Setelah Karin meluapkan tangisnya, ia menceritakan semuanya, dari awal sampai akhir, bahkan sampai dokter menyaraninya untuk istriahat lebih dulu dirumah. Namun Karin tak mendengarnya dan tetap berangkat kekantor karna merasa tak enak kalau harus libur, pasalnya ia baru saja 1 bulan kerja.
Kim yang senantiasa mendengar penjelasan Karin hanya bisa menghela napas dalam. Ia benar tak menduga mental Karin sebenarnya sampai terganggu, Karin mengalami trauma yang cukup besar, tapi tetap terlihat santai diwajah, benar benar seperti tak terjadi apa ap.
"Mulai sekarang apapun yang membuatmu terbebani, ceritakan padaku. Jangan kau sembunyikan sendiri. Kau mengerti Karin-shi." Minta Kim dengan suara tegas, seraya memegang pundak Karin yang duduk disebelahnya.
"Ba-baik tu-an, te-terimakasih untuk pengertian tuan." Jawab Karin yang masih terisak dalam tangisnya. Kim yang mengangguk tersenyum dan sekilas menatap bib*r sexy Karin, perlahan Kim mengulurkan tangannya guna mengangkat tekuk Karin. Dengan perasaan lembut, Kim mengecup sekilas bib*r Karin. Kim menautkan kec*pan diatas sana. Karin hanya diam menikmatin kelembutan yang diberikan Kim tanpa membalas. Menyadari tak ada respon dari Karin, Kim kembali mendalamkan kecu*annya, mendorong perlahan tubuh Karin berbaring disofa., Namun dengan cepat Karin menahan tubuh Kim saat ingin mendorongnya.
"Kenapa kau menahanku, hem.." Bisik Kim saat melepas kec*pan dan memandang wajah Karin yang masih memejamkan mata. Karin reflek membuka matanya, pandangan mereka bertemu satu sama lain, ujung hidung mereka bersentuhan, merasakan hembusan nafas yang sedikit menggebu. Kim kembali mendorong pelan tubuh Karin lalu terjatuh diatas sofa, Kim sekarang berada tempat diatasnya. Saat Kim kembali ingin menc*um Karin, Karin menahan bib*r Kim dengan jari telunjuknya.
:Mian-hae tuan, kurasa kalau dilanjutkan kita akan terlambat. Sebentar lagi akan ada meeting diluar kantor." Ucap Karin dengan raut wajah menggoda, sembari mengelus lembut bib*r Kim yang diiringi dengan mengigit bib*r bawahnya sendiri. Sumpah ya ini si Karin udah nolak, tapi dia ngegoda balik. Aduhhh pusying Author dibuatnya.🤪
Kim merasakan sentuhan itu seakan dirinya ditantang. Tanpa pikir panjang, Kim melepis lembut tangan Karin, dan kembali menautkan kec*pannya. Namun tak berselang lama, ia melepas kec*pan itu dan kembali memposisikan tubuhnya duduk diatas sofa, diikuti Karin yang bangkit dan duduk disebelahnya.
Kim melirik Karin yang tengah merapihkan kemejanya. Terlihat jelas dimata Kim, ia merasa mulai tertarik dengan pesona Karin, apa lagi saat Karin mengibaskan pelan rambut yang berantakan akibat ulahnya. Senyum lebar terlihat jelas diwajahnya Kim, saat ini ia memikirkan aksi liarnya bila ci*man tadi dilanjutkan sampai pada puncaknya.🤤
......................
...Skip Tempat Meeting...
Saat meeting berlangsung, Kim dan Karin memerhatikan kliennya saat menjelaskan projek untuk masa yang akan datang. Karin dengan seksama menyimak, dan sibuk dengan tab'nya untuk mencatat hal hal penting slama meeting. Lain hal dengan Kim, ia justru tak henti melirik kearah Karin, melihat gerak gerik Karin yang membuatnya tak henti mengagumi pesona yang dimiliki Janda muda disebelahnya.
"****, mengapa lekuk tubuhnya begitu mengg*da." Batin Kim seraya melirik Karin yang duduk tegap, menunjukkan lekuk tubuh yang sangat indah bila dipandang. Kim jadi ingat akan hal liar yang mereka lakukan dimobil kala itu. Dimana Kim tak henti meremas b*kong milik Karin. Yang terasa sangat sekel dan kenyal. "A-ah mengapa pikiran kotorku terlintas diwaktu yang tidak tepat begini." (Batinnya, sampai Kim tak bisa menahan rasa malu pada dirinya, dan harus menutup wajahnya dengan 1 tangan. Ia pura pura memijat kepalanya seakan pusing, ya... Pusing karna memikirkan hal liar bersama Karin.)
"Ada apa tuan Kim, apa anda sedang tidak enak badan." Ucap klien memerhatikan Kim yang sedang tidak baik² saja.
"A-ah, Any.. Aku baik baik saja." Jawab Kim tersenyum paksa, pasalnya ia masih memikirkan Karin saat kliennya menegurnya.
"Apa benar anda tidak apa tuan Kim.? Kalau anda tidak enak badan, meeting kali ini kita tunda dan kita bahas dipertemuan besok lusa di singapure." Tanya lagi klien pada Kim guna memastikan kondisi Kim.
Kim hanya menghela nafas. Pikirannya kacau saat terlintas sosok Karin dibenaknya. "Baiklah, kita tunda sampai dipertemuan kita besok lusa." (Ucap Kim seraya mengakhiri meeting.)
......................
Saat tiba dikantor, Kim dan Karin langsung memasuki lift menuju lantai dimana ruangan Kim berada. Begitu keluar dari lift, Kim melangkah menuju ruangannya tanpa melirik Karin. Karin yang paham akan sikap Kim yang mudah berubah, ia langsung menuju meja kerjanya. Menjatuhkan bokongnya dikursi, dan melanjutkan aktivitas kerjanya. Begitu juga dengan Kim, namun sesekali pikiran Kim terlintas sosok Karin. Pikirannya yang diisi sosok Karin membuat Kim tak berhenti senyum senyum sendiri, meski tubuhnya sedang dalam keadaan sibuk dengan berkas berkas yang ia pegang saat ini.
Tikk.. Tokk.. Tikk..⌚⌚
Suara detak jam tangan Karin sudah menunjukkan waktu jam kantor berakhir, namun Karin masih asik dengan ketikkan tangannya seraya melihat layar komputer dihadapannya. Sampai tak menyadari Kim yang sudah lewat melewati meja kerjanya.
Dredd,, Dredd..📲📲
Getaran ponsel memberitahu ada notif pesan didalamnya. Karin bergegas menghentikan kegiatannya dan langsung mengecek ada notif apa diponselnya. "Aish.. Aku lupa.!!" Ucap Karin yang langsung menepok jidat, ia lupa kalau Park akan menjemputnya kekantor disaat jam kantor sudah berakhir. Karin bergegas menyimpan file yang ia kerjakan lalu mematikan komputer, dan bergegas untuk turun keloby kantor. Setibanya diloby kantor, Karin segera touch screen untuk absen selepas jam kerja berakhir. Ia berlari kecil keluar pintu kantor, seraya mencari mobil Park diluar. Setelah melihat mobil Park ia langsung menghampirinya. Tok.. Tok, Karin mengetuk pelan kaca mobil.
"Annyeong Karin-shi, Kajja.. Masuklah." (Sahut Park saat kaca mobil ia buka.)
Karinpun tersenyum dan mengangguk
"Jangan lupa pakai sabuk pengamanmu." Ucap Park tersenyum melihat wajah Karin yang sudah tersenyum merekah tanpa ada rasa ketakutan didalamnya.
"Nee.. Aku tau itu, jangan memberitahuku." Protes Karin yang merasa dirinya seperti anak kecil yang tidak tau apa apa.
"Hahaha arraseo.. Kau memang gadis pintar Karin-shi." Jawab Park yang senang membuat Karin menjadi jengkel seperti ini, wajah Karin sedikit lucu saat sedang jengkel.
"Heeeeeh☺.. Kau juga pri pintar Park-Shi, tapi kau perlu tau satuhal. Aku bukanlah seorang gadis, aku seorang janda." Ucap Karin seraya meledek tawa lepas Park saat menjahilinya. Namun ucapan Karin membuat Park terkejut sejenak, ia kaget kalau Karin ternyata seorang janda muda.
Disisi lain.. Ada Kim yang tak sengaja melihatmu keluar dari lift, ia ingin memanggilmu dan ingin mengajakmu pulang bersama, namun ia ingat dimana ia sekarang. Akhirnya Kim mengurungkan niatnya dan hanya memerhatikanmu sampai matanya menunjukkan tatapan tajam saat dirimu menghampiri sebuah mobil asing yang tak Kim ketahui. Decak kesal yang Kim keluarkan menunjukkan kekesalan saat melihatmu tersenyum seraya membuka pintu mobil.
......................
Sebelum Park mengantar Karin pulang, mereka mampir kesebuah resto untuk makan malam. Awalnya Karin menolak lantaran ingat temannya Gadis yang pasti menunggunya pulang ke mes dan makan malam bersama. Namun Park memaksanya dengan janji tidak akan lama. Selama makan Park dan Karin cukup banyak bercerita, mulai dari Park yang betanya kenapa Karin memilih korea untuk mencari kerja, sampai pertanyaan inti yang membuat Park penasaran sedari tadi.
"Karin-shi, mianhae jika pertanyaanku sedikit sensitif, tapi boleh aku tau alasanmu bisa menjadi ja.." Belum sempat Park menyelesaikan kalimatnya, Karin lebih dulu meneruskannya.
"Ja-di janda maksudmu.?" Terus Karin seraya menyuap makanan kemulutnya. Park mengangguk tak enak saat Karin tau akan pertanyaanya.
"Aku bercerai karna ada pengkhianat diantara kami." Ucap singkat Karin tanpa ada penjelasan didalamnya. Park yang masih penasaran hanya bisa mengangguk terpaksa, pasalnya ia tak enak hati bila terus bertanya hal sesensitif ini.
Karin mengetahui kalau Park masih penasaran, tapi pikirnya itu tidaklah penting, yang jelas Karin sudah memberitahu inti dari ceritanya mengapa ia bisa bercerai.
......................
Makan malampun berakhir, Park mengantar Karin pulang ke Mes. Slama diperjalanan Park tak berhenti tersenyum saat Karin menceritakan cita citanya yang ingin keliling dunia, mengelilingi dunia seperti didogeng, bisa terbang dari negara A ke negera B sesuka hati, meski realitanya ia harus banyak menabung untuk mewujudkan cita²nya itu. Park menjadi sosok pendengar yang baik untuk Karin. Dan tak terasa mobilpun berhenti tempat disisi gedung mes tempat Karin tinggal.
"A-ah, apa sudah sampai." Tanya Karin seraya melihat sekeliling. "Aish, padahal aku baru sedikit bercerita tentang cita citaku." Lanjut Karin dengan memanyunkan bibirnya yang terlihat lucu dimata Park.
"Haha.. Kau bisa melanjutkannya besok Karin-shi, aku akan menjemputmu lagi besok pagi." Jawab Park seraya terkekeh gemas karna tingkah Karin yang lucu dimatanya.
"Mwo..!! Kau tak perlu menjemputku setiap hari." Tegas Karin yang membuat Park mengerutkan alisnya.
"Wae?? Kenapa tidak boleh, aku tidak keberatan jika harus menjemputmu setiap hari, lagi pula aku tidak sibuk." Jelas Park pada Karin bahwa ia tidak keberatan.
"Bu-bukan itu, tapi aku tidak ingin gajiku habis karna harus membayar uang sewa mobil dan jasamu pab-bo..!!" Ucap Karin seraya mencubit hidung Park yang amat mancung itu.
Park meringis kecil, karna cubitan Karin. Dan ia tetap kekeh akan menjemput Karin besok pagi. Namun Karin menjelaskan dengan lembut, bahwa ia akan pergi ke singapure besok lusa untuk beberapa hari kedepan untuk urusan kantor, dan besok ia sangat sibuk menyiapkan keperluan kantor dan keperluan pribadinya slama disana.
"Apa aku boleh ikut denganmu Karin-shi.? Aku sangat bosan bila sendiri disini, bolehkah?? Kumohon, aku janji jadi anak baik slama disana." Jawab Park yang sedikit merengek agar diajak.
Karin terkekeh melihat tingkah Park seperti anak kecil. Karin mengacak rambut Park karna gemas melihatnya merengek minta ikut.
"Kau tetap tidak boleh ikut Park-shi, tapi jangan sedih.. Aku janji setelah urusanku selesai kita akan menghabiskan waktu bersama, mungkin kita bisa pergi piknik atau kepantai. Bagaimana? Kau mau.?" Ajak Karin seraya menurunkan tangannya dari kepala Park.
Park hanya mengangguk dalam diam, sebenarnya ia bisa saja menyusul, tapi untuk apa jika Karin akan sibuk slama disana dan tak bisa bersama Park meski hanya sebentar. Toh waktu itu akan tiba dimana ia bisa berdua bersama Karin dari pagi hingga petang menghabiskan waktu bersama.
"Anak baik.. Baiklah, kalau begitu aku turun dulu, gomawo-oh tlah mengantarku dan menjemputku hari ini." Ucap Karin seraya menepuk pundak Park dan melontarkan senyum manis diwajahnya. Park membalas senyuman itu dan mengiyakan Karin turun dari mobilnya. Park senantiasa memerhatikan Karin yang memasuki gedung, memastikan ia baik dan slamat sampai ketempat tinggalnya.
...----------------...
Oke guys, makasih banyak udah setia dengan ceritanya, kalaubada saran dan lainnya boleh komen ya guys.😁👍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments