut senang dengan situasi saat ini.
...----------------...
...Beberapa Hari Kemudian...
Sedari subuh dini hari Karin sudah bersiap-siap untuk berangkat kerja. Karna ini hari pertamanya bekerja, jadi jangan sampai terlambat. Karin yang sedang bersolek didepan cermin merasa tak nyaman dengan penampilannya.
"Huffh kok aku gugup ya, dingin semua gini tangan kakiku." Gumam Karin terdengar Gadis yang masih tengkurep diatas kasur.
"Ngapain gugup, bukannya kamu pernah kerja diperusahaan besar sebelumnya." Jawab datar Gadis memotivasi Karin agar kembali bersemangat.
"Iya sih, tapi tetep aja gugup, apa lagi rata-rata disana orang pribumi semua. Aku takut dibully dihari pertama aku kerja." Sahut Karin yang membuat Gadis tersentak dan terkekeh.
"Buahahahha🤭 yakali disamain kaya jaman sekolah, emang dasar ya Karin yang kukenal ini. Pemikirannya kaya bocil. Bener kata kak Choki, kamu tuh slalu overthingking, padahal belum juga maju selangkah, udah kemana-mana itu pikiran." Jelas Gadis yang membuat Karin minder dan membenarkan ucapan Gadis.
"Abisnya gimana dong, disini kan tempat baru untukku, kalau diindo Mau dikota manapun aku PD aja soalnya kan sama-sama." Belum sempat Karin menyelesaikan kalimatnya sudaj dipotong Gadis.
"Sama-sama apa? Sama-sama makan nasi gitu? Disini juga pada makan nasi Rin, udah ah jangan OVT duluan. Sana brangkat, keburu penuh halte bus nanti." Sentak Gadis guna menyadarkan Karin agar tak selalu OVT dengan keadaan kedepannya.
Karin yang mengiyakan ucapan Gadis, langsung mempercepat guna tak mau ketinggalan bus pertamanya.
"Baiklah, aku brangkatnya ya. Mohon doanya Ndis, aku butuh itu dan 1 lagi aku akan menghubungimu nan." Belum selesai sudah didorong Gadis keluar kamar, karna Gadis tak tahan dengan tingkah Karin yang seperti bocil.
"Udah sonoo, nih jangan lupa roti dimakan dijalan biar ngisi tu perut." Sahut Gadis dari ambang pintu dan melempar sebungkus roti kearah Karin.
"Hap.. Terimakasih, akan ku makan nanti nee. Dalam bahasa korea.
"Nee. Jal haess-eo / Selamat bekerja👋👋. Lambaian tangan dari kejauhan.
Sesampainya Karin dihalte, ia duduk sembari memakan roti pemberian Gadis untuk sarapan.
"Hemm, nikmatnya suasana pagi disini. Sangat berbeda dengan riuh ramai diJakarta macet pula." Gumam Karin sembari mengunyah rotinya hingga habis. Tak berselang lama bus datang Karinpun bergegas siap² untuk naik ke bus.
Slama diperjalanan, Karin menikmati tentramnya suasana jalanan Korea. Sesekali ia memejamkan mata karna begitu nikmati suasan baru ini.
"Hai Korea. Semoga kita bisa saling mendamaikan hati yang terasa sesak ini.." Batin Karin yang matanya juga ikut menitikkan air mata karna terngingat pengkhianatan mantan suaminya kala itu.
......................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments